Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Inovasi Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

INOVASI PENDIDIKAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah landasan pendidikan

Dosen Pengampu:
Dr. H. Abdul Madjid, M.M., M.Pd

Disusun Oleh:
Siti Romla (198620600007)
Atim Alfin Setyawan (198620600121)
Beta Ayu Widianti (198620600146)
Mayang Kurlila (198620600170)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Inovasi Pendidikan” tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan.

Tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu dan
pengetahuan tentang “Inovasi Pendidikan”. Ucapan terimakasih kami haturkan
kepada Dosen pengampu mata kuliah Landasan Pendidikan, teman-teman dan
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, terutama
pertolongan Allah SWT yang memberikan kami kesehatan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat waktu.

Demikian yang dapat kami sampaikan, dan kami sadar dalam penyusunan
makalah yang kami buat masih terdapat kekurangan. Untuk itu kami
mengharapakan kritik dan saran yang bersifat konstruktif.

Sidoarjo, 6 Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
B. Tujuan Penulisan 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi Pendidikan 3
B. Tujuan Inovasi Pendidikan ......................................................................7
C. Proses dan Prinsip Inovasi Pendidikan 9
D. Sasaran Inovasi Pendidikan 10
E. Faktor Yang Memengaruhi Inovasi Pendidikan 14
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan 20
B. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin
kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai
peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesional. Guru harus lebih
dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik.
Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling
well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang
tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa
depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah
peserta didiknya.
Maka dalam pembaharuan pendidikan keterlibatan guru mulai dari
perencanaan inovasi pendidikan sampai pada pelaksanaan dan evaluasinya
memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi
pendidikan. Oleh karena itu dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang
utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang sangat luas
sebagai pendidik, orang tua, motivator dan lain sebagainya.
Peran guru dalam inovasi pendidikan yang menyangkut sikap terbuka dan
peka guru terhadap perubahan atau inovasi serta perannya sebagai agen
pembaharuan sekaligus adapter, dalam inovasi pendidikan. Guru sebagai
pengajar lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas merencanakan,
melaksanakan proses belajar mengajar dan menilai hasilnya. Untuk
melaksanakan tugas ini guru di samping harus menguasai materi atau bahan
yang akan diajarkan, juga dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan
dan keterampilan teknik mengajar. Gagasan baru (inovasi) yang dilakukan oleh
guru hendaknya bertujuan untuk penyempurnaan kegiatan belajar mengajar.
Maka dari itu kami mencoba menyusun sebuah makalah yang sedikit
mengulas tentang ruang lingkup sebuah inovasi pendidikan yang akan
menjelaskan tentang tujuan inovasi, komponen-komponen apa saja yang ada
dalam inovasi tersebut serta siapa saja dan apa saja yang menjadi sasaran
dalam inovasi pendidikan. Selain itu kami juga akan mencoba menjabarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi dalam pendidikan.
B. Rumusan Masalah

1
2

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan diatas, rumusan masalah


yang kali ini akan dibahas yaitu:
1. Apa itu inovasi pendidikan?
2. Apa sebenarnya tujuan dari inovasi pendidikan?
3. Apa saja proses dan prinsip inovasi pendidikan?
4. Siapa sajakah yang menjadi sasaran dalam inovasi pendidikan?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi inovasi dalam pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan dari pembahasan ini adalah agar mahasiswa/ calon
guru/ guru memahami serta menyadari dengan penuh akan pentingnya sebuah
inovasi dalam pendidikan untuk dapat menuju sesuatu yang lebih baik.
Secara khusus tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagaimana
yang tertulis dalam ruang lingkup pembahasan kami yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu inovasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari inovasi pendidikan.
3. Untuk mengetahui proses dan prinsip dari inovasi pendidikan.
4. Untuk mengetahui siapa saja yang menjadi sasaran dalam inovasi
pendidikan.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi dalam
pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pendidikan


1. Inovasi
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah
invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar
baru, artinya hasil karya manusia. Adapun discovery adalah penemuan sesuatu
(benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya).
Secara etimologi, inovasi berasal dari bahasa Latin, yaitu innovaation yang
berarti pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo, yang artinya
memperbarui dan mengubah. Jadi, inovasi adalah perubahan baru menuju arah
perbaikan dan berencana (tidak secara kebetulan).1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan sebagai
pemasukan satu pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda
dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, yang (gagasan,
metode atau alat).
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang
baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam
kaitan ini, Ibrahim mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat
berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat
berupa hasil dari invention atau discovery.2 Inovasi dilakukan dengan tujuan
tertentu atau untuk memecahkan masalah.3
Para ahli mengungkapkan berbagai persepsi, pengertian, interpretasi
tentang inovasi dengan susunan kalimat dan penekanan yang berbeda, tetapi
mengandung pengertian yang sama, seperti Kennedy (1987), White (1987), dan
Kouraogo (1987). White (1987: 211) mengatakan, “Inovation …more than
change, although all innovations involve change” (inovasi itu … lebih dari
sekadar perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan perubahan).

1 Idris, H. Zahara Jamal, H. Lisma. (1992). Pengantar pendidikan, Jakarta: Grasindo


2 Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan, Ditjen Dikti Depdikbud.
3 Subandijah. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
4

Selain itu, definisi inovasi yang dikemukakan oleh Rogers, “An


innovation is an idea, practice, or object that is perceived as new by an
individual or other unit of adoption.”4
Zaltman dan Duncan mengatakan, “An innovation is an idea, practice, or
material artifact perceived to be new by the relevant unit of adoption. The
innovation is the change object.”5
Menurut Miles inovasi ialah macam-macam perubahan genus. Inovasi
sebagai perubahan disengaja, baru, khusus utuk mencapai tujuan sistem. Jadi
perubahan ini dikehendaki dan direncanakan.6
Inovasi sering diartikan pembaharuan, penemuan dan ada yang
mengaitkan dengan modernisasi. Perubahan dan inovasi, keduanya sama dalam
hal memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. Inovasi berbeda dari
perubahan karena dalam inovasi dalam unsur kesengajaan. Pembaharuan
misalnya, dalam hal pembaharuan kebijakan pendidikan mengandung unsur
kesengajaan dan pada umumnya istilah pembaharuan dapat disamakan dengan
inovasi.7. Menurut Nichols, penggunaan kata perubahan dan inovasi sering
tumpang tindih. Pada dasarnya, inovasi adalah ide, produk, kejadian, atau
metode yang dianggap baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau unit
adopsi yang lain, baik hasil invensi maupun hasil discovery.
Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan
perubahan, berikut definisi yang diungkapkan oleh Nichols.
“Change refers to continuous reapraisal and improvement of existing
practice which can be regarded as part of the normal activity ….. while
innovation refers to …. Idea, subject or practice as new by an individual or
individuals, which is intended to bring about improvement in relation to
desired objectives, which is fundamental in nature and which is planned and
deliberate.”
Nicholls menekankan perbedaan antara perubahan (change) dengan
inovasi (innovation) sebagaimana dikatakannya di atas, bahwa perubahan
mengacu pada kelangsungan penilaian, penafsiran, dan pengharapan kembali
dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan yang ada yang dianggap sebagai
4 Rogers, M Everett. 1983. Diffusion of Innovation. New York: The Free Press.
5 Zaltman, Gerald, dan Robert Duncan. 1977. Strategy of Planned Change. New York: A. Willey-
Interscience Publication John Wiley & Sons.
6 Mathew B, Miles. 1964. Educational Innovation the Nature of the Problem. New York: Bureau
of Publication, Teachers College, Colombia Univ.
7 B. Suryo Subroto. 1990. Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
5

bagian aktivitas yang biasa. Adapun inovasi menurutnya mengacu pada ide,
objek atau praktik sesuatu yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang
yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan yang diharapkan.
2. Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam
pendidikan.8 Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit, yaitu tingkat lembaga
pendidikan, maupun arti luas, yaitu sistem pendidikan nasional.
Inovasi dalam dunia pendidikan dapat berupa apa saja, produk ataupun
sistem. Produk misalnya, seorang guru menciptakan media pembelajaran mock
up untuk pembelajaran. Sistem misalnya, cara penyampaian materi di kelas
dengan tanya jawab ataupun yang lainnya yang bersifat metode. Inovasi dapat
dikreasikan sesuai pemanfaatannya, yang menciptakan hal baru, memudahkan
dalam dunia pendidikan, serta mengarah pada kemajuan.
Inovasi di sekolah, terjadi pada sistem sekolah yang meliputi komponen-
komponan yang ada. Di antaranya adalah sistem pendidikan sekolah yang
terdiri atas kurikulum, tata tertib, dan manajemen organisasi pusat sumber
belajar. Selain itu, yang lebih penting adalah inovasi dilakukan pada sistem
pembelajaran (yang berperan di dalamnya adalah guru) karena secara langsung
yang melakukan pembelajaran di kelas ialah guru. Keberhasilan pembelajaran
sebagian besar tanggung jawab guru.
Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat), baik berupa hasil inversi (penemuan baru) atau discovery (baru
ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Selanjutnya, dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu, mungkin sudah lama
dikenal pada konteks sosial atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum
dilakukan perubahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inovasi
adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi.9
Jones mengatakan inovasi pendidikan lebih menyangkut penggunaan
inrights baru dan dan berbeda dalam tugas-tugas, tujuan-tujuan , dan filosofi

8 Rusdiana, A. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. hlm. 46


9 Idris, H. Zahara Jamal, H. Lisma. (1992). Pengantar pendidikan, Jakarta: Grasindo
6

pendidikan di masyarakat kita. Perubahan bersifat intelek, sikap dan perasaan


yang sulit diukur.10
Definisi lain tentang inovasi pendidikan adalah suatu perubahan baru dan
kualitatif yang berbeda dari hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan
untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam
pendidikan.11
“Baru” dalam pengertian tersebut adalah hal-hal yang belum dipahami,
diterima atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan
merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain. Adapun “kualitatif” berarti
bahwa inovasi memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali
unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penjumlahan atau
penambahan dari unsur-unsur komponen yang ada sebelumnya. Inovasi adalah
lebih dari keseluruhan jumlah unsur komponen.
Karena besar dan kompleksnya masalah pendidikan serta karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki, tindakan inovasi atau pembaharuan
sangat diperlukan. Secara implisit, manajemen inovasi mengacu pada
komponen perencanaan, pengawasan, pengarahan, dan perintah. Urwick
mengidentifikasi bahwa manajemen atau pengolahan adalah aktivitas yang
berkenaan dengan perencanaan, pengaturan, pemberian perintah, koordinasi,
pengawasan, dan penilaian. Hal ini dikaitkan dengan kegiatan atau aktivitas
yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan segala materiel dan nonmateriel
untuk mencapai tujuan inovasi. Manajemen inovasi dari sudut proses
berhubungan dengan kegiatan perencanaan, sedangkan dalam perencanaan
inovasi menuntut untuk melakukan asesmen situasi dan mengidentifikasi
tujuan inovasi. Inovasi akan berjalan baik jika didukung oleh perencanaan
inovasi yang efektif.

Tindakan menambah anggaran belanja supaya dapat mengadakan lebih


banyak murid, guru kelas, buku, dan sebagainya meskipun perlu dan penting
bukan merupakan tindakan inovasi. Tindakan mengatur kembali jenis dan
pengelompokan pelajaran, waktu, ruang kelas, cara-cara menyampaikan

10 Clifford V. Jones. 1964. Developing Community Understanding p.14 for Educational


Inovation. American school Board Journal, 149, no. 1.
11 B. Suryo Subroto. 1990. Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hlm. 127
7

pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang sama dapat di
jangkau jumlah sasaran murid yang lebih banyak, dan dicapai kualitas yang
lebih tinggi, itulah tindakan inovasi.

B. Tujuan Inovasi Pendidikan


“Tujuan” yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas
tentang sasaran dan hasil yang ingin dicapai, yang dapat diukur untuk
mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dengan sebelum inovasi. Tujuan
inovasi adalah efisiensi, relevansi, dan efektivitas mengenai sasaran jumlah
anak didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan yang sebesar-
besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan
pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu
dalam jumlah sekecil-kecilnya.12
Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan,
yaitu kemampuan sumber tenaga, uang, sarana, dan prasarana, termasuk
struktur dan prosedur organisasi. Jadi, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan
agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-
baiknya.13
Tujuan pendidikan Indonesia jika disimpulkan bahwa saat ini Indonesia
sedang mengejar ketertinggalan iptek secara global yang berjalan sangat cepat
dan berusaha agar pendidikan bisa dirasakan dan didapatkan oleh semua warga
Indonesia.
Adapun arah tujuan inovasi pendidikan tahap demi tahap, yaitu:
1. mengejar ketertinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi
sehingga semakin lama pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar
dengan kemajuan tersebut;
2. mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah dan luar sekolah
bagi setiap warga negara. Misalnya, meningkatkan daya tampung usia
sekolah SD, SLTP, SLTA, dan PT.
Di samping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan
semakin menurun saat ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, peserta
didik diharapkan menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil
memecahkan masalahnya sendiri.

12 Ibid., hlm. 129


13 Hasan bin Ali Hasan Al-Hijazy. 2001. Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, Penj. Muzaidi
Hasbullah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Hlm. 189
8

Seiring dengan peningkatan mutu pendidikan, inovasi pendidikan


khususnya inovasi pembelajaran dilakukan agar terciptanya program
pembelajaran yang inovatif. Program pembelajaran yang inovatif didesain
menjadi sebuah kegiatan yang menarik agar suasana pembelajaran di dalam
kelas tidak membosankan. Kreativitas dan inovasi juga dapat mencorakkan
situasi pembelajaran yang ceria. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan
dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses
pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Tujuan jangka panjang yang hendak dicapai ialah terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya. Tujuan lain dilakukannya inovasi pendidikan adalah
untuk memecahkan masalah pendidikan dan menyongsong arah perkembangan
dunia kependidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat.

Secara lebih terperinci, maksud diadakannya inovasi pendidikan adalah


sebagai berikut. Pertama, inovasi/ pembaharuan pendidikan sebagai tanggapan
baru terhadap masalah- masalah pendidikan. Tugas inovasi/pembaharuan
pendidikan yang utama adalah memecahkan masalah-masalah yang dijumpai
dalam dunia pendidikan dengan cara inovatif. Inovasi atau pembaharuan
pendidikan juga merupakan tanggapan baru terhadap masalah kependidikan
yang dihadapi. Titik pangkal pembaharuan pendidikan adalah masalah
pendidikan yang aktual, yang secara sistematis akan dipecahkan dengan cara
inovatif. Akhir-akhir ini, semua usaha pembaharuan pendidikan ditujukan
untuk kepentingan siswa atau subjek belajar demi perkembangannya, yang
sering disebut student centered approach. Pembaharuan pendidikan yang
memusatkan pada masalah pendidikan umumnya dan perkembangan subjek
pendidikan khususnya mengutamakan segi efektivitas dan segi ekonomis
dalam proses belajar.

C. Proses dan Prinsip Inovasi Pendidikan


1. Proses Inovasi Pendidikan
Di dalam buku Inovasi Pendidikan karya Kristiawan, Muhammad. dkk.,
dijelaskan bahwa proses inovasi pendidikan adalah serangkaian aktifitas yang
dilakukan oleh individu/organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi sampai
menerapkan (implementasi) inovasi pendidikan. Kata proses mengandung arti
9

bahwa aktivitas itu dilakukan dengan memakan waktu dan setiap saat tentu
terjadi perubahan. Berapa lama waktu yang dipergunakan selama proses itu
berlangsung akan berbeda antara orang atau organisasi satu dengan yang lain
tergantung pada kepekaan orang atau organisasi terhadap inovasi. Demikian
pula selama proses inovasi itu berlangsung akan selalu terjadi perubahan yang
berkesinambungan sampai proses itu dinyatakan berakhir. Proses inovasi
pendidikan mempunyai empat tahapan, di antaranya sebagai berikut.
1) Invention (penemuan)
Invention meliputi penemuan-penemuan tentang sesuatu hal yang baru,
biasanya merupakan adaptasi dari yang telah ada. Akan tetapi pembaharuan
yang terjadi dalam pendidikan, terkadang menggambarkan suatu hasil yang
sangat berbeda dengan yang terjadi sebelumnya.
2) Development (pengembangan)
Dalam proses pembaharuan biasanya harus mengalami suatu
pengembangan sebelum ia masuk dalam dimensi skala besar. Development
sering sekali bergandengan dengan riset, se- hingga prosedur research dan
development merupakan sesuatu yang biasanya digunakan dalam pendidikan.
3) Diffusion (penyebaran)
Konsep diffusion seringkali digunakan secara sinonim dengan konsep
dissemination, tetapi disini diberikan konotasi yang berbeda. Definisi diffusion
menurut Roger (Cece Wijaya, 1992) adalah suatu persebaran ide baru dari
sumber inventionnya kepada pemakai atau penyerap yang terakhir.
4) Adoption (penyerapan)
Menurut Katz dan Hamilton (Wijaya, 1992), definisi proses pembaharuan
dan difusi dalam butir-butir berikut ini: penerimaan, melebihi waktu biasanya,
dari beberapa item yang spesifik, idea tau praktek/kebiasaan, oleh individu-
individu, group, atau unit-unit yang dapat mengadopsi lainnya berkaitan,
saluran komunikasi yang spesifik, terhadap struktur sosial, dan terhadap sistem
nilai atau kultur tertentu.
2. Prinsip Inovasi Pendidikan
Peter M. Drucker dalam bukunya Innovation and Enterpreneurship (Tilaar,
1999: 356), mengemukakan beberapa prinsip inovasi, yaitu sebagai berikut.
a. Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang
terbuka. Artinya, inovasi hanya dapat terjadi apabila mempunyai
kemampuan analisis.
10

b. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, artinya yang bermula dari


keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diterima
masyarakat.
c. Inovasi harus dimulai dengan yang kecil. Tidak semua inovasi dimulai
dengan ide-ide besar yang tidak terjangkau oleh kehidupan nyata manusia.
Keinginan yang kecil untuk memperbaiki suatu kondisi atau kebutuhan
hidup ternyata kelak mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap
kehidupan manusia selanjutnya.

d. Inovasi diarahkan pada kepemimpinan atau kepeloporan. Inovasi selalu


diarahkan bahwa hasilnya akan menjadi pelopor dari suatu perubahan yang
diperlukan. Apabila tidak demikian maka intensi suatu inovasi kurang jelas
dan tidak memperoleh apresiasi dalam masyarakat.

D. Sasaran Inovasi Pendidikan


Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri
sendiri, tetapi harus melibatkan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti
inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Di samping itu,
keberhasilan inovasi pendidikan tidak hanya ditentukan oleh satu atau dua
faktor, tetapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas. Faktor utama
yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa,
kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan.
1. Guru
Agar dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan guru yang
berkompeten dan memiliki kreativitas yang tinggi. Guru harus mempunyai cara
menyampaikan pembelajaran agar belajar itu menarik dan mudah dimengerti.
Peran guru pada inovasi di sekolah tidak terlepas dari tatanan
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru harus tetap memerhatikan
sejumlah kepentingan siswa, di samping harus memerhatikan suatu tindakan
inovasinya.
Langkah-langkah perubahan yang dilakukan oleh seorang guru pun tidak
terlepas dari beberapa aspek kompetensi yang harus dicapai, seperti: (a)
Planning Instructions (Merencanaan Pembelajaran); (b) Implementing
Instructions (Menerapkan Pembelajaran); (c) Performing Administrative
Duties (Melaksanakan Tugas-Tugas Administratif); (d) Communicating
11

(Berkomunikasi); (e) Development Personal Skills (Mengembangkan


Kemampuan Pribadi); (f) Developing Pupil Self (Mengembangkan
Kemampuan Peserta Didik).
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan
pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan
kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di
kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya
pada tujuan yang hendak dicapai.
Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru, yaitu: (a)
penguasaan materi yang diajarkan; (b) metode mengajar yang sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa; (c) hubungan antarindividu, baik dengan siswa
maupun antar-sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses
pendidikan, seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta
masyarakat sekitarnya; (d) pengalaman dan keterampilan guru.
Dengan demikian, dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru
mulai perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan
evaluasinya memainkan peran penting bagi keberhasilan inovasi pendidikan.
Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana
belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar
mencapai tujuan secara optimal. Seorang guru tidak hanya harus pintar dari
segi intelektualnya, tetapi juga harus memiliki kompetensi pedagogi,
profesional, individual, dan sosial. Selain itu, guru juga harus kreatif dan
inovatif. Untuk itu guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai
diseminator, informator, transmitter, transformator, organizer, fasilitator,
motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran yang dinamis
dan inovatif.
Guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, orangtua, teman,
dokter, motivator, dan sebagainya.14
2. Siswa
Prioritas paling tinggi di sekolah adalah berpusat pada minat dan
kebutuhan siswa. Jadi, semua unit pekerjaan di sekolah diabdikan pada
kepentingan siswa sesuai dengan tujuan dari pendidikan di sekolah tersebut.
Sebagai objek utama dalam pendidikan, siswa memegang peran yang
sangat dominan. Siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui
14 Abdolmohammadi, M. dan A. Wright. 1987. An Examination of The Effects of Experience and
Task. Complexity on Audit Judgments.
12

penggunaan inteligensi, daya motorik, pengalaman, kemauan, dan komitmen


yang timbul dalam dirinya tanpa paksaan. Hal ini terjadi apabila siswa juga
dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan
mengenalkan kepada mereka tujuan perubahan, mulai dari perencanaan sampai
pelaksanaan. Peran siswa dalam inovasi pendidikan adalah sebagai penerima
pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, bahkan
guru.
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi
program pengajaran dan perangkatnya, merupakan pedoman dalam
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Kurikulum sekolah
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar
di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum
memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan.
Tanpa kurikulum, inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan
inovasi. Oleh karena itu, dalam inovasi pendidikan, semua perubahan yang
hendak diterapkan harus sesuai dengan perubahan kurikulum. Dengan kata
lain, perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak
mustahil perubahan keduanya akan berjalan searah.
Inovasi kurikulum adalah gagasan atau praktik kurikulum baru dengan
mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan
tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.
Inovasi berkaitan dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik
menerima maupun menolak hasil dari inovasi. Ibrahim menyebutkan bahwa
tipe keputusan inovasi pendidikan termasuk di dalamnya inovasi kurikulum
dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: (a) keputusan inovasi pendidikan
opsional, yaitu pemilihan menerima atau menolak inovasi berdasarkan
keputusan yang ditentukan oleh individu secara mandiri tanpa bergantung atau
terpengaruh dorongan anggota sosial lain; (b) keputusan inovasi pendidikan
kolektif, yaitu pemilihan menerima dan menolak inovasi berdasarkan
keputusan yang dibuat secara bersama atas kesepakatan antaranggota sistem
sosial; (c) keputusan inovasi pendidikan otoritas, yaitu pemilihan untuk
menerima dan menolak inovasi yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok
orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang, dan kemampuan yang
13

lebih tinggi daripada anggota lain dalam sistem sosial; (d) keputusan inovasi
pendidikan kontingen, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak
keputusan inovasi pendidikan baru dapat dilakukan setelah ada keputusan yang
mendahuluinya.15
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan
dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam
pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut
mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya
fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan
berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan
hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan.
Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas
perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan
sebagainya.
5. Lingkup sosial masyarakat

Dalam menerapakan inovasi pendidikan, lingkup sosial masyarakat tidak


secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut, tetapi bisa membawa
dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembaharuan
pendidikan. Secara langsung atau tidak, masyarakat terlibat dalam pendidikan.
Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah
masyarakat menjadi lebih baik, terutama masyarakat tempat peserta didik itu
berasal. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan akan membantu
inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.

E. Faktor yang Memengaruhi Inovasi Pendidikan


Berikut ini akan dikemukakan faktor yang cukup berperan memengaruhi
inovasi pendidikan menurut Hasbullah (2001), diantaranya yaitu sebagai
berikut
1. Visi terhadap pendidikan
Pendidikan merupakan persoalan asasi bagi manusia sebagai makhluk
yang dapat dididik dan harus dididik yang akan tumbuh menjadi manusia
dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya. Sejak kelahirannya,

15 Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan


Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikti Depdikbud. Hlm. 71-73
14

manusia telah memiliki potensi dasar yang universal, berupa: (1) kemampuan
untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk (moral identity); (2)
kemampuan dan kebebasan untuk memperkembangkan diri sendiri sesuai
dengan pembawaan dan cita-citanya (individual identity); (3) kemampuan
untuk berhubungan dan kerja sama dengan orang lain (social identity); (4)
adanya ciri-ciri khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain
(individual differences).
Setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara alamiah, yang
didapatkan dalam situasi pergaulan dengan kedua orangtuanya serta di
lingkungan budaya yang mengelilinginya. Pendidikan seperti inilah yang akan
menjadikan anak sebagai manusia dalam arti yang sesungguhnya. Cinta kasih
orangtua dan ketergantungan serta kepercayaan anak kepada mereka pada
usia-usia dini merupakan dasar kukuh yang memungkinkan timbulnya
pergaulan mendidik. Dengan upaya pendidikan, potensi dasar universal anak
akan tumbuh dan membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan pembawaan,
lingkungan budaya, dan zamannya.
2. Faktor pertambahan penduduk
Adanya pertambahan penduduk yang tinggi menimbulkan akibat yang luas
terhadap berbagai segi kehidupan, terutama pendidikan. Banyak masalah
pendidikan yang berkaitan erat dengan meledaknya jumalah anak usia sekolah.
Masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan pendidikan tersebut adalah:
a. Kekurangan kesempatan belajar. Masalah ini merupakan masalah yang
mendapat prioritas pertama dan utama yang perlu segera digarap.
b. Masalah kualitas pendidikan. Kurangnya dana, jumlah guru, fasilitas
pendidikan, sudah tentu akan memengaruhi merosotnya mutu pendidikan.
c. Masalah relevansi. Masalah relevansi pada prinsipnya cukup mendasar,
sebab dalam kondisi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan output
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat, terutama dalam
hubungannya dengan kesiapan kerja. Hal tersebut lebih-lebih dengan
digulirkannya konsep “link and match”, yang salah satu tujuannya adalah
mengatasi persoalan relevansi tersebut.
d. Masalah efisiensi efektivitas pendidikan diusahakan agar memperoleh hasil
yang baik dengan biaya dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari
sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, sesuai dengan
prinsip-prinsip dasar pendidikan.
15

3. Faktor perkembangan ilmu pengetahuan


Kemajuan zaman ditandai dengan kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan secara
akumulatif bertambah pesat. Perkembangan tersebut sudah tentu harus
dimasukkan dalam kurikulum sekolah, meskipun hal ini menyebabkan adanya
kurikulum yang sangat sarat dengan masalah- masalah baru.
4. Tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa salah satu tuntutan
diadakannya inovasi di dalam pendidikan adalah adanya relevansi antara dunia
pendidikan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia kerja.
Berkenaan dengan hal tersebut, pendidikan dapat diperoleh baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Cukup banyak pendidikan yang berhasil justru tidak
dapat diperoleh di sekolah, terutama yang bersifat pengembangan profesi dan
keterampilan, seperti pengembangan karier, profesi tertentu, dan sebagainya.
Dalam mempersiapkan proses pendidikan yang relevan sesuai dengan
perkembangan zaman, sistem pembelajaran harus disesuaikan agar tidak
ketinggalan dan mampu mencetak output yang mempunyai kualitas tinggi serta
mampu bersaing dengan dunia internasional. Salah satu contoh inovasi dalam
pendidikan, yaitu dalam hal kurikulum. Kurikulum di Indonesia yang sering
berganti- ganti karena menyesuaikan dengan kondisi dan tuntutan zaman, serta
anak didik mampu menerapkan ilmu yang diberikan oleh pendidik untuk
menghadapi kemajuan zaman.
Untuk memahami perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya
inovasi pendidikan, ada tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap
kegiatan di sekolah, yaitu: (a) kegiatan belajar mengajar, (b) faktor internal dan
eksternal, dan (c) sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan).
a. Kegiatan belajar mengajar
Kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah
kemampuan guru sebagai tenaga profesional. Guru sebagai tenaga yang telah
dipandang memiliki keahlian tertentu dalam bidang pendidikan, diserahi tugas
dan wewenang untuk mengelola kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan tertentu, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional dan tujuan institusional yang telah dirumuskan.
Akan tetapi, dalam pelaksanaan tugas pengelolaan kegiatan belajar mengajar
terdapat berbagai faktor yang menyebabkan orang memandang bahwa
16

pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang kurang


profesional, kurang efektif, dan kurang perhatian.
Alasan orang memandang tugas guru dalam mengajar mengandung banyak
kelemahan, antara lain sebagai berikut.
1. Keberhasilan tugas guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar sangat
ditentukan oleh hubungan interpersonal antara guru dengan siswa. Dengan
demikian, keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut sangat ditentukan oleh
pribadi guru dan siswa. Dengan kemampuan yang sama, guru belum tentu
menghasilkan prestasi belajar yang sama jika menghadapi kelas yang
berbeda. Demikian pula sebaliknya, dengan kondisi kelas yang sama diajar
oleh guru yang berbeda belum tentu dapat menghasilkan prestasi belajar
yang sama, meskipun para guru tersebut semuanya telah memenuhi
persyaratan sebagai guru yang profesional.
2. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan kegiatan yang terisolasi.
Ketika mengajar, guru tidak mendapatkan balikan dari teman sejawatnya.
Kegiatan guru di kelas merupakan kegiatan yang terisolasi dari kegiatan
kelompok. Tindakan yang dilakukan guru di kelas tanpa diketahui oleh
guru yang lain. Dengan demikian, sukar mendapatkan kritik untuk
pengembangan profesinya. Guru menganggap bahwa yang dilakukan
merupakan cara yang terbaik.
3. Berkaitan dengan kenyataan tersebut, bantuan teman sejawat untuk
memberikan saran atau kritik guna peningkatan kemampuan
profesionalnya sangat minimal. Tindakan yang dilakukan guru di kelas
seolah-olah merupakan hak mutlak tanggung jawabnya, orang lain
tidak boleh ikut campur tangan. Padahal, yang dilakukan mungkin
masih banyak kekurangannya.
4. Dalam melaksanakan tugas mengelola kegiatan belajar mengajar, guru
menghadapi sejumlah siswa yang berbeda satu dengan yang lain baik
mengenai kondisi fisik, mental intelektual, sifat, minat, dan latar
belakang sosial ekonominya. Guru tidak mungkin dapat melayani
siswa dengan memerhatikan perbedaan individual satu dengan yang
lain, dalam jam-jam pelajaran yang sudah diatur dengan jadwal dan
dalam waktu yang sangat terbatas.
17

Kelemahan dalam pelaksanaan pengelolaan kegiatan belajar mengajar


dapat menjadi sumber motivasi perlunya ada inovasi pendidikan untuk
mengatasi kelemahan tersebut. Berdasarkan sudut pandang yang lain dapat
juga dikatakan bahwa dengan adanya kelemahan itu, penerapan inovasi
pendidikan secara efektif menjadi sukar dilakukan.

b. Faktor internal dan eksternal


Perencana inovasi pendidikan harus memerhatikan kelompok yang
memengaruhi dan kelompok yang dipengaruhi oleh sekolah (sistem
pendidikan).
Faktor internal yang memengaruhi pelaksanaan sistem pendidikan dan
inovasi pendidikan adalah siswa. Siswa sangat besar pengaruhnya terhadap
proses inovasi karena tujuan pendidikan untuk mencapai perubahan tingkah
laku siswa. Jadi, siswa sebagai pusat perhatian dan bahan pertimbangan dalam
melaksanakan berbagai macam kebijakan pendidikan.
Faktor eksternal yang mempunyai pengaruh dalam proses inovasi
pendidikan adalah orangtua. Orangtua murid ikut mempunyai peranan dalam
menunjang kelancaran proses inovasi pendidikan, baik sebagai penunjang yang
secara moral membantu dan mendorong kegiatan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapkan sekolah, maupun sebagai
penunjang pengadaan dana.
Para ahli pendidik (profesi pendidikan) merupakan faktor internal dan
faktor eksternal, seperti guru, administrator pendidikan, konselor, terlibat
secara langsung dalam proses pendidikan di sekolah. Ada juga para ahli yang
di luar organisasi sekolah yang ikut terlibat dalam kegiatan sekolah, seperti
para pengawas, inspektur, penilik sekolah, konsultan, dan mungkin juga
pengusaha yang membantu pengadaan fasilitas sekolah. Demikian pula, para
panatar guru, staf pengembangan dan penelitian pendidikan, dan organisasi
persatuan guru, juga merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya
terhadap pelaksanaan sistem pendidikan atau inovasi pendidikan. Mereka
termasuk faktor internal atau eksternal mungkin sukar dibedakan karena guru
sebagai faktor internal, tetapi juga menjadi anggota organisasi persatuan guru
yang dapat dipandang sebagai faktor eksternal.
c. Sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan)
18

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah diatur dengan aturan yang dibuat


oleh pemerintah. Penanggung jawab sistem pendidikan di Indonesia adalah
Departemen Pendidikan Nasional yang mengatur seluruh sistem berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang diberlakukan.
Dalam kaitan dengan berbagai macam aturan dari pemerintah tersebut,
timbul permasalahan sejauh mana batas kewenangan guru untuk mengambil
kebijakan dalam melakukan tugasnya dalam rangka menyesuaikan dengan
kondisi dan situasi setempat. Demikian pula, sejauh mana kesempatan yang
diberikan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya guna
menghadapi tantangan kemajuan zaman. Dampak dari keterbatasan
kesempatan meningkatkan kemampuan profesional serta keterbatasan
kewenangan mengambil kebijakan dalam melaksanakan tugas bagi guru, dapat
menyebabkan timbulnya siklus otoritas yang negatif.
Siklus otoritas yang negatif bagi guru yang dikemukakan oleh Florio
(1973) yang dikutip oleh Zaltman (1977) adalah dengan keterbatasan
kewenangan dan kemampuan profesional. Guru tidak mampu untuk
mengambil kebijakan dalam melaksanakan tugasnya untuk menghadapi
tantanagan kemajuan jaman. Ketidakmampuan ini menimbulkan frustasi dan
menjadikannya bersikap apatis terhadap tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya. Akibatnya, ia kurang merasa bertanggung jawab dan rasa ikut
terlibat (komitmen) dalam pelaksanaan tugas. Dampak dari sikap apatis, yaitu
kurang bersemangat dalam berpartispasi dan kurang rasa tanggung jawab
dalam pelaksanaan tugas, menjadikan guru kurang mampu atau tidak
profesional. Hal tersebut mengurangi kepercayaan atasan terhadap guru.
Dengan adanya rasa kurang percaya timbul kecurigaan atau ketidakjelasan
kewenangan dan kemampuan yang dimiliki oleh guru. Hal tersebut
menyebabkan guru dibatasi pemberian wewenang dan kesempatan
mengembangkan kemampuannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada halaman sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan merupakan sebuah upaya
pembaharuan dari pendidikan yang sudah ada sehingga menjadi lebih baik dan
bersifat dinamis. Inovasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan sehingga tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dapat dicapai
dengan baik dan optimal.
Proses inovasi pendidikan terlihat apabila masih adanya perubahan yang
berkesinambungan sampai proses tersebut dinyatakan berakhir. Dalam
melaksanan proses inovasi pendidikan haruslah memperhatikan prinsip-prinsip
inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan pun tidak terlepas dari faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dari inovasi tersebut, faktor yang dimaksud ialah
visi terhadap pendidikan, pertambahan penduduk, perkembangan ilmu
pengetahuan, dan tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan. Proses yang
terjadi dalam inovasi pendidikan pun bukanlah perkara mudah, karena
memiliki tahapan-tahapan yang membutuhkan waktu cukup lama, tahapan
yang dimaksud ialah tahapan untuk menyadari, mengimplementasi dan
menjadikan sebagai suatu kebiasaan.
B. Saran
Setelah membaca dan memahami makalah yang penulis susun ini, penulis
mengharapkan agar setiap pembaca juga mampu menerapkannya dalam
pelaksanaan proses pembelajaran langsung di kelas, karena model
pembelajaran inovatif merupakan model yang sangat dianjurkan oleh banyak
kalangan karena dapat meningkatkan pola konstruktif berbagai aspek
perkembangan anak, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor yang seimbang.
Dengan berbagai kekurangan yang penulis miliki, penulis juga menghimbau
kepada pembaca agar juga tetap berusaha mencari referensi lain baik dari
makalah lain, buku, maupun dari internet tentang materi atau hal yang
berkaitan dengan model pembelajaran yang baik bagi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Abdolmohammadi, M. dan A. Wright. 1987. An Examination of The Effects of


Experience and Task. Complexity on Audit Judgments.
B. Suryo Subroto. 1990. Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
B. Suryo Subroto. 1990. Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta. Hlm. 127
Clifford V. Jones. 1964. Developing Community Understanding p.14 for
Educational Inovation. American school Board Journal, 149, no. 1.
Hasan bin Ali Hasan Al-Hijazy. 2001. Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, Penj.
Muzaidi Hasbullah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Hlm. 189
Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikti Depdikbud.
Idris, H. Zahara Jamal, H. Lisma. (1992). Pengantar pendidikan, Jakarta:
Grasindo
Mathew B, Miles. 1964. Educational Innovation the Nature of the Problem.
New York: Bureau of Publication, Teachers College, Colombia Univ.
Rogers, M Everett. 1983. Diffusion of Innovation. New York: The Free Press.
Rusdiana, A. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Subandijah. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Zaltman, Gerald, dan Robert Duncan. 1977. Strategy of Planned Change. New
York: A. Willey-Interscience Publication John Wiley & Sons.
http://muhammadsaifulh.blogspot.com/2016/08/cabang-cabang-iman-dalam-
islam.html (diakses 08 November 2019).

Anda mungkin juga menyukai