Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Kelompok 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN OBAT ALAM


“PENYALAHGUNAAN EXTRAK KECUBUNG”

Disusun oleh :
1. Ade Fia Arianti (C12019001)
2. Agustian Hermansyah (C12019003)
3. Dani Riski Amanda (C12019010)
4. Nia Safinda (C12019032)

FARMASI 3A

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA


UNIVERSITASC MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan ridho-
Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah sebagai tugas mata kuliah Fitokimia yang
berjudul “Penyalahgunaan Extrak Kecubung”. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat
mengikuti mata kuliah Formulasi Teknologi Sediaan Obat Alam dan juga untuk melatih
keterampilan penulis dalam menulis dan menyusun makalah.
Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan
maupun kedalaman materi yang kami bahas di dalam isi makalah ini dikarenakan keterbatasan
waktu dan juga pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Penulis berharap makalah ini dapat
digunakan sebagai sumber informasi dalam pembelajaran Formulasi Teknologi Sediaan Obat
Alam khususnya pada pokok bahasan mengenai sediaan krim
Maka dari itu, kami dari penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
penyempurnaan dari makalah ini. Terima kasih.

Gombong, 19 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
BAB II DASAR TEORI............................................................................................................................3
1. Pengertian Kecubung...................................................................................................................3
2. Morfologi dan Anatomi...............................................................................................................4
3. Manfaat Kecubung.......................................................................................................................8
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM........................................................................10
3.1 Perancangan prosdur yang diusulkan dan ide ide yang tercetus untuk meminimalisir masalah yang
terjadi 10
3.2 Data penyalahgunaan obat tradisional di masyarakat.......................................................................10
3.3 Perancangan Solusi..........................................................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................................12
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan pengobatan dibidang kesehatan saat ini lebih luas, dimana masyarakat
yang merasa kurang puas dengan pengobatan dari medis berpaling lebih memilih
pengobatan tradisional seperti penggunaan tumbuh-tumbuhan, dimana pengobatan
dengan tumbuh-tumbuhan memiliki kelebihan sendiri, dengan harga yang murah dan
bahan-bahannya bisa kita jumpai disekitar kita.

Salah satu tumbuhan yang sering digunakan masyarakat sebagai bahan pengobatan
adalah tumbuhan kecubung atau dikenal dengan nama Latin Datura stramonium,
merupakan tanaman dengan bunga berwarna putih, sering berbentuk seperti terompet;
cukup banyak digunakan sebagai obat alternatif, ataupun penyalahgunaan zat adiktif.
Tanaman ini memiliki bau yang tidak sedap. Kecubung merupakan tumbuhan penghasil
bahan obat-obatan yang telah dikenal sejak ribuan tahun, diantaranya
Datura Stramonium, Datura  tatura, dan Brugmansia suaviolens, namun daya khasiat
masing-masing  jenis kecubung, berbeda-beda.

Penyalahgunaan kecubung memang sering terjadi, sehingga bukan obat yang


didapat malah racun yang sangat berbahaya. Hampir seluruh bagian tanaman kecubung
dapat dimanfaatkan sebagai obat. Hal ini disebabkan seluruh bagiannya mengandung
alkaloida atau disebut hiosamin (atropin) dan scopolamine, seperti pada tanaman
Atropoda belladonna. Alkaloid ini bersifat racun sehingga pemakaiannya terbatas pada
bagian luar.

Penyalahgunaan kecubung ini banyak dari kalangan remaja atau anak-anak, Di


Amerika Serikat, kasus keracunan kecubung yang dilaporkan America Poison Centers
sebesar 1.458 kasus, 72% merupakan kasus penyalahgunaan zat adiktif. Kasus kematian
dilaporkan sedikit (0.1%), Texas Poison Centre Network (TCPN) melaporkan kejadian
halusinasi, agitasi, ataupun eksitasi. Gejala dapat muncul 30-60 menit setelah terpapar.
Pada sebagian besar pasien, dapat sembuh sendiri dan bukan merupakan hal yang
mengancam nyawa. Pada kondisi berat, dilaporkan gagal napas dan kolaps

1
kardiovaskular, selain itu rhabdomyolisis dan hepatitis fulminan dilaporkan pernah
terjadi.

1.2 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui manfaat tanaman kecubung
b. Untuk mengetahui penyalahgunaan tanaman kecubung
c. Untuk mengetahui efek yang timbul akibat penyalahgunaan kecubung
1.3 Rumusan Masalah
a. Apa manfaat dari tanaman kecubung?
b. Bagaimana penyalahgunaan tanaman kecubung?
c. Bagaimana efek yang timbul akibat penyalahgunaan kecubung?

2
BAB II

DASAR TEORI
1. Pengertian Kecubung

Kecubung merupakan tumbuhan penghasil bahan obat-obatan yang telah dikenal


sejak ribuan tahun. Sebagai anggota suku Solanaceae, tumbuhan ini masih sekerabat
dengan datura, tumbuhan hias dengan bunga berbentuk terompet yang besar. Kecubung
biasanya berbunga putih dan atau ungu. Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai
sebagai obat-obat pada abad kesepuluh. Kecubung ada yang berasal dari Asia Tenggara,
namun ada juga yang berasal dari Benua Amerika.

Kecubung tumbuh di tempat yang beriklim panas dan dibudidayakan di seluruh


belahan dunia karena khasiat yang dikandungnya dan juga untuk tanaman hias. Pertama
kali diperkenalkan oleh Linnaeus pada tahun 1753, tapi secara botani masih belum tepat
mengenai gambaran dan penjelasan tentang kecubung. Wilayah asal yang menjadi
sumber tanaman ini tidak dapat diketahui secara pasti. Bagian-bagian kecubung, tetapi
terutama bijinya, mengandung alkaloid yang berefek halusinogen.

Selain Kecubung Kasihan (Datura metel) ada juga jenis lain, yaitu Kecubung
Kecil (Datura stramonium) dan kecubung Hutan (Brugmansia suaveolens, Humb, Bonpl,
ex Wild, Bercht dan Presl). Kecubung cocok hidup di daerah dataran rendah sampai
ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain tumbuh liar di ladang-ladang,
kecubung juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan.
Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek (Thomas,2005).

Nama Lokal :

Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), Bembe (Madura), Bulutube


(Gorontalo), Taruapalo (Seram), Tampong-tampong (Bugis), Kucubu (Halmahera,
Ternate),Padura (Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa).

3
2. Morfologi dan Anatomi
1. Batang

Batang Kecubung mempunyai jaringan-jaringan sebagai berikut:

a. Jaringan Epidermis

Terdiri dari selapis sel yang menyelubungi batang, berbentuk persegi,


dan dinding selnya dilapisi kutikula. Terdapat stomata di antara sel-sel
epidermisnya. Derivat epidermis pada batang terdiri dari stomata, trikomata,
sel silika, dan sel gabus.

b. Jaringan Korteks

Terdiri dari jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Jaringan


kolenkim terdapat pada bagian tepi korteks (perifer) dan berbentuk seperti
silinder utuh. Jaringan parenkim terdapat pada bagian tepi dekat permukaan
batang dan mengandung kloroplas. Parenkim berisi tepung, kristal, dan zat
lain. Pada batang muda kecubung, lapisan sel korteksnya banyak mengandung
tepung dan disebut fluoterma.

c. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut terdiri atas xilem dan floem. Xilem berfungsi


mengangkut zat hara dan air dari dalam tanah menuju ke daun. Sedang floem
mengangkut hasil asimilasi dari daun ke seluruh tubuh. Tipe jaringan
pengangkut pada Kecubung adalah tipe berkas pengangkut bikolateral. Berkas
pengangkutnya mempunyai floem kuar dan floem dalam dengan xilem
terletak di antaranya.  

d. Stele

4
Stele dengan jaringan pengangkut bikolateral mempunyai jendela daun
dan jaringan interfasikuler tidak dapat dibedakan satu sama lain.

2. Daun

Daun Kecubung mempunyai jaringan-jaringan sebagai berikut:

a. Jaringan Epidermis

Terdiri dari selapis sel dan tidak mengandung plastida yang


berkembang baik kecuali sel penutupnya. Sel penutup dikelilingi oleh satu
atau lebih sel tetangga (salah satunya lebih kecil) dengan ukuran yang berbeda
dari sel epidermis sekelilingnya. Dinding sel epidermis mengandung kutin dan
lignin. Pada permukaan epidermis daun banyak terdapat trikoma.

b. Jaringan Mesofil

Mesofil mengalami diferensiasi menjadi:

Jaringan palisade: Berbentuk silindris memanjang pada sumbu


transversal daun dan mengandung banyak kloroplas. Tersusun dalam ikatan
yang padat menjadi 1 lapis atau lebih.

Jaringan bunga karang: Tersusun oleh sel yang tidak teratur,


bercabang-cabang, berisi kloroplas. Sel-selnya dipisahkan ruang antar sel
yang besar. Sel mesofil yang menyelubungi berkas pengangkut mengandung
lebih sedikit kloroplas dan dindingnya lebih tebal.

c. Jaringan Pengangkut

Mengandung xilem dan floem yang fungsinya sama dengan yang di


batang. Berkas floemnya di bagian adaksial dan berkas xilem di bagian
abaksial. Selain itu juga terdapat tulang daun yang menguatkan daun serta
sebagai jalan transport air dan zat hara yang terlarut di dalamnya pada arus
transpirasi dan pada proses translokasi hasil fotosintesis ke bagian tubuh lain.
5
3. Bunga
a. Sepala dan Petala

Terdiri dari jaringan parenkim, berkas pengangkut, dan epidermis.


Sepala berwarna hijau karena mengandung kloroplas. Mesofil sepala tersusun
atas sel-sel yang isodiametris dan renggang. Epidermis sepala dilapisi kutin
tipis dan meiliki trikomata dan stomata.

Petala tidak berwarna hijau karena ada kromoplas dalam vakuola.


Mesofil petala terdiri dari perenkim yang terusun rapat dan renggang.
Epidermis petala permukaannya agak bergelombang membentuk tonjolan
pendek.

b. Stamen (Benang sari)

Tipe berkas pengangkut stamen Kecubung adalah ampikribral.


Jaringan dasar penyusun tangkai sari adalah parenkim tnpa ruang antar sel dan
jaringan dasar penyusun kepala sari adalah parenkim yang telah
berspesialisasi menjadi sel kelamin.  

c. Ovarium (Bakal buah)

Dinding bakal buah terdiri dari parenkim dan berkas pengangkut


dengan lapisan epidermis di sebelah luar.

4. Akar

Akar terdiri dari jaringan-jaringan berikut:

a. Jaringan Epidermis

6
Bulu akar merupakan tonjolan dari epidermis tunggal untuk menyerap dan
menunjang tumbuhan dan disebut trikoblas. Trikoblas berasal dari
pembelahan sel induk epidermis (protoderm) yang tidak sama besar.

b. Jaringan Korteks

Tersusun atas jaringan parenkim berisi tepung dan sel idioblas.

c. Eksodermis

Terdiri dari selapis sel, sel panjang, dan memilik pita Caspary yaitu bagian
dinding primer yang menebal.

d. Endodermis

Terdiri dari selapis sel yang struktur anatomi dan fungsi fisiologinya
berbeda dengan jaringan di sebelah luar dan dalamnya. Sel endodermis
mengalami penebalan selulosa dan lignin. Sel yang tidak mngalami penebalan
disebut sel peresap yang terletak di depan protoxilem.

e. Jaringan Pengangkut

Terdiri dari xilem dan floem dan unsur bukan pengangkut. Empulurnya
terletak di pusat silinder akar dan bersifat seperti parenkim. Xilem akar
merupakan bangunan teras di tengah dengan tonjolan serupa jari-jari ke arah
luar dan di antaranya terdapat floem.

5. Buah

Terdiri dari 3 lapisan yaitu epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium.


Kulit buah kecubung  buah berdaging berparenkim yang dinding buahnya berasal
dari karpela dan jaringan lain. Bentuknya seperti bangunan yang disusun oleh
parenkim berdinding tipis.

6. Biji

7
Terdiri atas beberapa bagian yaitu:

a. Embrio

Bekas pelekatan biji pada plasenta berupa hilum. Embrio mempunyai


3 jaringan meristem yaitu protoderm, prokambium, dan meristem dasar.

b. Endosperm terdiri dari endosperm non selular, selular, dan helobial.

Endosperm mempunyai sel berdinding tipis dengan vakuola besar.


Berisi cadangan makanan dengan sel-sel yang rapat tanpa ruang antar
sel.Testa berasal dari integumen dan terdiri dari sel berdinding tipis.
Epidermis kulit biji berdinding tebaldan berisi zat warna.

Kecubung cocok hidup di dataran rendah sampai ketinggian tanah 800


m di atas permukaan laut. Selain itu tumbuh liar di ladang-ladang, kecubung
juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan.
Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek.

3. Manfaat Kecubung

Kecubung mempunyai khasiat obat sekaligus bisa menjadi racun. Kecubung bisa
tumbuh liar di hutan namun bisa juga menjadi tanaman hias di pekarangan. Sedikitnya
ada sembilan jenis tanaman yang biasa disebut kecubung diantaranya adalah Kecubung
Kasihan (Datura metel), Kecubung Kecil (Datura stramonium), dan Kecubung Hutan
(Brugmansia suaveolens). Namun yang paling umum dikenal sebagai Kecubung di
Indonesia adalah Datura metel.

8
Gambar 1. Bunga Kecubung

Gambar 2. Buah Kecubung

Kecubung (Datura metel) mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya :


hiosin, co-oksalat, zat lemak, atropin (hyosiamin) dan skopolamin. Kecubung yang
berbunga putih sering dianggap paling beracun dibanding jenis kecubung lainnya yang
juga mengandung zat alkaloida. Untuk itu pemakaiannya sangat hati-hati dan terbatas
sebagai obat luar. Kandungan ini membuat kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat
tradisional untuk berbagai penyakit.

Kecubung tidak hanya berguna sebagai tanaman pembius saja. Khasiat lain yang
bisa didapat dari kecubung ternyata cukup banyak. Beberapa diantaranya adalah sebagai
obat sakit gigi dan asma. Kecubung ( Datura. sp) selama ini dikenal sebagai tanaman
yang berefek negatif. Tanaman yang bunganya berbentuk terompet ini kerap
disalahgunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius. Sebab, daun
kecubung berkhasiat anestesi. Terutama karena tanaman ini mengandung metil kristalin
yang mempunyai efek relaksasi pada otot lurik. Bentuknya yang seperti terompet
ditambah konotasi negatif, masyarakat Amerika dan Eropa kemudian menyebutnya
sebagai Devil trumpet. Penyalahgunaan tersebut sebenarnya berasal dari kebiasaan
sebuah kelompok masyarakat di India yang menggunakan kecubung untuk membius
korban persembahan bagi dewa (Wijayakusuma,2006).

9
BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM


3.1 Perancangan prosdur yang diusulkan dan ide ide yang tercetus untuk meminimalisir
masalah yang terjadi
Extrak air bunga kecubung dengan dosis 40 mg/kg BB memiliki efek yang baik. Extrak
kucubung dengan dosis ini memiliki efektifitas yang setara dengan salbutamol sulfat. Dosis ini
masih dalam percobaan praklinik pada tikus. Dan belum ada yang sampai klinik.

Pengobatan dengan extrak bunga kecubung sangat masih jarang, dikarenakan banyak
masyarakat yang masih menganggap tanaman ini sebagai tanamam yang beracun. Namun, ada
kalanya juga masyarakat mencoba untuk mencobanya hanya sebatas mencoba-coba. Namun
sebenarnya tanaman ini tidak bisa di jadikan bahan uji coba oleh masyarakat dikarekanan
memang memiliki efek yang sangat tinggi dan memerlukan penethauan dan keahlian khusus
untuk dijadikan percobaan atau penelitian.

Untuk meminimalisirnya diperlukan berbagai penelitian oleh para ahli yang bekompeten,
selain itu juga peran tenaga kesehatan sangat diperlukan. Dikarenakan masih banyak penyalah
gunaan di masyarakat sehingga banyak kasus yang terjadi. Penyuluhan perlu dilakukan kepada
masyarakat mulai dari anak sekolah hingga para oang tua di tingkat pedasaaan.

3.2 Data penyalahgunaan obat tradisional di masyarakat


Adapun salah satu contoh kasus yang terjadi pada seorang anak di Surakarta, yang
dilarikan ke RSUD kota Surakarta. Anak laki-laki usia 13 tahun dibawa ke IGD oleh ayahnya
dengan kondisi gelisah, meracau, dada terasa sesak, dan berdebar-debar kurang lebih 30 menit
sebelum masuk rumah sakit. Setelah anamnesis lebih lanjut, sekitar 3 jam sebelum kejadian
pasien minum air rebusan bunga kecubung kurang lebih sekitar 450 mL.

10
3.3 Perancangan Solusi
Melakukan penelitian lebih lanjut kepada extrak bunga kecubung oleh para ahli. Selain
dari itu adanya program dari pemerintah tentang penyuluhan terhadap masyarakat dengan cara
turun ke setiap sekolah dan pedesaaan. Dengan mengandalkan tenaga kesehatan baik itu seorang
apoteker maupun sorang dokter. Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan
hasilnya disampaikan kepada masyarakat, maka diharapkan kasus diatas tidak terulang lagi.
Selain dari itu masyarakat juga dapat memilah dan milih herbal yang aman dikonsumsi, dengan
menanyakan terlebih dahulu kepada dokter maupun apoteker terkait penggunaan herbal.

11
BAB IV

PEMBAHASAN
Lingkungan sekitar mempunyai peran penting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Contoh kecil ketika membutuhkan obat-obatan maka dapat diperoleh manusia dari
lingkungan. Masyarakat secara turun temurun telah mengenal dan juga menggunakan tanaman
yang dimanfaatkan sebagai obat untuk menanggulangi masalah kesehatan. Namun, sayangnya
belum banyak kekayaan alam di sekitar kita yang dimanfaatkan dan dikembangkan dengan
sebaik-baiknya oleh manusia. Pada umumnya penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman
daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit daripada obat modern.

Tanaman obat tradisional sangat mudah ditemukan. Penggunaan obat-obatan tersebut


juga tidak memerlukan resep dokter terlebih dahulu. Sehingga banyak masyarakat beranggappan
bahwa tanaman obat bisa dikonsumsi secara bebas tanpa dosis yang tepat.

Tidak semua tanaman obat memiliki efek yang berkhasiat apabila dikonsumsi dengan
cara meminum air rebusannya. Sebagai contoh tanaman obat yang memiliki berbagai manfaat
untum kesehatan tubuh, akan tetapi sering disalahgunakan yaitu kecubung. Dilihat dari sisi
positif, kecubung memiliki manfaat yang besar apabila digunakan dengan baik. Efek tanaman ini
menyebabkan kematian, sehingga masyarakat memandang negatif tanaman tersebut. Kecubung
mengandung senyawa alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Zat aktifnya dapat
menimbulkan halusinansi bagi pemakainya. Jika alkaloid kecubung diisolasi maka akan
terdeteksi adanya senyawa methyl cristalline yang mempunyai efek relaksasi pada otot gerak
(Dalimartha, 2000; Thomas 2003; Aminah dkk, 1995).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah kecubung dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Daun kecubung juga dapat digunakan sebagai
bronkodilator digunakan dengan cara dihisap sedangkan apabila daun kecubung dikonsumsi

12
dengan cara diseduh justru akan menyebabkan mabuk. Penyalahgunaan tersebut yang terkadang
sering terjadi di kalangan masyarakat.

Berdasarkan ilmu farmakologi, kecubung masuk ke dalam golongan obat psikotropika


kelompok halusinogen. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir penyalahgunaan
penggunaan kecubung yaitu

1. Tindakan promotif.

Tindakan promotif ini ditujukan kepada masyarakat yang belum mengenal tanaman
kecubung. Prinsipnya dengan meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini secara
nyata lebih sejahtera, sehingga tidak sempat berpikir untuk menyalahgunakan kecubung.

2. Advokasi

Advokasi merupakan bentuk rangkaian komunikasi strategis yang dirancang secara


sistematis dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu untuk memberi pencerahan dan
pemberdayaan bagi kelompok marjinal dan menumbuhkan kearifan di kalangan masyarakat, agar
mendukung kebijakan publik tersebut. Advokasi merupakan aksi, perubahan, dan komitmen.

3. KIE

KIE merupakan merupakan bentuk komunikasi yang dilaksanakan oleh provider program
agar sasaran (individu, keluarga dan masyarakat) menerima program yang ditawarkan dan
melaksanakan perilaku yang ditawarkan. Komunikasi yang dapat disampaikan seperti pemberian
edukasi mengenai bahaya dan efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan tanaman
ini sebagai zat psikotropika yang dapat disalahgunakan.

Penanganan persoalan penyalahgunaan zat ini bukan saja dominasi pemerintah melalui
BNN dan aparat penegak hukum, tetapi lebih kepada dukungan masyarakat luas. Partisipasi
masyarakat sangat diperlukan untiuk mengawasi lingkungan sekitar tempat tinggalnya,
lingkungan sekolah, komunikasi antara orang tua dan anak yang harmonis tentu sangat penting.

13
BAB V

KESIMPULAN

14
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Nunik Siti ;Sigit,Singgih H; Partoseodjono, Soetyono;Chairul (1995) S. Rark, D. Metel


Dan E. Prostate Sebagai Larvasida Aedes Aegypti. Cermin Dunia Kedokteran No
131,2001 :7-9

Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya, Jakarta Hal
106-111

Thomas A. N. S. 2003 Tanaman Obat Tradisional. Kanisius Yogyakarta, Hal : 59-62

15
16
LAMPIRAN

17
Biodata Penyusun :
1 Nama Lengkap Agustian Hermansyah
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi S1 Farmsi
4 NIM C12019003
5 Tempat Tanggal Lahir Ciamis, 21 Agustus 2000
6 Alamat E-Mail Agustinhermansyah21@Gmail.Com
7 Nomer Telepon/Hp 085729766810

1 Nama Lengkap Ade Fia Arianti


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Farmsi
4 NIM C12019001
5 Tempat Tanggal Lahir Kebumen, 01 Februari 2001
6 Alamat E-Mail Ariantiadefia@Gmail.Com
7 Nomer Telepon/Hp 087829070830

1 Nama Lengkap Dani Riszki Amanda


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Farmsi
4 NIM C12019010
5 Tempat Tanggal Lahir Kebumen, 08 Januari 2001
6 Alamat E-Mail Daniriszkiamanda@Gmail.Com
7 Nomer Telepon/Hp 082139841881

1 Nama Lengkap Nia Safinda


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Farmsi
4 NIM C12019032
5 Tempat Tanggal Lahir Kebumen, 19 November 2001
6 Alamat E-Mail Nianna19@Gmail.Com
7 Nomer Telepon/Hp -

18

Anda mungkin juga menyukai