Pembelahan Sel
Pembelahan Sel
Pembelahan Sel
NPM : 185040103
Kelas : Biologi B
PEMBELAHAN SEL
Kemampuan organisme untuk bereproduksi menghasilkan jenisnya sendiri adalah salah
satu ciri paling baik untuk membedakan makhluk hidup dari materi tak hidup. Rudolf Virchow,
seorang dokter Jerman, pada tahun 1855 menyatakan “Di mana ada sel, pasti sebelumnya pernah
ada sel, seperti hewan yang muncul hanya dari hewan dan tumbuhan hanya dari tumbuhan”. Ia
merangkum konsep ini dengan aksioma latin ‘Omnis cellula e cellula’, yang berarti ‘Setiap sel
(berasal) dari sel’. Keberlanjutan kehidupan didasarkan pada reproduksi sel atau pembelahan sel
(cell division). Pembelahan sel memainkan peran penting dalam kehidupan organisme. Ketika
organisme uniseluler, misalnya amoeba, membelah dan membentuk keturunan yang merupakan
duplikatnya, pembelahan satu sel , mereproduksi individu organisme tersebut.
Pembelahan sel pada skala yang lebih besar dapat menghasilkan keturunan dari beberapa
organisme multiseluler (misalnya tumbuhan yang tumbuh dari stek). Setelah organisme tumbuh
sepenuhnya, pembelahan sel terus berfungsi dalam pembaruan dan perbaikan, menggantikan sel-
sel yang mati akibat proses pemakaian atau pengikisan alami atau kecelakaan. Misalnya sel-sel
yang membelah dalam sumsum tulang terus-menerus membuat sel darah baru. Proses
pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus cell, kehidupan sel yang dimulai saat
pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi
dua sel. Pembelahan sel terjadi melalui tahap-tahap tertentu. Tujuan adanya tahap-tahap
pembelahan sel adalah untuk mengatur dan menjamin bahwa sel anakan menerima informasi
genetik yang sama persis dengan sel induknya. Jika tidak demikian, akan terjadi kelainan pada
sel-sel anakan yang dihasilkan.
a) Tahap Interfase
Pada tahap interfase, sel tidak membelah tetapi melakukan persiapan untuk pembelahan,
dengan aktivitas menyalin kromosom dan sentrosom, menghasilkan protein dan organela.
Interfase memiliki waktu yang lama dibandingkan fase mitotik. Periode interfase dibagi ke
dalam 3 fase, yaitu :
1) Fase G1 (Growth 1/ Pertumbuhan 1/ Gap 1), berlangsung selama 9 jam. Fase yang paling
aktif, dimana sel tumbuh dan berkembang ukuran dan volume sel bertambah.
2) Fase S (Sintesis), berlangsung selama 10 jam. Merupakan fase pembentukan
(sintesis/duplikasi) DNA dan organela.
3) Fase G2 (Growth 2/ Pertumbuhan 2/ Gap 2), terjadi proses sintesis protein. Sel siap
melakukan pembelahan. Merupakan akhir fase sintesis dan awal dari mitosis.
Pembelahan Mitosis
G2, INTERFASE
PROMETAFASE
Membran inti menghilang
Mikrotubula memasuki nukleus dan
interaksi dengan kromosom
Berkas mikrotubula bergerak ke arah
tengah sel
Masing-masing dua kromatid memiliki
kinetokor yang terletak di daerah
sentromer
METAFASE
Kromosom berjajar di bidang ekuator/
bidang pembelahan/ pelat metaphase
Kinetokor dari kromtid melekat ke
benang spindle (jenis mikrotubula
kinetokor)
ANAFASE
TELOFASE
Dinding nukleus terbentuk di kedua
kutub
Di tengah bidang ekuator (bidang
pembelahan) atau bekas pelat metaphase
terjadi peristiwa sitokenesis (yaitu
lekukan sel dan pembelahan sitoplasma)
menjadi 2 bagian
Kromatid kembali menjadi bentuk
benang kromatin yang kurang rapat
Benang spindle menghilang
MITOSIS SELESAI
Produk mitosis adalah dua sel anak yang
masing-masing diploid (2n). Jumlah sel
kromosom anak sama dengan jumlah sel
kromosom induknya.
2. Pembelahan Mitosis
1) Meiosis I
a) Profase I
Leptoten adalah benang kromatin menebal menjadi kromosom (satu benang panjang)
Zigoten adalah kromosom homolog (misal warna merah dan biru) menempel atau
bergandengan (sinapsis)
Prakiten adalah tiap kromosom homolog mengganda sehingga membentuk penampakan
tetrad/ bivalen (4 kromatid berpasangan)
Diploten adalah kromatid dari kromosom mulai menjauhi. Saat kromosom homolog
menjauh, terjadi pelekatan pada tempat tertentu di kromosom (disebut krisma) dan terjadi
pindah silang (crossing over)
Diakinesis adalah kromatid bergerak saling menjauhi, sentrosom bergerak ke kutub
berlawanan dan membentuk benang spindle. Membran inti dan anak inti menghilang.
b) Metaphase I : Kromosom bergerak ke bidang equator kromosom homolog tetap
bergandengan dan kiasma tetap ada
c) Anaphase I : Kromosom homolog berpisah dan pergi ke kutub yang bersebrangan
d) Telofase I : Terjadi sitokenesis sehingga terbentuk 2 sel masing-masing dengan satu inti
dengan sebelah kromosom homolog
e) Sitokenesis : Terjadi secara simultan dengan telofase I, membentuk dua sel anak
2. Meiosis II
a) Profase II : Aparatus gelendong terbentuk dan kromosom berkembang ke arah pelat
metafase
b) Metafase II : kromosom ditempatkan pada pelat metafase dengan cara seperti mitosis,
dengan kinetokor kromatid saudara dari masing-masing kromosom menunjuk kea rah
kutub-kutub yang berlawanan.
c) Anafase II : Sentromer kromatid saudara akhirnya berpisah, dan kromatid saudara dari
masing-masing pasanagan, kini merupakan kromosom individual, bergerak ke arah kutub
sel yang berlawanan
d) Telofase II dan Sitokenesis : Selaput nukleus dan nukleoulus terbentuk pada kutub sel
yang berlawanan, dan sitokenesis terjadi. Pada akhir sitokenesis terdapat 4 sel anak,
masing-masing dengan jumlah haploid dari kromosom yang tidak direplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
G.U, Toto Sutarto. & Cita Tresnawati. (2019). Pengantar Biologi Sel
Adrianto, Hebert. (2017). Biologi Sel dan Molekular. Yoygyakarta: CV Budi Utama
Aryulina Diah & Choirul Muslim. (2004). Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII