Lapsus HIL - Gio
Lapsus HIL - Gio
Lapsus HIL - Gio
HERNIA INGUINALIS
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
bedah. Kasus kegawatdaruratan dapat terjadi apabila hernia inguinalis bersifat inkarserasi
vaskularisasi). Inkarserasi merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu dan tindakan
lebih banyak daripada hernia femoralis dan keduanya mempunyai persentase sekitar 75-
80% dari seluruh jenis hernia, dimana insidensi hernia insisional 10%, hernia ventralis
Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak 17,2% dan
24,1% di Amerika Serikat. Hernia inguinalis dapat di derita oleh semua umur, tetapi angka
inguinalis diperkirakan diderita oleh 15% populasi dewasa dan 1-2% pada anak. Pada
rentang usia 25-40 tahun insidensinya mencapai 5-8% dan mencapai 45% pada usia 75
tahun. Sedang menurut jenis kelamin insiden hernia inguinalis pada pria 25 kali lebih
banyak dijumpai dari pada wanita. Menurut laporan di Amerika Serikat, insidensi
kumulatif hernia inguinalis di rumah sakit adalah 13,9% untuk laki-laki dan 2,1% untuk
perempuan. Hernia inguinalis lebih sering terjadi di sebelah kanan 60%, sebelah kiri 20-
bahwa diantara sepuluh macam penyakit yang menempati ranking tertinggi hospitalisasi
pada tahun 2007 salah satu diantaranya adalah hernia dengan prevalensi 1,8%. Namun,
diantara penyakit sistem cerna yang dirawat inap menurut golongan sebab sakit di
Indonesia pada tahun 2004, hernia menempati urutan ke-8 dengan jumlah 18.145 kasus
(83% nya pada pria), dengan 273 diantaranya meninggal dunia. Meskipun angka insidensi
ini dapat terbilang rendah tetapi masalah ini bisa menjadi besar dikarenakan hernia ini
dapat menjadi kondisi kegawatan yang mengancam nyawa apabila organ perut yang masuk
ke kantong hernia tidak dapat kembali ke posisi awal dan terjepit sehingga menimbulkan
inguinalis dengan odds ratio sebesar 3,73. Menurut Risk and prognosis of inguinal hernia
meningkatkan faktor risiko terjadinya hernia inguinalis yaitu pada pekerjaan sedang dan
berat yang dilakukan selama lebih dari 1 tahun dengan peningkatan risiko sebesar 4 kali.6
Dalam diagnosis infeksi hernia perlu diketahui perjalanan penyakit, faktor risiko,
etiologi, dan cara pemeriksaan yang tepat guna memberikan tatalaksana yang tepat dan
Berikut dilaporkan sebuah kasus hernia inguinalis pada seorang laki-laki berusia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut.
2.2 Epidemiologi
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul
disekitar lipatan paha, dengan perbandingan indirek dan direk sebesar 2:1. Hernia sisi
kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Perbandingan pria:wanita pada hernia
indirek adalah 7:1. Hernia femoralis kejadiaanya kurang dari 10% dari semua hernia tetapi
40% dari itu muncul kasus emergensi dengan inkaserasi atau strangulasi. Hernia femoralis
lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi hernia
inguinal.8,9
Secara letak anatomi, anterior dinding perut terdiri atas otot-otot multilaminar
yang terdiri dari aponeurosis, facia, lemak, dan kulit. Aponeurosis merupakan otot-otot
yang memiliki tendon. Terdapat tiga lapisan otot pada bagian lateral dengan fosa oblik
yang saling
berhubungan.10
abdominalis merupakan otot internal lateral yang terdiri dari otot-otot dinding perut dan
lapisan dinding perut. Pada bagian kauda otot yang membentuk lengkungan aponeurotik
transversus abdominalis yang merupakan bagian tepi atas cincin inguinal internal dan
diatas dasar medial kanalis inguinalis. Yang menghubungkan tuberkulum pubikum dan
spina iliaka anterior superior adalah ligamentum inguinal. Pada bagian medial bawah,
diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus kanalis ingunalis eksternus,
bagian terbuka dari aponeurosis muskulus oblikus eksternus. Pada bagian atas terdapat
inguinalis.10
Segitiga Hasselbach bagian medial dibatasi oleh lateral rektus abdominis, bagian
lateral dibatasi oleh pembuluh darah vena dan arteri epigastrika inferior, pada bagian basis
Kanalis inguinalis adalah saluran yang melalui dinding perut bagian bawah
berbentuk tabung yang merupakan tempat turunnya testis ke dalam skrotum. Kanalis
inguinalis dibatasi oleh anulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari
2.4 Etiologi
a) Lemahnya dinding rongga perut. Dapat sejak lahir atau didapat kemudian dalam hidup
c) Kongenital
Bayi sudah menderita hernia karena adanya defek pada tempat-tempat tertentu
tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0-1 tahun) setelah lahir
akan terjadi melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan
d) Akuisital adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi
Tekanan intraabdominal yang tinggi, yaitu pada pasien yang sering mengejan
pada saat buang air besar atau buang air kecil dan yang sering mengangkat beban
Konstitusi tubuh. Pada orang kurus terjadinya hernia karena jaringan ikatnya yang
sedikit, sedangkan pada orang gemuk disebabkan karena jaringan lemak yang
Kehamilan
Merokok
Diabetes mellitus
2.5 Klasifikasi
Hernia reponibilis: bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan
Hernia ireponibilis: bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga
perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong
hernia.
Hernia inkarserata: bila isi hernia tidak dapat dikembalikan dan terjepit oleh cincin
hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga
menyebabkan nyeri hebat. Reseksi usus perlu segera dilakukan untuk menghilangkan
i. Groin :
Hernia Femoralis
ii. Anterior :
Hernia Umbilikal
Hernia Epigastrik
Hernia Spigelian
iii. Pelvis :
Hernia Obturator
Hernia Sciatic
Hernia Perineal
iv. Posterior :
(cincin) inguinalis interna yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior,
menelusuri kanalis inguinalis, dan keluar di anulus eksternal di atas krista pubis
Kanalis inguinalis normal pada fetus karena pada bulan ke-8 kehamilan
disebut prosesus vaginalis. Pada bayi yang sudah lahir, biasanya prosesus ini
mengalami obliterasi. Bila prosesus tetap ada dan terus terbuka maka akan
menjadi HIL kongenital. Pada orang dewasa, kanal telah menutup namun karena
timbul HIL akuisata. Jika isi dan kantong hernia lateralis turun hingga ke
segitiga Hasselbach. Hernia jenis ini selalu didapat ketika dewasa. Faktor yang
2.7 Diagnosis
a. Pemeriksaan fisik
2 Fingers Test menggunakan jari telunjuk kanan dan kiri, 1 jari di internal ring
(1/3 inguinal ligament) 1 jari di eksternal ring (pangkal skrotum). Pemeriksaan ini
serupa dengan 1 finger test namun lebih mudah dilakukan untuk pemula.
masukkan dulu, hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan, penderita disuruh
batuk bila rangsangan pada jari ke-2 hernia ingunalis lateralis, jari ke-3 hernia
Pemeriksaan Thumb test anulus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh
mengejan, bila keluar benjolan berarti hernia inguinalis medialis, bila tidak keluar
b. Pemeriksaan penunjang
dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang
teraba di inguinal.
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia
obturator.
b. Penyakit testis primer: varicocele, epididimitis, torsio testis, hidrokel, testis ectopic,
undescenden testis
d. Nodus limfatikus
e. Kista limfatikus
f. Kista sebasea
g. Psoas abses
h. Hematoma
i. Ascites
2.9 Penatalaksanaan
seperti inkeserasi dan strangulasi. Pengobatan non operatif direkomendasikan hanya pada
hernia yang asimptomatik. Prinsip utama operasi hernia adalah herniotomy: membuka dan
abdomen kanalis ingunalis) juga dapat dilakukan. Jika melakukan Tindakan herniotomy
Insisi 1-2 cm diatas ligamentum inguinal dan aponeurosis obliqus eksterna dibuka
sepanjang canalis inguinalis eksterna. Kantong hernia dipisahkan dari m.creamester secara
hati-hati sampai ke kanalis inguinalis internus, kantong hernia dibuka, lihat isinya dan
kembalikan ke kavum abdomen kemudian hernia dipotong. Pada anak-anak cukup hanya
Herniorrhapy
mesh dengan tekhnik yang berbeda-beda. Meskipun tekhnik operasi dapat bermacam-
macam tekhnik bassini dan shouldice paling banyak digunakan. Teknik operasi
liechtenstein dengan menggunakan mesh diatas defek mempunyai angka rekurensi yang
rendah.1,8
2.10 Prognosis
Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong
hernia. Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani. Penyulit pasca
bedah seperti nyeri pasca herniorraphy, atrofi testis dan rekurensi hernia umumnya dapat
diatasi.8
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. SR
Umur : 63 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
3.2 Anamnesis
3.2
3.2.1 Keluhan Utama
Benjolan hilang timbul pada lipatan paha sejak 2 tahun yang lalu.
Pasien mengeluhkan adanya benjolan pada lipatan paha kanan sejak 2 tahun
yang lalu. Benjolan diakui pasien hilang timbul. Sejak 1 tahun yang lalu muncul
benjolan juga pada lipatan paha sebelah kiri pasien. Benjokan dikatakan awalnya
berukuran kecil namun lama kelamaan menjadi semakin besar. Benjolan timbul
saat pasien mengejan dan mengangkat benda berat, kemudian hilang saat
untuk keperluan barang dagangannya. Pasien mengaku benjolan tidak nyeri dan
lonjong dan tidak nyeri jika ditekan. Tidak ada keluhan demam, mual, muntah,
maupun kembung. Pasien masih bisa kentut dan tidak ada penurunan berat badan.
Pasien sering mengejan saat BAB, karena konsistensi yang keras, namun riwayat
ambeien disangkal. Pasien BAK tidak ada perubahan pola. Keluhan batuk, pilek,
riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, minum amlodipine 1x10mg namun
hanya saat ada kekuhan saja. Pasien mengaku sering mengangkat beban berat dan
mengejan lama saat BAB. Pasien menyangkal adanya riwayat sakit hemoroid,
kencing manis, sakit paru/ batuk lama, penyakit jantung, asma dan penyakit
ginjal.
Pasien menyatakan bahwa tidak ada yang memiliki keluhan serupa pada
Tidak ada
Pasien adalah seorang laki – laki dengan status gizi cukup. Pasien ada
riwayat merokok namun telah berhenti sejak 4 bulan yang lalu. Riwayat faktor
resiko yaitu pekerjaan pasien sebagai pedagang dan riwayat sering mengejan saat
BAB.
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,1 ºC
Saturasi O2 : 99%
langsung
nyeri
Hidung : deformitas (-), deviasi septum (-), hiperemi mukosa hidung (-/-),
cavum
Mulut & Tenggorokan: bibir kering (-), sianosis (-), dinding faring
hiperemis
membesar,
trakea di tengah.
Thorax : Pulmo
Anterior
Gerak dinding dada simetris saat Gerak dinding dada simetris saat
Inspeksi statis dan dinamis. Retraksi sela iga statis dan dinamis. Retraksi sela iga
Vocal fremitus teraba normal, sama Vocal fremitus teraba normal, sama
Palpasi kuat pada paru kanan dan kiri, tidak kuat pada paru kanan dan kiri, tidak
Auskultasi
Suara nafas tambahan : rhonki (-), Suara nafas tambahan : rhonki(-),
Cor
midclavicularis
sinistra
sinistra
Abdomen
Palpasi : supel, nyeri tekan (-) nyeri lepas (-) benjolan (-), hepar &
(kanan/kiri) (kanan/kiri)
Capillary
< 2 detik < 2 detik
Refill Time
Inguinal Dextra
tanda
tanda radang.
test:
Inguinal Sinistra
tanda
tanda radang.
test:
HEMATOLOGI
KIMIA KLINIK
FAAL GINJAL
Elektrokardiogram (05/04/2020)
Irama : sinus
Frekuensi : 71x/menit
Posisi : normal
Gelombang P : normal
Segmen ST : normal
Gelombang T :-
lipatan paha kanan sejak 2 tahun yang lalu. Benjolan diakui pasien hilang timbul.
Sejak 1 tahun yang lalu muncul benjolan juga pada lipatan paha sebelah kiri
pasien. Benjolan timbul saat pasien mengejan dan mengangkat benda berat,
kemudian hilang saat istirahat/berbaring. Pasien mengaku benjolan tidak nyeri dan
lonjong dan tidak nyeri jika ditekan. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5
tahun yang lalu, minum amlodipine 1x10mg namun hanya saat ada kekuhan saja.
suhu 36.1oC dan saturasi O2 99%. Pada pemeriksaan status lokalis di regio
inguinal dextra didapatkan massa berbentuk lonjong dengan ukuran ± 6x3 cm,
warna sama dengan kulit sekitar, tidak terdapat tanda-tanda radang, permukaan
benjolan teraba rata, kenyal dan bisa dimasukkan secara manual menggunakan
jari. Finger tip test: teraba benjolan di ujung jari pada inguinal kanan dan pada
samping jari pada inguinal kiri. Pada auskultasi tidak terdengar bunyi peristaltik
usus. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan
3.8 Tatalaksana
Rencana Operatif
dr.Pande Sp.B
Non Medikamentosa
Medikamentosa
3.9 Planning
Medialis
Sinistra + HT grade I
test,
prognosis.
dalam
3.10 Saran
1. Mengedukasi pasien untuk berpuasa makan dan minum 8 jam sebelum tindakan
operasi, jika pasien lupa, pasien dan keluarga harus melapor kepada perawat atau
2. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang tindakan operasi yang akan dilakukan,
setelah operasi seperti nyeri dan ketidaknyamanan pada luka operasi atau mual
muntah yang bisa disebabkan efek anestesi. Pasien disarankan untuk istirahat
basah/terkena air selama kurang lebih satu minggu untuk mencegah infeksi luka
5. Mengedukasi pasien untuk tidak melakukan aktivitas latihan perut atau angkat
benda berat dan mengejan keras yang bisa meningkatkan tekanan dalam perut.
Jika pasien sulit dalam BAB disarankan untuk memperbanyak makan buah dan
sayur.
3.11 Prognosis
3.12 Follow up
S = Pasien mengatakan keluhan benjolan di lipatan paha kanan hilang timbul sejak 2
tahun SMRS. Sejak 1 tahun yang lalu muncul juga benjolan di lipatan paha kiri.
Benjolan tidak nyeri dan dapat dimasukkan secara manual oleh pasien. Pasien memiliki
riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, minum amlodipine 1x10mg namun tidak
rutin, terakhir minum kemarin malam. Riwayat kencing manis, asma, penyakit jantung,
Kepala : normosefali
Thorax :
Pulmo : I = gerakan dinding dada kanan dan kiri simetris, P = vocal fremitus kanan dan
kiri sama kuat, P = sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri, A = suara nafas
Ekstremitas superior & inferior : akral hangat (+/+), edema (-), CRT < 2 detik
Status Lokalis
Inguinal Dextra
cm,
tanda radang.
test:
Inguinal Sinistra
cm,
tanda
tanda radang.
test:
Pemeriksaan Penunjang
- EKG : Normal
P=
- IVFD RL 24 tpm
- Amlodipine 1x5mg PO
S = Pasien mengatakan saat ini tidak ada keluhan. Nyeri pada benjolan disangkal. Mual
(-) Muntah (-) Kembung (-) Kentut (+) BAB dan BAK biasa.
Kepala : normosefali
Pulmo : I = gerakan dinding dada kanan dan kiri simetris, P = vocal fremitus kanan dan
kiri sama kuat, P = sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri, A = suara nafas
Ekstremitas superior & inferior : akral hangat (+/+), edema (-), CRT < 2 detik
Inguinal Dextra
cm,
tanda
tanda radang.
test:
Inguinal Sinistra
Inspeksi : Tampak massa berbentuk lonjong dengan ukuran ± 6x3
cm,
tanda
tanda radang.
test:
P=
Puasa 8 jam
Konsul dokter anestesi: Acc tindakan Herniotomy + mesh dengan BSA (Block Spinal
Anesthesia)
S = Pasien mengeluh nyeri pada luka operasi. Nyeri hilang timbul, memberat ketika
Thorax :
Pulmo : I = gerakan dinding dada kanan dan kiri simetris, P = vocal fremitus kanan dan
kiri sama kuat, P = sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri, A = suara nafas
Ekstremitas superior & inferior : akral hangat (+/+), edema (-), CRT < 2 detik
Status Lokalis
Reponible + HT grade I
P=
Terpasang DC
Diet bebas
Cefoperazone 2x1gr IV
- Amlodipine 1x5mg PO
- Ketorolac 3x30mg IV
pk 12.00
- Aff DC
- Cefixime 2x200 mg PO
- Paracetamol 3x500 mg PO
- Amlodipine 1x5mg PO
BAB IV
ANALISA KASUS
Hernia adalah protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding
perut. Berdasarkan penyebab terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau
kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya
misalalnya hernia diafragma, hernia inguinal, hernia umbilikal, dan hernia femoral.
Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar
masuk. Keluar jika berdiri atau mengejan, dan masuk lagi ketika tidur atau didorong
masuk perut. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut,
hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong
pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta. Hernia disebut
hernia inkarserata atau strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi
kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya,
sering terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata
Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding
abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau
perbandingan 7:1. Dari semua kasus hernia di dinding abdomen, 75% muncul di
sekitar lipatan paha yang lebih sering kejadiannya pada sisi kanan.
inguinalis lateralis dextra dan hernia inguinalis medialis sinistra. Hal ini didukung
dengan keluhan utama yaitu munculnya benjolan pada lipatan paha kanan dan kiri.
Benjolan yang timbul ketika mengejan, mengangkat benda berat, dan berdiri dalam
waktu lama lalu hilang ketika berbaring atau dimasukkan secara manual dengan jari
pasien menandakan hernia bersifat reponibel. Hal ini juga diperkuat dengan tidak
adanya keluhan nyeri atau gangguan pasase usus seperti mual, muntah, atau kembung.
Latar belakang pasien yang seorang laki-laki dan benjolannya yang muncul di lipatan
paha kanan terlebih dahulu sesuai dengan studi epidemiologis dimana hernia
inguinalis lebih banyak terjadi pada pria dengan posisi lesi mayoritas di sisi kanan.
Salah satu faktor predisposisi pada pasien ini adalah usia pasien yang lanjut dimana
otot-otot dinding perut mulai melemah dan mengendur. Selain itu, pekerjaan pasien
sebagai pedagang toko yang sering mengangkat benda berat dan kebiasan pasien
sering mengejan saat BAB merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan tekanan
Pada status lokalis di inguinal dextra, hasil finger test teraba impuls di ujung
jari yang menandakan hernia inguinalis lateralis, sedangkan pada inguinal sinistra
disingkirkan pada kasus ini seperti limfadenopati inguinal, limfoma dan aneurisma
arteri femoralis. Pada kasus ini tidak didapatkan keluhan adanya benjolan yang
menetap dan pada pemeriksaan tidak didapatkan adanya bruit atau denyut pada
USG tidak dilakukan dalam kasus ini karena tidak ada indikasi klinis untuk
vaskularisasi organ intraabdomen dalam hernia. USG perlu dilakukan bila sifat hernia
Penanganan pada kasus ini adalah herniotomi bilateral dengan mesh. Pada
dibuka, dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong
hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong. Pada teknik ini digunakan mesh
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, Jong De. Hernia. In: Buku Ajar Ilmu Bedah. 3 rd ed. Sjamsuhidajat R,
Karnadihardja, Prasetyo T O H, Rudiman R. Jakarta: EGC, 2007:619-629.
2. Greenberg, M.I.; Hendrickson, R.G.; Silvenberg, M., 2008. Greenberg Teks Atlas:
Kedokteran Kedaruratan. Jakarta: Erlangga, pp. 312-3
3. Ruhl, C.E.; Everhart, J.E., 2007. Risk Factors for Inguinal Hernia among Adults in the
US Population. Am J Epidemiol. 165(10): 1154-61
4. Depkes RI. (2007). Profil Kesehatan 2007. Departemen Kesehatan RI
5. Kementrian Kesehatan Indonesia, 2010, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009,
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
6. Fahmi O Aram, 2009, Risk Factor Of Hernia In Hadramout Yemen A Case Control
Study, Departement of Surgery College of Medicine, Vol 3
7. Dorland, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland, terjemahan oleh poppy kumala,
Jakarta : EGC
8. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi III, jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedoktern Universitas
Indonesia. Jakarta. 2000.
9. Nicks, B. A. (2012, June 6). Hernias. Medscape Reference. Retrieved from
http:/www.emedicine.medscape.com/article/775630-overview
10. Moore K L, Dalley A F, Agur A M. Inguinal Region. In: Clinical Oriented Anatomy.
6th ed. 2010:202-206.
11. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergency Surgery. Edisi XXIII. Penerbit Hodder
Arnold. 2006.