Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar
Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar
Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar
Dalam keadaan serba terbatas ini, jenuh belajar menjadi hal yang wajar terjadi bagi para
pelajar. Beberapa penyebabnya antara lain, rutinitas yang ajeg dan terkesan monoton, lingkungan
tinggal yang memiliki ruang gerak terbatas, kejenuhan yang dialami oleh anggota keluarga,
partner ngobrol yang terbatas secara fisik, tugas yang menumpuk, terlalu sering menatap layar
komputer atau handphone, ditambah pula beberapa remaja mengalami permasalahan hati.
Akibatnya, kondisi mental menjadi tidak baik-baik saja, misalnya kecemasan yang berlebihan,
overthinking, malas, murung, tugas tidak terselesaikan, sensitif, dan lain sebagainya. Bagi
sebagian orang, kondisi mental yang tidak baik dapat berakibat pula pada kondisi fisik, misalnya
kehilangan nafsu makan sehingga kurang asupan bagi tubuh dan timbul sakit.
Agar tidak menimbulkan depresi, stres, atau masalah psikologis lainnya, kondisi jenuh
berkepanjangan tersebut harus segera diatasi atau mungkin harus dicegah sebelum terjadi. Hal-
hal yang dapat dilakukan di antaranya sebagai berikut.
1. Membuat agenda
Seringkali kita melupakan pentingnya langkah satu ini, padahal manfaatnya sangat baik bagi
terorganisasikannya aktivitas-aktivitas kita. Buatlah agenda atas kegiatanmu mulai dari bangun
pagi hingga beristirahat malam. Susunlah agenda mulai dari yang pokok seperti jadwal
pembelajaran dan deadline-deadline tugas kemudian selipi dengan aktivitas-aktivitas
pendamping. Usahakan aktivitas pendamping setiap harinya dapat bervariasi.
3. Olahraga
Luangkan waktu untuk berolahraga. Tidak harus olahraga berat, cukup olahraga ringan yang
dapat dilakukan di lingkungan rumah. Hal ini membantu menjaga kesehatan secara fisik dan
meningkatkan mood secara mental.
4. Istirahat cukup
Tubuh manusia tidak dapat diforsir untuk melakukan aktivitas berat secara berlebihan.
Belajar secara daring secara tidak langsung memaksa kita untuk menatap layar komputer atau
handphone terus menerus. Selain itu, otak kita juga terus bekerja untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran dan menyelesaikan tugas-tugas sesuai deadline. Untuk itu, waktu istirahat yang
cukup sangat diperlukan agar tubuh kita segar kembali. Misalnya, kita dapat berhenti beberapa
menit untuk menatap layar dengan selingan aktivitas lain. Pada malam hari, hindari begadang
dan segeralah beristirahat. Begadang hingga larut malam biasanya menimbulkan overthinking
terhadap hal-hal yang tidak semestinya terlihat berat untuk dihadapi sehingga otak kita kembali
bekerja keras.
5. Me time
Cari mood atau suasana yang membangun terbentuknya suasana hati yang baik. Kita dapat
melakukan hobi, menonton film atau serial drama, membaca buku-buku dengan topik yang
disukai, memasak, bermain game secukupnya, merawat diri, mendengarkan musik, menata ruang
belajar, dan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan masing-masing individu.
Temukan partner ngobrol yang mendukung suasana hati bahagia meskipun dilakukan secara
virtual. Misalnya mengobrol topik yang ringan dengan suasana santai dan penuh canda, sharing
tentang permasalahan yang dialami dengan partner yang mampu mendengarkan atau
membangun. Hindari obrolan dengan topik yang toxic supaya jiwa kita tidak menyerap energi
yang negatif sehingga menimbulkan kelelahan. ‘Mengobrol’ tidak hanya melalui pesan singkat
tetapi lakukan video call misalnya, supaya suasana menjadi lebih terbangun, kita dapat melihat
ekspresi dan mendengarkan nada bicara lawan tutur.
7. Berdoa
Ucapkan terima kasih serta rasa syukur pada Sang Pencipta atas nikmat yang boleh kita
terima. Meski kita menemui hal-hal berat dalam perjalanan masa pandemi, kita tetap dikuatkan
hingga saat ini. Teruslah percaya bahwa kekhawatiran yang kita alami akan terus mendapat
pertolongan-Nya.
Diri kita telah melakukan hal-hal berat dan kita telah melaluinya meski dengan segala
perihnya perjuangan. Jangan lupa ucapkan terima kasih pada diri. Berikan reward yang setimpal
atas kuatnya fisik, pikiran, dan hati. Dengan mengucapkan terima kasih pada diri sendiri, kita
akan menjadi ikhlas terhadap perjalanan yang mengecewakan dan menjadi lebih teguh untuk
menyambut masa mendatang dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban kita.