Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Konseling Kelompok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Konseling Kelompok

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK DAN ANGGOTA KELOMPOK


DALAM KEGIATAN KONSELING KELOMPOK

Disusun Oleh :

Andri Lamhot Nainggolan (1173151003)

Andri Pranata (1173151004)

Kevin Samuel Zebua (1173151024)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebagaimana mestinya.
Penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu
menyelesaikan makalah ini, terutama kepada dosen pengampuh mata kuliah konseling
kelompok.

Makalah ini berisi tentang apa saja peranan pemimpin dan anggota kelompok
dalam kegiatan konseling kelompok. Penulis juga mengerti bahwa makalah ini belum
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kerjasama dari pembaca agar
memberikan kritik ataupun saran untuk menyempurnakan tugas ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 2 September 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konseling kelompok

2.2 Pembentukkan kelompok

2.3 Komponen dalam konseling kelompok

2.4 Peranan pemimpin kelompok dan anggota kelompok

2.5 Faktor yang mempengaruhi kualitas kelompok

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Layanan konseling kelompok merupakan suatu proses antar pribadi yang dinamis
yang terpusat pada pemikiran dan prilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi
terapi seperti sifat permisif, berorientasi pada kenyataan, katarsis, saling
mempercayai, saling pengertian, saling menerima, damn saling mendukung. Anggota
dalam konseling kelompok dapat menggunakan interaksi dalam kelompok untuk
meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan
tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan prilaku tertentu.

Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam rangka


memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhanya, dan bersifat
pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.masalah atu topik
yang di bahas dalam konseling kelompok bersifat “pribadi” yaitu masalah yang di
bahas merupakan masalah pribadi yang secara langsung di alami, atau lebih tepta lagi
merupakan masalah atau kebutuhan yang sedang di alami oeh para anggota kelompok
yang menyampaikan topik atau masalah.

Dalam layanan konseling kelompok ada beberapa asas yang harus di terapkan, antara
lain asas kerahasiaan, kesukarelaan,keterbukaan,  kekinian, kenormatifan. Di
Konseling kelompok dapat berjalan dengan baik apabila komponen-komponen dalam
kelompok itu terbentuk, misalnya di tetapkannya Pemimpin kelompok (PK), Anggota
kelompok (AK).

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengettian konseling kelompok ?


b. Apa saja peranan pemimpin kelompok dalam KKp ?
c. Apa saja peranan anggota kelompok dalam KKp ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian konseling kelompok
b. Mengetahui peranan pemimpin kelompok dalam KKp
c. Mengetahui peranan anggota kelompok dalam KKp
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konseling Kelompok

Menurut Murad (2009:1) konseling kelompok adalah suatu prosedur membantu yang
dimulai dengan anggota kelompok mengeksplorasi dunia mereka sendiri bertujuan
mengidentifikasi, pikiran, perasaan dan melakukan proses yang ada dalam suatu cara
self-defeating. Anggota kelompok menentukan dan mendeklarasikan kepada
kelompok apa tingkah laku mereka yang kurang produktif dan memutuskan untuk
memilih bersama-sama anggota kelompok lain tingkah laku apa yang aka dibahas dan
diperbaiki.

Menurut Luddin (2012:78) konseling kelompok merupakan salah satu jenis layanan
bimbingan dan konseling yang diberikan kepada sekelompok orang (klien) dengan
memanfaatkan dinamika kelompok untuk pengentasan masalah pribadi yang
dirasakan oleh masing-masing anggota kelompok.

Menurut Juntika Nurihsan dalam Edi Kunanto (2006:24) konseling kelompok adalah
suatu bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan
penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan
pertumbuhannya.

2.2 Pembentukan Kelompok

Sebelum melakukan konseling kelompok hal yang pertama dilakukan adalah


membentuk kelompok.

Menurut Luddin (2012:84) dalam konseling kelompok jumlah anggota kelompok


maksimal 10 orang dengan harapan dalam usaha pengentasan masalah lebih dalam
dan meluas untuk pencapaian pengentasan masalah yang muncul didalam kelompok.
Jika jumlah anggota kelompok yang datang sekitar 5 orang atau lebih konseling
kelompok tetap melaksanakan persyaratan untuk memasuki anggota kelompok, antara
lain adalah : umur peserta tidak begitu berjauhan jaraknya, jenis kelamin laki-laki dan
perempuan, adanya perbedaan sosial dan ekonominya, adanya perbedaan kemampuan
dan kecakapannya, tempat tinggalnya diusahakan yang saling berdekatan.
Prayitno (2012:165-166) menjelaskan bahwa kelompok untuk melakukan konseling
kelompok (KKp) dapat dibentuk melalui pengumpulan sejumlah individu (siswa)
yang berasal dari :

1. Satu kelas siswa yang dibagi ke dalam beberapa kelompok

2. Kelas-kelas siswa yang berbeda dihimpun dalam satu kelompok

3. Peserta dari lokasi dan kondisi yang berbeda dikumpulkan menjadi satu
kelompok.

Pengelompokan individu itu dibentuk dengan memperhatikan aspek-aspek relatif


homogenitas dan heterogenitas sesuai dengan tujuan layanan. Data hasil instrument,
himpunan data dan sumber-sumber lainnya dapat menjadi pertimbangan dalam
pembentukan kelompok.

2.3 Komponen Dalam Konseling Kelompok

Prayitno (1995:135) menjelaskan bahwa dalam konseling kelompok terdapat tiga


komponen yang berperan, yaitu pemimpin kelompok, peserta atau anggota kelompok
dan dinamika kelompok.

A. Pemimpin kelompok
Pemimpin kelompok adalah komponen yang penting dalam konseling kelompok
Dalam hal ini pemimpin bukan saja mengarahkan prilaku anggota sesuai dengan
kebutuhan melainkan juga harus tanggap terhadap segala perubahan yang
berkembang dalam kelompok tersebut. Pemimpin kelompok adalah orang yang
mampu menciptakan suasana sehingga anggota kelompok dapat belajar bagaimana
mengatasi masalah mereka sendiri.

B. Anggota kelompok
Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam kehidupan kelompok. Tanpa
anggota tidaklah mungkin ada kelompok. Tidak semua kumpulan orang atau individu
dapat dijadikan anggota konseling kelompok. Besarnya kelompok (jumlah anggota
kelompok), dan homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok dapat
mempengaruhi kinerja kelompok. Sebaiknya jumlah anggota kelompok tidak terlalu
besar dan juga tidak terlalu kecil.

C. Dinamika kelompok
Dalam kegiatan konseling kelompok dinamika konseling kelompok sengaja
ditumbuhkembangkan, karena dinamika kelompok adalah interaksi interpersonal yang
ditandai dengan semangat, kerja sama antar anggota kelompok, saling berbagi
pengetahuan, pengalaman dan mencapai tujuan kelompok. Interaksi yang
interpersonal inilah yang nantinya akan mewujudkan rasa kebersamaan di antara
anggota kelompok, menyatukan kelompok untuk dapat lebih menerima satu sama
lain, lebih saling mendukung dan cenderung untuk membentuk interaksi yang berarti
dan bermakna di dalam kelompok.

2.4 Peranan Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompok

A. Pemimpin Kelompok
Untuk mampu menjalankan tugas dan kewajibannya, pemimpin kelompok harus
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya, sehingga terjadi
dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas,
terbuka dan demokratis.
2) Berwawaasan luas dan tajam sehingga mammpu mengisi, menjembatani,
meningkatkan, memperluas dan mensinergikan konten bahasan yang tumbuh dalam
aktivitas kelompok.
3) Memiliki kemampuan hubungan antar personal yang hangat dan nyaman,
sabar dan memberi kesempatan, demokratik dan kompromistik dalam mengambil
keputusan dan kesimpulan tanpa memaksakan kehendak.

Pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para


anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan konseling
kelompok. Peranan pemimpin kelompok menurut Hartinah (2009:125) yaitu :
1. Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur
tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi, baik hal-
hal yang bersifat isi dari yang dibicarakan maupun yang mengenai proses kegiatan itu
sendiri.
2. Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang berkembang
pada kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan
kelompok. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasana perasaan yang sedang
dialami oleh kelompok tersebut.
3. Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan
maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu.
4. Pemimpin kelompok perlu memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang
terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.
5. Pemimpin kelompok diharapkan dapat mengatur “lalu lintas” kegiatan
kelompok, pemegang aturan permainan, pendamai, dan pendorong kerja sama serta
suasana kebersamaan.
6. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-
kejadian yang timbul didalamnya juga menjadi tanggungjawab pemimpin kelompok.

B. Anggota Kelompok
Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas peranan
para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara
aktif para anggota kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota
kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut. Agar dinamika kelompok
selalu berkembang, maka pernanan yang dimainkan para anggota kelompok menurut
Hartinah (2009:89) adalah :
1. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antara anggota
kelompok.
2. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri di kegiatan kelompok,
3. Berusaha agar apa yang dilakukan dapat membantu agar tercapainya tujuan
bersama.
4. Membantu tersusunan aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
5. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan
kelompok.
6. Mampu berkomunikasi secara terbuka.
7. Berusaha membantu anggota lain.
8. Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.
Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.

2.5 Faktor yang mempengaruhi kualitas kelompok

Menurut Prayitno (1995:145), faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kelompok


antara lain:

a) Tujuan dan kegiatan kelompok.


b) Jumlah Anggota.
c) Kualitas pribadi masing-masing anggota kelompok.
d) Kedudukan kelompok.
e) Kemampuan kelompok dalam memenuhi kebutuhan anggota untuk saling
berinteraksi sebagai kawan.
f) Kebutuhan untuk diterima.
g) Kebutuhan akan rasa aman.
h) Kebuthan akan bantuan moral.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan
interaksi yang dilakukan antar individu, akan terciptalah kelompok atau komunitas
tertentu. Ada kebiasaan bahwa orang berkumpul dalam suatu kelompok karena
mempunyai tujuan yang sama. Melalui kelompok individu mencapai tujuannya dan
hubungannya dengan orang lainnya dengan cara yang inovatif dan kreatif.
Dalam dunia bimbingan konseling, berkelompok adalah dapat menjadi suatu
sarana untuk membantu manusia dalam mencapai perkembangan serta menjadi terapi
untuk mengatasi persoalan psikologis manusia.

3.2 Saran
Dari pembuatan makalah ini kami menyadari adanya kekurangan dalam
pembuatannya. Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun untuk tugas kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Rahmulyani. 2019. Lembar Kerja Teori Layanan Konseling Kelompok. Medan:
Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai