Stase 1 JR
Stase 1 JR
Stase 1 JR
Disusun Oleh
DINA ALVIONITA
P0 5140420 002
Pembimbing
JURUSAN KEBIDANAN
HALAMAN PENGESAHAN
JOURNAL READING
Oleh:
Dina Alvionita
P05140420002
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
i
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Journal Reading ini dengan judul
pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan untuk kepentingan proses belajar.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada dosen saya yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan Journal Reading ini. Melalui kata pengantar ini
penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi Journal
Reading ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat.Dalam penyusunan
Journal Reading ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat
kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan Journal Reading ini dan untuk pelajaran
bagi kita semua dalam pembuatan di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita
dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................. i
A. Judul Jurnal................................................................................. 1
B. Abstrak ....................................................................................... 1
C. Pendahualuan ............................................................................. 1
D. Isi................................................................................................. 3
E. Kesimpulan.................................................................................. 7
iii
iv
BAB I
ISI JURNAL
A. Judul Jurnal
B. Abstrak
Dismenore didefinisikan sebagai nyeri pada saat menstruasi. Dismenore primer adalah
nyeri yang muncul dengan anatomi pelvis normal. Nyeri pada dismenore primer dan
gejala sistemik lain disebabkan karena tingginya kadar prostaglandin. Beberapa faktor
yang berkaitan dengan dismenore primer adalah : usia < 30 tahun, IMT rendah,
merokok, usia menarche dini (< 12 tahun), siklus menstruasi yang lebih panjang,
nulipara, sindrom premenstrual, olahraga yang tidak adekuat, status sosial ekonomi
yang rendah, diet, dan stres. Dismenore primer dapat diatasi dengan terapi
primer melalui beberapa cara, seperti menurunkan stres, mengurangi gejala menstrual
melalui peningkatan metabolisme lokal, peningkatan aliran darah lokal pada pelvis,
dan peningkatan produksi hormon endorfin. Hasil akhir dari terapi olahraga tersebut
C. Pendahuluan/Latar Belakang/Tujuan
Dismenore didefinisikan sebagai nyeri pada saat menstruasi.1 Kata dismenore berasal
dari bahasa Yunani, yaitu dysmenorrhea, yang menurut arti katanya terdiri atas “dys”
berarti sulit, “meno” berarti bulan, dan “rrhea” berarti aliran.2 Dismenore
1
primer adalah nyeri yang muncul dengan anatomi pelvis normal. Sedangkan
adenomiosis, penyakit radang panggul, stenosis servikal, mioma atau polip uteri.
Dismenore primer biasanya muncul pada tahun kedua atau ketiga setelah menarche,
yaitu ketika ovulasi mulai teratur. Pada remaja, dismenore primer lebih sering terjadi
Nyeri pada dismenore primer dan gejala sistemik lain disebabkan karena tingginya
asam lemak di dalam fosfolipid membran sel bertambah. Asam arakidonat dilepaskan
iskemia dan nyeri. Kadar prostaglandin F2a, lebih tinggi selama dua hari pertama
leukotrien juga ditemukan lebih tinggi pada perempuan dengan nyeri menstruasi yang
Gejala pada dismenore primer adalah nyeri pada garis tengah abdomen bagian bawah
yang mulai muncul beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan mulainya
menstruasi. Nyeri dirasakan paling berat pada hari pertama atau kedua, bersamaan
paha.Beberapa gejala yang menyertai dismenore primer adalah mual/ muntah, pusing,
Beberapa faktor yang berkaitan dengan dismenore primer adalah : usia < 30 tahun,
IMT rendah, merokok, usia menarche dini (< 12 tahun), siklus menstruasi yang lebih
2
panjang, nulipara, sindrom premenstrual, olahraga yang tidak adekuat, status sosial
ekonomi yang rendah, diet, dan stres. Konsumsi ikan yang sedikit berkorelasi dengan
ketidakhadiran kerja atau sekolah. Hal tersebut menyebabkan penurunan output kerja
dan perhatian di kelas. Wanita yang mengalami dismenore menjadi murung, mudah
marah, dan tidak dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Nyeri dismenore
Terapi farmakologi antara lain : pemberian obat analgetik, terapi hormonal, dan obat
Salah satu cara untuk meredakan dismenore dengan efek samping yang sedikit adalah
olahraga.15 Telah diketahui secara luas bahwa olahraga dapat menurunkan frekuensi
D. Isi
Olahraga adalah salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi
nyeri.16 Pendapat bahwa berbagai tipe olahraga aktif maupun pasif dapat
meringankan nyeri pada dismenore primer bukanlah sesuatu yang baru.17 Pada
beberapa penelitian, disebutkan bahwa aerobik dan stretching adalah olahraga yang
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jerdy dkk. (2012) terhadap 179 siswi berusia 15-
3
hari seminggu dan dua kali sehari selama 10 menit). Stretching tersebut tidak boleh
dilakukan ketika menstruasi, dan teknik stretching yang benar diperagakan oleh
belakang kursi, kemudian mengangkat salah satu tumit kaki dari lantai, kemudian
diulangi dengan tumit kaki yang lain (Gambar 1. B). Latihan ini dilakukan sebanyak
20 kali.
melipat lutut dan mempertahakan posisi berjongkok (Gambar 1. C). Durasi posisi ini
pergelangan kaki kiri dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri dibentangkan di
atas kepala, sehingga kepala berada di tengah dan posisi kepala menoleh ke arah
tangan kiri (Gambar 1. D). Latihan ini diulangi sebanyak 10 kali untuk masing-
kemudian lutut ditekuk dengan bantuan tangan sampai menyentuh dagu (Gambar 1.
dinding dan meletakkan tangannya di belakang kepala dan siku menghadap lurus
searah dengan pandangan mata (Gambar 1. F). Latihan ini dilakukan selama 10 menit
4
Pada penelitian dengan latihan fisik stretching tersebut, didapatkan hasil bahwa
terdapat penurunan yang signifikan terhadap intensitas nyeri, durasi nyeri, dan
Mahvash dkk. (2012) melakukan penelitian pada mahasiswi di Iran yang bukan atlet
tentang efek aktivitas fisik terhadap dismenore primer. Responden menjalani program
aktivitas fisik selama 8 minggu, 3 hari seminggu dengan durasi 90 menit setiap
latihan. Program aktivitas fisik meliputi 5-10 menit pemanasan, 30-45 menit
stretching untuk bagian pelvis, 10-15 menit latihan stretching bersama pasangan, 10-
15 menit latihan dengan fokus bagian panggul, dan 5-10 menit pendinginan. Hasil
dari penelitian ini adalah terdapat penurunan rasa nyeri yang signifikan setelah
peningkatan metabolisme lokal, peningkatan aliran darah lokal pada pelvis, dan
Endorfin memiliki struktur yang sama dengan morfin, yaitu obat yang digunakan
Endorfin diproduksi dalam tubuh oleh kelenjar pituitari. Pada sistem saraf perifer,
endorfin memproduksi analgesik dengan cara berikatan dengan reseptor opioid pada
kedua pre- dan post- sinaps terminal saraf. Ketika berikatan, akan terjadi kaskade
terlibat dalam transmisi nyeri. Pada sistem saraf pusat, endorfin endorfin mengarhkan
aksi primernya pada presinaptik terminal saraf. Namun, endorfin tidak menginhibisi
5
Inhibisi tersebut akan menyebabkan peningkatan produksi dopamin yang berkaitan
tubuh. Hormon endorfin berperan sebagai analgesik alami di dalam tubuh. Hormon
endorfin akan mengendalikan kondisi pembuluh darah kembali normal dan menjaga
agar aliran darah dapat mengalir tanpa hambatan.21 Peningkatan metabolisme aliran
darah pada pelvis yang muncul selama olahraga dapat mempengaruhi dismenore.22
Peningkatan aliran darah tersebut dapat mengurangi nyeri iskemik selama menstruasi.
melakukan penelitian terhadap 30 wanita bukan atlet berusia 18-25 tahun dengan
selama 8 minggu, 3 hari perminggu dengan durasi 45 menit setiap sesi. Hasil yang
didapatkan adalah bahwa terdapat penurunan yang bermakna pada gejala fisik dan
Menari adalah salah satu sumber olahraga aerobik yang baik. Pada kelompok
eksperimen yang telah mengikuti terapi menari selama 4 minggu, terdapat penurunan
nyeri menstruasi yang bermakna (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terapi menari
Aktivitas fisik berperan sebagai cara khusus untuk menurunkan nyeri pada dismenore
primer dengan menurunkan ansietas dan stres mental. Stres dianggap sebagai faktor
utama berkaitan dengan aktivitas fisik dan dismenore. Aktivitas fisik memiliki peran
dalam mengurangi stres dan perubahan biokimia pada sistem imun tubuh. Nyeri
6
bahwa olahraga dapat menurunkan stres, aktivitas saraf simpatis dapat juga menurun.
Sehingga intensitas nyeri menstruasi dan gejala terkait lainnya juga dapat menurun.
E. Kesimpulan
Dismenore primer merupakan gangguan ginekologik yang sering terjadi pada remaja
peningkatan metabolisme lokal, peningkatan aliran darah lokal pada pelvis, dan
peningkatan produksi hormon endorfin. Hasil akhir dari terapi olahraga tersebut
7
BAB II
TELAAH JURNAL
A. Judul Jurnal
Judul jurnal sudah sesuai dengan syarat penulisan judul jurnal yang baik yaitu relevan
dengan tema yang dikaji. Judul jurnal sudah menggambarkan isi dari penelitisn. Judul
B. Abstrak
Isi abstrak dari jurnal ini sudah mencakup latar belakang, hasil dan kesimpulan.
Kemudian kaidah penulisan juga sudah sesuai. Abstrak sudah mewakili inti penelitian.
Bahasanya mudah dImengerti dan dipahami, sehingga pembaca tidak salah tafsir.
C. Pendahuluan
Pada pendahuluan jurnal ini belum dijelaskan mengenai angka kejadian disminorea
D. ISI
Isi dari jurnal ini sudah membahas sesuai dengan pendahuluan jurnal. Isi dijabarkan
dengan lengkap dan akurat, dengan bahasa yang lugas tidak ambigu. Pembahasan
menggunakan teori dari berbagai sumber. Bahasanya juga jelas dan mudah dipahami
oleh pembaca.
E. Kesimpulan
Kesimpulan sudah mampu menjawab secara ringkas dari latar belakang penelitian.
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu dysmenorrhea, yang menurut arti katanya terdiri
atas dys sulit, meno berarti bulan, dan rrhea berarti aliran (Anisa, 2015).
Dismenore atau mentrual cramp juga merupakan salah satu keluhan ginekologi
yang paling sering terjadi pada wanita dalam usia reproduksi berupa berapa nyeri
yang dirasakan pada beberapa saat atau selama menstruasi (Dewi dkk, 2018)
Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama
haid. Rasa nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung
beberapa jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri. ( Larasati dan
Alatas, 2016).
Dismenorea adalah rasa nyeri saat haid yang terasa diperut bagian bawah dan
negatif pada aktifitas sehari-hari yang sering terjadi pada remaja yang mengalami
hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan timbul rasa nyeri saat
9
2. Etiologi
a. Desminore Primer
Menurut Nugroho dan Utomo (2014) nyeri pada dismenore primer diduga
semakin hebat ketika bekuaan atau potongan jaringan dari lapisan rahim
melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviknya sempit. Faktor
belakang (retroversi), kurang berolahraga dan stres psikis atau stress social.
b. Disminore Sekunder
1) Endometritis
2) Fibroid
3) Adenomiosis
3. Patofisiologi
dan vasokonstriksi pada miomentrium sehingga terjadi iskemia dan nyeri pada
bagian bawah perut. Adanya kontraksi yang kuat dam lama pada dinding
rahim, hormon prostagladin yang tinggi dan peleberan dinding rahim saat
10
mengeluarkan darah haid sehingga terjadilah nyeri saat haid (Larasati dkk,
2016).
Nyeri pada disminore juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian, berdasarkan
gradenya :
a. 0 : Tidak disminore
a. Disminore Primer
Menurut Nugruho dan Utama (2014) terdapat berapa gejala Disminore Primer
yaitu :
1) Nyeri pada perut bagian bawah yang bisa menjalar kepunggung bagian
bawah tungkai
2) Kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus
11
4) Sakit kepala, mual, sembelit atau diare, dan sering berkemi.
b. Disminore Sekunder
Menurut Sari dkk (2018) Disminore sekunder memiliki ciri khas yaitu nyeri
5. Penatalaksanaan
dismenore yaitu :
a. Disminore Primer
Menurut Nugroho dan Utama (2014) Untuk mengrangi rasa nyeri bisa
asam mefenamat). Obat ini sangat efektif jika mulai di minimal 2 hari sebelum
mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah
3) Pemijatan
4) Yoga
12
Menurut Runjati dan Umar (2018) penatalaksaan disminore dapat dilakukan
1) Kompres hangat bagian bawah abdomen dengan botol berisi air panas atau
3) Makan makanan bergizi, tinggi zat besi, kalsium, dan vitamin B kompleks
b. Disminore Sekunder
1. Data Subjektif
melalui anamnesa yaitu tentang apa yang dikatakan klien, seperti identitas pasien,
13
kemudiaan keluhan yang diungkapakan pasien pada saat melakukan anamnesa
a. Nama
b. Umur
reproduksi seseorang.
c. Agama
d. Suku Bangsa
e. Pendidikan
baru atau pengetahuan baru karena tingkat pendidikan yng lebih tinggi mudah
mendapatkan informasi
f. Pekerjaan
g. Alamat
h. Keluhan Utama
14
i. Riwayat Kesehatan
Untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien pada saat ini, dahulu maupun
ataupun menular
1) Makan
2) Minum
3) Eliminasi
k. Personal Hygien
l. Pola Aktivitas
m. Pola Istirahat
Untuk mengetahui pola istirahat pasien sehari-hari, seperti berapa lama tidur
15
2. Data Objektif
klien, hasil laboratorium, dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung assasment yaitu apa yang dilihat dan diraskan oleh bidan
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum pasien apakah baik, lemah atau keadaan
2) Kesadaran
samnolen.
3) Tekanan Darah
4) Suhu
5) Denyut Nadi
6) Respirasi
7) Berat Badan
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
16
2) Rambut
3) Muka
4) Mata
Untuk menilai apakah kunjungtiva pucat atau merah, dan sklera berwarna
5) Hidung
6) Telinga
7) Mulut
Untuk mengetahui kebersihan, dan melihat adakah caries dan mukosa bibir
8) Abdomen
9) Genetalia
Untuk mengetahui adakah oedem dan varises vagina, dan kelainan yang
mengganggu.
10) Anus
11) Ekstremitas
17
3. Rencana Tindakan
Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun
danmempertahankan kesejahteraanya.
18
BAB IV
PENUTUP
Secara keseluruhan jurnal ini sudah bagus, topik bahasan yang menarik dan bahasa yang
mudah dipahami. Hasil penelitian dibahas secara detail dan mendalam. Referensi yang
digunakan pun banyak, sehingga sudah bisa menjadi jurnal sebagai sumber informasi yang
akurat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Larasati, dkk. 2016. Dismenore Primer dan Faktor Resiko Dismenore Primer pada Remaja.
Jurnal Majority. Vol 5, No 3. Diakses pada 14 September 2020.
Nugroho, Taufan, dan Boby Indra. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Prijatni, Ida dan Sri Rahayu. 2016. Modul Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
20