Kelompok 7 - Makalah Pengantar Pendidikan (2) - 1
Kelompok 7 - Makalah Pengantar Pendidikan (2) - 1
Kelompok 7 - Makalah Pengantar Pendidikan (2) - 1
OLEH :
KELOMPOK 7
1. Muh.Iman Syalfa_200230044
2. Ismi Nurul Hikmah_200230043
3. Fitrha Rizky Ramadhana_200230041
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tak lupa pula shalawat serta salam kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih kepada bu Ika
membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
makalah ini kami mencoba menguak berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia, serta
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi isi, bentuk, maupun pemaparannya.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya terutama
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu
demikian luas, pertama karena sifat sasarannya yaitu manusia sebagai makhluk misteri,
kedua karena usaha pendidikan harus mengantisipasi ke hari depan yang tidak segenap
seginya terjangkau oleh daya ramal manusia. Oleh karena itu, perlu adanya rumusan-rumusan
menjelaskannya.
tersebut.
terjadi di Indonesia
PEMBAHASAN
Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dan kehidupan sosial budaya
apa-apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional.Kaitan erat yang erat antara bidang
pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai suprasistem tersebut dimana
permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah
diluar sistem pendidikan itu sendiri.Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak
dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya, darimana
murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya di luar
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di
Seperti telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, pada bagian ini akan dibahas
empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu
khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam sistem aatau lembaga
usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD. Maka mereka memiliki bekal dasar
berupa kemampuan membaca menulis, dan berhitung. Sehingga mereka dapat mengikuti
perkembangan kemajuan melalui berbagai media masa dan sumber belajar yang tesedia, baik,
mereka nantinya berperan sebagai produser dan konsumen. Dengan demikian merka tidak
Khususnya pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang, dan tiap
pendidikan pada tiap jenjang di atur dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan
kualitatif serta relevansi yang selalu di tentukan froyeksinya secara terus menerus dengan
negara perlu di berikan bekal dasar yang sama sedangkan pendidikan meneganh dan terutama
kualitatif dan relevsi, yaitu minat dan kemampuan anak, keperluan tenaga kerja, dan
mengalami perkembangan pesat ada dua faktor yang menunjang yaitu perkemabngan IPTEK
ragam alternative model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar
Banyak macam pemecahan yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk
b. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore)
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar
ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat / keluarga yang kurang mampu agar
a. Sistem Pamong (Pendidikan Oleh Masyarakat, Orang Tua dan Guru) atau Inpact
Jika hasil pendidikan belum tercapai, taraf seperti yang di harapkan penetapan mutu hasil
pendidikan pertama di lakukan oleh lembaga penghasil pertama di lakukan oleh lembaga
sertifikasi,selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan karja penilaian di lakukan oleh
lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan system tes untuk kerja (performance test)
hasil belajar yang bermutu jika proses belajar tidak optimal sangat sulit di harakan terjadinya
hasil belajar yang bermutu . jika terjadibelajar yang tidak optimal menghasilkan skor hasil
ujian yang baik , maka hampir dapat di pastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Kondisi mutu
pendidikan di seluruh tanah air menunjukan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah
terpencil lebih rendah dari pada di daerah perkotaan, acuan usaha pemerataan mutu
segala jenis dan jenjangnya di seluruh pelosok tanah air (kota atau desa ) mengalami
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal
yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut :
c. Penyempurnaan kurikulum
UMPTN
menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.Jika penggunaannya
hemat dan tepat sasaran dikatakan efisisennya tinggi.Jika terjadi sebaliknya efisiensinya
berarti rendah.
dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.Masalah penempatan studi sering mengalai
Penggunaan persarana dan sarana pendidikan yang tidak efisiensien bisa terjadi antara
lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan sering juga karena perubahan
kurikulum.
Gejala lain tentang tidak adanya efisiensi dalam penggunaan sarana pendidikan yaitu
kemampuan sikap dan keterampilan calon pemakai ataupun tanpa dilandasi oleh konsep yang
jelas.
relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran
beraneka ragam seperti sektor produksi sektor jasa, dll.Relevansi merupakan masalah berat
1. Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga negara yang
2. Dapat mencapai hasil yang bermutu artinya, perencanaan pemrosesan pendidikan dapat
3. Dapat terlaksana secara efisien artinya pemerosesan pendidikan sesuai dengan rancangan
dan tujuan yang ditulis dalam rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
4. Produk yang bermutu tersebut relevan, artinya hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan
Ada dua faktor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan yang
mutu karena, jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengarahan, tenaga kerja
pemerataan pendidikan dan pendidikan yang bermutu sekaligus. Ada dua faktor yang dapat
dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan yang bermutu belum dapat diusahakan
pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana dan daya.
peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga
pendidik yang kurang kompeten, kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak memadai.
tersebut, terutama pada saat suatu bangsa sedang memulai membangun mempunyai tujuan
ganda, yaitu disamping tujuan politis juga tujuan pembanguan yaitu memberikan bekal dasar
kepada warga Negara agar dapat menerima informasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk
Dalam uraian tersebut tampak bahwa masalah pemerataan berkaitan erat dengan
Bertolak dari gambaran tersebut terlihat juga kaitannya dengan masalah efisiensi.
pelaksanaan pendidikan dan khususnya proses pembelajaran berlangsung tidak efisien. Hasil
dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro
pembangunan, yaitu masalah di luar system pendidikan, sehingga juga harus diperhatikan di
dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.Masalah makro ini berupa antara lain masalah
3. Aspirasi masyarakat
a. Perkembangan iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan
teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi
mengenai alam semesta, dan teknologi, adalah penerapan yang direncanankan dari ilmu
Sebagai contoh betapa eratnya hubungan antara pendidikan dengan iptek itu, misalnya seiring
suatu teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi menimbulkan kondisi
ekonomi social baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan mungkin juga penguraian
jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhanbahan-bahan baru, sistem pelayanan baru,
sampai kepada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersuebut minimal dapat
mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru
tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana juga sarana penunjangnya seperti searana
laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu membawa masalah dalam
skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya.Hal ini disinggung dalam butir 3 masalah
Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem
pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung, juga banyak pengaruh yang langsung
terhadap sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan
aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi
kekurangan gurudan gedung sekolah seperti system pamong dan SMP terbuka, pengadaan
guru relatif cepat seperti dengan program diploma, pengadaan guru dan perlindungan
terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Selain itu diadakan juga program
menghemat waktu belajar (RIT: Reduce Instructional Time), memperluas jangkauan peserta
didik denga biaya relatif murah seperti sistem belajar jarak jauh (BIJ), efektifitas proses
belajar dan kualitas hasil seperti CBSA dengan pemanfaatan tenaga non-guru antara lain
inovasi itu pasti membawa hasil.Kita sudah banyak mendapatkan pengalamandalam hal
ini.Kedua, orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru.Umumnya lebih suka
mengerjakan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan rutin dan ragu menerima hal baru yang
belum dikenal.
Masalahnya adalah bagaimana cara memperkenalkan suartu inovasi agar orang menerimanya.
Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan
Lazimnya suatu inovasi baru disebarluaskan setelah lebih dahulu diujicobakan dalam ruang
lingkup terbatas. Masalah pertama muncul pada tahap uji coba, karena biasanya memerlukan
biaya (contoh PPSP: Proyek Perintis Sekolah Pembangunan pada 8 IKIP sekitar tahun 80-an).
Selanjutnya masalah muncul pada tahap penyebarluasan pelaksanaan hasil uji coba
(diseminasi).Pada tahap ini masalah mencakup banyak hal. Seperti dana, penyediaan
prasarana dan sarana, ketenagaan, kurikulum beserta perangkat penunjangnya, dan seterusnya
yang merupakan faktor –faktor yang dapat menimbulkan masalah. Bahkan jika seandainya
suatu inovasi berhasil, mungkin saja menimbulkan masalah baru, misalnya antara lajn kurang
cermatnya rancangan yang dibuat.Contoh program diploma yang berhasil dan dapat
memproduksi tenaga baru yang diharapkan, tetapi berakibat alumni S1 tidak terangkat karena
ketiadaan jatah.
b. Perkembangan seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang
dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian
mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif
khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan di samping kognitif yang
Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah
mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
Dengan memperhatikan alasan-alasan di atas maka sudah seyogianya jika dunia seni
kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri di samping
pendidikan kesenian yang mempunyai fungsi begitu penting tetapi di sekolah-sekolah saat ini
menduduki kelas dua. Pendidikan kesenian baru terlayani setelah program studi yang lain
b. Penyebaran penduduk
a. Petambahan penduduk
Menurut Emil Salim (Conny R. Semiawan, 1991: 18) gambaran pertambahan penduduk
menurun lebih cepat yaitu sebesar 4,5% dari turunnya tingkat kelahiran, yaitu sebesar 3,5%.
penduduk itu Bank Dunia memperkirakan gambaran seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Dengan berkembangnya jumlah penduduk, maka penyedian prasarana dan sarana pendidikan
Pertambahan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan
usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan
kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan
demikian terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah
lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaaan akan fasilitas sekolah
dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjut ke perguruan tinggi juga meningkat,
khusus untuk penduduk usia tua yang yang jumlahnya meningkat perlu disediakan
pendidikan nonformal.
b. Penyebaran penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata.Ada daerah yang padat
penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu di daerah
kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru. Disamping sebaran penduduk seperti
digambarkan itu denganpola yang statis (di kota padat, di desa jarang) juga perlu
diperhitungkan adanya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) yang terus
menerus terjadi. Peristiwa ini menimbulkan pola yang dinamis dan labil yang lebih
menyulitkan perncanaan penyediaan sarana pendidikan. Pola yang labil ini juga merusak
pola pasaran kerja yang seharusnya menjadi acuan dalam pengadaan tenaga kerja.
3. Aspirasi masyarakat
Dalam dua darsa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat,
khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan,
melihat bahwa untuk dapat hidup yang lebih layak dan sehat harus ada pekerjaan tetap yang
menopang, dan pendidikan memberi jaminan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan
menetap itu. Pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan
maka orang tua mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak-anaknya
memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri.Dorongan yang kuat ini
Mereka (orang tua dan anak-anak) merasa susah jika mendapat rintangan dalam bersekolah
dan melanjutkan studi. Mungkin ini dapat dipandang sebagai indicator tentang betapa
Apa akibat yang timbul dari perubahan social tersebut? Gejala yang timbul ialah
Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada
berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa
perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak, diadakannya
kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan penguranganjam belajar, kekurangan sarana
belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Dampak langsung dan tidak langsung dari kondisi
sebagaimana digambarkan itu ialah terjadinya penurunan kadar efektifitas. Dengan kata lain,
Massalisasi pendidikan ibarat perusahaan konveksi pakaian yang hanya melayani tiga macam
Namun demikian tidaklah berarti bahwa aspirasi terhadap pendidikan harus diredam, justru
sebaliknya harus tetap dibangkitkan dan ditingkatkan, utamanya pada masyarakat yang belum
maju dan masyarakat di daerah terpencil, sebab aspirasi menjadi motor penggerak roda
kemajuan.
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat
(yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya.
Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaanya pasti dipandang sebagai sesuatu yang
bernilai dan baik.Terlepas dari kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau
sudah ketinggalan zaman.Karena itu penilaian dari masyarakat luar ini dianggap
subjektif.Semestinya masyarakat luar itu bukan harus menilainya melainkan hanya melihat
Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak
unsur-unsur kebudayaan tersebut tidak selalu bersamaan satu dengan yang lain. Ada unsur
yang lebih cepat dan ada yang lambat laun brubah, namu yang jelas terjadinya perubahan
tidak pernah terhenti sepanjang masa, bahkan meskipun perubahan yang baru itu kea rah
negative.apalagi pada abad ke-20 ini, dimana perkembangan iptek demikian pesat dan
antarnegara dan bangsa danmembuat bumi menjadi terasa kecil yang dikenal dengan era
globalisasi, maka mudah terjadi pertukaran kebudayaan antarbangsa. Jika terjadi pertautan
antara unsur kebudayaan baru dari luar dengan unsur kebudayaan lama yang lambat berubah
Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan baru dari luar maupun dari dalam
lingkungan masyarakat sendiri.Kebudayaan baru itu baik bersifat material seperti peralatan-
nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung,
Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya baru karena tidak dipahami
oleh:
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang kebudayaanya
tidak ikut berperan serta dalam pembangunan, sebab mereka kurang memiliki dorongan
untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya,
dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat
bertumpu pada intinya sehingga tidak pernah ketinggalan zaman.Jika sistem pendidikan dapat
dengan hasil yang dapat dicapai dari proses pendidikan yang pada saat ini kita hadapi perlu
keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, pendidikan dasar 9 tahun, dan
Masalah aktual dibagi menjadi dua, yaitu mengenai konsep dan mengenai
konsep.Maksudnya, apakah kurikulum tersebut cukup andal secara yuridis dan secara
psikologis ataukah tidak.Jika tidak, timbulah masalah pelaksanaan atau masalah operasional.
Bab II Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya. Kemudian dipertegas secara rinci di dalam GBHN butir 2a dan
b, tentang arah dan tujuan pendidikan bahwa yang dimaksud dengan manusia utuh itu adalah
manusia yang sehat jasmani dan rohani, manusia yang memiliki hubungan secara vertikal
(dengan Tuhan Yang Maha Esa), horizontal (dengan lingkungan masyarakat), dan konsentris
(dengan diri sendiri) yang berimbang antara duniawi dan ukhrawi. Jadi konsepnya sudah
cukup baik.Tetapi didalam pelaksanaannya pendidikan afektif belum ditangani
b. Masalah Kurikulum
menjadi sumber masalah ini ialah bagaimana sistem pendidikan dapat membekali peserta
didik untuk terjun ke lapangan kerja (bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan memberi
bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi (bagi mereka yang ingin lanjut). Kedua
macam bekal tersebut harus sudah ditanam dan diberikan sejak masa prasekolah dan SD,
kemudian dasar-dasarnya sudah diperkuat pada SD. Sampai dengan akhir pendidikan dasar
kedua macam bekal dasar tersebut (bekal dasar keilmuan dan bekal kerja) sudah harus
dikantongi baik bagi mereka yang akan belajar lanjut maupun yang langsung akan terjun ke
masyarakat.
Saat ini sisitem pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan kurikulum 1984 (SK
kurikulum 1984 lebih peduli pada kualitas proses pembelajaran. Untuk itu kurikulum 1984
memberi perhatian yang besar pada CBSA dan keterampilan proses, juga pelaksanaan ko dan
Adanya program inti yang sifatnya nasional untuk persatuan nasional. Memuat
pengetahuan minimal dan program khusus yang dapat dipilih sesuai dengan
Masalah yang muncul dari keadaan tersebut ialah tanpa sengaja kurikulum 1984
perguruan tinggi, tanpa melihat secara potensial mampu atau tidak. Selain itu, ada pula
Penyusunan program
Koordinasi pelaksanaan
Semua itu menuntut keterampilan dari para pelaksana dan pembina pendidikan
dilapangan yang harus bergerak sebagai tim dengan ditunjang kemauan yang besar
Sejalan dengan pengembangan IPTEK yang pesat dan realisasinya dipandu oleh
kurikulum yang selalu disempurnakan, maka guru sebagai suatu komponen sistem
pendidikan juga harus berubah.Dari sisi kebutuhan murid, guru tidak mungkin seorang diri
melayaninya. Untuk memandu proses pembelajaran murid ia dibantu oleh sejumlah petugas
lainnya seperti konselor (guru BP), pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.
Seorang guru diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai manajer),
UU RI Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga negara untuk
tujuan pendidikan dasar. Kemudian PP Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar,
Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun, terdiri atas
program pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di SLTP, Pasal 3 memuat
tujuan pendidikan dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk
anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah.
pendidikan nasional butir 26 antara lain mengatakan perlunya peningkatan kualitas serta
Dilihat dari segi lamanya waktu belajar pada pendidikan dassar yaitu 9 tahun, kita
menetapkan wajib belajar hanya 6 tahun.Secara konseptual dan acuan yang diberikan oleh
dicarikan titik temunya dengan PP No. 65 Tahun 1951 yang mengatur sekolah dasar
Pada masa transisi para pelaksana pendidikan dilapangan perlu disiapkan melalui
dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun kelulusan. Untuk
c) Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi
dengan yang akan terjun ke masyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada
dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di perguruan tinggi.
d) Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu diberi perhatian
e) Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, apalagi jika dikaitkan dengan gerakan
wajib belajar, perlu diadakan penelitian secara meluas pada masyarakat untuk
PENUTUP
1. Kesimpulan
sendiri selalu mengikuti tuntutan zaman yang selalu berubah.Masalah yang dihadapi dunia
pendidikan sangat luas dan kompleks.Pertama, karena sifat sasarannya yaitu manusia,
mengantisipasi hari depan yang juga mengundang banyak pertanyaan. Padahal pemahaman
terhadap hari depan itu penting karena menjadi acuan dari segenap perubahan yang terjadi
saat ini. Oleh karena itu agar masalah-masalah pendidikan dapat dipecahkan, maka
diperlukan rumusan tentang masalah-masalah pendidikan yang bersifat pokok yang dapat
dijadikan acuan bagi pemecahan masalah-masalah praktis yang timbul dilapangan. Dengan
satu sama lain, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, dll. Diharapkan para
2. Saran
http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/permasalahan-pokok-pendidikan-dan.html?m=1,
Penanggulanganya", https://mahasiswa.ung.ac.id/831413104/home/2014/11/25/jenis-jenis-
permasalahan-pendidikan-di-indonesia-dan-cara-penanggulanganya.html#:~:text=Seperti
%20yang%20sudah%20dikemukakan%20pada,nasional%20yang%20perlu%20diprioritaskan
%20penanggulangannya.&text=Masalah%20pemerataan%20pendidikan,Masalah