UTS Metpen PGSD 2019E
UTS Metpen PGSD 2019E
UTS Metpen PGSD 2019E
Oleh :
2022
BAB I
PENDAHULIAN
A. Latar belakang
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual
maupun kelompok aktif mengali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna dan otentik (Rusman, 2012: 254). Menurut Trianto (2010: 78)
tertentu. Setara dengan pendapat Prastowo (2013: 223) pembelajaran tematik terpadu
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Tidak hanya itu,
diharapkan juga agar siswa mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan
hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja serta diarahkan untuk melatih berpikir
analitis (siswa diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin
dengan hanya mendengarkan dan menghapal saja). Pembelajaran tematik integratif dengan
ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi, serta menekankan pada kondisi siswa yang berperilaku
mengomunikasikan (5M), sehingga siswa akan dapat dengan benar menguasai materi yang
dipelajari dengan baik. Pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-
beda, secara individual, kolektif, ataupun sosial. Hasil belajar sanggat erat dengan proses
kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar merupakan suatu sasaran atau tujuan dari proses belajar tersebut.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan dari proses kegiatan
belajar yang diperoleh siswa dengan tujuan pembelajaran yang hendak di capai. Keberhasilan
dari suatu proses belajar belajar dapat dilihat melalui hasil belajar yang diperoleh. Hasil
belajarnya (Sudjana, 2011: 22). Sedangkan menurut Hamalik (2013:33) menyatakan bahwa
hasil belajar adalah bila seseorang belajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada
seseorang tersebut. Dari pendapat Oemar Hamalik hasil belajar merupakan perubahan dari hal
tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi mengerti yang merupakan hasil dari
belajar seseorang. Didapatkan data berupa hasil pretes siswa yang nilainya masih dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu pada muatan IPA. Untuk Kriteria Ketuntasan
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) denan presentase 31,25% dan 11 dari 16
siswa tidak mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan presentase 68,75%.
yaitu, pada saat pembelajaran model yang diterapkan kurang bervariasi, oleh sebab itu siswa
pada kegiatan pembelajaran cenderung pasif, selain itu saat proses pembelajaran masih
terdapat beberapa siswa yang masih berbicara dengan teman sebangkunya. Faktor lainnya
yaitu pada sarana dan prasarana untuk mendukung proses pembelajaran seperti halnya LCD
dan proyektor, sebenarnya dari pihak sekolah sudah menyediakan tetapi penggunaannya harus
bergantian dengan kelas lain. Salah satu model pembelajaran yang memberikan peluang bagi
Pembelajaran Berbasis Masalah atau biasa disingkat dengan PBL merupakan satu bentuk
model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa dan menempatkan siswa pada suatu
masalah konkret yan ada disekitar mereka (Koeswanti, 2018: 65). Pada model Pembelajaran
Berbasis Masalah, peserta didik dituntut aktif untuk mendapatkan konsep yang dapat
diterapkan dengan jalan memecahkan masalah, peserta didik akan mengekplorasi sendiri
konsep-konsep yang harus mereka kuasai, dan peserta didik diaktifkan untuk bertanya dalam
berargumentasi melakukan diskusi, mengasah ketampilan investigasi, dan menjalani prosedur
B. Rumusan masalah
1. Apakah model pembelajaran berbasis masalah dan interaktif pada siswa kelas IV
3. Upaya apa yang dilakukan guru kepada siswa kelas IV SDN Kedungboto dalam
C. Tujuan penelitian
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru pada siswa kelas IV SDN
interaktif.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
di SDN Kedungboto
2. Manfaat praktis
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (dalam Warsono dan Hariyanto, 2013:
tujuan belajar. Trianto (dalam Gunarto, 2013:15) mengartikan model belajar sebagai
pola yang digunakan sebagai pedoman guna merancang pembelajaran di kelas atau
tutorial.
model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta
segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung
mendapatkan rasa percaya diri atas kemampuan yang dimilikinya sendiri, untuk
adalah sebagai berikut. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu,
Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, Dapat dijadikan pedoman untuk
pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks dengan
dunia nyata” (Tan, 2003; Wee & Kek, 2002:12). Model ini melatih siswa untuk
membuat terbangunnya pengetahuan baru yang lebih bermakna bagi siswa. Pengertian
PBL menurut Hudojo (1988:5) adalah “proses yang ditempuh oleh seseorang untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi
masalah baginya”. Pengertian PBL menurut Dutch (dalam Amir, 2009:27) adalah
“metode intruksional yang menantang peserta didik agar belajar untuk belajar
bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata”.
inisiatif siswa terhadap materi pelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk
berpikir kritis dan analitis, dan menggunakan sumber belajar yang sesuai.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning
nyata. Model ini menyebabkan motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat.
Model PBL juga menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan cara
berpikir kritis dan keterampilan berpikir yang lebih tinggi. Amir (2009:24)
Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. Memastikan setiap anggota
memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Kedua Merumuskan
hubungan apa yang terjadi antara fenomena itu. Ketiga Menganalisis Masalah. Siswa
mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki tentang masalah. Keempat
Menata gagasan siswa dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam. Bagian
yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan mana
pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang dan
mana yang masih belum jelas. Keenam Mencari Informasi tambahan dari sumber
yang lain (di luar diskusi kelompok). Ketujuh Mensintesa (Menggabungkan) dan
menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk kelas. Dari laporan individu/sub
harus kritis tentang laporan yang disajikan (laporan diketik, dan dibagikan kepada
siswa terhadap materi ajar. 4). Meningkatkan kemampuannya yang relevan dengan
dunia praktek. 5). Membangun kemampuan kepemimpinan dan kerja sama. 6).
karakteristik Matematika dan PBL, keduanya memiliki benang merah satu dengan
yang berkembang secara dinamik. Artinya, perkembangan yang sangat pesat serta
Matematika sebagai ilmu yang bersifat dinamik generatif. Jika dikaitkan dengan PBL,
perubahan pandangan ini telah berimplikasi pada berubahnya aspek pedagogis dalam
dan pengembangan kemampuan berpikir Matematika pada siswa. Siswa dapat lebih
aktif, kreatif, dan inovatif pada proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut,
yang digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran
utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam
Hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang
adalah jumlah atau total mereka.Pecahan dalam matematika adalah bilangan rasional
yang dapat ditulis dalam bentuk a/b (dibaca a per b), dengan bentuk dimana a dan b
merupakan bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan bilangan a bukan kelipatan
dengan penelitian ini ialah Tia Putri Aprianti (2014) dengan judul penelitian
hasil belajar siswa kelas V A SDN 45 Kota Bengkulu”. Bentuk penelitian ini ialah
Penelitian Tindakan Kelas dan hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran model PBL di SDN 45
Kota Bengkulu.
C. Hipotesis
Fraenkel dan Wallen dalam Winarni (2011: 87) menyatakan bahwa hipotesis
merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis adalah
jawaban atau anggapan sementara dari penelitian yang kebenarannya perlu dibuktikan
secara empiris. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek sikap antara siswa
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek keterampilan antara
siswa yang mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model PBL dengan
Interaktif.
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan antara
Interaktif.
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Jenis penelitian
situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas. Yang disebut sebagai
Populasi merupakan kelompok yang menarik peneliti, kelompok tersebut oleh peneliti
dijadikan sebagai objek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian (Fraenkel dan Wallen
dalam Winarni, 2011: 94). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi
dalam penelitian yang digunakan adalah Non equivalent control grub design. Dapa dilihat
O1 X O 2
O3 O4
Tabel 3.1
Dalam gambar diatas dapat diperjelas populasi penelitian dengan tabel berikut ini.
Kelas eksperimen I O1 X1 O2
(masalah)
Kelas eksperimen II O3 X2 O4
(interaktif)
Keterangan :
Winarni (2011: 106), teknik cluster random sampling digunakan jika dijumpai
populasi yang heterogen dimana sub populasi merupakan suatu kelompok yang
homogenitas sampel. Berdasarkan hasil dari uji homogenitas, diperoleh kelas IVA
sebagai kelas eksperimen I dengan menerapkan model inkuiri dan kelas IVC sebagai
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes
dalam bentuk pretest, posttest, observasi (oenilaian observasi sikap dan penilaian
kinerja), dan dokumentasi. Sumber data adalah seluruh sampel dimana setiap diri
siswa diminta untuk menjawab soal-soal pada lembar tes dan lembar penilaian diri.
1. Tes
pengetahuan yang terdiri dari penilaian pretest dan posttest. Tes diberikan
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran
yang akan diajarkan telah dapat dikuasi oleh peserta didik. Jadi tes awal
b Post-test
baiknya oleh para peserta didik. Soal tes akhir ini adalah bahan-bahan
didik, naskah tes akhir dibuat sama dengan naskah tes awal. Dengan
demikian dapat diketahui apakah tes akhir lebih baik, sama, ataukah
2. Observasi
Pada penelitian ini observasi yang dilakukan adalah terhadap aspek sikap
pembelajaran.
3. Dokumentasi
melakukan penelitian.
d. Instrumen penelitian
1. Lembar Tes
Tes yang digunakan dalam mengukur hasil belajar siswa berbentuk soal tes
uraian, yang terdiri dari pretest dan posttest. Soal tes diberikan kepada semua
Lembar tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar pada aspek
pengetahuan dalam penelitian ini. Lembar tes ini diberikan kepada sampel dan
Uji Validitas
Sebuah tes valid bila tes dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur
(Winarni, 2011:193).
Uji Reliabilitas
Taraf Kesukaran
betul. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar,
maka taraf kesukaran tes tersebut rendah. Sebaliknya, jika hanya sedikit
dari subjek yang menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya tinggi.
Daya Pembeda
memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes.
2. Lembar Observasi
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
3. Dokumentasi
dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film yang sering digunakan untuk
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa nilai raport siswa kelas
IV SDN Kedungboto tahun 2022/2023, hasil belajar siswa aspek sikap (penilaian
observasi sikap dan penilaian diri siswa), hasil belajar aspek keterampilan
(penilaian kinerja), hasil belajar siswa aspek pengetahuan (pretest dan posttest),
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji perbedaan dua
rata-rata
(uji t), yang bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan antara hasil belajar