Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Bab 3 Likuidasi Persekutuan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAB III

LIKUIDASI PERSEKUTUAN
(PEMBUBARAN FIRMA)
Tujuan pembahasan Bab III mengenai materi Pembubaran Firma adalah diharapkan setelah
mempelajarinya para pembaca dapat:
1. Memahami dan dapat melakukan pencatatan likuidasi serentak setelah seluruh realisasi
dilakukan
2. Memahami masalah yang timbul dalam likuidasi
3. Memahami dan dapat melakukan likuidasi partial setelah sebagian realisasi dilakukan
4. Memahami dan dapat melakukan pencatatan likuidasi dengan program kas
A. LIKUIDASI SERENTAK SETELAH SELURUH REALISASI DILAKUKAN
Likuidasi yang dilakukan setelah seluruh realisasi dilakukan maka tahap pertama adalah
mencatat seluruh realisasi, selanjutnya membayar seluruh kewajiban dan terakhir adalah
mengembalikan modal anggota. Prosedur yang ditempuh:
a. Realisasi akitva non kas dimana laba-rugi realisasi dibebankan ke rekening modal
anggota.
b. Menyelesaikan hutang-hutang pada pihak luar.
c. Menye1esaikan hutang-hutang pada anggota firma.
d. Melakukan likuidasi/pengembalian modal.
Contoh:Firma Poppy, Qorry dan Ranto setuju untuk melikuidasi Firma ‘PQR”. Neraca per 31
Maret 2011 sesaat sebelum likuidasi tampak sebagai berikut:
Neraca Firma “PQR”
Kas Rp 20.000 Hutang dagang Rp 60.000
Pihutang Rp 30.000 Hutang pada Ranto Rp 20.000
Persediaan Rp 100.000 Modal Poppy (30%) Rp 40.000
Aktiva tetap Rp 150.000 Modal Qorry (30%) Rp 80.000
Modal Ranto (40%) Rp 100.000
Total Aktiva Rp 300.000 Total hutang dan modal Rp.300.000
Realisasi aktiva: Nilai buku Rugi
Pihutang dijual Rp 25.000 Rp. 30.000 Rp. 5.000
Persediaan dijual Rp 90.000 Rp.100.000 Rp. 10.000
Aktiva tetap dijual Rp 120.000 Rp.150.000 Rp. 30.000
Jumlah Rp.235.000 Rp.280.000 Rp.45.000

1
Jurna1 Realisasi adalah:
Kas Rp 235.000
Modal P Rp 13.500  30% x Rp.45.000
Modal Q Rp 13.500
Modal R Rp 18.000 40% x Rp.45.000
Pihutang Rp 30.000
Persediaan Rp 100.000
Aktiva tetap Rp 150.000
Jurnal Likuidasi adalah:
Hutang dagang Rp 60 000,-
Hutang pada Ranto Rp 20 000,-
Modal P Rp 26 500,-  40.000 – 13.500
Modal Q Rp 66 500,-  80.000 -13.500
Modal R Rp82 000,- 100.000 – 18.000
Kas Rp 255.000  235.000 + 20.000

B. MASALAH YANG TIMBUL DALAM LIKUIDASI SERENTAK:


1. Salah satu anggota defisit tetapi secara pribadi mampu.
2. Salah satu anggota defisit dan tidak mampu secara pribadi.
1. Salah satu anggota defisit tetapi secara pribadi mampu
Apabila rugi akibat realisasi aktiva non kas menyebabkan salah satu anggota mempunyai
saldo modal defisit tetapi secara pribadi mampu, maka pribadi/anggotá tersebut harus
menyetor kas untuk menutup defisit modalnya.
Contoh: Pada Firma “PQR” tersebut misalnya realisasi pada aktivanya adalah:
Pihutang tertagih Rp 10 000,-
Persediaan dijual Rp 50 000,-
Aktiva tetap dijual Rp 80 000-
Jurnal Realisasi:
Kas Rp 140.000-
Modal P Rp 42.000,-
ModaiQ Rp 42.000,-
Modal R Rp 56.000,-
Aktiva-aktiva selain Kas. Rp 280 000,-
2
Setelah realisasi saldo modal anggota tampak sebagai berikut:
Poppy Qorry Ranto
Modal awal Rp 40 000 Rp80 000,- Rp100 000,-
Rugi Realisasi Rp(42 000,-) Rp(42 000,-) Rp(56000,-)
Modal akhir (Rp2 000,-) Rp38 000,- Rp44 000,-
Poppy mempunyai saldo defisit dan pribadinya mampu maka sebelum likuidasi Poppy harus
menyetor kas. Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Kas Rp 2 000,-
Modal Poppy Rp 2 000,-
Jurnal Likuidasi:
Hutang dagang Rp 60 000,-
Hutang pd Ranto Rp 20 000,-
Modal Qorry Rp 38 000,-
Modal Ranto Rp 44 000,-
Kas Rp 162 000,-  140.000 + 20.000 + 2.000

2. Salah satu defisit dan pribadi tidak mampu


Apabila dalam kasus defisit nomor 1 di atas Poppy tidak mampu maka defisit Poppy sebesar
Rp 2 000,- harus ditanggung Qorry dan Ranto dengan proporsi 30 : 40. Dengan jurnal:
Modal Qorry Rp 857,15
Modal Ranto Rp 1.142,85
Modal Poppy Rp 2.000,-
Sesudah beban defisit ditanggung anggota yang lain baru dilakukan likuidasi.
Jurnal Likuidasi:
Hutang dagang Rp 60 000,-
Hutang pd Ranto Rp 20 000,-
Modal Qorry Rp 37.142,85,-
Modal Ranto Rp 42.857,15,-
Kas Rp 160 000,-  140.000 + 20.000

3
C. LIKUIDASI DILAKUKAN SETIAP HASIL REALISASI SECARA PARTIAL
DITERIMA (LIKUIDASI BERANGSUR)
Pada likuidasi bertahap cara pembagian kas yang ada setelah dibayarkan hutang pada pihak
luar adalah membagi kas yang ada tersebut kepada para anggota yang secara perhitungan
tertentu berhak menerima kas.
Perhitungan tersebut adalah:

1. Pembagian kas tanpa program kas


Yang dimaksud pembagian kas tanpa program kas adalah perhitungan pembagian kas yang
ada sesudah pelunasan hutang keluar, dimana yang menerima kas adalah anggota yang
modalnya bersaldo kredit. Prosedur yang ditempuh
a. Realisasi sebagian aktiva bukan kas
b. Melunasi hutang pada pihak luar
c. Membebankan kerugian maksimal dengan mengasumsikan sisa aktiva non kas yang
belum terjual dianggap kerugian.
d. Membagi kas yang ada.
Contoh:
Pada contoh Firma “PQR” di atas apabila realisasi aktiva non kasnya adalah sebagai berikut:
I. Pihutang dan persediaan bisa direalisasi sebesar Rp 80 000,- maka jurnal realisasinya
sebagai berikut
Perhitungan Jurnal
Realisasi Rp 80 000,- Kas Rp 80 000,-
Pihutang dan Per sediaan Rp130 000,- Modal P Rp 15 000,-
Rugi Realisasi Rp 50 000,- .Modal Q Rp 15 000,-
Dibebankan: Modal R Rp 20 000,-
P:30%xRp 50 000,- =Rp 15 000,- . Pihutang Rp 30 000,-
Q:30%xRp 50 000,- =,Rp 15 000,- Persediaan Rp100 000,-
R:40%xRp5O 000,- = Rp 20 000,-
II. Pembayaran hutang pada pihak luar dan pembagian kas
Perhitungan Jurnal
Kas yang ada Rp 20 000,- Hutang Dagang Rp 60 000,00
Kas dari realisasi Rp. 80 000,- Hutang Ranto Rp 20.000,00
Saldo kas Rp 100 000,- Modal Q Rp 11. 428,57

4
Pernby. Hutang (Rp 60000,-) Modal R Rp 8 57 1,43
Sisa kas dibagi Rp 40 000 Kas Rp 100 000,-
Aktiva yang belum terjual Rp 150 000,-
dianggap rugi dibebankan:
Poppy (30%) Cory (30%) Ranto (40%)
Rugi 45 000,- 45 000,- 60 000,-
Mdl. 25 000,. 65 000,. 80 000,.
(Defisit/
Surplus(20 000) 20 000,- 20 000,.
Beban defisit 3:4 (8 571,43) (11 428,57)
Saldo modal 11.428,57 8.571,43
Pihutang . 20 000,-
Pembagian kas 11 428,57 28 571,43

III. Sebagian Aktiva tetap bisa direalisasi Rp 70 000,- dari harga pokok Rp 60 000,-
Perhitungan Jurnal
Realisasi Rp 70 000,- Kas Rp 70.000,-
Aktiva tetap berkurang (Rp 60 000,-) Aktiva tetap Rp60.000,-
Laba Rp 10 000,- Modal P Rp 3.000,-
Modal Q Rp 3.000,-
Modal R Rp 4.000,-

IV. Pembagian kas Rp 70 000,-


Perhitungan Jurnal
P Q R Modal P Rp 1.000,00
Awal 25 000 65 000 80 000 Modal Q Rp 29.571,43
Pcmbagian I . (11.428,57) (8.571,43) Modal R Rp 39.428,57
25.000 53.571,43 71.428,57
Kas Rp 70 000,-
Beban laba 3.000 3.000,00 4.000,00
Saldo Akhir 28.000 56.571,43 75.428,57
Aktiva tetap
belum terjual
dianggap rugi (27 000) (27.000 ) (36.000 )
Sisa Modal 1.000 29.571,43 39.428,57

5
V. Sebagian Aktiva tetap bisa direalisasi Rp 70 000,- dari harga pokok Rp 90.000,-
Perhitungan Jurnal
Harga pokok Rp 90 000- Kas Rp 70 000,-
Realisasi Rp70 000,- Modal P Rp 6 000,.
Rugi Rp 20 000,- Modal Q Rp 6.000,-
Modal R Rp 8.000,-
. Aktiva tetap Rp90.000,-

Beban Rugi Modal P Rp 21.000,-


P Q R Modal Q Rp 21.000,-
Rugi ( 6.000) (6.000) ( 8.000) Modal R Rp 28.000,-
Saldo modal 27.000 27.000 36.000 Kas Rp 70.000,-
Sisa Modal 21 000 21 000 28 000

2. Pembagian Kas dengan program kas


Dalam hal likuidasi bertahap, pembagian kas dilakukan dengan program kas, maka para
anggota sudah bisa menentukan siapa yang berhak menerima kas terlebih dahulu dengan
perhitungan sebagai berikut:
a. Setiap anggota ditentukan kapasitas menanggung rugi tertinggi.
b. Setelah diketahui anggota yang bisa menanggung rugi tertinggi, maka anggota tersebut
berhak menerima kas terlebih dahulu sampai dengan kapasitas menanggung rugi sama
besar dengan anggota lainnya.
c. Hutang anggota ditambahkan dalam kelompok modal anggota.
Contoh:
Firma Santo, Santi dan Sarwi mempunyai komposisi Hutang dan Modal sesaat sebelum bubar
sebagai berikut: Neraca Fa “3S”
Kas Rp 20.000 Hutang dagang Rp 25.000
Aktiva selain kas Rp 200.000 Hutang pada Santi Rp 20.000
ModalSanto 25% Rp 55.000
Modal Santi 25% Rp 50.000
Modal Sarwi 50% Rp 70.000
Total Aktiva Rp 220.000 Total Utang Modal Rp 220.000

6
Kapasitas menanggung rugi tertinggi
Santo Santi Sarwi
Modal Rp 55 000,- Rp 50 000,- Rp 70 000,-
Hutang santi . Rp 20.000 .
Rp 55 000,- Rp 70 000,- Rp 70 000,-
Prosentase kemampuan
menangung rugi 100%/25% x 100%/25%x 100%/50%x
Rugi terbesar bisa
ditanggung Rp 220 000,- Rp 280.000 Rp 140.000
Kelebihan daya
tanggung rugi I . Rp 60.000 .
Rp 220 000,- Rp 220 000,- Rp 140 000,-
Kelebihan daya tang
gung rugi II (Rp 80 000,-) (Rp 80000.-) .
Rp 140 000,- Rp 140 000,- Rp 140 000,-

Pembagian kas I untuk Santi sebesar 25% x Rp 60.000 = Rp.15.000


Pembagian kas II untuk Santo dan Santi masing-masing sebesar :
Santo 25% x Rp Rp 80.000 = Rp.20.000
Santi 25% x Rp Rp 80.000 = Rp.20.000
Pembagian kas berikutnya selalu berbanding 25%:25%: 50%
Misalnya aktiva selain kas dapat dijual sebagai berikut :
Harga pokok Harga jual
Pertama Rp 50.000 Rp 40.000
Kedua Rp 100.000 Rp 80.000
Ketiga Rp 50.000 Rp 50.000
Realisasi Likuidasi
Pertama
Kas Rp 40 000,- , Hutang dagang. Rp 25 000,-
Modal Santo Rp 2 500,- Hutang Santi Rp20 000,-
Modal Santi Rp2 500,- Modal Santi Rp15 000,-
Modal Sarwi Rp5 000,- Kas Rp 60 000
Aktiva lain-lain Rp 50 000,-

7
Kedua
Kas Rp 80 000,- Modal Santo Rp 30 000,-
Modal Santo Rp 5 000,- Modal Santi Rp 27.500,-
Modal Santi Rp 5 000,. Modal Sarwi Rp 22.500,-
Modal Sarwi. Rp10.000,- Kas Rp 80 000,-
Aktiva lain-lain Rp 100 000,-

SOAL LATIHAN
1. Tuan Budi, Andi dan Darus adalah anggota-anggota persekutuan yang membagi rasio
laba-rugi dengan 2: 1: 2. Neraca persekutuan BAD sebelum likuidasi adalah:
Firma “BAD”
Neraca per 31 Juli 2011
Kas Rp 75.000.000 Hutang dagang Rp 175.000.000
Piutang Rp 200.000.000 Modal Budi 2 Rp 400.000.000
Aktiva lain-lain Rp 900.000.000 Modal Andi 1 Rp 225.000.000
Modal Darus 2 Rp 375.000.000
Total Aktiva Rp1.175.000.000 Total Utang Modal Rp1.175.000.000
Proses likuidasi yang terjadi sejak tanggal 1 Agustus 2011 adalah sebagai berikut:
a) Pada awal Agustus 2011, Aktiva lain-lain yang mempunyai nilai Rp.210.000.000
hanya dapat dijual déngan harga Rp.170.000.000,-. Pihutang sebesar
Rp.200.000.000,- baru dilunasi sebesar Rp 140.000.000,-
b) Pada pertengahan Oktober, Aktiva lain-lain dapat dilelang kembali dengan harga jual
Rp. 350.000.000,- sedang harga pokoknya adalah Rp 390.000.000,-.
c) Pada akhir Nopember, pihutang dapat ditagih kembali sebesar Rp 50.000.000,-
sedang sisa pihutang yang ada dihapuskan. Sisa aktiva lain-lain hanya dapat dijual
seharga Rp. 390.000.000,-.
Diminta:
a. Buatlah laporan likuidasi firma “BAD”.
b. Berapakah jumlah kas yang harus dibayarkan kepada masing-masing anggota firma
“BAD” pada akhir bulan Agustus, Oktober dan Nopember - 2011.

2. Dana, Dino, dan Tya setuju untuk melikuidasi persekutuannya. Mereka mempunyai saldo
modal masing - niasing Rp 168 000,-, Rp 114 000,- dan Rp 74 000,- Saldo kas adalah
sebesar Rp 46 000,- nilai buku dan aktiva non cash Rp 380 000,- dan total hutang Rp 70
000,-. Rasio pembagian laba atau rugi adalah 3 : 2 : 2.
Diminta:
Buatlah suatu bentuk laporan likuidasi untuk setiap asumsi berikut ini:
1) Semua asset non kas dijual tunai Rp 100 000,-, hutang-hutang dilunasi, dan sisa kas
dibagikan kepada para anggota:

8
a. Anggota yang mempunyai saldo Modal debit, membayar kepada persekutuan
sejumlah saldo debitnya.
b. Kas pembayaran anggota didistribusikan. -
2) Semua aktiva non kas dijual tunai Rp 37 000,-, hutang-hutang dilunasi dana sisa kas
pelunasan dibagikan kepada para anggota setelah kas didistribusikan kepada para
anggota:
a. Anggota yang mempunyai saldo modal debit, membayar 75% dari saldo debitnya
kepada persekutuan.
b. Kas pembayaran anggota yang bersaldo Modal debit didistnibusikan.
c. Bila masih ada sisa saldo Modal debit, dianggap sebagai kerugian yang harus
ditanggung oleh anggota lainnya.

Anda mungkin juga menyukai