Kelompok 1
Kelompok 1
Kelompok 1
Disusun oleh :
1. Ade Fia Arianti (C12019001)
2. Agustian Hermansyah (C12019003)
3. Dani Riski Amanda (C12019010)
4. Nia Safinda (C12019032)
FARMASI 3A
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
BAB II DASAR TEORI............................................................................................................................3
1. Pengertian Kecubung...................................................................................................................3
2. Morfologi dan Anatomi...............................................................................................................4
3. Manfaat Kecubung.......................................................................................................................8
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM........................................................................10
3.1 Perancangan prosdur yang diusulkan dan ide ide yang tercetus untuk meminimalisir masalah yang
terjadi 10
3.2 Data penyalahgunaan obat tradisional di masyarakat.......................................................................10
3.3 Perancangan Solusi..........................................................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................................12
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan pengobatan dibidang kesehatan saat ini lebih luas, dimana masyarakat
yang merasa kurang puas dengan pengobatan dari medis berpaling lebih memilih
pengobatan tradisional seperti penggunaan tumbuh-tumbuhan, dimana pengobatan
dengan tumbuh-tumbuhan memiliki kelebihan sendiri, dengan harga yang murah dan
bahan-bahannya bisa kita jumpai disekitar kita.
Salah satu tumbuhan yang sering digunakan masyarakat sebagai bahan pengobatan
adalah tumbuhan kecubung atau dikenal dengan nama Latin Datura stramonium,
merupakan tanaman dengan bunga berwarna putih, sering berbentuk seperti terompet;
cukup banyak digunakan sebagai obat alternatif, ataupun penyalahgunaan zat adiktif.
Tanaman ini memiliki bau yang tidak sedap. Kecubung merupakan tumbuhan penghasil
bahan obat-obatan yang telah dikenal sejak ribuan tahun, diantaranya
Datura Stramonium, Datura tatura, dan Brugmansia suaviolens, namun daya khasiat
masing-masing jenis kecubung, berbeda-beda.
1
kardiovaskular, selain itu rhabdomyolisis dan hepatitis fulminan dilaporkan pernah
terjadi.
2
BAB II
DASAR TEORI
1. Pengertian Kecubung
Selain Kecubung Kasihan (Datura metel) ada juga jenis lain, yaitu Kecubung
Kecil (Datura stramonium) dan kecubung Hutan (Brugmansia suaveolens, Humb, Bonpl,
ex Wild, Bercht dan Presl). Kecubung cocok hidup di daerah dataran rendah sampai
ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain tumbuh liar di ladang-ladang,
kecubung juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan.
Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek (Thomas,2005).
Nama Lokal :
3
2. Morfologi dan Anatomi
1. Batang
a. Jaringan Epidermis
b. Jaringan Korteks
c. Jaringan Pengangkut
d. Stele
4
Stele dengan jaringan pengangkut bikolateral mempunyai jendela daun
dan jaringan interfasikuler tidak dapat dibedakan satu sama lain.
2. Daun
a. Jaringan Epidermis
b. Jaringan Mesofil
c. Jaringan Pengangkut
4. Akar
a. Jaringan Epidermis
6
Bulu akar merupakan tonjolan dari epidermis tunggal untuk menyerap dan
menunjang tumbuhan dan disebut trikoblas. Trikoblas berasal dari
pembelahan sel induk epidermis (protoderm) yang tidak sama besar.
b. Jaringan Korteks
c. Eksodermis
Terdiri dari selapis sel, sel panjang, dan memilik pita Caspary yaitu bagian
dinding primer yang menebal.
d. Endodermis
Terdiri dari selapis sel yang struktur anatomi dan fungsi fisiologinya
berbeda dengan jaringan di sebelah luar dan dalamnya. Sel endodermis
mengalami penebalan selulosa dan lignin. Sel yang tidak mngalami penebalan
disebut sel peresap yang terletak di depan protoxilem.
e. Jaringan Pengangkut
Terdiri dari xilem dan floem dan unsur bukan pengangkut. Empulurnya
terletak di pusat silinder akar dan bersifat seperti parenkim. Xilem akar
merupakan bangunan teras di tengah dengan tonjolan serupa jari-jari ke arah
luar dan di antaranya terdapat floem.
5. Buah
6. Biji
7
Terdiri atas beberapa bagian yaitu:
a. Embrio
3. Manfaat Kecubung
Kecubung mempunyai khasiat obat sekaligus bisa menjadi racun. Kecubung bisa
tumbuh liar di hutan namun bisa juga menjadi tanaman hias di pekarangan. Sedikitnya
ada sembilan jenis tanaman yang biasa disebut kecubung diantaranya adalah Kecubung
Kasihan (Datura metel), Kecubung Kecil (Datura stramonium), dan Kecubung Hutan
(Brugmansia suaveolens). Namun yang paling umum dikenal sebagai Kecubung di
Indonesia adalah Datura metel.
8
Gambar 1. Bunga Kecubung
Kecubung tidak hanya berguna sebagai tanaman pembius saja. Khasiat lain yang
bisa didapat dari kecubung ternyata cukup banyak. Beberapa diantaranya adalah sebagai
obat sakit gigi dan asma. Kecubung ( Datura. sp) selama ini dikenal sebagai tanaman
yang berefek negatif. Tanaman yang bunganya berbentuk terompet ini kerap
disalahgunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius. Sebab, daun
kecubung berkhasiat anestesi. Terutama karena tanaman ini mengandung metil kristalin
yang mempunyai efek relaksasi pada otot lurik. Bentuknya yang seperti terompet
ditambah konotasi negatif, masyarakat Amerika dan Eropa kemudian menyebutnya
sebagai Devil trumpet. Penyalahgunaan tersebut sebenarnya berasal dari kebiasaan
sebuah kelompok masyarakat di India yang menggunakan kecubung untuk membius
korban persembahan bagi dewa (Wijayakusuma,2006).
9
BAB III
Pengobatan dengan extrak bunga kecubung sangat masih jarang, dikarenakan banyak
masyarakat yang masih menganggap tanaman ini sebagai tanamam yang beracun. Namun, ada
kalanya juga masyarakat mencoba untuk mencobanya hanya sebatas mencoba-coba. Namun
sebenarnya tanaman ini tidak bisa di jadikan bahan uji coba oleh masyarakat dikarekanan
memang memiliki efek yang sangat tinggi dan memerlukan penethauan dan keahlian khusus
untuk dijadikan percobaan atau penelitian.
Untuk meminimalisirnya diperlukan berbagai penelitian oleh para ahli yang bekompeten,
selain itu juga peran tenaga kesehatan sangat diperlukan. Dikarenakan masih banyak penyalah
gunaan di masyarakat sehingga banyak kasus yang terjadi. Penyuluhan perlu dilakukan kepada
masyarakat mulai dari anak sekolah hingga para oang tua di tingkat pedasaaan.
10
3.3 Perancangan Solusi
Melakukan penelitian lebih lanjut kepada extrak bunga kecubung oleh para ahli. Selain
dari itu adanya program dari pemerintah tentang penyuluhan terhadap masyarakat dengan cara
turun ke setiap sekolah dan pedesaaan. Dengan mengandalkan tenaga kesehatan baik itu seorang
apoteker maupun sorang dokter. Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan
hasilnya disampaikan kepada masyarakat, maka diharapkan kasus diatas tidak terulang lagi.
Selain dari itu masyarakat juga dapat memilah dan milih herbal yang aman dikonsumsi, dengan
menanyakan terlebih dahulu kepada dokter maupun apoteker terkait penggunaan herbal.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Lingkungan sekitar mempunyai peran penting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Contoh kecil ketika membutuhkan obat-obatan maka dapat diperoleh manusia dari
lingkungan. Masyarakat secara turun temurun telah mengenal dan juga menggunakan tanaman
yang dimanfaatkan sebagai obat untuk menanggulangi masalah kesehatan. Namun, sayangnya
belum banyak kekayaan alam di sekitar kita yang dimanfaatkan dan dikembangkan dengan
sebaik-baiknya oleh manusia. Pada umumnya penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman
daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit daripada obat modern.
Tidak semua tanaman obat memiliki efek yang berkhasiat apabila dikonsumsi dengan
cara meminum air rebusannya. Sebagai contoh tanaman obat yang memiliki berbagai manfaat
untum kesehatan tubuh, akan tetapi sering disalahgunakan yaitu kecubung. Dilihat dari sisi
positif, kecubung memiliki manfaat yang besar apabila digunakan dengan baik. Efek tanaman ini
menyebabkan kematian, sehingga masyarakat memandang negatif tanaman tersebut. Kecubung
mengandung senyawa alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Zat aktifnya dapat
menimbulkan halusinansi bagi pemakainya. Jika alkaloid kecubung diisolasi maka akan
terdeteksi adanya senyawa methyl cristalline yang mempunyai efek relaksasi pada otot gerak
(Dalimartha, 2000; Thomas 2003; Aminah dkk, 1995).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah kecubung dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Daun kecubung juga dapat digunakan sebagai
bronkodilator digunakan dengan cara dihisap sedangkan apabila daun kecubung dikonsumsi
12
dengan cara diseduh justru akan menyebabkan mabuk. Penyalahgunaan tersebut yang terkadang
sering terjadi di kalangan masyarakat.
1. Tindakan promotif.
Tindakan promotif ini ditujukan kepada masyarakat yang belum mengenal tanaman
kecubung. Prinsipnya dengan meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini secara
nyata lebih sejahtera, sehingga tidak sempat berpikir untuk menyalahgunakan kecubung.
2. Advokasi
3. KIE
KIE merupakan merupakan bentuk komunikasi yang dilaksanakan oleh provider program
agar sasaran (individu, keluarga dan masyarakat) menerima program yang ditawarkan dan
melaksanakan perilaku yang ditawarkan. Komunikasi yang dapat disampaikan seperti pemberian
edukasi mengenai bahaya dan efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan tanaman
ini sebagai zat psikotropika yang dapat disalahgunakan.
Penanganan persoalan penyalahgunaan zat ini bukan saja dominasi pemerintah melalui
BNN dan aparat penegak hukum, tetapi lebih kepada dukungan masyarakat luas. Partisipasi
masyarakat sangat diperlukan untiuk mengawasi lingkungan sekitar tempat tinggalnya,
lingkungan sekolah, komunikasi antara orang tua dan anak yang harmonis tentu sangat penting.
13
BAB V
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya, Jakarta Hal
106-111
15
16
LAMPIRAN
17
Biodata Penyusun :
1 Nama Lengkap Agustian Hermansyah
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi S1 Farmsi
4 NIM C12019003
5 Tempat Tanggal Lahir Ciamis, 21 Agustus 2000
6 Alamat E-Mail Agustinhermansyah21@Gmail.Com
7 Nomer Telepon/Hp 085729766810
18