Makalah DKV Analisis Iklan - Shakira Nasya Anindra 07031382025268
Makalah DKV Analisis Iklan - Shakira Nasya Anindra 07031382025268
Makalah DKV Analisis Iklan - Shakira Nasya Anindra 07031382025268
Disusun oleh:
Shakira nasya anindra
07031382025268
Segala puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita nikmat dan juga atas karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “MAKALAH DKV ANALISIS IKLAN CETAK“ tepat pada waktunya.
saya juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Ryan Adam, M.Ikom ,Selaku dosen
pengampu mata kuliah Desain Komunikasi Visual yang telah membimbing saya untuk
mengerjakan tugas yang dapat menambah wawasan dan juga kemampuan kami dalam membuat
makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Ryan Adam, M.Ikom Pada mata kuliah Desain Komunikasi Visual. Selain itu penulisan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca.
Saya mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah ini oleh sebab itu saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun saya dan
membantu kami dalam menyempurnakan makalah ini kedepannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Bagaimana hasil analisis iklan pada iklan cetak indomie?
Sejarah iklan pertama kali adalah iklan tulis yang dikenal sejak masa yunani kuno. Ketika
itu, iklan berisi mengenai budak-budak yang melarikan diri dari tuannya atau mengenai
penyelenggaraan pertandingan gladiator, pada masa ini iklan hanyalah berupa surat edaran.
Beberapa waktu kemudian barulah muncul metode periklanan yang ditulis dengan tangan dan
dengan kertas yang lebih besr di Inggris. Iklan pertama yang dicetak di Inggris ditemukan pada
Imperial Intellegencer Maret 1648 sampai tahun 1850-an. Sedangkan di Eropa iklan belum
sepenuhnya dibuat di suratkabar, kebanyakan masih berupa pamflet, leaflet, dan brosur. Iklan
majalah pertama muncul dalam majalah Harper tahun 1864.
Dimasa lampau, ketika seorang pemilik toko atau pedagang eceran menjual barang-
barang dagangan mereka dengan memamerkannya alakadarnya, jelas bahwa apa yang kita kenal
sebagai periklanan dewasa ini sangat sulit ditemukan. Bentuk awal periklanan itu sendiri terbatas
pada papan-papan nama sederhana yang menunjukkan nama sebuah penginapan, nama bar kecil,
serta kios tukang cukur yang dihiasi dengan tabung putar warna-warni atau hiasan lainnya yang
sederhana (Jefkins1997:3).
Pre Industrial Era, dimulai ketika perekam sejarah mulai dilakukan hingga abad ke- 19.
Selama era ini berlangsung, ada beberapa perkembangan penting yang mempengaruhi lahirnya
periklanan modern. Ditemukan kertas di Cina pada tahun 1275 dan ditemukan mesin cetak oleh
Johann Guttenberg pada tahun 1450, membawa perubahan yang sangat berpengaruh pada
periklanan, tidak hanya pada kegiatan periklanan tetapi juga pada kehidupan masyarakat,
sehingga muncullah format periklanan yang pertama yaitu poster dan selebaran.
Industrializing Era. Berlangsung sejak pengetahuan tahun 1970-an sampai akhir Perang
Dunia I diawali dengan revolusi industri inggris, era ini diwarnai dengan penggunaan mesin-
mesin untuk memproduksi barang secara missal. Munculnya teknologi komunikasi seperti
telegraf, telepon, bagi kegiatan periklanan pada akhir Perang Dunia I mulai muncul periode
periklanan modern. Industrial Era. Ditandai dengan munculnya radio dan televise, yang
kemudian menjadi sarana komunikasi massa dan media periklanan yang meluas dan
berkecepatan tinggi dalam penyampaiaannya. Pada tahun 1940-an,dan awal 1950-an iklan
memasuki era emasnya. Kreatif iklan mengalami revolusi dengan memberikan focus pada
keistimewaan produk menjadi citra atau personal merk, The image Of Advertising.
Post Industrial era. Era ini dimulai pada tahun 1980-an. Ketika orang bergantung kepada
Sumber Daya Alam, muncul istilah pemasaran baru yang disebut Demarketing. Para produsen
menggunakan iklan yang memperlambat permintaan barang, lalu bermunculan iklan-iklan yang
mengklaim bahwa produknya aman bagi lingkungan. Demarketing ini menjadi alat strategis bagi
pengiklan untuk menghadapi kompetitornya dan masalah sosialnya.
Global interaktif Era. Perkembangan teknologi baru diawal abad 21 membawa pengaruh
besar bagi dunia periklanan. Teknologi computer dalam hal ini internet, telah memberikan media
baru bagi pengiklan untuk menjangkau konsumen potensialnya. Sifat interaktif dari internet
memungkinkan konsumen untuk mencari informasi produk yang mereka inginkan. Internet
menjadi media iklan baru yang berkembang paling cepat sejak era televisi.
Tujuan atau sasaran iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat
pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan
dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk,
mengingatkan, atau memperkuat.
Fungsi iklan yang kedua menurut Liliweri adalah fungsi komunikasi. Artinya, bahwa
iklan sebenarnya merupakan sebentuk pesan dari komunikastor kepada khalayaknya. Sama
halnya dengan kita berbicara dengan orang lain, maka iklan juga merupakan pesan yang
menghubungkan antara komunikator dengan komunikan. Dengan kata lain, fungsi iklan seperti
ini dapat disebut dengan fungsi komunikasi.
Menurut Liliweri yang ketiga dari fungsi iklan adalah fungsi pendidikan. Fungsi ini
mengandung makna bahwa iklan merupakan alat yang dapat membantu mendidik khalayak
mengenai sesuatu, agar mengetahui dan melakukan sesuatu. Mendidik dalam hal ini, tentu saja
cenderung diartikan dalam perspektif kepentingan komersialisme, industrialism dan kapitalisme.
Artinya, situasi khalayak yang sudah terdidik tersebut dimaksudkan agar khalayak siap
menerima produk yang dihasilkan oleh produsen.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Subjek penelitian adalah iklan Produk makanan instan yaitu produk INDOMIE. Yang
dimuat pada tahun 2015.
Objek penelitian adalah masalah yang dikaji yaitu menganalisis isi iklan cetak pada iklan
INDOMIE.
HASIL PENELITIAN
Iklan makanan instan ini dibintangi oleh actor muda terkenal yaitu Al Ghazali. Di iklan
makanan instan indomie goreng yang sebelumnya juga dibintangi oleh actor yang sama.Iklan
tersebut menawarkan produk makanan instan mie goreng, di dalam iklan tersebut di selipkan
kalimat “makan indomie goreng bikin hari semangat” yang bertujuan untuk memberitahukan
kepada kalangan masyarakat kalau makan mie instang indomie goreng bisa membuat kita
semangat. Seperti yang di lakukan oleh al ghazali di dalam iklan tersebut setelah makan indomie
goreng dia semangat dalam melakukan aktivitasnya. Dan di akhir iklan juga ditampilkan produk-
produk makanan instan indomie goreng dengan rasa lain seperti rasa iga penyet, rending, dan
indomie goreng jumbo.
Segmenting
1. Geografis : wilayah seluruh Indonesia, dari kepadatan tinggi sampai rendah.
2. Demografis : jenis kelamin (semua), agama (semua), pekerjaan (semua),
pendidikan (tidak ada batasan), ras (tidak ada batasan).
3. Psikografis : gaya hidup konsumtif, praktis dan hemat.
4. Perilaku : Tingkat Pemakai tinggi hingga rendah, loyalitas konsumen,
tujuan penggunaan.
Targeting
Target pasarnya dalah semua umur kecuali balita.
Positioning
1. Menanamkan di benak konsumen bahwa indomie adalah mie-nya orang
Indonesia, dengan cita rasa Nusantara dari berbagai daerah.
2. Mie instant yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi, dapat dihidangkan dengan
lauk pauk lainnya.
4.3 INOVASI
Seharusnya indomie ini menciptakan citra rasa seperti sayur-sayuran dan kemasan yang
lebih menarik sehingga masyarakat lebih tertarik untuk membelinya.
Strength ( Kekuatan )
1. Keahlian dalam cita rasa Indonesia
2. Produksi rendah biaya
3. Jangkauan distribusi luas
4. Kecepatan dalam menjangkau konsumen
5. Brand yang sudah terkenal
Weakness (Kelemahan)
1. Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan
2. Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood
3. Permintaan pasar yang belum terpenuhi
4. Mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh seperti MSG
Opportunity (peluang)
1. Melakukan ekspansi ke luar negeri
2. Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang sejenis
3. Melakukan diversifikasi terhadap produk lain
Threat (Ancaman)
1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
2. Tidak fokus terhadap satu jenis produk
3. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi mengeni kandungan zat
yang ada di Indomieterhadap produk lain
4. Menciptakan mie dengan bahan-bahan yang lebih sehat seperti bahan-bahan
Organic
4.5 STRATEGI
1. Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product)
2. Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)
3. Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)
BAB V
PENUTUP
5.1 Saran
Seharusnya indomie harus meningkatkan kewaspadaan kepada produksi mie lain dengan
melakukan promosi yang sangat agresif, ditambah keunggulan-keunggulan lain, menentukan
kualitas produk, memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan
keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat mengetahui dengan jelas kebutuhan dan
keinginan konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari masing-masing atau tidak.
Melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui
kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/llustrasi
https://www.triobbc.com/2014/07idefinisi-wama.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi
https://id.wikipedia .org/wiki/Identitas_perusahaan