Jurnal Indriati Putri Utami
Jurnal Indriati Putri Utami
Jurnal Indriati Putri Utami
SECARA MAKROSKOPIK
e-mail: indry.utamip@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
b. pH
sperma menggunakan standar dari koagulumnya. Bila 20 menit belum
WHO (1999, 2010). homogen kemungkinan ada gangguan
pada kelenjar prostat. Bila sperma yang
e. Likuefaksi baru diterima langsung encer mungkin
Likuefaksi di periksa 20 menit tidak mempunyai koagulum karena
setelah ejakulasi (setelah dikeluarkan). saluran pada kelenjar vesica seminalis
Dapat dilihat dengan melihat
buntu atau memang tidak mempunyai vesica seminalis. Standar ke normal
Analisis Data
f. Viskositas Analisa data yang diperoleh diolah dengan
Kekentalan atau viskositas sperma cara deskriptif dalam bentuk histogram
dapat diukur setelah likufaksi sperma dengan menggunakan perangkat pengolah
sempurna. Pemeriksaan viskositas dapat Microsoft Office 2010 dalam bentuk
dilakukan dengan 2 cara yaitu (WHO, diagaram batang.
1999; 2010):
Cara subyektif HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan cara menyentuh permukaan Hasil penelitian yang dilakukan di
sperma dengan pipet atau batang Klinik Prodia Makassar selama kurun waktu
pengaduk, kemudian di tarik maka akan empat minggu pengambilan data, mulai
terbentuk benang. tanggal 1 November hingga 30 November
Cara pipet Elliason 2017 dengan jumlah responden 187 individu
Syaratnya sperma harus homogen dan yang melakukan pemeriksaan semen. Hasil
pipet yang digunakan harus kering. pemeriksaan profil semen secara
Mengukur viskositas dengan keseluruhan (volume, bau, pH, warna,
menggunakan pipet elliason. Prosedurnya likuefaksi dan viskositas) dari responden
cairan sperma dipipet sampai angka 0.1 yang memeriksakan diri di Laboratorium
kemudian atas pipet ditutup dengan jari. Prodia Makassar selama rentang waktu
Setelah itu arahkan pipet tegak lurus dan empat minggu dari tanggal 1 – 30 Nopember
stopwatch dijalankan, jika terjadi tetesan 2017, menunjukkan hasil yang normal
pertama stopwatch dimatikan dan dengan nilai untuk volume 97.3 %, bau 100
dihitung waktunya dengan detik. %, pH 99.5 %, warna 99.5 %, likuefaksi
97.9 %, dan viskositas 87.7 %.
Gambar 4.3. Histogram profil semen berdasarkan rentang usia responden yang memeriksakan
diri di Laboratorium Prodia Makassar pada tanggal 1 – 30 Nopember 2017
Hasil pemeriksaan profil semen (volume, calon istri hendak melangsungkan akad
bau, pH, warna, likuefaksi dan viskositas) pernikahan, harus benar - benar telah
berdasarkan rentang usia dari responden matang secara fisik (rentang usia 21 – 30
yang memeriksakan diri di Laboratorium tahun untuk pria) maupun secara psikis
Prodia Makassar selama rentang waktu (rohani), atau sudah harus siap secara
empat minggu dari tanggal 1 – 30 Nopember jasmani dan rohani, sesuai dengan
2017, menunjukkan hasil yang normal pengertian yang tertera dalam perkawinan
dengan nilai untuk rentang usia 21 – 25 itu sendiri, “Perkawinan adalah ikatan lahir
tahun (volume 100 %, bau 100 %, pH 100 batin antara seorang pria dengan seorang
%, warna 100 %, likuefaksi 100 %, dan wanita.” Sedangkan menurut BKKBN
viskositas 100 %), usia 26 – 30 tahun (2017) menyatakan bahwa umur ideal yang
(volume 97.3 %, bau 100 %, pH 100 %, matang secara biologis dan psikologis
warna 100 %, likuefaksi 100 %, dan adalah 20 – 25 tahun bagi wanita, kemudian
viskositas 98.6 %), usia 31 – 35 tahun umur 25 – 30 tahun bagi pria. Usia tersebut
(volume 94.7 %, bau 100 %, pH 98.2 %, dianggap masa yang paling baik untuk
warna 100 %, likuefaksi 98.2 %, dan berumah tangga, karena sudah matang dan
viskositas 89.5 %). bisa berpikir dewasa secara rata-rata.
Berdasarkan hasil data yang
Berdasarkan hasi data yang diperoleh diperoleh dari Laboratorium Prodia
dari Laboratorium Prodia Makassar, rentang Makassar, rentang usia yang melakukan
usia terbanyak melakukan pemeriksaan pemeriksaan terhadap profil semen secara
profil semen secara makroskopis berturut – makroskopis mempunyai rentang usia antara
turut berada di rentang usia 26 – 30 tahun 21 – 50 tahun, dengan jumlah terbanyak
(39.6 %), usia 31 – 35 tahun (30.5 tahun), yang melakukan pemeriksaan dengan
usia 36 – 40 tahun (17.1 %), usia 41 – 45 rentang usia berturut – turut adalah usia 26 –
tahun (5.5 tahun), usia 21 – 25 tahun (3.7 30 tahun dan terendah dengan rentang usia
tahun), dan terendah pada rentang usia 46 – 46 – 50 tahun. Volume semen total yang
50 tahun (3.2 %). Tingginya permintaan dilakukan pemeriksaan di Laboratorium
untuk pemeriksaan profil semen secara Prodia Makkasar menunjukkan nilai volume
makroskopis pada rentang usia 26 – 30 di atas 2 ml. Sesuai dengan standar yang
tahun diduga: 1. responden merupakan calon dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan
pasangan yang siap untuk melakukan Dunia (WHO, 1999, 2010) telah
pernikahan; 2. merupakan salah satu syarat mengeluarkan nilai acuan untuk analisa
dalam kelengkapan berkas pernikahan; 3. sperma/air mani yang normal untuk volume
Merupakan usia yang sangat reproduktif total cairan semen manusia lebih dari 2 ml.
dalam proses reproduksinya. Unicef (2015) Selain itu volume total semen dapat
mencatat bahwa rentang usia produktif diukur dengan menggunakan gelas ukur atau
untuk siap memasuki jenjang pernikahan pipet khusus. Menurut Yatim (1982),
untuk pria berada di rentang usia 25 – 30 Cooper (2016), dan Franken (2012),
tahun. Hal ini dikarenakan pada rentang usia menyatakan bahwa volume semen rata-rata
tersebut sudah siap secara mental dan spermatozoid pada pria adalah 2.5 – 3.5 ml,
material. Menurut Asrorim (2016) sedangkan menurut standar volume yang
menyatakan bahwa setiap calon suami dan ditetapkan untuk sperma normal dari
McLachlan (2013) dan Zhou (2015), volume Makassar, pada umumnya pemeriksaan
total spermatozoid antara 1 – 5 ml. makroskopis, dengan rentang usia 21 – 50
Pada pemeriksaan bau semen oleh tahun, tentang profil warna semen adalah
responden yang dilakukan di Laboratorium normal yaitu dengan warna putih keabu-
Prodia Makassar, memberikan hasil yang abuan. Namun ada satu responden dengan
sama (100 %) pada responden dengan rentang usia 36 – 40 tahun mempunyai
tingkatan rentang usia berbeda, yaitu: sama- profil warna semen putih kekuningan.
sama memiliki bau spermatozoid yang khas, Sesuai dengan prosedur standar yang
yaitu seperti bau pohon akasia. Hal tersebut ditetapkan oleh Laboratorium Prodia, warna
sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh sperma yang kekuningan dianggap tidak
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1999, nornal. Sedangkan menurut standar WHO
2010), bau dari semen dinyatakan normal (1999, 2010) warna sperma dianggap normal
jika memenuhi standar seperti bau pohon jika dalam rentang putih sampai putih
akasia. Selain itu, nilai standar rujukan yang kekuningan. Seperti yang dinyatakan oleh
dikeluarkan oleh Bagian Ilmu Patologi Kuswondo (2002) Jika spermatozoid
Klinik FK UNHAS RSUP DR Wahidin berwarna jernih/bening, maka biasanya
Sudirohusodo Makassar (Harun et al.,2017), ditafsirkan sebagai mani encer. Apabila
yaitu mempunyai bau yang khas. didapatkan sel-sel darah merah, maka
Wibisono (2010) mengatakan bahwa sperma berwarna kecoklatan, disebabkan
spermatozoid memiliki bau khas yaitu adanya hemoglobin. Hasil penelitian ini juga
seperti bau akasia. Bau-bau lain seperti amis didukung oleh Yatim (1982), warna normal
dan busuk dapat dicurigai adanya lekosit spermatozoid adalah seperti lem atau kanji
(infeksi) atau sebab-sebab lain (parasit). atau putih kelabu. Jika agak lama abstinensi
Selain itu Khaidir (2006) dan Akasai et al. akan berwarna kekuningan. Menurut
(2015) menyatakan bahwa bau semen itu Widjanarko (2014), gangguan pada sperma
khas, seperti bau bunga chestnut. Bau itu manusia lebih banyak akibat adanya
oleh spermin yang dihasilkan prostat. gangguan pada sistem hormonal.
Hasil pengolahan data primer yang
diperoleh dari Laboratorium Prodia
Pengukuran pH juga menjadi terjadi kelainan yang disebabkan oleh
pengukuran yang penting. pH harus infeksi akut atau kronis. Aitken (2006)
diperiksa dalam waktu 1 jam setelah semen menyatakan bahwa profil sperma dengan pH
dikeluarkan. Nilai normal: > 7,2 (WHO dibawah 7.2 dan diatas 8, maka dianggap
1999 : 7.2 – 8.0) dan (WHO 2010 : 7.2 – terdapat kelainan pada sistem hormonal.
7.8). pH lebih tinggi dari 8,0 patut dicurigai
adanya infeksi sedangkan lebih rendah dari KESIMPULAN
7,0 dengan azoospermia, maka Responden yang memeriksakan diri untuk
kemungkinan terjadi disgensi dari vas diketahui profil semen secara makroskopis
deferens, vesika seminalis, atau epididimis. (volume, bau, pH, warna, likuefaksi, dan
Hasil perolehan data dari Laboratorium viskositas) mempunyai rentang usia antara
Prodia Makassar, untuk pemeriksaan profil 21 – 50 tahun dengan jumlah responden
makroskopis pH semen responden dengan terbanyak dengan rentang usia 26 – 30 tahun
rentang usia 21 – 50 tahun menunjukkan yaitu 39.6 % dan terendah dengan rentang
hasil yang normal dengan rentang pH 7.2 – usia 46 – 50 tahun.
7.7. Menurut Kuswondo (2002), pH sperma
melampaui nilai normal dari WHO diduga DAFTAR PUSTAKA
Aitken RJ, Buckingham W, Brindle J, dan Tudung Akrosom Spermatozoa.
Gomez E, Baker HWG, Irvine DS. 1995. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera.
Analysis of sperm movement in relation
to the oxidative stress created by Ferial E.W. 2013. Macroscopic
leukocytes in washed sperm preparations Examination of Human Spermatozoa
and seminal plasma. Hum Reprod; Vol 10 Through Nutrition of Blood Cockle’s
(20): 61-71. (Anadara granosa L.). Makassar.