Tugas 7 - Sel Surya - 2118202002
Tugas 7 - Sel Surya - 2118202002
Tugas 7 - Sel Surya - 2118202002
NIM : 211820201002
Pada generasi ketiga merupakan teknologi pembuatan sel surya dari bahan
polimer atau disebut juga dengan sel surya organik dan sel surya foto elektrokimia.
Sel Surya organic dibuat dari bahan semikonduktor organik seperti polyphenylene
vinylene dan fullerene.Pada solar sel generasi ketiga ini photon yang datang tidak
harus menghasilkan pasangan muatan seperti halnya pada teknologi sebelumnya
melainkan membangkitkan exciton. Exciton inilah yang kemudian berdifusi pada dua
permukaan bahan konduktor (yang biasanya di rekatkan dengan organik
semikonduktor berada di antara dua keping konduktor) untuk menghasilkan pasangan
muatan dan akhirnya menghasilkan efek arus foto (photocurrent). Sedangkan sel
surya photokimia merupakan jenis sel surya exciton yang terdiri dari sebuah lapisan
partikel nano (biasanya titanium dioksida) yang di endapkan dalam sebuah perendam
(dye). Teknologi ini pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Graetzel pada tahun
1991 sehingga jenis solar sel ini sering juga disebut dengan Graetzel sel atau dye-
sensitized solar cells (DSSC).
2. Monocrystaline Silicon
Mono (Mono-crystalline) merupakan panel surya yang paling efisien yang
dihasilkan dengan teknologi terkini & menghasilkan daya listrik tinggi. Sel surya
mono- crystalline dibuat menggunakan crystall silicon murni yang sudah melalui
proses Czochralski yang hasilnya adalah Ingot. Ingot kemudian diiris tipis – tipis.
Sehingga akan berbentuk bundar/lingkaran, bentuk tersebut merupakan hasil dari
proses Czochralski.
Sel-sel surya Monocrystalline juga dikenal sebagai sel-sel kristal tunggal.
Monocrystalline sangat mudah diidentifikasi karena berwarna hitam pekat. Sel
monocrystalline terbuat dari bentuk silikon yang sangat murni, membuatnya menjadi
bahan paling efisien untuk konversi sinar matahari menjadi energi. Pembuatan sel
panel monocrystaline yaitu dengan cara sel dibentuk menjadi bar dan dipotong
menjadi wafer.
Keunggulan:
- Monocrystalline memiliki tingkat efisiensi tertinggi pada 15-20%
- Monocrystalline membutuhkan lebih sedikit ruang dibandingkan dengan jenis
lain karena efisiensi yang tinggi
- Monocrystalline lebih baik dari polycristalline pada saat cuaca mendung,
membuat sel jenis ini ideal untuk daerah yang sering dilanda hujan
Kelemahan:
- Monocrystalline merupakan sel surya paling mahal di pasar, jadi tidak masuk
dalam anggaran semua orang
- Tingkat kinerja cenderung menurun saat peningkatan suhu ekstrem. Namun,
itu adalah kerugian kecil bila dibandingkan dengan jenis sel surya lainnya
- Terdapat banyak limbah ketika sel silikon dipotong selama pembuatan
Sumber: https://lakonetf.wordpress.com/2016/04/22/jenis-sistem-konversi-energi-baru-dan-terbarukan/
Kaca konduktif transparan merupakan tempat melekatnya material DSSC. Biasa pula
disebut substrat. Substrat yang digunakan pada umumnya adalah kaca yang berlapis
TCO agar dapat menghantar listrik. Oksida yang umum digunakan antara lain AZO
(Aluminium-doped Zinc Oxide), FTO (Fluorine-doped Tin Oxide), ATO (antimony-
doped tin oxide) dan ITO (Indium-doped Tin Oxide). Sifat penghantar listrik dari kaca
kemudian dipergunakan untuk menghantarkan elektron menuju sirkuit dan kembali
ke sel surya karena didalam logam juga ada elektron lepas. Bahan semikonduktor
yang paling sering digunakan adalah TiO2 yang memiliki sifat stabil, murah dan
tersedia banyak di pasaran, tidak beracun, ramah lingkungan dan memberikan
konversi efisiensi daya tertinggi dibanding bahan semikonduktor yang lain.
Karakteristik I-V:
Daya listrik yang dihasilkan sel surya ketika mendapat cahaya diperoleh dari
kemampuan perangkat sel surya tersebut untuk memproduksi tegangan ketika diberi
beban dan arus melalui beban pada waktu yang sama. Ditunjukkan pada gambar
berikut:
Gambar tersebut menunjukkan tegangan open-circuit (Voc), Arus short circuit (Isc),
Maximum Power Point (MPP), tegangan dan arus pada MPP (VMPP dan IMPP).
Ketika sel dalam kondisi short circuit, arus short circuit (Isc) dihasilkan, sedangkan
pada kondisi open circuit tidak ada arus yang dapat mengalir sehingga tergangannya
maksimum, disebut tegangan open-circuit (Voc). Karaktersitik penting lainnya dari
sel surya yaitu Fill factor (FF) untuk kerja sel surya adalah faktor pengisian, Fill
factor sel surya merupakan besaran tak berdimensi yang menyatakan perbandingan
daya maksimum yang dihasilkan sel surya terhadap perkalian antara V oc dan Isc,
menurut persamaan dibawah ini:
Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan saat
ini oleh Pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia memiliki
potensi energi surya yang besar. Menurut Yandri (2012), data penyinaran matahari
yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat
diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut:
1. Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan distribusi penyinaran sekitar 4,5
kWh/m2 /hari dengan variasi bulanan 10%
2. Kawasan Timur Indonesia (KTI) dengan distribusi penyinaran sekitar 5,1
kWh/m2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Pada umumnya, modul fotovoltaik dipasarkan dengan kapasitas 50 Watt-peak
(Wp) dan kelipatannya. Unit satuan Watt-peak adalah satuan daya (Watt) yang dapat
dibangkitkan oleh modul fotovoltaik dalam keadaan standar uji (Standard Test
Condition–STC). Efisiensi pembangkitan energi listrik yang dihasilkan modul
fotovoltaik pada skala komersial saat ini adalah 14 – 15%.
Komponen utama suatu Sistem Energi Surya Fotovoltaik (SESF) adalah:
1. Sel fotovolatik yang mengubah radiasi matahari menjadi listrik secara
langsung. Produk akhir dari modul fotovoltaik menyerupai bentuk lembaran
kaca dengan ketebalan 6 – 8 mm
2. Balance of System (BOS) yang meliputi controller, inverter, kerangka modul
peralatan listrik, seperti kabel dan stop kontak
3. Unit penyimpan energi (baterai)
4. Peralatan penunjang lainnya, seperti inverter untuk pompa, sistem terpusat
dan sistem hybrid