Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

TUGAS 7 Ghea PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Ghea Putri Amalina

NIM : 19105266

PRODI : MANAJEMEN SORE B SEMESTER 6

MATA KULIAH : PEREKONOMIAN INDONESIA


TUGAS 7

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

1. Apakah subjek dan objek dari indeks pembangunan manusia ? Berikan Analisa saudara
dan dijelaskan dengan memberikan contohnya

Jawaban : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu cara untuk mengukur
keberhasilan kinerja suatu Negara atau Wilayah dalam bidang pembangunan manusia
(BPS,2012). Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator untuk mengukur
taraf kualitas fisik dan non fisik penduduk (Andaiyani,2012). Indeks Pembangunan Manusia
merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang
dianggap sangat mendasar yang dilihat dari kualitas fisik dan non fisik penduduk.

Ada pun tiga indikator tersebut yaitu: indikator kesehatan, tingkat pendidikan dan ekonomi.
Kualitas fisik tercemin dari angka harapan hidup, sedangkan kualitas non fisik tercermin dari
lamanya rata–rata penduduk bersekolah, angka melek huruf dan mempertimbangkan
kemampuan ekonomi yaitu pengeluaran riil perkapital. Indonesia memiliki tiga puluh empat
(34) provinsi tentunya akan memberikan gambaran mengenai pembangunan manusia yang
bervariasi.

Pembangunan Manusia lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi lebih dari sekedar
peningkatan pendapatan dan lebih dari sekedar proses produksi komoditas serta akumulasi
modal. Alasan mengapa pembangunan manusia perlu mendapat perhatian adalah: pertama,
banyak Negara berkembang termasuk Indonesia yang berhasil mencapai pertumbuhan
ekonomi,tetapi gagal mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan. Kedua, banyak
Negara maju yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi ternyata tidak berhasil mengurangi
masalah-masalah sosial, seperti : penyalahgunaan obat, aids, alkohol, gelandangan, dan
kekerasan dalam rumah tangga. Ketiga, beberapa Negara berpendapatan rendah mampu
mencapai tingkat pembangunan manusia yang tinggi karena mampu menggunakan secara
bijaksana semua sumberdaya untuk mengembangkan kemampuan dasar manusia.
Pertumbuhan Ekonomi harus dikombinasikan dengan pemerataan hasil- hasilnya. Pemerataan
kesempatan harus tersedia,baik semua orang, perempuan maupun laki - laki harus
diberdayakan untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan keputusan-keputusan
penting yang mempengaruhi kehidupan mereka. Pembangunan Manusia merupakan paradigma
pembangunan yang menempatkan manusia (penduduk) sebagai fokus dan sasaran akhir dari
seluruh kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan atas sumber daya (pendapatan
untuk mencapai hidup layak), peningkatan derajat kesehatan (usia hidup panjang dan sehat)
dan meningkatkan pendidikan.

Seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan pemerintah dalam rangka menjalankan ke-tiga
peran yang ada maka tentunya diperlukan pula dana yang besar sebagai bentuk pengeluaran
segala kegiatan pemerintah yang berkaitan dengan ketiga peran tersebut. Pengeluaran
pemerintah ini merupakan konsekuensi dari berbagai kebijakan yang diambil dan diterapkan
melalui ketiga peran tersebut.

Pengeluaran pemerintah dapat digunakan sebagai cerminan kebijakan yang diambil oleh
pemerintah dalam suatu wilayah. Kebijakan pemerintah dalam tiap pembelian barang dan jasa
menggunakan pelaksanaan suatu program mencerminkan besarnya biaya yang akan
dikeluarkan pemerintah untuk melaksanakan program tersebut. Pengeluaran pemerintah
digunakan untuk sektor - sekotr publik yang penting, diantara kesemua sektor publik
saat ini yang menjadi prioritas pemerintah dalam mencapai pembangunan kualitas
sumber daya manusia dalam kaitannya yang tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia
adalah investasi pada sektor pendidikan dan kesehatan diharapkan investasi pada sektor ini
akan berpengaruh pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan mengurangi ke
miskinan.

Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan manusia, United
National Development Programme (UNDP) telah menerbitkan suatu indikator yaitu Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) untuk mengukur kesuksesan pembangunan dan kesejahteraan
suatu Negara. Konsep Indeks Pembangunan Manusia menurut UNDP dan Badan Pusat Statistik
(BPS,2012) mengacu pada pengukuran pencapaian pembangunan manusia berbasis sejumlah
komponen dasar kualitas hidup:

1.Angka harapan hidup untuk mengukur pencapaian dibidang Kesehatan.

2.Angka melek huruf dan rata–rata lama Sekolah untuk mengukur pencapaian dibidang
Pendidikan.
3.Standar kehidupan yang layak yang di indikasikan dengan logaritma normal dari produk
domestik regional bruto perkapital penduduk dalam peoritas daya beli.

Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial


dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat tersebut
dapat teratasi. Permasalahan – permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan,
pengangguran, buta huruf, ketahananpangan dan penegakan demokrasi. Namun persoalannya
adalah pencapaian pembangunan manusia secara parsial sangat bervariasi dimana beberapa
aspek pembangunan tertentu berhasil dan beberapa aspk pembangunan lainnya gagal.

IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam


memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh
United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara
berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).

Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM.

PERTAMA

 Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM. Angka
melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak
dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di
sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat
pendidikan antardaerah dengan baik.
 PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu
wilayah.

KEDUA, penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan


bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi
lain.

Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan baik (diskriminatif).

 Dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah, dapat
diperoleh gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi.
 PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada
suatu wilayah.
Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM dapat diartikan bahwa
capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain. Artinya, untuk
mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian
yang sama besar karena sama pentingnya.

Skor Indeks Pembangunan Manusia ini berkisar antara 0 dan 1. Semakin mendekati angka 1
semakin tinggi nilai IPM-nya dan semakin berkualitas SDM yang dimiliki oleh suatu negara.
Demikian pula sebaliknya. Indeks Pembangunan Manusia ini oleh UNDP dikelompokkan
menjadi 4 (empat) kategori, yaitu:

a. Very high HDI: untuk nilai IPM ≥ 0.800

b. High HDI: 0.700 ≤ nilai IPM < 0.800

c. Medium HDI: 0.550 ≤ nilai IPM < 0.700

d. Low HDI: nilai IPM < 0.550 (Ibid, h. 148)

Indeks Pembangunan Manusia tidak hanya dikembangkan seterusnya saja akan tetapi juga
harus menjalani pengukuran pencapaian dari keseluruhan baik daerah maupun negara. Dalam
tiga dimensi pembangunan, yaitu lama hidup, pengetahuan dan standar hidup layak. Ketiganya
diukur dengan menggunakan angka harapan hidup, pencapaian pendidikan dan pengeluaran
perkapita. (UNDP, 2009, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia).

Indeks Pembangunan Manusia jika dilihat dari pengeluaran perkapita saja, berarti hanya
melihat kemajuan status ekonomi suatu daerah atau negara. Alasannya adalah pengeluaran
perkapita atau pendapatan perkapita merupakan simbol dari pertumbuhan ekonomi yang dapat
dilihat dari peningkatan perkapita masyarakatnya. Berdasarkan pendapatan perkapita pertahun
berarti tingkat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut dapat ditekan sesuai dengan pendapatan
perkapita. Maka dapat dilihat dimensi yang jauh lebih beragam terkait dengan kualitas hidup
masyarakat.
2. Bagaimana pelaksanaan indeks pembangunan manusia ? Berikan Analisa saudara dan
dijelaskan dengan memberikan contohnya

Jawaban : Salah satu indikator terpenting yang menggambarkan keberhasilan pembangunan


ekonomi adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, itulah sebabnya dalam
perencanaan pembangunan dewasa ini pembangunan manusia senantiasa menjadi fokus utama.
Dalam konstitusi Indonesia secara eksplisit mengakui bahwa hak untuk hidup layak
merupakan hak asasi manusia yang diakui secara universal, sebagaimana UUD 1945
mengamanatkan bahwa tugas pokok pemerintah Republik Indonesia adalah “memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dengan demikian manusia adalah titik sentral dari suatu
pembangunan dimana manusia adalah subyek dan sekaligus menjadi obyek dari pada
pembangunan itu.

Pembangunan manusia menjadi penting dan perlu mendapat perhatian sebab pada
kenyataannya pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu dapat memecahkan persoalan
kesejahteraan seperti kemiskinan dan taraf hidup masyarakat secara luas, sehingga
keberhasilan pembangunan dewasa ini seringkali dilihat dari pencapaian kualitas Sumber Daya
Manusia.

Untuk menghasilkan manusia yang berkualitas tentu diperlukan upaya-upaya untuk


meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pemerintah melakukan pengeluaran atau
investasi yang ditujukan untuk pembangunan manusia. Pengeluaran pemerintah merupakan
cerminan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Kebijakan alokasi anggaran atas seluruh
daya dan dana yang dimiliki daerah untuk meningkatkan seluruh kebutuhan pelayanan publik
sehingga tercapai kesejahteraan sosial masyarakat, tentunya dalam hal ini yang menjadi
prioritas adalah pelayanan publik menyangkut sektor pendidikan, kesehatan dan perekonomian
yang menjadi inti dari konsep pembangunan manusia.

Adanya desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, memberikan kewenangan kepada pemerintah
daerah untuk melakukan penganggaran pengeluaran pembangunan di sektor-sektor pendukung
untuk meningkatkan IPM.

Selain dari sisi pengeluaran pemerintah, kondisi sosial ekonomi masyarakat juga dapat
mempengaruhi IPM adalah pengangguran. Pembangunan sektor ketenagakerjaan juga
merupakan bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia. Pengangguran
menyebabkan tingkat kemakmuran masyarakat tidak maksimal sedangkan tujuan akhir dari
pembangunan itu adalah untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Jika
tingkat pengangguran di suatu daerah tinggi maka akan menghambat pencapaian tujuan
pembangunan ekonomi. Pendapatan masyarakat berkurang sehingga daya beli masyarakat
menurun, pendidikan dan kesehatan yang menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas manusia
juga tidak dapat tercukupi.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengingatkan pada pembangunan dalam arti luas,
bukan hanya dalam bentuk pendapatan yang lebih tinggi, tetapi dimensi kesehatan dan
Pendidikan juga merupakan tujuan pembangunan yang fundamental. Kita tidak sependapat bila
suatu negara yang mempunyai penduduk berpendapatan tinggi, tetapi tidak berpendidikan,
kesehatannya tidak terpelihara dengan baik sehingga harapan hidupnya lebih singkat dari pada
penduduk suatu negara yang lain di dunia telah mencapai tingkat pembangunan yang lebih
tinggi dari pada negara yang berpendapatan rendah tetapi usia harapan hidup dan kemampuan
baca tulisnya lebih tinggi (Nehen, 2012).

Untuk mewujudkan kesejateraan umum secara luas sebagaimana yang diamanatkan dalam
UUD 1945 maka diperlukan kebijakan pemerintah yang komprehensip, bukan hanya
menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada penanganan ketimpangan
pendapatan, perluasan kesempatan kerja dan tingkat pendidikan dan kesehatan yang lebih baik.

PDRB sebagai indikator pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat


yang ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) karena dengan pembangunan
ekonomi terjamin peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui penciptaan
kesempatan kerja.

Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan yang penting. Berdasarkan teori
pertumbuhan ekonomi dari Harrod-Domar dinyatakan bahwa investasi merupakan salah satu
komponen pertumbuhan ekonomi, artinya bila suatu daerah investasinya rendah maka tingkat
pendapatan masyarakat perkapita dan pertumbuhan ekonominya juga rendah karena tidak ada
kegiatan ekonomi demikian sebaliknya (Todaro, 2006). Investasi memberikan peran dalam
pertumbuhan ekonomi khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama,
investasi dapat menciptakan pendapatan, dan kedua, investasi memperbesar kapasitas produksi
perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal (Jhingan, 1999 : 291). Kenaikan jumlah
investasi akan menyebabkan sektor produktif bergerak, yang efeknya akan meningkatkan
lapangan kerja dan meningkatkan Indeks Daya Beli yang bermuara pada peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).

Secara teori tingkat pengangguran mempunyai pengaruh berbanding terbalik terhadap Indeks
Pembangunan Manusia, dimana efek dari pengangguran akan menurunkan kesejahteraan
masyarakat, semakin menurun kesejahteraan masyarakat karena pengangguran maka akan
menurunkan Indeks Pembangunan Manusia di karenakan tidak dapat memiliki pendapatan
untukmemenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan. Demikian
pula sebaliknya, dengan menurunnya tingkat pengangguran maka akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang akan memberi pengaruh terhadap kenaikan Indeks
Pembangunan Manusia.

Hakekat pembangunan dalam suatu wilayah adalah proses multidimensional yang mencakup
perubahan yang mendasar meliputi struktur- struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan
institusi-institusi nasional dengan tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi,
penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan juga
merupakan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara
keseluruhan tanpa mengabaikan kerjasama, kebutuhan dasar, dan keinginan mayoritas individu
maupun kelompok sosial yang ada untuk bergerak maju menuju suatu kondisi yang lebih baik.

Dapat dikatakan bahwa pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu
masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian proses sosial, ekonomi dan
institusional demi mencapai kehidupan yang lebih baik. Apapun komponen spesifik atas
"kehidupan yang lebih baik" itu, pembangunan di semua masyarakat paling tidak memiliki tiga
tujuan inti yaitu peningkatan ketersediaan kebutuhan pokok, peningkatan standar hidup,
dan perluasan pilihan ekonomis dan sosial setiap individu.

Untuk melaksanakan pembangunan yang secara adil dan merata, isu strategis yang menjadi
tantangan pembangunan nasional adalah tingkat kemiskinan yang masih tinggi dan semakin
bertambahnya penduduk miskin. Adanya kemiskinan di dalam suatu wilayah merupakan potret
bahwa pembangunan itu secara umum kurang berhasil sehingga pada dasarnya keberhasilan
pembangunan suatu wilayah tergantung pada kegiatan pembangunan dan pemerataan hasil-
hasilnya.
Secara sederhana, pembangunan dapat dimaknai sebagai usaha atau proses untuk melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya Pembangunan bersifat multi
dimensional dan memiliki berbagai kompleksitas masalah. Proses pembangunan terjadi
disemua aspek kehidupan masyarakat, baik aspek ekonomi, politik, sosial, maupun budaya.
Sebagai bagian dari cabang ilmu pengetahuan, konsep dan pemikiran mengenai Pembangunan
telah mengalami perkembangan yang pesat

Pada awal pemikiran tentang pembangunan seringkali dijumpai pemahaman yang


mengasosiasikan pembangunan dengan perkembangan, pembangunan dengan modernisasi,
bahkan pembangunan dengan westernisasi.Model pemikiran ini telah mengantarkan sejumlah
negara sedang berkembang memasuki tahapan modernisasi dan industrialisasi sebagai titik
lompatan menuju kehidupan yang maju dan sejahtera. Namun paradigma pembangunan
tersebut banyak menuai kritik karena hasil dari pembangunan telah menciptakan pula
ketimpangan dan kesenjangan, kerusakan ekologi, serta membelenggu kebebasan asasi
manusia.Paradigma pembangunan yang bersifat materialistik ini mengukur pencapaian hasil
pembangunan hanya dari aspek fisik yang dikuantifikasi dalam perhitungan matematik dan
angka statistik, sehingga cenderung mengabaikan dimensi manusia sebagai subyek utama
pembangunan dan menegaskan harkat dan martabat kemanusiaan.

Pemikiran kontemporer mengenai pembangunan telah menempatkan kembali manusia sebagai


subyek atau pusat dari proses pembangunan. Lembaga PBB yang dibentuk untuk menangani
masalah pembangunan ( United Nations Development Programme/UNDP) telah membuat
definisi khusus mengenai pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas
pilihan-pilihan bagi manusia (a process of enlarging people’s choices). Dalam konsep tersebut
manusia ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate end), sedangkan upaya pembangunan
dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu.Tujuan utama dari pembangunan adalah
menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi penduduknya untuk menikmati umur
panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif. Premis penting yang dikembangkan
dalam pembangunan manusia adalah mengutamakan manusia sebagai pusat perhatian (bukan
sebagai alat atau instrument) dan memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia secara
keseluruhan (tidak hanya terbatas pada peningkatan pendapatan atas aspek ekonomi semata).
3. Apakah manfaat mempelajari indeks pembangunan manusia ? Berikan Analisa saudara
dan dijelaskan dengan memberikan contohnya

Jawaban : Sebagai sumber pengetahuan dalam bidang indeks pembangunan manusia mengenai
pengaruh indeks kesehatan, indeks daya beli, dan indeks pendidikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.

IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun
kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).IPM dapat menentukan peringkat atau level
pembangunan suatu wilayah/negara.

Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja
Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum
(DAU).

Dalam sistem pengukuran dan monitoring pembangunan manusia, idealnya mencakup banyak
variabel untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif. Namun, terlalu banyak indikator
akan memberikan gambaran yang membingungkan. Isu ini menjadi perhatian penting
dalam pengukuran pembangunan manusia.

Sejak pertama kali diperkenalkan oleh UNDP, berbagai kritik tentang IPM terus bermunculan.
Kritikan tajam muncul terutama tentang pilihan indikator, penimbang, formula agregasi,
konsep, dan lain sebagainya. Terlepas dari berbagai kritikan yang muncul, konsep
pembangunan manusia yang diperkenalkan oleh UNDP cukup mencuri perhatian media.

Popularitas pembangunan manusia cukup tinggi. Bahkan, popularitasnya melampaui


pertumbuhan ekonomi selama 2004 hingga saat ini. Meskipun tren popularitas pembangunan
manusia kian menurun, pembangunan manusia cukup dapat diterima masyarakat internasional
sepertipertumbuhan ekonomi.

Indeks Pembangunan Manusia menjadi salah satu indikator yang penting dalam melihat sisi
lain dari pembangunan. Manfaat penting IPM antara lain sebagai berikut :

 IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam


upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
 IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu
wilayah/negara.
 Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai
ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu
alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

Anda mungkin juga menyukai