Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Definisi Arsitektur Menurut para Ahli Dari Zaman Ke Zaman

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYA KARTIKA

TEORI ARSITEKTUR
DEVINISI ARSITEKTUR MENURUT PARA AHLI DARI JAMAN KE JAMAN

NAMA MAHASISWA :
KRISA MULYANTO / 21218004

NAMA DOSEN :
RIRIN DINA M, ST.,MT
Definisi Arsitektur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur diartikan sebagai “seni dan ilmu merancang
serta membuat konstruksi bangunan” atau “metode dan gaya rancangan suatu konstruksi
bangunan.”

Arsitektur (Latin: architectura, dari ἀρχιτέκτων Yunani arkhitekton “arsitek”, dari ἀρχι-


“kepala” dan τέκτων “pembangun”) adalah proses dan produk dari merencanakan, mendesain,
dan membangun bangunan dan struktur fisik lainnya. Karya arsitektur, dalam bentuk bangunan,
sering dianggap sebagai simbol budaya dan sebagai karya seni. Peradaban sejarah yang sering
diidentifikasi dengan prestasi arsitektur yang masih bertahan.

“Arsitektur” dapat berarti:

 Sebuah istilah umum untuk menggambarkan bangunan dan struktur fisik lainnya
 Seni dan ilmu merancang bangunan dan (beberapa) struktur non bangunan
 Gaya desain dan metode konstruksi bangunan dan struktur fisik lainnya
 Pengetahuan tentang Seni, Sains & Teknologi serta Kemanusiaan
 Praktek arsitek, di mana arsitektur berarti menawarkan atau memberikan jasa profesional
sehubungan dengan desain dan konstruksi bangunan, atau lingkungan dibangun
 Kegiatan desain arsitek, dari tingkat makro (desain perkotaan, arsitektur lansekap) hingga
tingkat mikro (detail konstruksi dan furniture).
Arsitektur harus dilakukan dengan perencanaan, perancangan, dan pembangunan bentuk, ruang,
dan suasana untuk mencerminkan pertimbangan fungsional, teknis, sosial, lingkungan, dan
estetika. Hal ini membutuhkan manipulasi kreatif dan koordinasi material dan teknologi, dan
cahaya dan bayangan. Seringkali, kebutuhan yang bertentangan harus dipecahkan. Praktek
arsitektur juga meliputi aspek pragmatis dari mewujudkan bangunan dan struktur, termasuk
penjadwalan, estimasi biaya dan administrasi pembangunan. Dokumentasi yang dihasilkan oleh
arsitek, biasanya gambar, rencana dan spesifikasi teknis, mendefinisikan struktur dan / atau
perilaku dari sebuah bangunan atau jenis lain dari sistem sedang atau sudah dibangun.

Sumber Berita: http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-995-arsitektur-pengertian-dan-perjalanan-
sejarahnya.html#ixzz5z6SJ8rem
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives
DESAIN ARSITEKTUR: Ruang Lingkup, Teori, dan Praktik

Kita harus mengetahui dan memahami definisi arsitektur dari berbagai pakar ahli untuk
menambah pengetahuan tentang arsitektur serta mendalami tentang arsitektur. Dari beberapa
pendapat para ahli di atas, maka rangkuman definisi arsitektur berikut bisa dijadikan acuan
memahami arsitektur secara lebih komprehensif.

Arsitektur adalah seni dan sekaligus ilmu dalam merancang bangunan. Arti yang lebih luas,
arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari
level makro, yaitu perencanaan dan perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, bahkan hingga ke
level mikro, yaitu desain bangunan, desain perabot, dan desain produk. Arsitektur juga merujuk
kepada hasil berbagai proses perancangan tersebut. Dengan kata lain, arsitektur bisa juga
difahami sebagai seni yang dilakukan oleh individu untuk mengimajinasikan diri mereka.

Arsitektur merupakan tempat bernaung dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.
Arsitektur merupakan lingkungan binaan (built environment) dan lingkungan buatan (built
environment) yang mempunyai bermacam-macam kegunaan, yaitu: melindungi manusia dan
kegiatan-kegiatannya serta harta miliknya dari musuh-musuh berupa manusia, hewan, dan
kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang
berpenduduk, dalam suatu dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan identitas social, serta
menunjukan status. Tempat bernaung di sini bukan merupakan satu-satunya fungsi atau bahkan
fungsi pokok dari perumahan. Menurut Aldo Van Eyck, sebuah bangunan adalah suatu kota
kecil, sebuah kota adalah suatu bangunan yang besar.

Arsitektur tidak berdiri sendiri namun merupakan kesatuan dari beberapa hal yang diperlukan di
dalamnya, termasuk matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, bahkan
filsafat. Mengutip Vitruvius, “Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan
dilengkapi dengan proses belajar: sebuah penilaian karya arsitektur sebagai karya seni”. Ia
menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dan
sebagainya. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme,
empirisisme, fenomenologi, strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah
beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur.

Pentingnya teori untuk menjadi referensi praktik tidak boleh terlalu ditekankan, meskipun
banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar, “praktik dan teori adalah akar
arsitektur.” Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses konversi bahan
bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu persoalan. Praktik adalah
perenungan yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya dengan
tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan cara yang terbaik. Seorang arsitek yang
berpraktik tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan dan dasar mengenai bentuk-bentuk
yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktik hanya berpegang kepada
“bayangan” dan bukannya substansi. Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan praktik, ia
memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil rancangannya dan juga dapat
mewujudkannya dalam pelaksanaan. Ini semua tidak lepas dari konsep pemikiran dasar bahwa
kekuatan utama pada seorang arsitek secara ideal adalah pada idea.
Apa pun yang seharusnya dilakukan di dalam lingkup arsitektur harus senantiasa memperhatikan
bagaimana mewujudkan cita-cita sekaligus memuaskan hati perancang atas bangunannya.
Arsitektur pada hakikatnya merupakan suatu bidang teknis, sehingga bangunan harus logis dalam
sistem struktur dan produksinya. Pandangan yang lain ialah bahwa tujuan utama arsitektur
bersifat kemasyarakatan.

Secara umum, arsitektur dapat dibayangkan, dirancang, diwujudkan, serta dibangun dalam
menanggapi suatu kondisi yang ada. Arsitektur mencakup segi keindahan, kesatuan dan
penciptaan ruang dan bentuk. Arsitektur juga merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk
kepentingan badannya dan kepentingan jiwanya. Arsitek adalah seniman struktur yang
menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri.

Sumber Berita: http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-995-arsitektur-pengertian-dan-perjalanan-
sejarahnya.html#ixzz5z6SXYDLC
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

Arsitektur merupakan tempat bernaung dari yang paling  sederhana hingga yang paling
rumit. Arsitektur juga merupakan lingkungan binaan (built environment) dan Lingkungan buatan
(built environment) mempunyai bermacam-macam kegunaan, yaitu, melindungi manusia dan
kegiatan - kegiatannya serta harta miliknya dari elemen-elemen, dari musuh-musuh berupa
manusia dan hewan, dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu
kawasan aman yang berpenduduk dalam suatu dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan
identitas social dan menunjukan status, dan sebagainya.
Tempat bernaung bukanlah merupakan satu-satunya fungsi, atau bahkan fungsi pokok
dari perumahan. Menurut Aldo Van Eyck, sebuah bangunan adalah suatu kota kecil, sebuah kota
adalah suatu bangunan yang besar.
Beberapa analogi yang digunakan para ahli teori untuk menjelaskan arsitektur:

1.        Analogi matematis


2.      Analogi Biologis
3.      Analogi Romantik
4.      Analogi Linguistik
5.      Analogi Mekanik
6.      Analogi Pemecahan Masalah
7.      Analogi Adhocis
8.      Analogi Bahasa Pola
Teori-teori tentang apa yang seharusnya dilakukan arsitektur memperhatikan bagaimana
mencirikan cita-cita yang akan memuaskan hati perancang dan bangunan. Arsitektur pada
hakekatnya merupakan suatu bidang teknis. Bangunan harus logis dalam sistem struktur dan
produksinya. Pandangan yang lain ialah bahwa tujuan utama arsitektur bersifat kemasyarakatan.

Secara umum, arsitektur dapat dibayangkan, dirancang, diwujudkan, serta dibangun


dalam menanggapi suatu kondisi yang ada. Secara luas, arsitektur merupakan kegiatan
merancang dan membangun secara keseluruhan lingkungan binaan dalam level makro maupun
level mikro.

Arsitektur memiliki definisi yang luas. Arsitektur mencakup segi keindahan, kesatuan dan
penciptaan ruang dan bentuk. Arsitektur juga merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk
kepentingan badannya dan kepentingan jiwanya. Arsitek adalah seniman struktur yang
menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri. Kita
harus mengetahui dan memahami definisi arsitektur dari berbagai para pakar ahli agar
menambah pengetahuan tentang arsitektur serta mendalami tentang arsitektur.

o    Menurut Beberapa Pakar Ahli tentang Definisi Arsitektur:

·        Menurut Vitruvius: Bangunan yang baik harus memiliki tiga aspek yaitu keindahan/estetika
(Venustas),  kekuatan (Firmitas), dan  kegunaan/fungsi (Utilitas).
·        Menurut Brinckmann: Arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk. Arsitektur
adalah penciptaan ruang dan bentuk.
·        Menurut Djauhari Sumintardja: Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk
kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya (kenyamanan,
ketenangan, dll).
·        Menurut Benjamin Handler: Arsitek adalah seniman struktur yang menggunakan struktur
secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri.
·        Menurut Banhart CL. Dan Jess Stein: Arsitektur adalah seni dalam mendirikan bangunan
termasuk didalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau
bentuk bangunan; proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan.
·        Menurut  Van Romondt : Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia.
Ruang berarti menunjuk pada semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh manusia atau juga
ruang yang terjadi karena proses alam seperti gua, naungan pohon dan lain-lain
·        Menurut  JB. Mangunwijaya (1992) : Arsitektur sebagai vastuvidya (wastuwidya) yang berarti
ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung pula tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas
(dhara, harsya, yana)
·        Menurut  Amos Rappoport (1981 ) : Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih
dari sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi: tata
atur kehidupan sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus memperngaruhi
arsitektur

·        Menurut  Francis DK Ching (1979) : Arsitektur membentuk suatu tautan yang mempersatukan


ruang, bentuk, teknik dan fungsi
SEJARAH ARSITEKTUR

Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif,
keamanan, dan sebagainya), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi).
Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia
menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik,
arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap inilah terdapat proses uji coba,
improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah
seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari
pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.

Permukiman manusia pada masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus
produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas
bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan
dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana
rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam
masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai
bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti
khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-
karya tulis oleh Vitruvius atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad
Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi
profesi (guild) yang dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan dalam
mengorganisasi proyek.

Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting
daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada
arsitek-arsitek individual – Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci – dan kultus
individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara
seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap
ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya
masih bersifat umum.

Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya


engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek
menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah
“arsitek priyayi” yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien) kaya dan berkonsentrasi
pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19,
École des Beaux-Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan
gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.

Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika
menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk
berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, yang kemudian menjadi
terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan
kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.

Sumber Berita: http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-995-arsitektur-pengertian-dan-perjalanan-
sejarahnya.html#ixzz5z6T8KQhL
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

ARSITEKTUR MODERN

Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-
pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907)
yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik
lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman
tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesis seni,
ketrampilan, dan teknologi.

Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan
dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada
fungsi yang melahirkan bentuk. Unsur fungsi itu sendiri di dalamnya mencakup baik unsur
estetika maupun psikologis. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai “master”.
Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi massal karena kesederhanaannya
serta faktor ekonomi.

Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada
tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman,
serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-
Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat
visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa “gubuk
berhias/ decorated shed” (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional
sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah “bebek/ duck”
(bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar
pendekatan Arsitektur Post-Modern.

Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka
pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis
atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan
kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang
dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris
Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan,
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Penelitian mendalam dalam berbagai bidang seperti
perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.

Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan, arsitektur menjadi lebih multi-disiplin


daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam
pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun, arsitek individu masih
disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya,
sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini,
namun esok hari barangkali akan muncul kemungkinan yang lain.

Sumber Berita: http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-995-arsitektur-pengertian-dan-perjalanan-
sejarahnya.html#ixzz5z6TFBU70
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

Anda mungkin juga menyukai