Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Taksonomi Kategori Linguistik Dan Taksonomi Siasat Permukaan Dalam Anakes

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Taksonomi Kategori Linguistik dan Taksonomi Siasat Permukaan dalam

Anakes

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tahlil at Taqabuli Wa tahlil al akhto’
Dosen Pengampu : Ade Ruswati, M.Pd.
Disusun oleh :

Fentia Nur Azizah 1617403061


Ikrima Suri 1617403068
Monica Ambar Janah 1617403075
Rifngatun Mahmudah 1617403080
Triana Febriwastiana 1617403091

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PURWOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Manusia sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa wajib bersyukur atas segala karunia-Nya.
Tanpa kehendak-Nya segala yang di dunia ini tidak akan ada yang terjadi begitu saja, begitu juga
dengan terselesaikannya makalah ini. Maka dari itu penulis memanjatkan puji syukur kehadirat-
Nya. Makalah tentang Taksonomi Kategori Linguistik dan Taksonomi Siasat Permukaan dalam
Anakes. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tahlil at Taqabuli
Wa tahlil al akhto’

Makalah ini disajikan dengan Bahasa yang sederhana sehingga membantu pembaca
memahami isi dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. penulis
menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. kami berpandangan bahwa makalah ini
dalam konteks dialektis berada antara tahu dan tidak tahu, antara perbaikan kulitas internal dan
kualitas eksternal, dan antara pengetahuan dan pengalaman. Walaupun begitu, sebenarnya
makalah ini lebih banyak memaparkan berbagai keterbatasan dan kekurangan penyusunannya.
Kekurangan ini tentu saja perlu diperbaiki, dilengkapi, dan terus ditingkatkan mutunya.
Memang, itulah kelemahan yang senantiasa terjadi dalam sebuah tulisan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan
alat komunikasi bagi setiap manusia. Bahasa merupakan lambang bagi setiap bangsa.
Dari bahasa kita dapat mengambil kesimpulan apakah kepribadian seseorang itu baik
ataukah buruk.
Bahasa bukanlah warisan biologis melainkan bahasa harus diperoleh dan dipelajari
oleh setiap manusia. Apabila pembelajar bahasa menerima masukan bahasa dari
lingkungannya maka masukan tersebut akan diproses dengan alat yang disebut language
acquisition device dan hasil pemrosesan tersebut akan membentuk sebuah kemampuan
berbahasa.
Dalam setiap proses belajar bahasa setiap anak pasti akan menemukan kesalahan dan
akan timbul kesulitan apabila B1 (bahasa daerah) dan B2 (bahasa indonesia) yang
dipelajari terdapat perbedaan. Maka dari itu kami selaku pemakalah akan membahas
tentang analisis kesalahan berbahasa dan analisis kontastif yang akan menjembatani
kesulitan-kesulitan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN

A. Taksonomi Kesalahan Berbahasa


Berbicara mengenai taksonomi kesalahan berbahasa, ada empat taksonomi
penting yang perlu kita ketahui, yaitu (1) Taksonomi Kategori Linguistik, (2) Taksonomi
Siasat Permukaan, (3) Taksonomi Komparatif, dan (4) Taksonomi Efek Komunikatif
(Tarigan 2011: 129).

1. Taksonomi Kategori Linguistik

Ada beberapa taksonomi kesalahan berbahasa yang telah didasarkan pada hal
linguistik yang dipengaruhi oleh kesalahan. Taksonomi-taksonomi kategori linguistik
tersebut mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen
linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan, ataupun
berdasarkan keduanya.
Kita telah sama-sama mengetahui bahwa komponen-komponen bahasa mencakup
fonologi (ucapan), sintaksis dan morfologi (tata bahasa; gramatika), semantik dan
leksikon (makna dan kosakata) dan wacana (gaya) (Tarigan, 1988:145). Taksonomi
kategori linguistik dijadikan sebagai dasar penelitian kesalahan berbahasa. Unsur-unsur
kesalahan berbahasa yang termasuk dalam kategori linguistik adalah:
a) Kesalahan fonologis, yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan, dan ejaan bagi
bahasa tulis.
b) Kesalahan morfologis, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks,
dan perulangan kata.
c) Kesalahan sisntaksis, yang mencakup frasa, klausa, kalimat.
d) Kesalahan leksikal atau pilihan kata (Tarigan, 1988:196).
Konstituen mencakup elemen-elemen yang mengandung sikap komponen bahasa.
Sebagai contoh, dalam sintaksis kita dapat menanyakan apakah kesalahan itu terdapat
pada klausa utama atau klausa bawah; dan dalam klausa, konstituen mana yang
dipengaruhi, misalnya frasa verba, frasa nomina, preposisi, adverba, adjektiva, dan
sebagainya.
Ada beberapa keuntungan menggunakan taksonomi kategori linguistik dalam
pengklasifikasian kesalahan berbahasa ini, terutama bagi :
1. Para pengembang kurikulum, untuk menyusun pelajaran-pelajaran bahasa dalam
buku pelajaran, dan buku kerja para siswa;
2. Para peneliti, yang memanfaatkannya sebagai sarana laporan yang
mengorganisasi kesalahan-kesalahan yang telah mereka kumpulkan;
3. Para guru dan siswa untuk merasakan bahwa mereka telah mencakup aspek-aspek
bahasa tertentu dalam kelas mereka.
Politzer dan Ramirez (1973) menelaah 120 orang anak Meksiko-Amerika yang
belajar bahasa Inggris di Amerika Serikat, merekam narasi mereka mengenai cerita
kartun yang singkat. Kesalahan-kesalahan dikumpulkan untuk dianalisis dari bahan
ujaran alamiah ini. Kedua ahli ini memperkenalkan klasifikasi mereka sebagai
berikut ini.
“Kesalahan-kesalahan dikategorikan sebagai suatu sarana pembantu dalam
menyajikan data dan juga untuk enciptakan suatu dasar bagi spekulasi ekstensial
mengenai sumber-sumber dari kesalahan tersebut. Dengan alasan ini kesalahan-
kesalahan dalam morfologi, sintaksis, dan kosakata. Ketiga kategori utama ini
selanjutnya dibagi lagi atas bagian-bagian ujaran atau bagian-bagian kalimat
yang berbagai macam”
(Politzer & Ramirez, 1973 : 41).
Sementara itu, di lain pihak Burt dan Kiparsky (1972) dalam Tarigan (2011)
mengembangkan “taksonomi kategori linguistik” antara lain yang merupakan wadah
mereka mengklasifikasikan beberapa ribu kesalahan berbahasa Inggris yan dibuat
oleh para siswa yang belajar bahasa Inggris dalam lingkungan asing maupun
lingkungan sendiri.
Ada beberapa contoh kesalahan Taksonomi Kategori Linguistik menurut Burt
dan Kiparsky.
Contoh kesalahan Morfologi:
1. --- a ant, a eraser, an book (kesalahan dalam penggunaan artikel “a/an”
-> seharusnya an ant, an eraser, a book.
2. --- an little ant, an large book, a old book (kesalahan prossesive case/
menyatakan milik/kepunyaan) seharusnya a little ant, a large book, an ols
book.
3. --- the man fall (kesalahan penggunaan kata kerja untuk orang ketiga
tunggal) -> seharusnya the man falls
4. --- the bird help man yestreday (kesalahan dalam kalimat lampau/simple pas
tense) -> seharusnya the bird helped the man yesterday.
Contoh kesalahan sintaksis:
1. He go no in hole (kesalahan noun phrase: penghilangan artikel dan
penggunaan verba sederhana sebagai pengganti –ing.
2. I go play (kesalahan word order/penggunaan kata kerja yang berlebihan, go
dab play).
3. He in the water (kesalahan penggunaan kata kerja to be: is)
Contoh kesalahan trasformasi:
1. Is one bird? (kesalahan penghilangan keterangan tempat there)
2. They won’t have no fur (kesalahan negasi ganda won’t dan “no”)

2. Taksonomi Siasat Permukaan

Taksonomi siasat permukaan atau Surface strategy taxonomy menyoroti


bagaimana cara-caranya struktur-struktur permukaan berubah. Para pelajar mungkin saja:
a. Menghindarkan/menghilangkan hal-hal penting
b. Menambahkan sesuatu yang tidak perlu
c. Salah menginformasikan hal-hal; atau
d. Salah menyusun hal tersebut

Akan tetapi, para peneliti telah mencatat bahwa unsur-unsur permukaan suatu
bahasa berubah dengan dalam cara-cara yang spesifik dan sistematis.
Menganalisis kesalahan-kesalahan dari perspektif siasat permukaan memang
memberi banyak harapan bagi para peneliti, terutama yang berkaitan dengan pengenalan
proses proses kognitif yang mendasari rekonstruksi pelajar mengenai bahasa baru yang
dipelajarinya itu. Hal itu juga menyadarkan kita bahwa kesalahan-kesalahan belajar
memang berdasarkan beberapa logika. Kesalahan tersebut bukanlah merupakan
kemalasan atau berpikir tetapi merupakan akibat penggunaan prinsip-prinsip sementara
untuk menghasilkan bahasa baru yang dilakukan oleh para pelajar.
Secara garis besarnya, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam "taksonomi
siasat permukaan" ini adalah:
1. Penghilangan (omission)
2. Penambahan (addition)
3. Salah informasi (misformation)
4. Salah susun (misodering)

Berikut ini akan kita jelaskan satu demi satu secara berurutan.
1. Penghilangan

Kesalahan-kesalahan yang bersifat "penghilangan" ini ditandai oleh


"ketidakadilan suatu hal yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar".
Memang kita dapat memahami bahwa setiap morfem atau kata dalam suatu kalimat
merupakan calon potensial bagi penghilangan, tetapi beberapa tipe morfem justtru lebih
sering dilakukan daripada yang lainnya.
Morfem-morfem penuh atau konten morfem seperti nomina, verba, adjektiva dan
adverbia memang merupakan pendukung makna referensial atau referential meaning
yang terbesar dalam kalimat. Mari kita ambil contoh kalimat.
Kami membeli makanan yang enak di warung
Kata-kata kami membeli makanan enak di warung merupakan morfem penuh yang
mendukung beban makna terpenting dalam kalimat di atas. apabila kita mendengar
ucapan
Kami membeli makanan enak warung
Maka kita dapat mendidik kasihkan suatu kalimat yang bermakna, sedangkan kalau kita
mendengar
Yang di
Maka kita bahkan mulai menerka-nerka apa sebenarnya yang ada pada pikiran pembicara
Yang di merupakan morfem gramatikal, kata-kata tugas yang memainkan peranan
kecil dalam penyampaian makna suatu kalimat. Morfem gramatikal atau kata tugas ini
dalam bahasa Indonesia antara lain
a. Preposisi: di, ke, dari, daripada, pada, dll.
b. Konjungsi: dan, atau, tetapi, karena, sebab, kalau, jika, jikalau, walaupun, dll.
c. Artikel : si, sang
Dalam kenyataannya para pelajar bahasa lebih banyak dan lebih sering
menghilangkan kata tugas atau morfem gramatikal daripada content penuh atau content
word, terlebih dalam percakapan sehari-hari, seperti contoh berikut ini (yang berada
dalam tanda kurung (...) berarti dihilangkan dalam percakapan itu).
Adi : " Siapa namamu?"
Budi : "Nama saya (si) Budi"
Adi : " Di mana kamu tinggal?"
Budi : "(Di) Lembang"
Adi : "Di mana kamu sekolah?"
Budi : "(Di) sekolah dasar Lembang
Adi : "mau pergi ke mana kamu?"
Budi : "(ke) Bandung"
Adi : "Dengan siapa ke Bandung?"
Budi : "(Dengan) teman saya"
Adi : "Dari mana kalian berangkat?"
Budi : "(Dari) terminal ini"
Adi : "Itu ada dua opelete datang. Yang mana kalian pilih?"
Budi : "(Yang) duluan berangkat saja".
Adi : "Selamat jalan!"
Budi : "Terima kasih, sampai ketemu lagi!"
Kesalahan berbahasa yang berupa "penghilangan" ini terdapat lebih banyak dan
lebih bervariasi selama "tahap-tahap awal" pemerolehan bahasa kedua (PB2).
Penghilangan kata penuh, walaupun cukup khas pada tahap-tahap awal pemerolehan
bahasa pertama (PB1), tidak sesering itu terjadi pada PB2 urutan atau sequential L2
acquisition atau SLA karena para pelajar sudah lebih tua dan sudah lebih dewasa secara
kognitif. Kalaupun kata penuh dihilangkan dalam ujaran B2, maka biasanya hal itu
terjadi karena kurangnya kosakata, terbatasnya perbendaharaan kata, dan umumnya para
pelajar menyatakan kesadaran mereka mengenai unsur yang hilang itu. Beberapa
diantaranya menggunakan gerak-gerik untuk menjelaskan makna yang dimaksudkan.
Contoh :
Peneliti : Sedang apa anak itu? (menunjuk pada seorang anak yang sedang membaca)
Pelajar (anak) : Dia begini (gerak-geriknya melukiskan orang yang sedang membaca).
contoh-contoh lain seperti ini Sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari dalam
keluarga terlebih pada anak kecil
2. Penambahan

Kesalahan yang berupa penambahan ini merupakan kebalikan dari penghilangan.


Kesalahan penambahan ini ditandai oleh hadirnya suatu hal atau unsur yang seharusnya
tidak muncul dalam ucapan yang baik dan benar. Kesalahan ini biasanya terjadi pada
tahap tahap akhir PB2 pada saat para pelajar telah selesai menerima beberapa kaidah
bahasa sasaran. Sebenarnya, kesalahan penambahan merupakan akibat dari pemakaian
kaidah-kaidah tertentu yang terlalu teliti dan berhati-hati.
Para ahli telah mengamati serta menemukan adanya tipe-tipe kesalahan penambahan pada
ujaran para pelajar bahasa pertama dan bahasa kedua yaitu:
a. Penandaan ganda (double markings)
b. Regularisasi (regularizations)
c. Penambahan sederhana (simple addition)
Kesalahan-kesalahan ini merupakan petunjuk petunjuk yang menyatakan bahwa beberapa
kaidah dasar telah diperoleh tetapi perbaikan-perbaikannya belum dilakukan
A. Penandaan ganda
Ada sejumlah kesalahan penambahan yang lebih tepat digambarkan sebagai
kegagalan menghilangkan atau menghindarkan beberapa unsur yang diperlukan dalam
beberapa konstruk kunstruksi linguistik, tetapi justru tidak perlu dihilangkan pada
konstruksi lain. sebagai contoh dalam kebanyakan kalimat bahasa Inggris terdapat ciri
semantik seperti kala atau tense secara sintaktik dapat ditandai sekali saja. Kita
mengatakan he didn't come walaupun come mempunyai ciri kala lalu kalau tidak diiringi
oleh auxiliary (seperti do) yang justru mendapat ciri kala itu seperti dalam kalimat he
come an hour ago
Kita mengetahui bahwa dalam bahasa Inggris terdapat kaidah bagi formasi kala:
"bubuhilah ciri khas yaitu pada verba pertama". pada kalimat yang mempunyai verba
tunggal, hal ini umumnya tidak merupakan masalah tetapi pada kalimat yang
membutuhkan auxiliary Sebagai tambahan pada verba utama masalahnya menjadi lain:
justru auxiliary inilah yang memperoleh ciri kala. para pelajar yang telah memperoleh
bentuk berkala and bagi auxiliary dan verba justru seringkali memberi ciri pada keduanya
seperti pada kalimat berikut ini
He doesn't knows your name
Atau
We didn't went there
Karena dua unsur dan bukan hanya satu yang diberi tanda atau ciri bagi ciri yang sama
yaitu kala seperti pada contoh diatas, maka tipe kesalahan penambahan ini disebut
"penandaan ganda, ciri ganda" atau double markings.
Tampaknya, dalam bahasa Indonesia, penggunaan seperti berikut ini pun dapat
dimasukkan ke dalam kelompok kesalahan "ciri ganda":
Para mahasiswa mahasiswa
banyak rumah-rumah
semua guru guru
sekalian petani-petani
Seratus buku-buku
Beberapa wanita-wanita
kaum ibu-ibu
Seharusnya sudah cukup kalau dikatakan:
para mahasiswa atau mahasiswa-mahasiswa
banyak rumah atau rumah-rumah
semua guru atau guru guru
sekalian petani atau petani-petani
Seratus buku atau buku-buku
Beberapa wanita atau wanita-wanita
kaum ibu atau ibu-ibu

B. Regulasi
Setiap bahasa mempunyai sejumlah kaidah, suatu kaidah biasanya khusus
diterapkan pada suatu kelas unsur linguistik, seperti kaidah fonologi, kaidah morfologi,
kaidah sintaksis, deikian pula ada kaidah verba, kaidah nomina, dan sebagainya. Akan
tetapi, dalam keteraturan pun sering terdapat kekecualian. Dalam kehidupan sehari-hari
kita sering mendengar ungkapan yang berbunyi “tida ada yang tanpa kecuali”. Misallnya
dalam bahasa Inggris:
kala lalu verba eat bukan menjadi *eated, tetapi ate
put *putted put
coe *comed came
run *runned ran

jamak nomina sheep bukan menjad *sheeps. tetapi sheep


child *childs children
foot *foots feet
calf *calfs calves

Apabila terdapat bentukbentuk dan konstruksi yang regular dan yang tidak reguler
dalam suatu bahasa, mak sering terjadi bahwa para pelajar menerapkan kaidah yang
reguler kepada yang tidak reguler. Dan hasilnya adalah “kesalahan regularisasi”. Jadi
dalam kehidupan ini, termasuk juga dalam kehidupan berbahasa, ternyata bahwa
“meneraturkan yang tidak teratur pun mungkin menyebabkan kesalahan, yaitu yang
disebut “kesalahan regularisasi” atau “regulation errors”. Secara singkat, tidak selamanya
yang tidak teratur-teratur itu buruk atau salah. Kesalahan-kesalahan regulasi yang
termasuk ke dalam kategori penambahan merupakan kesalahan-kesalahan yang sering
dilakukan oleh para pelajar bahasa, terutama pelajar bahasa asing atau bahasa kedua.

C. Penambahan Sederhana
Kesalahan yang berupa penambahan sederhana atau single addtions merupakan
subkategori kesalahan penambahan. Segala kesalahan penambahan tidak dapat
digolongkan sebagai penandaan ganda atau regulasi dapat disebut sebagai kesalahan
penambahan sederhana. Dengan demikian, maka seharusnya tidak terdapat ciri-ciri khas
selain ciri yang umum terdapat pada kesalahan penambahan, yaitu penyimpangan
penggunaan unsur yang tidak terdapat pada ujaran atau ucapan yang baik dan benar.
Dalam bahas aInggris terdapat contoh kesalahan seperti berikut ini.
The birds doesn’t live in the water (don’t)
We stay in over there (aver)
Dalam bahasa Indonesia kita menemui contoh-contoh kesalahan penambahan sederhana
seperti berikut ini.
Kita-kita ini mau menjenguk si Ani yang sedang dirawat di rumah sakit. (Kita)
Kita orang tidak kenal menyerah mencapai cita-cita dalam hidup ini. (Kita)
Anaknya Pak Ali yang sekelas dengan saya di SMA bernama Ari (Anak Pak Ali)
Ini bukunya si Amat yang hilang beberapa hari yang lalu, bukan? (buku)
Saya sering mengajaksi Budi membaca di perpustakaan tetapi dianya tidak
mau (dia)
Regu voli kita besar kemungkinan klah dalam pertandingan dengan tanpa si
Dani (tanpa)

Si Ani tidak masuk sekolah beberapa hari minggu ini disebabkan karena sakit.
(karena)
Banyak tanaman yang terdapat di kebun Sidin, contohnya misalnya jagung,
tomat, bayam, pepaya, cabaik. (misalnya)
Nenek saya barusan saja pulang dari Tanah Suci menunaikan ibadah haji.
(baru saja; baru)

D. Salah Formasi
Kesalahan yang berupa misformation atau salah formasi ini ditandai oleh
pemakaian “bentuk morfem atau struktur yang salah”. Kalau dalam kesalahan
penghilangan, unsur itu tidak ada atau tidak tersedia sama sekali, maka dalam kesalahan
salah formasi ini para pelajar menyediakan serta memberikan sesuatu, walaupun hal itu
tidak benar sama sekali. Sebagai contoh, perhatikanlah kalimat Bahasa inggris berikut
ini:
The dog eated the chiken

ciri masa lampau diutamakan oleh pelajar pada verba eated padahal itu tidak
benar sama sekali; seharusnya ate.
Seperti juga halnya pada kesalahan penambahan, maka biasanya kesalahan berupa salah
formasi ini pun tidak serampangan.
Sebegitu jauh, dalam kepustakaan ditemukan adanya tiga tipe salah formasi, yaitu:
a. Regularisasi
b. Archi-forms (bentuk arki), dan
c. Bentuk pengganti (alternating forms)
Yang akan dibahas berikut ini secara berurutan .

a. Regularisasi
Kesalahan regularisasi yang termasuk ke dalam kategori salah formasi ini
merupakan kesalahan yang menggunakan ciri regular pada formasi atau tempat yang
tidak regular, seperti dalam contoh Bahasa inggris berikut:
Runned ran
Gooses geese
Hisself himself
Falled fell
Childs children
b. Archi-forms
Pemilihan salah satu anggota suatu kelas bentuk untuk mewakili atau
menggambarkan yang lainnya dalam kelas tersebut merupakan suatu ciri umum pada
semua tahap PB2. Kita menyebut bentuk yang dipilih oleh pelajar itu sebagai Archi-form.
Sebagai contoh, seorang pelajar mungkin saja secara temporer memilih satu saja
adjektiva demonstratif Bahasa inggris this, that, these, dan those untuk menunaikan tugas
bagi beberapa dari keempatnya:
 That houses
Bagi pelajar tersebut, that merupakan archi-demonstrative-adjective yang
mewakili seluruh kelas adjektiva demonstratif.
Para pelajar mungkin juga memilih satu anggota kata ganti diri untuk berfungsi mewakili
beberapa yang lainnya dalam kelas itu.
Contoh:
give me that
Me hungry
Dalam produksi kalimat-kalimat kompleks tertentu, pemakaian infinitif sebagai suatu
Archi-form bagi tipe-tipe komplemen lainnya (gerund dan klausa that) terlihat pula
dengan jelas:
I finish to watch TV
She suggested him to go
Memang, bentuk khusus yang dipilih bagi penggunaan archi- seperti yang telah
disinggung di atas berbeda-beda bagi para pelajar, tetapi pemakaian Archi-forms
merupakan fenomena khusus dalam pemerolehan suatu bahasa baru. Jika suatu struktur
tertentu seperti pembedaan kasus nominatif-akusatif diperoleh cukup dini, maka
penggunaan akusatif sebagai suatu archi-form bagi konstruksi nominatif dan kausatif
harus diamati secara dini dalam proses pemerolehan itu.

c. Bentuk Pengganti
Apabila kosakata dan tata Bahasa para pelajar tumbuh dan berkembang, maka pengunaan
archi-forms sering kali memberi kesempatan atau jalan ke arah pemilihan bebas yang
cukup jelas terhadap berbagai anggota kelas dengan yang lainnya. Dengan demikian
dapat kita lihat, dalam bidang kata ganti penunjuk.
Contoh:
Those dog
This cats
Dalam kasus pronomina, kita dapat melihat penggunaan
He bagi she
They bagi it
Her bagi she
Terlihat pula bahwa dalam produksi verba, apabila bentuk partisipel (en, seperti
dalam taken) sedang dalam proses pemeroleh, mungkin saja digantikan dengan pat-
irregular seperti dalam contoh berikut:
I seen her yesterday
He would have saw them
Walaupun sedikit sekali penelitian langsung yang telah diadakan mengenai hal ini,
namun nampaknya para pelajar bahasa yang lebih besar membuat berbagai bentuk yang
lebih besar daripada para pelajar yang lebih muda, dan dengan demikian cenderung
mengahsilkan varietas atau jenis kesalahan misformation yang lebih luas. Seperti
kesalahan penambahan, maka kesalahan misformation menyatakan bahwa beberapa
kegiatan belajar telah berlangsung dan menghalangi sikap-sikap tertentu atau keadaan
lingkungan para pelajar yang justru sedang mengalami upayanya ke arah percakapan
bahasa sasaran.
3. salah susun

Kesalahan-kesalahan yang berupa salah susun (misodering) ditandai oleh


penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompo morfem dalam suatu
ucapan atau ujaran.

Sebagai contoh, ujaran bahasa inggris dalam gambar berikut:

Gambar 1.0 jenis-jenis kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan atau surface
strategy taxonomy

Anda mungkin juga menyukai