Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Proposal Tesis Aisyah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

DAYA SAING LEMBAGA PENDIDIKAN DI ERA PANDEMI


COVID 19 (Studi Multi Kasus di SMPN 1 Boyolangu dan SMPN
2 Sumbergempol)

PROPOSAL TESIS

OLEH:

AISYAH ELIN ZANAINI

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCA SARJANA UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2021
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
DAYA SAING LEMBAGA PENDIDIKAN DI ERA PANDEMI
COVID 19 (Studi Multi Kasus di SMPN 1 Boyolangu dan SMPN
2 Sumbergempol)

PROPOSAL TESIS

Disusun dalam rangka memperoleh gelar Magister Pendidikan Agama Islam


(M.Pd) Program Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung)

OLEH:

AISYAH ELIN ZANAINI

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCA SARJANA UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Tesis dengan judul “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan


Daya Saing Lembaga Pendidikan di Masa Pandemi Covid 19 ( Studi
Multisitus di SMPN 1 Boyolangu dan SMPN 2 Sumbergempol) yang ditulis
oleh Aisyah Elin Zanaini, ini telah diperiksa dan disetujui serta layak
diseminarkan.

Tulungagung, Agustus 2021


Mengetahui,
A. Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak
didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan
harus diselenggarakan sesuai dengan sistem pendidikan nasional. Menurut
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab I Pasal I menyatakan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.1

Peraturan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20


Tahun 2003 di atas sudah menjelaskan fungsi pendidikan nasional bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan mengembangkan seluruh potensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Melalui pendidikan seorang anak dipersiapkan untuk menjadi masyarakat


yang cerdas dan berguna bagi Nusa dan Bangsa. Sehingga pemerintah harus
mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia mengingat begitu
pentingnya pendidikan bagi bangsa dan pembangunan. Proses yang terjadi di
dalam pendidikan membawa perubahan pada tingkah laku individu, kehidupan
pribadi individu maupun kehidupan masyarakat dan sekitarnya. Seperti halnya
pendidikan bertujuan menumbuhkan manusia yang berkembang untuk
meningkatkan mutu dan martabat sebagai perwujudan pembangunan nasional,
pendidikan dalam Islam juga merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan

1
Republik Indonesia. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Cet, II: Jakarta: Sinar Grafika, 2005) hal. 2
manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk
menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai khalifah fi ardhi
(pemelihara) pada alam semesta ini. Dengan demikian, fungsi utama pendidikan
adalah mempersiapkan generasi penerus dengan kemampuan dan keahliannya
yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah
lingkungan masyarakat.2

Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan perkembangan


yang cukup pesat. Dengan adanya kemajuan dan perkembangan dalam bidang
pendidikan diharapkan dapat meningkatkan segala aspek kehidupan yang ada
dalam suatu bangsa, sebab suatu bangsa akan mengalami kemajuan apabila
dalam pendidikan rakyatnya berkembang pula. Pada dasarnya dalam pendidikan
memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang berlandaskan pada
agama. Pendidikan mengubah semuanya, pendidikan dapat mengubah manusia
dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak baik menjadi baik. Manusia dalam
kehidupannya selalu melakukan kegiatan belajar. Manusia belajar sejak lahir dan
dilakukan secara terus-menerus selama dia merasa hidup, karena manusia di
samping sebagai makhluk biologis manusia juga merupakan makhluk sosial dan
budaya, yang selalu berusaha untuk berkembang ke arah lebih baik.

ّ ‫تّٖ ّّأَي‬
ّّْ‫ٖنَ ّ َّما ّتَ ُكونُوا‬ ِّ ‫َو ِل ُكلّّٖ ّ ِوجّٖ َهةٌ ّه َُو ّ ُم َو ِلي َهاّٖ ّفَٱسّٖتَ ِبقُواْ ّٱلّٖخَيّٖ َٰ َر‬
ّّّّٖ‫ّٱَّللّ َعلَ َٰىّ ُك ِلّشَيّٖءّّٖقَّدِير‬ ‫َيأّٖتِّ ِب ُك ُم ه‬
َ ‫ّٱَّللُّ َج ِمي ًعاّّٖ ِإ هن ه‬

Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.
Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.

2
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011) hal. 61
Sekolah yang ingin bersaing harus menerapkan strategi yang benar bukan
menempatkan sekolah lain seperti musuh dalam peperangan, tetapi sebagai
sekolah yang ibaratnya mau diajak berlomba-lomba dalam kebaikan. Muthoifin
pernah mengungkapkan bahwa suatu harapan atau tujuan dalam Islam tentunya
harus dilalui dengan proses yang benar, lurus dan sesuai dengan aturan yang ada.
Sebaliknya, jika jalan yang dilalui itu tidak sesuai dengan prosedur, maka sebesar
apapun harapan yang diimpikan sungguh sangat mustahil untuk diwujudkan. 3
Memasuki masa saat ini yang mana sedang terjadinya pandemi covid 19 yang
menjadikan kendala pembelajaran di sekolah-sekolah. Padahal keberhasilan
jalannya sekolah lebih banyak di tentukan oleh ketangguhan kepala sekolah.
Kepala sekolah yang tangguh akan banyak mewarnai dan menyegarkan kembali
suasana sekolah.4 Abdullah Mukti dalam buku Mohamad Ali menyatakan bahwa
sepuluh penyebab keterpurukan Sekolah Islam yakni krisis kepemimpinan kepala
sekolah, minimnya pembinaan dari pihak penyelenggara, putusnya jalan
komunikasi dengan masyarakat dan dari pihak penyelenggara, tata
kelola/manajemen sekolah yang tidak tertata dengan baik, sumber daya manusia
yang dimiliki sepenuhnya di curahkan untuk pengembangan sekolah, konflik
kepentingan di tingkat internal sekolah, tata keuangan tidak transparan dan
akuntabel, jumlah perolehan siswa sangat minim kondisi fisik sekolah tidak
terawat sehingga kusam dan kotor, dan tidak ada terobosan program unggulan
atau ciri khusus sebagai sekolah Islam. 5
Menurut Kotler & Keller brand image adalah proses dimana seseorang
memilih, mengorganisasikan, dan mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti. 6Sedangkan brand image menurut
Kotler& Amstrong adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai sebuah

3
Muthoifin, Man Jadda Wajada dalam Kisah 12 Menit: Studi Nilai-Nilai Bijak Motivasi dan
Implikasi, (The 4th University Research Coloquium, 2016), ISSN 2407-9189 Hal. 68
4
Mohamad Ali. Reinvensi Pendidikan Muhammadiyah.. (Jakarta: Al-Wasat Publishing
House. 2010), Hal 122
5
Mohamad Ali, Menggerakkan Pendidikan Muhammadiyah; Memupuk Nilai-Nilai
Keunggulan untuk Membangun Perguruan Berkemajuan, (Surakarta: Muhammadiyah University
Press, 2020). Hal. ix
6
Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,
2008), Hal. 260
merek tertentu.7 Dapat dijelaskan bahwa brand image merupakan hasil persepsi
oleh konsumen lembaga pendidikan terkait atribut yang melekat lembaga
pendidikan tersebut. Citra merek tidak terbentuk dengan sendirinya, ia terbentuk
dengan waktu yang lama dan dari apa yang dipersepsikan oleh konsumen
pendidikan. Lembaga pendidikan dituntut mampu memunculkan kesan-kesan
positif melalui prestasi-prestasi maupun keunggulan yang kompetitif serta mampu
menjadi citra yang baik dimata masyarakat. Karena citra yang positif dari para
pengguna layanan merupakan pengalaman yang menunjukan bahwa mereka
percaya, merasa puas, loyal dan pada gilirannya akan mampu menjalin kerja sama
yang saling menguntungkan. Menurut Huddleston yang dikutip oleh Alma,

komponen tersebut antara lain: academic reputation, school appearance, cost

personal attention, location, career placement, social activities, program study

and size. Keseluruhan komponen tersebut saling berhubungan dan menimbulkan

daya tarik, yang akhirnya akan membentuk citra terhadap lembaga pendidikan,

sudah seharusnya mendapat perhatian khusus bagi manajemen sekolah/madrasah. 8

Hal ini yang menjadi perhatian kepala sekolah untuk meningkatkan daya
saing di masa pandemi covid 19. Oleh karena itu muncul sebuah penelitian
dengan judul “STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
DAYA SAING LEMBAGA DI MASA PANDEMI COVID 19 ( Studi Multisitus
di SMPN 1 Boyolangu dan SMPN 2 Sumbergempol).

B. Fokus Penelitian

Beberapa masalah maka peneliti membatasi fokus permasalahan pada:

1. Bagaimana Perencanaan Strategi Kepala Sekolah dalam meningkatkan


daya saing lembaga di masa pandemi covid 19 ?

2. Bagaimana Pelaksanaan Strategi Kepala Sekolah dalam meningkatkan


daya saing lembaga di masa pandemi covid 19 ?

7
Philip Kotler&Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta:Indeks, 2001), Hal. 225
8
Buchari Alma, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2008), Hal.. 57
3. Bagaimana Evaluasi Kepala Sekolah dalam meningkatkan daya saing
lembaga di masa pandemi covid 19?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam pembahasan ini adalah


sebagai

berikut :

1. Untuk memaparkan Perencanaan strategi Kepala Sekolah dalam

meningkatkan daya saing lembaga di masa pandemi covid 19.

2. Untuk memaparkan Pelaksanaan strategi Kepala Sekolah dalam

meningkatkan daya saing lembaga di masa pandemi covid 19.

3. Untuk memaparkan Evaluasi Strategi Kepala Sekolah dalam

meningkatkan daya saing lembaga di masa pandemi covid 19.


D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan agar berguna, baik secara teoritis maupun
praktis. Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis :

a. Penelitian ini diharapkan berguna dalam memberikan kontribusi


pemikiran dan memperkaya pengembangan ilmu terutama tentang meningkatkan
daya saing lembaga.

b. Sebagai bahan acuan bagi penelitian yang akan datang sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti.

2. Secara Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah


1) Penelitian ini diharapkan agar dapat mengembangkan dan mencari
strategi yang inovatif serta untuk bahan evaluasi dalam meningkatkan daya
saing lembaga.

2) Masukan untuk semua guru, staf sekolah dalam meningkatkan


kinerj, mutu pendidikansebagai penunjang dalam lembaga pendidikan.

c. Bagi penelitian yang akan dating

1) Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan


penelitian sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.

E. Penegasan Istilah
Untuk mempermudah pemahaman tentang apa yang diteliti penulis,
perlu diberikan penegasan istilah sesuai dengan tema skripsi, sebagai
berikut:
1. Secara Konseptual
a. Strategi

Strategi dalam pembelajaran adalah mata rantai yang menghubungkan


antara materi pembelajaran dan kompetensi dari suatu materi. Strategi yg
ideal hendaknya linier dengan materi dan kompetensi yg dicapai. Strategi
pembelajaran adalah rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatannnnya berbagai sumber daya dalam
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. 9

b. Kepala Sekolah

Kepala sekolah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan


sekolah.Kepala dapat diartikan sebagai pemimpin alam suatu organisasi
atau lembaga.Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat bernaungnya
peserta didik untuk memperoleh pendidikan formal. 10 Kepala sekolah

9
Hamruni, Strategi Pembelajaran. ( yogyakarta: Insan Madani, 2012), hal. 2-3
10
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung:
Alfabeta, 2014), Hal. 49.
merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus
memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Untuk itu, setiap kepala
sekolah harus memahami kunci sukses kepemimpinannya, yang
mencakup: pentingnya kepemimpinan kepala sekolah, indikator
kepemimpinan kepala sekolah efektif, sepuluh kunci sukses
kepemimpinan kepala sekolah, model kepemimpinan kepala sekolah
yang ideal, masa depan kepemimpinan kepala sekolah, harapan guru
terhadap kepala sekolah, dan etika kepemimpinan kepala sekolah.11
Dalam Permendiknas No. 1 tahun 2007 disyaratkan lima kompetensi
yang harus dimiliki kepala sekolah, yaitu kompetensi kepribadian,
kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi
supervise, dan kompetensi sosial. 12

c. Daya Saing

Daya saing merupakan satu bentuk kemampuan yang memungkinkan


kita untuk bertahan dalam kehidupan.Dengan kemampuan bersaing,
setidaknya kita tidak mudah tersingkir dalam kancah pergaulan
masyarakat.Kemampuan ini sebenarnya sudah dimiliki oleh setiap orang
secara alami sebagai bekal kehidupan.Namun, kemampuan ini masih
sangat terbatas dan mentah sehingga perlu peningkatan. Peningkatan
kemampuan ini dapat dilakukan dengan proses belajar. Proses belajar yang
kita maksud dapat dilakukan secara formal, maupun non formal. Artinya,
setiap orang harus berusaha sekuat tenaga untuk dapat meningkatkan
kemampuan bersaingnya dan tidak gampang menyerah dengan kondisi
yang terjadi. 13

2. Secara Operasional

11
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2015),
Hal. 16.
12
Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung: Pustaka Setia, 2014), Hal. 174.
13
Mohammad Sahroni, Analisis dan Strategi Meningkatkan Daya Saing Sekolah, Hal. 23.
Penegasan operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifat-sifat hal
yang didefinisikan serta yang di amati. Maka secara operasional yang disebut
“Strategi Kepala Sekolah dalam meningkatkan daya saing lembaga” adalah
Strategi Kepala Sekolah merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dari berbagai sumber daya dalam pembelajaran
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam hal ini bukan hanya dalam
memimpin lembaga pendidikan melainkan mempengaruhi orang lain baik
individu maupun kelompok dalam sebuah organisasi. Dengan tujuan
memberikan pengaruh untuk mencapai tujau yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.14

Sesuai dengan judul di atas strategi kepala sekolah dalam

meningkatkan daya saing lembaga studi multi kasus di SMPN 1

Boyolangu dan di SMPN 2 Sumbergempol dengan cara atau strategi

maupunlangkah-langkah yang sesuai agar meningkatkan penilaian dan

ketertarikan peserta didik mengikuti pembelajaran di sekolah. Dalam hal

ini maka penulis mengangkat focus tentang perencanaan Kepala Sekolah

dalamstrategi peningkatan daya saing lembaga, pelaksanaan strategi

kepala sekolah dalam peningkatan daya saing lembaga, serta evaluasi

kepala sekolah dalam peningkatan daya saing lembaga.

F. Penelitian Terdahulu
Pemaparan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut;
1. Penelitian yang dilakukan oleh Burhana Rizky, Rodiyatin Puput T, dan
Iffah Af’idah dengan judul “Strategi Kepala Sekolah Dalam
Mempertahankan Mutu Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid -19 di SMA
14
Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung: Pustaka Setia, 2014), Hal. 174.
Ar-Rahmah Malang”, tahun 2021. Dalam penelitian ini menggunkan
metode deskripsi ekploratif dengan mendeskripsikan sesuatu fenomena
ataupun objek yang didapat. Permasalahan penelitian ini adalah strategi
yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam mempertahankan mutu
pendidikan pada masa Pandemi ini tetap menjaga profesionalitas guru
dengan melakukan pembinanan-pembinaan agar tetap melaksanakan tugas
pokok serta fungsi yang baik, dengan menerapkan protokolo kesehatan
secara ketat untuk seluruh warga sekolah selain itu tenaga pendidik serta
kependidikan diberikan fasilitas tes kesehatan yang bertujuan mendeteksi
virus corona.15
2. Jurnal karya Irawati Dan Mhd Subhan dengan judul “Kepemimpinan
Pendidikan Untuk Meningkatkan Daya Saing Di Madrasah Aliyah Kampar
Timur” tahun 2017. Jurnal ini berisi tentang bagaimana sebuah
kepemimpinan dapat meningkatkan daya saing sebuah madrasah. Upaya
Kepala Madrasah dalam meningkatkan daya saing adalah sebagai berikut.
Pembuatan rencana kerja srategis dalammengembangkan Madrasah untuk
meningktakan daya saing, meningkatkan motivasi kerja pendidik dan
tenaga kependidikan, Menjalin hubungan baik dengan masyarakat
tempatan, melibatkan masyarakat tempatan dalam kegiatan Madarasah,
Menerapkan manajemen berbasis siswa. 16

3. Jurnal karya Siti Umayah yang berjudul “Upaya Guru Dan Kepala
Madrasah Dalam Meningkatkan Daya Saing Madrasah” tahun 2015. Isi
dari jurnal tersebut adalah strategi guru Sekolah Islam dan kepala sekolah
untuk meningkatkan daya saing sekolah dan untuk menganalisis
objektivitas strategi menuju sekolah berdaya saing. berupaya untuk
mempertahankan setiap prestasi yang telah diraihnya. Karenanya, dalam
penelitian ini ditemukan bahwa Upaya kepala Madrasah dan Guru dalam

15
Burhana Rizky, Rodiyatin Puput T, dan Iffah Af’idah, Strategi Kepala Sekolah Dalam
Mempertahankan Mutu Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid -19 di SMA Ar-Rahmah Malang,
Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman, Vol. 8 No. 1 2021 Hal. 51
16
Irawati dan MHD Subhan, Kepemimpinan Pendidikan Untuk Meningkatkan Daya Saing Di
Madrsah Aliyah Kampar Timur, Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, Volume 3 Nomor 1,
2017, Hal. 6.
meningkatkan daya saing ini, baik di MTsN Ngablak MTs Ma’arif 3
Grabag pada akhirnya menghasilkan enam sumber daya madrasah yang
mempunyai daya dukung tinggi yang telah terbukti memberikan
keberhasilan bagi madrasah dalam melaksanakan upaya peningkatan
mutu dan daya saing madrasah, yaitu: adaya upaya yang terus menerus
akan peningkatan profesionalitas ketenagaan yang terdiri dari para guru
dan karyawan, peningkatan manajemen dan administrasi madrasah 17

Tabel. 1.1
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu

NO. Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


1. Burhana Rizky, Tetap menjaga Persamaan Perbedaan
Rodiyatin Puput T, profesionalitas guru penelitian penelitian ini
dan Iffah Af’idah dengan melakukan terdapat pada terletak pada
“Strategi Kepala pembinanan- perlakuan lokasi
Sekolah Dalam pembinaan agar atau penelitian dan
Mempertahankan tetap melaksanakan tindakan membahas
Mutu Pendidikan tugas pokok serta dalam pengembanga
Pada Masa fungsi yang baik, meningkatkan n strategi
Pandemi Covid -19 dengan menerapkan mutu sekolah kepala
di SMA Ar- protokolo kesehatan di masa sekolah.
Rahmah Malang”, secara ketat untuk pandemi
tahun 2021 seluruh warga covid 19.
sekolah selain itu
tenaga pendidik
serta kependidikan
diberikan fasilitas
tes kesehatan yang
bertujuan
mendeteksi virus

17
Siti Umayah, Upaya Guru Dan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Daya Saing
Madrasah, Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. 7, No. 2. 2015, Hal 2.
corona.
2. Jurnal karya Irawati Upaya Kepala Persamaan Perbedaan
Dan Mhd Subhan Madrasah dalam penelitian penelitian ini
dengan judul meningkatkan daya terdapat pada terletak pada
saing adalah sebagai
“Kepemimpinan membahas lokasi
berikut. Pembuatan
Pendidikan Untuk terkait daya penelitian dan
rencana kerja srategis
Meningkatkan saing sebuah fokus pada
dalammengembangka
Daya Saing Di lembaga peningkatkan
n Madrasah untuk
Madrasah Aliyah pendidikan. pengembang
meningktakan daya
Kampar Timur” saing, meningkatkan peningkatan
tahun 2017. motivasi kerja daya saing
pendidik dan tenaga lembaga.
kependidikan,
Menjalin hubungan
baik dengan semua
pihak.
3. Jurnal
3 karya Siti Hasil yang Meneliti Perbedaan
Umayah
3 yang diperoleh berupa upaya Penelitian ini
berjudul
3 “Upaya upaya-upaya yang kepala terletak pada
Guru
3 Dan Kepala dilakukan oleh para sekolah lokasi
Madrasah
3 Dalam pendidik untuk meningkatkan penelitian dan
Meningkatkan meningkatkan daya daya saing pada
Daya Saing saing lembaga lembaga. fokusnya
Madrasah” tahun dalam hal ini yakni guru
2015. madrasah dan kepala
madrasah.
.

Dari kajian penelitian terdahulu dengan judul yang selaras diatas, maka
perbedaan pada penelitian ini terletak pada lokasi penelitian, kondisi sekolah,
kondisi guru, kondisi siswa, dan kebijakan sekolah terkait tentang
peningkatan daya saing lembaga. Penelitian yang akan penulis lakukan ini
menguatkan, menguji kembali penelitian yang terdahulu dan penelitian ini
lebih terpusat pada strategi kepala sekolah dalam meningkatkan daya saing
lembaga yang diaplikasikan dalam proses yang ada di sekolah.

G. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan penulis gunakan pada proposal ini adalah
kualitatif. Jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh dan
merekontruksi pemahaman, sedangkan data emperik yang dimanfaatkan
untuk memperoleh dan merekonstruksi pemahaman adalah data kualitatif.
Berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, maka
penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-
gejala, fakta-fakta, atau kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.18

Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang


status gejala pada saat penelitian dilakukan. Adapun tujuan penelitian
deskriptif menurut Arif Farchan adalah untuk melukiskan variable atau
kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi19 Berdasarkan penjelasan
diatas, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan
perhatian pada masalah sebagaimana adanya pada saat penelitian
dilaksanakan sehingga obyek peneliti menjadi jelas, dalam hal ini

18
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, ( Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2006), hal.47
19
Arif Farchan, Pengantar penelitian dalam pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005),
hal. 447
berkaitan dengan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan daya saing
lembaga.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitian kualitatif mutlak


diperlukan. Peneliti sebagai pengamat partisipan dan peneliti oleh
informan. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi istrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. 20 Peneliti
kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Sesuai dengan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yakni pendekatan
kualitatif, kehadiran peneliti sangatlah penting dan diperlukan secara
optimal. Karena dalam penelitian ini peneliti merupakan instrument kunci
dalam menangkap makna dan sekaligus sebagai alat pengumpul data.

Dengan pendapat di atas, maka peneliti langsung hadir di SMPN 1


Boyolangu dan di SMPN 2 Sumbergempol untuk melakukan pengamatan,
wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang mendalam
dan juga mengumpulkan dokumen yang diperlukan.

3. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian menyesuaikan dengan masalah yang diteliti. Ada


beberapa macam tempat peneliti tergantung pada bidang ilmu yang
melatarbelakangi penelitian tersebut. Dalam bidang ilmu pendidikan
tempat penelitian yang dapat digunakan yakni kelas, sekolah, dan lembaga
pendidikan lainnya yang dalam satu kawasan. 21

20
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal. 167
21
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), hal. 53
Penelitian ini di fokuskan SMPN 1 Boyolangu dan di SMPN 2
Sumbergempol. Wilayahnya di sebelah selatan jantung kota. Untuk SMPN
1 Boyolangu berada di pinggir jalan raya jalur antar Kecamatan
Boyolangu dan Kecamatan Campurdarat, dan SMPN 2 Sumbergempol
berada di Desa junjung Kecamatan Sumbergempol.

Peneliti memilih lokasi tersebut karena dianggap perlu mengetahui


bagaimana strategi yang digunakan dalam meningkatkan daya saing
lembaga yang mana disetiap sekolah tersebut menerima peserta didik yang
dari tahun ke tahun semakin banyak. Dalam hal penentuan lokasi dirasa
sangat sesuai dengan judul yang peneliti tulis sehingga layak untuk
dijadikan tempat untuk penelitian.

4. Sumber Data

Menurut Lexy J. Moleong, menjelaskan bahwa “sumber data utama


dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,selebihnya adalah
data tambahan, seperti dokumen dan lain-lain” 22 Menurut sumbernya data
dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Data primer: Data intern adalah data yang diperoleh atau


bersumber dari sumber utama.
b. Data Sekunder: Data yang diperoleh lewat pihak lain tidak dari
subyek penelitian misalnya sejarah berdirinya tentang SMP ,
jumlah siswa, dan jumlah guru, dll.. 23

Dilihat dari segi perolehan data, sumber data yang ada dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan sumber data yang
diperoleh dari sumber utama tanpa melalui perantara.Peneliti menggunakan
data ini untuk mendapatkan informasi dengan melakukan observasi
langsung dilapangan dan wawancara kepada para informan mengenai
strategi kepala sekolah yang diterapkan di sekolah di masa pandemi.

Sumber data primer diklasifikasikan manjadi 3 bagian, yaitu:

22
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian ...... hal. 157
23
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian...... hal. 80
1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara.

2. Place, yaitu sember data yang menyajikan tampilan berupa keadaan


diam atau bergerak. Dalam hal ini sumber data place dibagi menjadi dua,
yang dilhat dari sifatnya yaitu: a. Diam, data yang sifatnya diam antara lain
diperoleh dari denah dan tatanan ruang, dan b. Bergerak, data yang sifatnya
bergerak .

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,


angka, gambar, atau simbol-simbol lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti
ingin memperoleh data berupa identitas sekolah ; sejarah singkat berdirinya;
visi dan misi; prestasi; keadaan guru, peserta didik, staf, karyawan; dan
sarana dan prasarana yang mendukung.

Ketiga sumber tersebut digunakan peneliti untuk memperoleh data


yang mendalam melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti
melakukan observasi terhadap proses belajar membaca Al-Quran. Karena
dalam penelitian ini bersifat kualitatif, sumber datanya bersifat purposive
sampling dimana sampling disini diambil bukan dari populasi melainkan
sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam sampel purposive peneliti cenderung
memilih responden yang dapat dipercaya untuk menjadi sumber data serta
mengetahui masalah yang mendalam. Dengan demikian, penetapan
responden adalah kepala sekolah, guru , staff dan karyawan sekolah.

5. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Berikut ini beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian diantaranya:
a. Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan


pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dan mengamati
individu secara langsung. 24Maksudnya mengumpulkan data melalui
pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung, hidup bersama,
merasakan, serta berada dalam aktivitas objek pengamatan. Pengamat
sungguh-sungguh menjadi bagian dan ambil bagian dari situasi yang
diamati.

Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik observasi partisipan, yaitu


peneliti mengadakan pengamatan terlibat langsung sehingga penulis
banyak mengetahui strategi kepala sekolah. Pada saat melakukan
pengamatan, peneliti juga ikut serta berperan dalam pembelajaran yang
dilakukan sumber data sehingga peneliti merasakan suasana dalam
pembelajaran berlangsung.

b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukanoleh dua pihak yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan danyang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dibagi menjadi tiga,
yakni wawancara tak terstruktur, wawancara semiterstruktur dan
wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering disebut
wawancara mendalam, wawancara semiterstruktur wawancara yang
terbuka bagi informan sedangkan wawancara terstruktur disebut
wawancara baku, yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan
sebelumnya dengan pilihan-pilihan jawaban yang sudah disediakan. 25
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara semi
terstruktur. Peneliti pada mulanya menanyakan beberapa pertanyaan yang
sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dengan mencari
keterangan lebih lanjut mengenai strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan daya saing lembaga (studi kasus multi di SMPN 1
Boyolangu dan di SMPN 2 Sumbergempol).

24
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung:
RemajaRosdakarya, 2002), hal. 149
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016),
hal. 233
c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan


untukmencari data yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya.26

6. Analisis Data
a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,


memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti
adalah melakukan perampingan data dengan cara memilih data yang penting
kemudian menyederhanakan dan mengabstrasikan. Dalam reduksi data ini,
peneliti melakukan proses data yang terpilih, data yang terbuang,
menggolongkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan data baik dari hasil
observasi, wawancara maupun dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah dalam pencarian kesimpulan. 27

b. Penyajian Data (Data Display)

Display data merupakan suatu proses pengorganisasian data sehingga


mudah dianalisis dan disimpulkan yang disesuaikan dengan jenis data yang
terkumpul. Pada penelitian ini peneliti mengelompokkan data-data yang
telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi ke dalam
rumusan jawaban sementara dan menyesuaikan dengan fokus masalah agar
mudah untuk dipahami.

c. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan (Conclution Drawing)

Menarik kesimpulan yaitu merupakan alur ketiga dalam menganalisis


data. Pada tahap ini kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan fakta atau bukti yang kuat

26
Ibid ........, hal. 206
27
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hal. 247
dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
data.

Pada penelitian ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan terhadap


data-data yang telah diperoleh dari lapangan, selain itu data yang tidak
didukung oleh bukti yang kuat dibuang dan data yang didukung dengan
bukti-bukti yang sesuai dan konsisten diambil. Pada tahap ini peneliti
melakukan kesimpulan terhadap data yang sudah valid dan selanjutnya data
tersebut diuraikan dengan tepat dan jelas kemudian ditarik kesimpulan. 28

7. Pengecekan Keabsahan Data


Pengecekan keabsahan data merupakan teknik yang digunakan agar
penelitian kualitatif dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
1) Credibility (Derajat Kepercayaan)
a. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat


dan berkesinambungan. Pada tahap ini peneliti memeriksa kembali data yang
diperoleh dari lapangan. Dengan memeriksa kembali data yang diperoleh maka
dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati.29

b. Triangulasi

Triangulasi data digunakan sebagai proses memantapkan derajat


kepercayaan (kredibilitas/validitas) dan konsistensi (reliabilitas) data. Triangulasi
sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data atau sebagai

28
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hal.252
29
Sugiyono, Metode Penelitian ….., hal. 272
pembanding data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.30

c. Perpanjangan Pengamatan

Dengan memeperpanjang pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,


melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
maupun yang baru. Dengan memperpanjang pengamatan, berarti hubungan
peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport (hubungan), semakin
akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak
ada informasi yang disembunyikan lagi. Selaim itu untuk menguji kreadibilitas
data ini, sebaiknya lebih fokus terkait benar tidaknya informasi. Apabila setalah
dicek ke lapangan data sudah benar berarti sudah kredibel, maka waktu
perpanjangan pengamatan dapat diakhiri. 31

d. Pembahasan Teman Sejawat

Pembahasan teman sejawat adalah teknik yang dilakukan dengan cara


menyeminrkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
diskusi dengan teman-teman sejawat. Pada saat pengambilan data di sekolah
mulai dari tahap awal hingga akhir. Informasi yang berhasil digali dibahas
bersama-sama dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan umum yang
sama tentang apa yang sedang diteliti dengan begitu peneliti dapat mereview
pandangan, analisis, dan persepsi yang sedang dilakukan.

8. Tahapan-Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian ini terdiri dari lima tahap yaitu; tahap pra lapangan,
tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap pelaporan hasil
penelitian. Tahap-tahap dalam penelitian ini antara lain:32

a. Tahap pra lapangan

30
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal. 218-
219
31
Ahmad Tanzeh Metodologi Penelitian Praktis..., hal. 271
32
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis..., h. 169
Pada tahap ini peneliti melakukan berbagai macam persiapan sebelum terjun
ke dalam kegiatan penelitian, di antaranya mengurus perijinan. Pada tahap ini
peneliti meminta ijin kepada pihak sekolah secara lisan maupun tertulis dengan
menyerahkan surat ijin penelitian, selain itu peneliti juga melakukan pengamatan
tentang kegiatan di masing-masing SMPN 1 Boyolangu dan di SMPN 2
Sumbergempol.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Ada tahap ini peneliti terjun secara langsung di lokasi penelitian, yakni di
SMPN 1 Boyolangu dan di SMPN 2 Sumbergempol, peneliti mengumpulkan data
dengan beberapa metode di antaranya:

1. Wawancara dengan kepala sekolah, guru, staf dan karyawan sekolah.

2. Observasi atau mengamati setiap proses yang ada di masing-masing


sekolah..

3. Dokumentasi yang berkaitan denga penelitian.

4. Catatan Lapangan (Field note)

b. Tahap analisis data

Pada tahap ini penulis menyusun semua data yang telah terkumpul secara
sistematis dan terinci, sehingga data tersebut mudah dipahami dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain secara jelas dan sistematis.

c. Tahap pelaporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari tahapan penelitian yang penulis
lakukan. Tahap ini dilakukan dengan membuat laporan tertulis dan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Dalam penulisan laporan ini, peneliti
menguraikan bagaimana proses , langkah-langkah yang dengan ini berjudul :
“Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Daya Saing Lembaga di masa
Pandemi Covid 19 (Studi Multi Kasus di SMPN 1 Boyolangu dan

SMPN 2 Sumbergempol).

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah penelitian ini peneliti akan mengemukakan sistematika

pembahasan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian inti dan

bagian akhir.

1. Bab I Pembahasan , pada bab ini penulis menguraikan tentang pokok-

pokok masalah antara lain: konteks penelitian, focus dan pertanyaa

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan

sistematika pembahasan.

2. Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini berisis tentang landasan teori dari

pembahasan tentang pengertian strategi kepala sekolah, Tahap-tahap

pelaksanaan, cara-cara meningkatkan daya saing.

3. Bab III Metode Penelitian, pada bab ini akan disajikan tentang metode

penelitian yang meliputi jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran

peneliti, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan

keabsaham data, dan tahap-tahap penelitian.

4. Bab IV Laporan hasil penelitian, pada bab ini memaparkan hasil

penelitian terdiri dari paparan data, temuan penelitian dan pembahasan.

5. Bab V Pembahasan, pada bab ini pembahasan, memuat keterkaitan

antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan


atau teori yang ditemukan terhadap teori-teori temuan sebelumnya, serta

intepretasi dan penjelasan dari temuan teori yang diungkap dari lapangan

6. Bab V Penutup, pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

I. Dartar Kepustakaan Sementara

Ali, Mohamad . 2010. Reinvensi Pendidikan Muhammadiyah. Jakarta: Al-Wasat


Publishing House
Ali, Mohamad . 2020. Menggerakkan Pendidikan Muhammadiyah; Memupuk
Nilai-Nilai
Alma, Buchari . 2008. Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Basri, Hasan. 2014. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Pustaka Setia.
Burhana Rizky, Burhana . Rodiyatin Puput T, dan Iffah Af’idah. 2021. Strategi
Kepala Sekolah Dalam Mempertahankan Mutu Pendidikan Pada Masa
Pandemi Covid -19 di SMA Ar-Rahmah Malang, Jurnal Studi
Kependidikan dan Keislaman, Vol. 8 No. 1

Farchan, Arif . 2005. Pengantar penelitian dalam pendidikan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.
Gunawan, Imam . 2013. Metode Penelitian Kualitatif.. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Implikasi. The 4th University Research Coloquium, ISSN 2407-9189


Irawati dan MHD Subhan. 2017. Kepemimpinan Pendidikan Untuk Meningkatkan
Daya Saing Di Madrsah Aliyah Kampar Timur, Jurnal Manajemen Dan
Pendidikan Islam, Volume 3 Nomor 1,
J Moleong, Lexy . 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya,
Juni Priansa, Donni . 2014. Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Bandung: Alfabeta
Keunggulan untuk Membangun Perguruan Berkemajuan. Surakarta:
Muhammadiyah University Press
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller,. 2008. Manajemen Pemasaran, Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip .&Gary Amstrong,. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta:Indeks.
Madrasah, Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. 7, No. 2.

Maunah, Binti. 2011. Perbandingan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras


Mulyasa, . 2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Muthoifin. 2016. Man Jadda Wajada dalam Kisah 12 Menit: Studi Nilai-Nilai
Bijak Motivasi dan
Purwanto, Ngalim . 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran..
Bandung: Remaja Rosdakarya

Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional(Cet, II: Jakarta: Sinar Grafika
Sahroni. Mohammad. Analisis dan Strategi Meningkatkan Daya Saing Sekolah.
Sugiyon. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya.
Jakarta: Bumi Aksara

Tanzeh, Ahmad . 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras, 2011

Umayah, Siti . 2015. Upaya Guru Dan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan
Daya Saing
Zuriah, Nurul . 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-
Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai