Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Isbd (Ilmu Sosial Budaya Dasar)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

(Zalumin Amd. Kep., SKM., M.kes)

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

(ISBD)

Nama : WA ODE APRIYANI

Nim :

Prodi : S1 Gizi

STIKES BUDI MULIA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah sederhana ini yang berjudul "Makalah Manusia dan Kebudayaan".

Saya sampaikan terimakasih kepada dosen dan semua pihak yang senantiasa
membantu dalam kelancaran makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari pihak manapun senantiasa
akan kami terima untuk menjadikan makalah ini sesuai dengan harapan. semoga
makalah ini mendapat perhatian dan bermanfaat bagi semuanya, sehingga dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makluk tuhan di ciptakan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secra turun temurun.
Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari kegiatan-kegiatan yang sudag
diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia memiliki kehidupa yang sangat rumit, mereka tidak dapat hidup sendiri, oleh
karena itu mereka pasti memilik hubungan dengan segala sesuatu di dalam ruang
lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang pencipta, sesama manusian
lingkungan sekitarnya maupun dengan mahkluk lain di alam ini. Semua aspek relasi
hidup tersebut haruslah terpenuhi secara merata.

Tentunya manusia perlu beradatasi dengan keadaan lingkungan hidup di sekitarnya


karena itu merupakan tahap awal pembelajaran untuk dapat menjadi pribadi yang
berkuallitas. Dimulai dari pemahaman tentang norma dan nilai yang berlaku sampai
kepada ilmu pengetahuan yang luas.

Sosolisasi antara sesama manusia yang berwawasan akan membentuk suatu


kebudayaan, kebudayaan tersebut akan menjdi suatu bukti perkembangan hidup
manusia.

Manusia merupakan salah satu dari mahluk hidup yang secara tidak langsung
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup sekitarnya, baik secara vertikal maupun
horizontal, setiap manusia memiliki banyak kebutuhan untuk bertahan hidup,
kebutuhan tersebut didapatkan dari linkungan, oleh karen itu lingkungan memegang
peranan yang penting dalam kehidupan manusia.

3
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terkandung dalam makalah ini meliputi :

1. Pengertian manusia dan hakekatnya

2. Apa saja unsur-unsur yang membangun manusia?

3. Bagaimana kepribadian bangsa timur?

4. Apa saja yang dimaksud dengan kebudayaan?

5. Apa saja unsur-unsur kebudayaan?

6. Bagaima kaitan manusia dengan kebudayaan?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada penulis dan juga
sebagai belajaran bagi penulis, disamping itu, penulis makalah ini juga diharapkan
untuk :

1. Dapat mengetahui apa itu manusia dan hakekat manusia

2. Dapat mengetahui apa saja unsur-unsur yang membangun manusia

3. Dapat memahami tentang bagaimana kepribadian bangsa timur

4. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kebudayaan

5. Mengetahui apa saja unsur-unsur dari kebudayaan

6. Dapat mengetahui bagaimana manusia dengan kebudayaan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Manusia dan Hakekatnya

Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap
manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens
” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo
” yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam membedakan
manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi
dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di
dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling
tinggi di antara ciptaan yang lain.

Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci
mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.

Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu

Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda
dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai
individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu merealisasikan
kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus
menerus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialami
dan pertumbuhan yang ada pada dirinya.Setiap manusia senantiasa akan berusaha
mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan
mempertahankan hidupnya

5
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan
hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah
zoom politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu.

2.2 Unsur-unsur yang Membangun Manusia

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun.
Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang


peranan yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di
pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-
jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong
dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak
dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.

Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab
pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu manusia
berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang akan
menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.

Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:

1. Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati
ruang dan waktu.

2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.

6
3. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.

4. Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.
( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).

Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:

1. Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id
merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual
menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang
harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung
melalui mimpi atau khayalan.

2. Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan


Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip
realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.

3. Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia
lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud,
dalam Brennan, 1991; hal 205-206).

2.3 Kepribadian Bangsa Timur

Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan


masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang
menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai
sifat teposeliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa
timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea,
dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara
Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.

Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan
dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara
yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya
masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata

7
dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh
dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu
nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut
merupakan ciri khas kepribadian yang unik.

Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah
masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan
oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan
upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah
Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian
barong.

2.4 Pengertian Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal,
kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan
bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan
unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar
sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan
ikhtiar manusia.

Kebudayaan, cultuur (bahasa belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah (bahasa arab),
berasal dari perkataan latin “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan,
menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi
arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.

Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama
(Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan
kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya.
Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada
pengertian sebagai berikut :

1. Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.

8
2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering
disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.

Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai

keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Sedangkan
Koentjaraningrat. Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil
budi pekertinya

2.5 Unsur-Unsur Kebudayaan

Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu system religi
dan upacara keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan,
system mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta
kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut.

1. Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai homo
religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap
bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat
“menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga
menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk
membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan
usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo


socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia
membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang
merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan, merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens.


Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari
pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui,
kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan
pengetahuan ini menyebar luas.

9
4. Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia sebagai homo
economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

5. Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai homo
faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang
dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus
mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih
mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.

6. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia
pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan
dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.

Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk
memenuhi kebutuhan psikisnya.

2.6 Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain.
Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari
berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik),
makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya
merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan
antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya
peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang
membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan,
karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.

Dialektis

10
Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan
ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua
posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih
lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan
sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan
atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis
dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan
antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut
disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis
dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai
aufgehoben.

Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia
adalah sama dengan isi kesadaran Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan
Fichte. Hegel memperdalam pengertian sintesis. Di dalam sintesis baik tesis maupun
antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman
ini mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi
tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan
dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan
antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling mengucilkan.

3 Tahap Proses Dialektis

Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan


membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan
manusia

Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan
demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan
membentuk perilaku manusia.

Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.


Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat

11
hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun.
Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur
yang membangun manusia.

Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:

1. Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati
ruang dan waktu.

2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.

3. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.

4. Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.
( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).

Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:

12
1. Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id
merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual
menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang
harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung
melalui mimpi atau khayalan.

2. Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan


Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip
realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.

3. Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia
lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud,
dalam Brennan, 1991; hal 205-206).

Dalam kehidupan manusia mempunyai hakekatnya. Hakekat manusia adalah sebagai


berikut :

1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.

3. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya.

5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati

6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan


dengan potensi yang tak terbatas

7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.

13
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup
di dalam lingkungan sosial.

Dari setiap kebudayaan yang ada manusia mempunyai kepribadian masing-masing


contohnya kepribadian budaya timur. Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu
karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia &
Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang
terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan
kepribadian yang mempunyai sifat teposeliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi.
Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat.

Sedangkan pengertian kebudayaan itu sendiri berasal dari kata budh dalam bahasa
Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya
(majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya.
Dalam kebudayaan ada unsur-unsurnya. Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam
kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan, system organisasi
kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system
tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Selain unsur kebudayaan, masalah
lain yang juga penting dalam kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum
mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan bendaniah (material)
yang memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan dirasa. Sehingga lebih konkret atau mudah
dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja.
Oleh karena itu, kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami.

Kebudayaan juga mengalami perubahan, perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan


dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur
kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya
bagi kehidupan. Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan
berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai
hubungan dengan masyarakat lainnya. Ada lima masalah pokok kehidupan manusia
dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn
dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah:

(1) masalah hakekat hidup,

(2) hakekat kerja atau karya manusia,

14
(3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu,

(4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan

(5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya
merupakan satu kesatuan. Dalam kebudayaan juga ada yang disebut dengan dialektis.
Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada 3 proses dalam
dialektis.

Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan


membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan
manusia

2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan
demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan
membentuk perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.


Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat
hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.

15
DAFTAR PUSAKA

https://www.scribd.com/doc/223211546/Makalah-ISBD-manusia-dan-kebudayaan

http://rieffraff.blogspot.co.id/2015/03/makalah-isbd-manusia-sebagai-makhluk.html

https://terapiwicarasolo.files.wordpress.com/2014/02/bab-2-pengertian-kebudayaan.pdf

16
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

BAB 1

PENDAHULUAN.........................................................................................................3

Latar belakang

Rumusan masalah

Tujuan penelusuran

BAB II

PENGERTIAN MANUSIA DAN HAKEKATNYA...................................................

Pengertian manusia sebagai makhluk individual

Pengertian manusia sebagai makhluk sosial

UNSUR-UNSUR YANG MEMBANGUN MANUSIA................................................

KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR...............................................................................

PENGERTIAN KEBUDAYAAN....................................................................................

UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN.................................................................................

KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN................................................................

17
BAB III

KESIMPULAN.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16

18

Anda mungkin juga menyukai