Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pembuatan Garm Rangkap Dan Garam Kompleks

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN VI
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM
RANGKAP DENGAN METODE REKRISTALISASI

OLEH:

NAMA : NUR AVINA


STAMBUK : A1C414029
KELOMPOK : II. A
ASISTEN : LM. ZULFAHRIN UZ, S.Pd

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kompleks merupakan suatu senyawa yang ligannya (ion, molekul atau atom

donor elektronnya) membentuk ikatan-ikatan koordinasi atau kovalen koordinasi

dengan suatu atom-atom pusat. Ligannya sebagai donor pasangan elektron dan

atom pusatnya sendiri bertindak sebagai akseptor donor pasangan elektron

tersebut. Ikatan yang terbentuk antara ligan dan atom pusat adalah ikatan

koordinasi.

Garam merupakan senyawa yang umumnya merupakan hasil reaksi asam

dan basa yang dapat bersifat asam, basa, ataupun netral. Garam dapat dibedakan

atas dua jenis yaitu garam kompleks (senyawa koordinasi) dan garam rangkap

(garam hidrat dan anhidrat). Garam kompleks merupakan garam yang tersusun

dari atom pusat (logam transisi) yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul

netralnya. Sedangkan garam rangkap adalah garam yang terbentuk dari dua garam

yang mengkristal secara bersama-sama dalam perbandingan molekul tertentu.

Garam rangkap dan garam kompleks yang dibuat dalam pelarut air dan

terionisasi menjadi ion yang tidak sama persis jenisnya sehingga kedua jenis

garam tersebut mempunyai sifat yang berbeda. Pembuatan garam kompleks

terbentuk dari ion atom pusat dan saling mengkompleks sehingga membentuk

senyawa kompleks sehingga membentuk warna yang menjadi ciri khas senyawa

kompleks. Pembuatan garam rangkap terbentuk apabila dua garam mengkristal


bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Berdasarkan uraian diatas,

maka perlu dilakukan percobaan pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga

(II) sulfat mohidrat Cu(NH3)4.H2O dan garam rangkap ammonium tembaga (II)

sulfat heksahidrat Cu(SO4)2(NH)4.6H2O untuk mengetahui sifat-sifat dan teknik

pembuatan garam kompleks dan garam rangkap.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana mempelajari proses pembuatan dan sifat-sifat garam kompleks

tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat dan garam rangkap ammonium tembaga

(II) sulfat heksahidrat.

C. Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari proses pembuatan dan

sifat-sifat garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat dan garam

rangkap ammonium tembaga (II) sulfat heksahidrat dengan cara pengkristalan.

D. Manfaat

Manfaat dilakukannya percobaan ini adalah dapat mempelajari proses

pembuatan dan sifat-sifat garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat

monohidrat dan garam rangkap ammonium tembaga (II) sulfat heksahidrat dengan

cara pengkristalan.

E. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini yaitu didasarkan atas interaksi antara ion pada

pembentukan garam kompleks dan pengkristalan secara bersama-sama dengan

perbandingan volume tertentu pada pembentukan garam rangkap.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pembentukan kompleks dalam analisis anorgaik kualitatif serng terlihat

dan dipakai untuk pemisahan atau identifikasi. Salah satu fenomena yang paling

umum yang muncul bila ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna dalam

laruutan. Contoh Cu2+ + 4 NH3 [Cu(NH3)4]2+

Biru biru tua gelap

suatu fenomena lain yang penting yang sering terlihat bila kompleks terbentuku

adalah keaika kelarutan, banyak endapan bisa melarut karena pembentukan

kompleks. Larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit

endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa). Jika larut dalam ragensia

berlebih pada mana terjadi warna biru tua, yang disebabkan oleh terbentuknya ion

kompleks tetraaminkuprat (II):

Cu(OH)2.CuSO4 + 8 NH3 2 [Cu(NH3)4]2+ + SO42+ +2OH-

jika larutan mengandung garam ammonia (atau larutan itu sangat asam dan

ammonia yang dipakai untuk menetralkannya sangat banyak), pengendapan tak

terjadi sama sekali, tetapi warna biru langsung terbentuk (Svehla, 1990).

Penyerapan radiasi elegtromagnet oleh spesies ion dalam larutan

membutuhkan elektron dalam ion yang dapat berpinah dari satu tingkat energi ke

tingkat energi lain. Kuantum cahaya yang diserap harus mempunyai energi yang
sama denngan perbedaan dua tingkat energi yang terlibat dalam peralihan

(transisi). Jika energi peralihan terletak pada panjang gelombang cahaya tampak,

maka komponen cahaya tersebut diserap dan cahaya yang diteruskan akan

berwarna. Warna cahaya yang diteruskan merupakan warna pelengkap

(komplemen) dari warna yang diserap. Jika NH3 (aq) ditambahkan pada larutan

mengandung Cu2+ terdapat perubahan warna yang mendadak dari biru pucat

menjadi biru gelap (Petrucci, 1987).

Kristal CuSO4.5H2O merupakan salah satu bahan yang banyak dibutuhkan

di industri. Pemanfaatan dari CuSO4.5H2O ini sangat luas. Kristal CuSO4.5H2O

berupa padatan kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan

asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk

kristal. Selain dengan bahan baku logam tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa

dibuat dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh

dari larutan CuCl2. Tembaga banyak digunakan pada berbagai barang elektronik,

misalnya kabel, kumparan, dan lain-lain. Logam tembaga pada barang-barang

tersebut mengandung kadar tembaga yang cukup tinggi (Fitrony dkk, 2013).

Gugus sulfat baik sebagai SO42- maupun HS4- dalam enapan dapat

ditunjukkan oleh serapan khas spektrum inframerah. Secara kualitatif adanya ion

sulfat dapat dibuktiksn dengan perlakuan berikut. Endapan biru, setelah

dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan pencucian dengan air berkali-

kali, terjadinya endapan putih membuktikan adanya ion sulfat dalam endapan biru

semula (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).


Stock solution of CuSO4.5HO was prepared of CuSO4.5H2O in minimum

quantity of water and doubly distilled water. Concentrated sulphuric acid was

added in little amount to prevent the hydrolysis of the salt. Copper sulphate

solution was taken in a clean beaker (Limbachiya and Mehta, 2014).

“Larutan CuSO4.5H2O yang telah disediakan diencerkan dengan air 250 mL

dengan dua kali lipat penyulingan. Konsentrasi asam sulfur yang ditambahkan

dengan jumlah sedikit untuk menjaga agar garam tak terhidrolisis. Larutan kupper

sulfat diambil dan dicuci dalam gelas beaker dan diencerkan dengan 100 mL air”.

All chemicals were of analytical grade purity, copper sulfate salt

(CuSO4.5H2O) was Merck pure while nanoCuSO4 salt prepared by ball milling

method. Ceftazidime antibiotic (GlaxoSmithKline) were investigated by

transmission electron microscopy and infra red. And CuSO4 complex were

prepared by refluxing 1 mmol of the CuSO4.5H2O in an ethanol solution on a

water bath for 2-3 hrs, the resulting solid complex was filtered off, washed several

times with absolute ethanol and finally dried in a vacum desiccator over

anhydrous calcium chloride then, it investigated by IR (Aboullef et al, 2015).

“Semua bahan kimia yang kelas analitis kemurnian, tembaga garam sulfat

(CuSO4.5H2O) adalah Merck murni sementara nanoCuSO4 garam disiapkan

dengan metode bola penggilingan. Dan CuSO4 kompleks disusun oleh refluks 1

mmol dari CuSO4.5H2O dalam larutan etanol pada air mandi untuk 2-3 jam,

kompleks padat yang dihasilkan disaring, dicuci beberapa kali dengan etanol

absolut dan akhirnya dikeringkan dalam vakum desikator anhidrat kalsium klorida

kemudian, itu diselidiki oleh infra merah”.


Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat

dalam dalam suatu fase homogen. Kristalisasi adalah suatu proses pengubahan

cairan menjadi padatan dengan cara cairan tersebut dilarutkan dalam pelarut panas

kemudian didinginkan. Kristalisasi dari larutan dapat terjadi jika padatan terlarut

dalam keadaan berlebih (di luar kesetimbangan, maka sistem akan mencapai

kesetimbangan dengan cara mengkristalkan padatan terlarut. proses pembentukan

fase padat komponen tunggal dari fase cair yang multi komponen, dan dilakukan

dengan cara pendinginan, penguapan dan atau kombinasi pendinginan dan

penguapan serta penambahan konsentrasi zat terlarut. Penguapan dan penambahan

konsentrasi zat terlarut mempunyai prinsip yang sama yaitu terjadinya kejenuhan

pada cairan sehingga menyebabkan kristalisasi (Dewi dan Masduqi, 2003).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Oktober 2016, pukul

13.30–70.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum percobaan ini adalah tabung reaksi

bear dan tabung reaksi kecil, gelas kimia 50 mL dan 100 mL, gelas ukur 10 mL,

pipet tetes, corong kaca, corong Buchner batang pengaduk, neraca analitik,

spatula, pipet volum 5 mL dan 25 mL, hot plate dan botol semprot.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan ammonia, Kristal

ammonium sulfat, etanol, aquades, Kristal kupri hidrat sulfat petahidrat

(CuSO4.5H2O), dan kertas saring.

C. Prosedur Kerja
1. Pembuatan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O

a.Ditimbang 2, 495 gram CuSO4.5H2O dan 1,32 gram ammonium sulfat

b. Ditambah 10 mL aquades dalam gelas kimia 100 mL

c. Dipanaskan sampai garam larut sempurna

d. Dibiarkan larutan dingin pada suhu kamar semalam untuk memisahkan

kristal dari larutan.

e. Kristal dipisahkan dengan disaring pada corong Buchner

f. Kristal ditimbang

2. Pembuatan garam rangkap Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

a. Ditimbang 2,495 gram CuSO4.5H2O

b. Ditambahkan 4 mL ammonia 15 M dan aqades

c. Diaduk hingga Kristal larut sempurna

d. Ditambah 8 mL etanol melalui dinding gelas kimia hingga larutan terttupi

alkohol

e. Dibiarkan semalam agar terbentuk Kristal

f. Dipisahkan kristal dengan disaring menggunakan corong Buchner

g. Dicuci dengan 5 mL campuran larutan ammonia 15 M dan 5 mL etanol

h. Disaring dengan corong

i. Ditimbang kristal

3. Perbandingan bebrapa sifat garam tunggal, garam rankap dan garam kompleks

a. 1 mL Kristal kupri sulfat anhidrat dalam tabung reaksi kecil

b. Ditambahkan 2 mL aquades dan 5 mL larutan ammonia 6 M

c. Dicatat perubahan warna


d. Garam percobaan 1 ditambahkan 5 mL aquades dalam tabung reaksi besar

e. Diencerkan dengan 20 mL aquades

f. Dibandingkan warna larutan

g. Dilakuka hal yang sama pada garam percobaan II

h. Garam kering hasil percobaan I dimasukkan dalam cawan penguap

i. Dipanaskan

j. Dicatat perubahan warna dan gas yang dibebaskan

k. Dilakukan hal yang sama pada garam hasl percobaan II


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

a. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat heksa hidrat

No Perlakuan Hasil pengamatan


1. 2,495 gram CuSO4.5H2O + 1,32 Larut dan larutan yang dihasilkan
gram (NH4)SO4 + 10 mL berwarna biru
Aquadest
2. Dipanaskan Larutan tetap berwarna biru
3. Dibiarkan mengkristal semalam Setelah semalam terbentuk kristal
4. Disaring dengan corong Buchner Krital terpisah dari larutan
5. Kristal ditimbang 2,8 gram

b. Pembuatan garam kompleks tetraamin copper (II) sulfat monohidrat

Cu(NH3)4SO4. H2O

No Perlakuan Hasil pengamatan


Larutan berwarna ungu bening
Larutan ammonium 15 M +
1 mnjadi biru tua, terbentuk 2
Aquadest + CuSO4.5H2O + etanol
lapisan
Setelah didiamkan semalam
2. Didiamkan semalam
terbentuk Kristal berwarna ungu
3. Disaring Kristal terpisah dari larutan
Kristal dicuci dengan 5 mL ammonia
4. Kristal berwarna ungu
15 M
5. Kristal dicuci dengan 5 mL etanol Kristal berwarna ungu
6. Kristal disaring Kristal terpisah dari larutan
7. Ditimbang 2,38 gram
c. Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap, dan garam

kompleks

No Perlakuan Hasil pengamatan


1. CuSO4 + 2 mL H2O + 5 mL Kristalnya larut dan larutan yang
larutan ammonia 6 M dihasilkan berwarna biru kemudian
memudar.
2. Garam rangkap + 5 mL aquades Larutan berwarna biru
3. Ditambah 20 mL aquades Larutan berwarna biru muda
4. Garamkompleks + 5 mL aquades Larutan berwarna biru tua terdapat
endapan putih
5. Ditambah 20 mL aquades Berwarna biru muda keruh
6. Perlakuan I ketika dipanaskan Larutan bening kristal larut dan
melepaskan ammonia
7. Perlakuan II ketika dipanaskan Kristal berwarna biru

2. Reaksi Kimia

CuSO4.5H2O+ (NH4)2SO4 + H2O  Cu(NH4)2(SO4)2. 6H2O  garam rangkap

CuSO4. 5H2O + NH3   Cu(NH3)4SO4. H2O  garam kompleks


e tan ol

CuSO4 + NH3 + H2O  Cu(NH4)2 + H2SO4  garam tunggal

CuSO4 + NH3  Cu(NH3)2 + SO4-  garam tunggal

3. Analisis Data

1. Garam Rangkap

Berat kertas Saring = 1,09 gram

Berat kertas + garam = 3,9 gram

Berat garam rangkap = 3,9 - 1,09 = 2,81 gram


Reaksi: CuSO4. 5H2O + (NH4)2SO4 + H2O  Cu(NH4)2(SO4)2. 6H2O

Mol CuSO4. 5H2O ≈ mol (NH4)2SO4 ≈ Cu(NH4)2(SO4)2. 6H2O

Mol CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = gram/Mr


2,495
= = 0,01
249,5

Mol kristal = 1/1 x 0,01 = 0,01


Mol CuSO4.5H2O  CuSO4(NH4)2SO4.6H2O

Mr CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 399,5 g/mol

Massa teoritis = mol . Mr

= 0,01x 399,5 = 3,995 gram

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑟𝑖𝑠𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘


% Rendemen = x 100 %
berat kristal teoritis

2,81
= x 100 % = 70,33 %
3,995

2. Garam kompleks

Berat kertas Saring = 1,09 gram

Berat kertas + garam = 3,47 gram

Berat garam rangkap = 3,47 - 1,09 = 2,38 gram

CuSO4.5H2O + 4NH3 Cu(NH3)4SO4 + H2O

Mol CuSO4. 5H2O = gram/Mr

2,495
= = 0,01
249,5

Mol CuSO4.5H2O  Cu(NH3)4SO4


Mol kristal = 1/1 x 0,01 = 0,01
Mr Cu(NH3)4SO4 = 245,5
Massa = mol . Mr
= 0,01x 245,5 = 2,455 gram

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑟𝑖𝑠𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘


% hasil = x 100 %
berat kristal teoritis

2,38
= x 100 % = 96,94 %
2,455

1 mol CuSO4.5H2O  4 mol NH3

1
Mol NH3 = x mol CuSO4.5H2O
4

1
= x 0,01 = 0,0025 mol
4

B. Pembahasan

Garam rangkap merupakan perpaduan dari suatu senyawa koordinasi yang

terikat oleh sejumlah molekul air hidrat. Garam rangkap dibentuk apabila dua

garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-

garam ini mengandung ion-ion kompleks dan dikenal sebagai senyawa koordinasi

atau garam kompleks. Garam rangkap yang dibuat adalah Cu(NH4)2(SO4)2. Garam

ini terbentuk sebagai hasil reaksi antara CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4. Garam

kupri sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O berwarna biru muda sedangkan garam

ammonium sulfat (NH4)2SO4 berwarna putih.

Hasil pencampuran dua garam tersebut akan menghasilkan larutan yang

berwarna biru keruh. Warna biru keruh tersebut terjadi sebagai akibat campuran

yang kurang sempurna (heterogen) namun setelah pemanasan, kekeruhan tersebut

berangsur-angsur hilang dan membentuk larutan homogen berwarna biru. Air


mempunyai momen dipol yang besar dan ditarik baik ke kation maupun anion

untuk membentuk ion terhidrasi. Dari sifatnya tersebut maka digunakannya

pelarut air karena kedua garam yang bereaksi dapat larut dalam air dan tetap

berupa satu spesies ion.

Garam kompleks dan garam rangkap dibuat dari tembaga yang berasal dari

CuSO4.5H2O. Ion tembaga(II) memiliki satu elektron yang tidak berpasangan

pada orbital d dan diharapkan dapat membentuk kompleks spin tinggi. Pada

percobaan ini garam kompleks dibuat dengan CuSO4.5H2O yang direaksikan

dengan amonia, sehingga senyawa CuSO4.5H2O mengikat pasangan elektron

bebas dari amonia dan membentuk garam koordinasi atau garam kompleks.

Adanya penambahan dari ammonia ini bertujuan untuk membentuk ligan amin

(NH3) pada kompleks yang akan terbentuk. Hasil reaksi ini, ditambahkan etanol

sebagai penghambat penguapan agar larutan tidak habis menguap. Selain itu,

larutan yang akan membentuk kristal tersebut agar tidak terlalu digoyang-

goyangkan. Hal ini dikarenakan agar larutan cepat membentuk kristal. proses

pendinginan ditamah etanol, bertujuan untuk mencegah terjadinya penguapan

serta membantu proses pembentukan kristal.

Garam rangkap kupri ammonium sulfat yang didapatkan berupa kristal

monoklin berwarna biru bening seberat 2,81 gram. Warna biru pada kristal-kristal

tersebut merupakan warna dari ion Cu2+ yang menjadi salah satu komponen

pembentuk garam rangkap tersebut. Rendemen yang diperoleh sebesar 70,33%.

Garam kompleks dihasilkan dengan cara mereaksikan garam CuSO4.5H2O

yang berwarna biru dengan larutan NH3 yang telah diencerkan dengan aquades.
Reaksi senyawa-senyawa ini menyebabkan timbulnya gas yang menyengat.

Larutan ditutup dengan etanol melalui dinding gelas kimia. Penetesan alkohol

melalui dinding tabung dimaksudkan agar etanol berada pada permukaan dan

tidak menyebabkan terjadinya pengadukan pada campuran. Endapan berupa

kristal yang terbentuk kemudian disaring lalu dicuci dengan ammonia 15 M dan

etanol. Pencucian dilakukan untuk memurnikannya dari pengotor-pengotor yang

tidak diinginkan. Garam kompleks yang diperoleh berwarna ungu. Kemudian

disaring, didapatkan berat kristalnya adalah sebesar 2,38 gram.

Garam rangkap dan garam kompleks yang dihasilkan kemdian diandigkan

sifat-sifatnya. Garam rangkap direaksikan dengan aquades dalam tabung reaksi,

Kristal garam berwarna biru menjadi biru muda setelah pencampuran. Garam

komoleks pun diberi perlakuan sama dan kristal berwarna ungu kemudian menjadi

biru. Ketika dipaaskan tercium bau menyengat sebagai tanda bahwa larutan

melepaskan gas ammonia.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa

garam rangkap kupri ammonium sulfat memiliki sifat yang mudah larut dalam air.

Garam rangkap kupri ammonium sulfat dibuat dengan cara mereaksikan

CuSO4.5H2O dengan ammonium sulfat. Kristal garam rangkap kupri ammonium

sulfat berupa kristal monoklin berwarna biru bening seberat 2,81 gram dan

rendemennya 70,33 %. Sedangkan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat

monihidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dibuat dengan cara mereaksikan CuSO4.5H2O

dengan ammonia dan etanol. Kristal yang dihasilkan sebesar 2,38 g dengan

rendemen sebesar 96,94 %.

B. Saran

Saran saya pada pecobaan ini yaitu sebaiknya pada saat pemanasan suhu

tidak terlalu tinggi agar ammonia tidak menguap dan dipastikan garam larut

sempurna. Selain itu saat pendiaman larutan jagan digoyang atau diaduk agar

terbentuk kristal seperti yang diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA

Abouelleef, Elsayed M., Esam A. Gomaa., Shereen E. Salem. 2015.


Thermodynamic effect of bulk andnano-CuSO salts on ceftazidime
antibiotic using a variety of different techniques. American Journal of
Chemistry and Application.

Dewi, Devina Fitrika., dan Masduqi Ali. 2013. Penyisihan Fosfat Dengan Proses
Kristalisasi Dalam Reaktor Terfluidisasi Menggunakan Media Pasir Silika.
Jurnal Purifikasi, Vol.4, No.4.

Fitrony., Rizky, F., Lailatul Q., dan Mahfud. 2013.Pembuatan Kristal Tembaga
Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas Kumparan. Jurnal
Teknik Pomits,Vol. 2(1).

Limbachiya, Nilesh G., dan Mehta A.G. 2014. 2'-Hydroxy-4'-Methoxychalcone


Oxime [HMCO] as A Gravimetric and Spectrophotometric Reagent for
The Determination of Cu(II). Indian Journal Of Applied Research,
vol.4(2).

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3. Diterjemahkan oleh Suminar Achmadi. Erlangga: Jakarta.

Sugiyarto, Kristian H., dan Suyanti Retno D. 2010. Kimia Aorganik Logam.
Graha Ilmu: Yogyakarta.

Svehla, F.R.I.C.G.1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan


Semimikro Edisi Kelima, Diterjemahkan oleh Setiono dan Pudjaatmaka.
PT Kalman Media Pustaka: Jakarta.
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah dikonsultasikan dan disetujui oleh asisten pembimbing

praktikum Kimia Anorganik dengan judul percobaan “Pembuatan Garam

Kompleks Tertaamin Temabaga (II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O Dan

Garam Rangkap Kupri Ammonium Sulfat Heksahidrat Cu(SO4)2(NH4)2.6H2O

dengan Cara Pengkristalan” dilaboratorium Pengembangan Unit Kimia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo. Percobaan ini dilakukan

pada:

Hari : Selasa, 25 Oktober 2016,

Waktu : 13.30 Wita-selesai.

Kendari, 31 Oktober 2016

Menyetujui,

Asisten Pembimbing

LM. ZULFAHRIN UUZ, S.Pd


TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

1. Dalam langkah bagian 3.a, tentukan ion-ion Cu yang terbentuk dan tuliskan

strukturnya!

CuSO4.5 H2O [Cu( H2O )5]2+ SO42-

CuSO4 + H2O [Cu( H2O )5]+ SO42-

2. Jenis ion apa saja yang ada apabila garam rangkap kupri ammonium sulfat

dilarutkan dalam air?

akan terbentuk ion Cu2+ , Cu+ dan 2NH4+ dan 2SO42-

3. Jenis ion apa saja yang ada, apabila kompleks tetraamincupper (II) sulfat

dilarutkan ke dalam sedikit air. Bagaimana perubahan yang terjadi bila

dilarutkan dalam air berlebihan?

akan terbentuk ion (Cu(NH3)4)2+ dan SO42-.

perubahan yang terjadi bila dilarutkan dalam air berlebihan yaitu warna

larutan biru tua berubah menjadi larutan biru muda dan keruh.

4. Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi apabila garam-garam itu

dipanaskan!

Ketika garam kompleks dipaaskan tercium bau menyengat sebagai tanda

bahwa larutan melepaskan gas ammonia, kristal awal berwarna ungu berubah

menjadi kristal biru. Ketika garam rangkap dipaaskan, kristal awal berwarna
biru berubah menjadi larutan bening tanpa kristal namun tidak tercium bau

menyengat.

Prosedur Kerja Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap

1. Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonium Sulfat Heksahidrat

2,495 gram 1,32 gram (NH4)SO4

CuSO4.5H2O
- Dilarutkan dengan 10 mL aquades dalam
gelas kimia
- Dipanaskan sampai semua garam larut
sempurna
- Didinginkan pada temperatur kamar
sampai terbentuk kristal yang banyak

Kristal CuSO4(NH4)2SO4.6H2O

- Dilanjutkan pendinginan dengan water


bath
- Didekantasi untuk memisahkan kristal
dari larutan
- Dikeringkan kristal dalam kertas saring

Kristal

- Ditimbang
- Dihitung persen rendemannya

70,33 %

Ha

sil
2. Pembuatan Garam Kompleks Tetraamin Copper (II) Sulfat Monohidrat

Cu(NH3)4SO4.H2O.

4 mL larutan Ammonia 15

M
- Diencerkan dengan 2,5 ml aquades ke dalam
aquades

2,495 gram CuSO4.

5H2O
- Ditambahkan ke dalam ammonia
- Diaduk sampai larut sempurna
- Ditambahkan 8 mL etanol
- Dibiarkan selama semalam
- Diaduk pelan-pelan untuk mengendapkan
secara sempurna
- Didekantasi
- Dipindahkan kristal kedalam kertas saring
- Dicuci dengan 5 mL campuran larutan
ammonia 15 M dengan etanol
- Dicuci sekali lagi dalam corong dengan 5 mL
etanol
- Disaring
- Dihitung rendemen

96,94% Hasil
3. Perbandingan Beberapa Sifat Garam Tunggal, Garam Rangkap, dan Garam

Kompleks

± 1 ml Kristal Kupri Sulfat

Anhidrat- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


kecil
- Ditambahkan 2 mL aquades
- Ditambahkan larutan ammonia 6 M 5
mL

Garam Garam Kompleks

Rangkap
- Dilarutkan masing-masing dalam 5 mL
aquades dalam tabung reaksi besar
- Diencerkan setiap larutan dengan ± 20
mL aquades
- Dicatat perubahan warnanya

Garam Kering

- Ditempatkan dalam tabung reaksi


berbeda
- Dipanaskan masing-masing tabung
- Dicatat perubahan warnanya

Warna Masing-Masing

Garam

Anda mungkin juga menyukai