Pembuatan Garm Rangkap Dan Garam Kompleks
Pembuatan Garm Rangkap Dan Garam Kompleks
Pembuatan Garm Rangkap Dan Garam Kompleks
PERCOBAAN VI
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM
RANGKAP DENGAN METODE REKRISTALISASI
OLEH:
A. Latar Belakang
Kompleks merupakan suatu senyawa yang ligannya (ion, molekul atau atom
dengan suatu atom-atom pusat. Ligannya sebagai donor pasangan elektron dan
tersebut. Ikatan yang terbentuk antara ligan dan atom pusat adalah ikatan
koordinasi.
dan basa yang dapat bersifat asam, basa, ataupun netral. Garam dapat dibedakan
atas dua jenis yaitu garam kompleks (senyawa koordinasi) dan garam rangkap
(garam hidrat dan anhidrat). Garam kompleks merupakan garam yang tersusun
dari atom pusat (logam transisi) yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul
netralnya. Sedangkan garam rangkap adalah garam yang terbentuk dari dua garam
Garam rangkap dan garam kompleks yang dibuat dalam pelarut air dan
terionisasi menjadi ion yang tidak sama persis jenisnya sehingga kedua jenis
terbentuk dari ion atom pusat dan saling mengkompleks sehingga membentuk
senyawa kompleks sehingga membentuk warna yang menjadi ciri khas senyawa
(II) sulfat mohidrat Cu(NH3)4.H2O dan garam rangkap ammonium tembaga (II)
B. Rumusan Masalah
tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat dan garam rangkap ammonium tembaga
C. Tujuan
sifat-sifat garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat dan garam
D. Manfaat
monohidrat dan garam rangkap ammonium tembaga (II) sulfat heksahidrat dengan
cara pengkristalan.
E. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini yaitu didasarkan atas interaksi antara ion pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan dipakai untuk pemisahan atau identifikasi. Salah satu fenomena yang paling
umum yang muncul bila ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna dalam
suatu fenomena lain yang penting yang sering terlihat bila kompleks terbentuku
kompleks. Larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit
endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa). Jika larut dalam ragensia
berlebih pada mana terjadi warna biru tua, yang disebabkan oleh terbentuknya ion
jika larutan mengandung garam ammonia (atau larutan itu sangat asam dan
terjadi sama sekali, tetapi warna biru langsung terbentuk (Svehla, 1990).
membutuhkan elektron dalam ion yang dapat berpinah dari satu tingkat energi ke
tingkat energi lain. Kuantum cahaya yang diserap harus mempunyai energi yang
sama denngan perbedaan dua tingkat energi yang terlibat dalam peralihan
(transisi). Jika energi peralihan terletak pada panjang gelombang cahaya tampak,
maka komponen cahaya tersebut diserap dan cahaya yang diteruskan akan
(komplemen) dari warna yang diserap. Jika NH3 (aq) ditambahkan pada larutan
mengandung Cu2+ terdapat perubahan warna yang mendadak dari biru pucat
berupa padatan kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan
asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk
kristal. Selain dengan bahan baku logam tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa
dibuat dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh
dari larutan CuCl2. Tembaga banyak digunakan pada berbagai barang elektronik,
tersebut mengandung kadar tembaga yang cukup tinggi (Fitrony dkk, 2013).
Gugus sulfat baik sebagai SO42- maupun HS4- dalam enapan dapat
ditunjukkan oleh serapan khas spektrum inframerah. Secara kualitatif adanya ion
dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan pencucian dengan air berkali-
kali, terjadinya endapan putih membuktikan adanya ion sulfat dalam endapan biru
quantity of water and doubly distilled water. Concentrated sulphuric acid was
added in little amount to prevent the hydrolysis of the salt. Copper sulphate
dengan dua kali lipat penyulingan. Konsentrasi asam sulfur yang ditambahkan
dengan jumlah sedikit untuk menjaga agar garam tak terhidrolisis. Larutan kupper
sulfat diambil dan dicuci dalam gelas beaker dan diencerkan dengan 100 mL air”.
(CuSO4.5H2O) was Merck pure while nanoCuSO4 salt prepared by ball milling
transmission electron microscopy and infra red. And CuSO4 complex were
water bath for 2-3 hrs, the resulting solid complex was filtered off, washed several
times with absolute ethanol and finally dried in a vacum desiccator over
“Semua bahan kimia yang kelas analitis kemurnian, tembaga garam sulfat
dengan metode bola penggilingan. Dan CuSO4 kompleks disusun oleh refluks 1
mmol dari CuSO4.5H2O dalam larutan etanol pada air mandi untuk 2-3 jam,
kompleks padat yang dihasilkan disaring, dicuci beberapa kali dengan etanol
absolut dan akhirnya dikeringkan dalam vakum desikator anhidrat kalsium klorida
dalam dalam suatu fase homogen. Kristalisasi adalah suatu proses pengubahan
cairan menjadi padatan dengan cara cairan tersebut dilarutkan dalam pelarut panas
kemudian didinginkan. Kristalisasi dari larutan dapat terjadi jika padatan terlarut
dalam keadaan berlebih (di luar kesetimbangan, maka sistem akan mencapai
fase padat komponen tunggal dari fase cair yang multi komponen, dan dilakukan
konsentrasi zat terlarut mempunyai prinsip yang sama yaitu terjadinya kejenuhan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum percobaan ini adalah tabung reaksi
bear dan tabung reaksi kecil, gelas kimia 50 mL dan 100 mL, gelas ukur 10 mL,
pipet tetes, corong kaca, corong Buchner batang pengaduk, neraca analitik,
spatula, pipet volum 5 mL dan 25 mL, hot plate dan botol semprot.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan ammonia, Kristal
C. Prosedur Kerja
1. Pembuatan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O
f. Kristal ditimbang
alkohol
i. Ditimbang kristal
3. Perbandingan bebrapa sifat garam tunggal, garam rankap dan garam kompleks
i. Dipanaskan
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
Cu(NH3)4SO4. H2O
kompleks
2. Reaksi Kimia
3. Analisis Data
1. Garam Rangkap
2,81
= x 100 % = 70,33 %
3,995
2. Garam kompleks
2,495
= = 0,01
249,5
2,38
= x 100 % = 96,94 %
2,455
1
Mol NH3 = x mol CuSO4.5H2O
4
1
= x 0,01 = 0,0025 mol
4
B. Pembahasan
terikat oleh sejumlah molekul air hidrat. Garam rangkap dibentuk apabila dua
garam ini mengandung ion-ion kompleks dan dikenal sebagai senyawa koordinasi
atau garam kompleks. Garam rangkap yang dibuat adalah Cu(NH4)2(SO4)2. Garam
ini terbentuk sebagai hasil reaksi antara CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4. Garam
berwarna biru keruh. Warna biru keruh tersebut terjadi sebagai akibat campuran
pelarut air karena kedua garam yang bereaksi dapat larut dalam air dan tetap
Garam kompleks dan garam rangkap dibuat dari tembaga yang berasal dari
pada orbital d dan diharapkan dapat membentuk kompleks spin tinggi. Pada
bebas dari amonia dan membentuk garam koordinasi atau garam kompleks.
Adanya penambahan dari ammonia ini bertujuan untuk membentuk ligan amin
(NH3) pada kompleks yang akan terbentuk. Hasil reaksi ini, ditambahkan etanol
sebagai penghambat penguapan agar larutan tidak habis menguap. Selain itu,
larutan yang akan membentuk kristal tersebut agar tidak terlalu digoyang-
goyangkan. Hal ini dikarenakan agar larutan cepat membentuk kristal. proses
monoklin berwarna biru bening seberat 2,81 gram. Warna biru pada kristal-kristal
tersebut merupakan warna dari ion Cu2+ yang menjadi salah satu komponen
yang berwarna biru dengan larutan NH3 yang telah diencerkan dengan aquades.
Reaksi senyawa-senyawa ini menyebabkan timbulnya gas yang menyengat.
Larutan ditutup dengan etanol melalui dinding gelas kimia. Penetesan alkohol
melalui dinding tabung dimaksudkan agar etanol berada pada permukaan dan
kristal yang terbentuk kemudian disaring lalu dicuci dengan ammonia 15 M dan
Kristal garam berwarna biru menjadi biru muda setelah pencampuran. Garam
komoleks pun diberi perlakuan sama dan kristal berwarna ungu kemudian menjadi
biru. Ketika dipaaskan tercium bau menyengat sebagai tanda bahwa larutan
A. Kesimpulan
garam rangkap kupri ammonium sulfat memiliki sifat yang mudah larut dalam air.
sulfat berupa kristal monoklin berwarna biru bening seberat 2,81 gram dan
dengan ammonia dan etanol. Kristal yang dihasilkan sebesar 2,38 g dengan
B. Saran
Saran saya pada pecobaan ini yaitu sebaiknya pada saat pemanasan suhu
tidak terlalu tinggi agar ammonia tidak menguap dan dipastikan garam larut
sempurna. Selain itu saat pendiaman larutan jagan digoyang atau diaduk agar
Dewi, Devina Fitrika., dan Masduqi Ali. 2013. Penyisihan Fosfat Dengan Proses
Kristalisasi Dalam Reaktor Terfluidisasi Menggunakan Media Pasir Silika.
Jurnal Purifikasi, Vol.4, No.4.
Fitrony., Rizky, F., Lailatul Q., dan Mahfud. 2013.Pembuatan Kristal Tembaga
Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas Kumparan. Jurnal
Teknik Pomits,Vol. 2(1).
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3. Diterjemahkan oleh Suminar Achmadi. Erlangga: Jakarta.
Sugiyarto, Kristian H., dan Suyanti Retno D. 2010. Kimia Aorganik Logam.
Graha Ilmu: Yogyakarta.
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo. Percobaan ini dilakukan
pada:
Menyetujui,
Asisten Pembimbing
1. Dalam langkah bagian 3.a, tentukan ion-ion Cu yang terbentuk dan tuliskan
strukturnya!
2. Jenis ion apa saja yang ada apabila garam rangkap kupri ammonium sulfat
3. Jenis ion apa saja yang ada, apabila kompleks tetraamincupper (II) sulfat
perubahan yang terjadi bila dilarutkan dalam air berlebihan yaitu warna
larutan biru tua berubah menjadi larutan biru muda dan keruh.
dipanaskan!
bahwa larutan melepaskan gas ammonia, kristal awal berwarna ungu berubah
menjadi kristal biru. Ketika garam rangkap dipaaskan, kristal awal berwarna
biru berubah menjadi larutan bening tanpa kristal namun tidak tercium bau
menyengat.
CuSO4.5H2O
- Dilarutkan dengan 10 mL aquades dalam
gelas kimia
- Dipanaskan sampai semua garam larut
sempurna
- Didinginkan pada temperatur kamar
sampai terbentuk kristal yang banyak
Kristal CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Kristal
- Ditimbang
- Dihitung persen rendemannya
70,33 %
Ha
sil
2. Pembuatan Garam Kompleks Tetraamin Copper (II) Sulfat Monohidrat
Cu(NH3)4SO4.H2O.
4 mL larutan Ammonia 15
M
- Diencerkan dengan 2,5 ml aquades ke dalam
aquades
5H2O
- Ditambahkan ke dalam ammonia
- Diaduk sampai larut sempurna
- Ditambahkan 8 mL etanol
- Dibiarkan selama semalam
- Diaduk pelan-pelan untuk mengendapkan
secara sempurna
- Didekantasi
- Dipindahkan kristal kedalam kertas saring
- Dicuci dengan 5 mL campuran larutan
ammonia 15 M dengan etanol
- Dicuci sekali lagi dalam corong dengan 5 mL
etanol
- Disaring
- Dihitung rendemen
96,94% Hasil
3. Perbandingan Beberapa Sifat Garam Tunggal, Garam Rangkap, dan Garam
Kompleks
Rangkap
- Dilarutkan masing-masing dalam 5 mL
aquades dalam tabung reaksi besar
- Diencerkan setiap larutan dengan ± 20
mL aquades
- Dicatat perubahan warnanya
Garam Kering
Warna Masing-Masing
Garam