Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Komunikasi - Reno Miftahul Hasanah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

RESUME KONSEP DASAR KOMUNIKASI

DOSEN:

OLEH :

NAMA : RENO MIFTAHUL HASANAH

NIM : PO71201210069

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAMBI


PRODI DIV ALIH JENJANG JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin
communicationem atau communicatio atau communicare yang berarti untuk berbagi,
menyampikan, menginformasikan, bergabung, bersatu, berbagi dalam; secara harfiah
juga bisa diartikan communis yang berarti “'sama”. Secara sederhana komunikasi
dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan (komunikator) dan
orang yang menerima pesan (komunikan) .Oleh sebab itu, komunikasi bergantung
pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya
(communication depends on our ability to understand one another).
Keperawatan merupakan sebuah cabang ilmu yang memberikan pelayanan
kesehatan secara holistik meliputi aspek biopsikososio spiritual. Keberhasilan
pelayanan kesehatan tersebut sangat tergantung pada komunikasi yang terjadi antara
perawat dan klien. Keberhasilan komunikasi seorang perawat tidak hanya didukung
oleh pengetahuan saja namun harus didukung oleh kemampuan interpersonal, tehnik
komunikasi, serta skill yang baik.
Adapun tujuan komunikasi tujuan antara lain yaitu:
a. Menyampaikan ide/informasi/berita Kalau kita melakukan komunikasi dengan
orang lain, tujuan utamanya adalah sampainya atau dapat dipahaminya apa
yang ada dalam pikiran kita atau ide kita kepada lawan bicara. Dengan
demikian, ada satu kesamaan ide antara apa yang ada dalam pikiran
komunikator dan komunikan.
b. Memengaruhi orang lain Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain
secara kita sadari ataupun tidak kita sadari akan memengaruhi perilaku orang
lain. Secara sadar, jika kita berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang,
kita berharap bahwa orang yang kita motivasi akan melakukan hal sesuai
dengan yang kita inginkan. Secara tidak kita sadari, jika pada saat kita
memotivasi menunjukkan wajah yang serius, kita akan membuat lawan bicara
antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan
kepada dirinya.
c. Mengubah perilaku orang lain Komunikasi bertujuan mengubah perilaku,
maksudnya jika kita bicara dengan seseorang yang berperilaku berbeda
dengan norma yang ada dan kita menginginkan.
2. Fungsi Komunikasi
a. Sebagai Alat Kendali Fungsi komunikasi yang pertama adalah sebagai alat kendali
atau kontrol. Dalam hal ini alat kendali berarti dengan komunikasi maka perilaku
individu dapat dikontrol dengan penyampaian aturan yang harus dipatuhi.
b. Sebagai Alat Motivasi Komunikasi yang baik dan persuasif dapat meningkatkan
motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu. Menyampaikan informasi yang
dapat diraih dalam kehidupan akan membangun motivasi seseorang.
c. Sebagai Ungkapan Emosional Berbagai perasaan yang ada di dalam diri seseorang
dapat diungkapkan kepada orang lain dengan cara berkomunikasi. Emosi ini bisa
persaan senang, marah, kecewa, gembira, dan lain-lain.
d. Sebagai Alat Komunikasi Dengan berkomunikasi maka kita dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh orang lain atau kelompok sehingga dengan
informasi itu maka proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik.
3. Tingkatan Komunikasi
a. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication) Yaitu komunikasi yang
terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui
panca indera dan sistem syaraf manusia.
b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication) Yaitu kegiatan
komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak
komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil
komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik.
Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari
dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
c. Komunikasi Kelompok (Group Communication) Yaitu komunikasi yang
berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan
Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok
sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh
maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri
atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan
karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
d. Komunikasi Organisasi (Organization Communication) Yaitu pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi .
4. Jenis-jenis Komunikasi
a. Komunikasi verbal (verbal communication) Merupakan bentuk komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau
lisan (oral).
b. Komunikasi non verbal (non verbal communication) Banyak komunikasi verbal
tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non
verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal,
orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai berbagai macam persaaan
orang, baik rasa senang, benci, cinta, dan berbagai macam perasaan lainnya.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat,
ekspresi wajah, sandi, simbolsimbol, warna dan intonasi suara.
c. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi
dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak.
d. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal
maupun nonverbal berlangsung secara langsung.
e. Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok
kecil orang (small-group communication).
f. Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan
sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu.
g. Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang
lebih besar dari komunikasi kelompok.
h. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan
media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang
yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar,
anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara
serentak, cepat dan selintas.
5. Karakteristik dasar komunikasi
Adapun karakteristik dasar komunikasi yaitu :
a. komunikasi sebagai suatu proses, artinya bahwa komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan
satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
b. komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan, artinya
komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta
sesuai dengan tujuan atau keinginan-keinginan dari pelakunya.
c. komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang
terlibat, maksudnya kegiatan komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila
pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat
dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang
dikomunikasikan.
d. komunikasi bersifat simbolis. Artinya komunikasi pada dasarnya merupakan
tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambing-lambang, misalnya
bahasa.
e. komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi pada dasarnya menuntut dua
tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan
secara seimbang atau proposional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam
komunikasi.
f. komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Artinya, bahwa pelaku
komunikasi tidak harus hadir pada ruang dan waktu yang sama. Dengan adanya
berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, faksimili, teleks dan lain-
lain (Fajar, 2009: 33-34).
6. Model-model komunikasi
a. Model Lasswell
Salah satu model komunikasi yang paling tua tetapi masih digunakan orang
untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell, seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia menggunakan lima
pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi
yaitu, who (siapa), says what (apa yang dikatakan), in which channel (saluran
komunikasi), to whom (kepada siapa), with what effect (unsur pengaruh/efek).
1) who tersebut adalah menunjuk kepada siapa yakni orang yang mengambil
inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai komunikasi ini dapat
berupa seseorang atau sekelompok orang seperti organisasi suatu
persatuan.
2) says what atau apa yang dikatakan, pertanyaan ini berhubungan dengan isi
komunikasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut.
3) to whom, pertanyaan ini maksudnya menanyakan siapa yang menjadi
audience atau penerima dari proses komunikasi.
4) in which channel atau melalui media apa, yang dimaksudkan dengan
media adalah alat komunikasi seperti berbicara, gerakan badan, sentuhan,
kontak mata, radio, televisi, surat, buku, gambar, dan lain-lain.
5) with what effect atau apa efek dari komunikasi tersebut. Pertanyaan
mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan dua hal yaitu apa yang
ingin dicapai dan apa yang dilakukan seseorang sebagai hasil dari
komunikasi.
b. Model Shannon dan Weaver
Salah satu model awal komunikasi adalah model yang dikemukakan oleh
Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam bukunya The
Mathematical Theory of Communication. Model ini sering disebut model
mathematis/model teori informasi, karena mempunyai pengaruh paling kuat dari
model komunikasi lainnya.
Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver adalah gangguan
(noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini bisa berupa
interferensi statis atau suatu panggilan telepon, musik yang sangat keras atau
sirine di luar rumah. Menurut Shanon dan Weaver, gangguan ini selalu ada dalam
saluran bersama pesan tersebut yang diterima oleh penerima.
c. Model Westley dan MacLean
Model Westley dan MacLean merupakan model perluasan dari model
Lasswell dan model Shannon and Weaver, yaitu dengan menambahkan jumlah
peristiwa, gagasan, dan objek yang tidak terbatas, tepatnya model ini tidak
membatasi pada tingkat individu, bisa juga terjadi pada aktivitas suatu kelompok
atau suatu lembaga sosial, karena menurut pendapat Westley setiap individu,
kelompok atau sistem mempunyai kebutuhan untuk mengirim dan menerima
pesan sebagai sarana orientasi terhadap lingkungan. Lebih singkatnya model ini
merumuskan antara komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa.
d. Model Osgood-Schramm
Model sirkuler Osgood dan Schramm ini menggambarkan suatu proses yang
dinamis. Pada model ini sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang
sederajat.9 Pesan ditransmisikan melalui proses encoding dan decoding.
Hubungan antara encoding dan decoding layaknya sumber (encoder) dan
penerima (decoder) yang saling mempengaruhi satu sama lain. Namun, pada tahap
berikutnya penerima (encoder) dan sumber (decoder), interpreter berfungsi ganda
sebagai pengirim dan penerima pesan. Berbeda dengan model linear, dalam model
ini semua pihak yang berkomunikasi saling memiliki peran sebagai pengirim. Hal
ini dimungkinkan karena keduanya saling berbagi pengalaman, sehingga masing-
masing juga mengharapkan respon dari pihak lainnya.
e. Model Interaksional
Model interaksional berbeda dengan model linier lainnya, model ini
menganggap manusia jauh lebih aktif. Para peserta komunikasi menurut model
interaksional adalah orangorang yang mengembangkan potensi manusiawinya
melalui interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut sebagai pengambilan
peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai
dengan orang terdekatnya seperti keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap
permainan terus berlanjut hingga ke lingkungan luas dalam suatu tahap yang
disebut tahap pertandingan.
7. Penerapan model dalam komunikasi keperawatan
8. Hambatan dalam proses komunikasi
a. Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi,
baik komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam
komunikasi meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
b. Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan.
Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan
bahasa yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
c. Hambatan fisik Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas
komunikasi. Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar
individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
d. Hambatan lingkungan Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh
manusia sebagai peserta komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang
turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan
oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan
yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan
lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta
waktu.
9. Komunikasi dalam konteks sosial budaya, cultural diversity, dan keyakinan
Komunikasi dalam konteks sosial, dimana manusia adalah makhluk sosial
yang tidak dapat hidup tanpa manusia lain, karena itu dalam menjalin hubungan
dengan manusia lain memerlukan komunikasi. Komunikasi yang digunakan terdiri
dari visual, audio, audiovisual, dan sebagainya. Sedangkan dalam konteks budaya,
pesan baik verbal maupu nonverbal sebenarnya terikat dengan budaya. Jika dua orang
melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada
kecenderungan pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk di komunikasikan.
Dalam keperawatan budaya mempengaruhi cara klien dan perawat melakukan
komunikasi satu sama lain dalam berbagai situasi. Pengaruh budaya menetapkan batas
bagaimana seorang bertindak dan berkomunikasi.
Komunikasi dalam konteks keyakinan, Keyakinan agama dan Keyakinan
Spiritual adalah bagian integral dari keyakinan budaya seseorang dan dapat
memperngaruhi keyakinan klien mengenai penyebab penyakit, praktek penyembuhan,
dan pilihan tabib atau pemberi perawatan kesehatan. Keyakian spiritual dan agama
dapat menjadi sumber kekuatan dan kenyamanan bagi klien. Perawat yang memiliki
keyakinan yang sama dengan kliennya cenderung lebih mudah memahami dan
mengambil tindakan untuk menangani kliennya. Perawat professional harus bisa
memahami,mengantisipasi dan mengambil tindakan yang tepat terhadap klien yang
berbeda keyakinan terhadap perawat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/40472/3/BAB%20II.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/12650/5/Bab%202.pdf
https://www.slideshare.net/yesiakd/komunikasi-dalam-konteks-sosial-dan-budaya-
28611147
http://bellasasa1234.blogspot.com/2015/09/makalah-komunikasi-dalam-konteks-
sosial.html

Anda mungkin juga menyukai