Analisis Dan Rekayasa Proses Produksi Untuk Mengendalikan: Environmental Impact Menggunakan Metode LCA
Analisis Dan Rekayasa Proses Produksi Untuk Mengendalikan: Environmental Impact Menggunakan Metode LCA
Analisis Dan Rekayasa Proses Produksi Untuk Mengendalikan: Environmental Impact Menggunakan Metode LCA
proses produksi dilakukan setiap hari secara berkala Pada tahap goal and scope terdapat beberapa
sehingga environmental impact yang dihasilkan elemen penting, yaitu goal, product system,
akan muncul setiap harinya. system boundaries, functional unit dan
reference flow. Terdapat hal-hal yang harus
Perlu dilakukan analisis environmental impact
dijelaskan dan tidak boleh mengandung
pada proses produksi ini dengan menggunakan
keambiguan, yaitu apa tujuan dari penelitian,
metode life cycle assessment (LCA) untuk
alasan melaksanakan penelitian menggunakan
mengetahui dan dapat mengendalikan
LCA, untuk siapapenelitian LCA ini akan
environmental impact. LCA sendiri merupakan tool
dilakukan dan apakah hasil akan dipublikasikan
yang digunakan untuk melakukan pengendalian
ke publik (ISO 14044, 2006). Pada system
akan environmental impact. Setelah melakukan
boundaries akan ditentukan modul spesifik
LCA, dilakukan pemilihan skenario alternatif untuk
mana yang dimasukkan dan dikeluarkan ketika
dilakukan perbandingan.
permodelan sistem. Terdapat empat opsi dalam
Berdasarkan masalah di atas, maka menentukan system boundaries, yaitu cradle to
penggunaan dari LCA akan sesuai apabila grave, cradle to gate, gate to grave dan gate to
diterapkan dalam mengendalikan environmental gate. Functional unit (FU) performa yang
impact pada UMKM. Selain itu berdasarkan dari diukur berdasarkan product system akan
UU RI Nomor 20 Tahun 2008 dijelaskan, bahwa digunakan sebagai reference unit. Pengukuran
UMKM didasarkan pada asas berkelanjutan dan ini menguantifikasi fungsi dari sebuah sistem
memiliki wawasan lingkungan. Hasil LCA yang dalam service yang ditawarkan. FU sama untuk
didapatkan bisa menjadi acuan untuk UMKM dalam semua skenario, dengan inventory flows dan
melakukan proses produksi yang menghasilkan impacts untuk skenario dihitung per FU.
environmental product ke depannya. 2. Life Cycle Inventory
Langkah kedua adalah melakukan analisis
2. LANDASAN TEORI terhadap inventory dari input/output yang
2.1 Environmental Impact berhubungan dengan sistem yang sedang
diteliti. Jadi, life cycle inventory merupakan
Environmental impact adalah perubahan apa deskripsi kuantitatif dari flows material, energi
pun yang terjadi pada lingkungan, baik merugikan dan polutan dalam system boundaries. Berikut
atau menguntungkan, seluruhnya atau sebagian merupakan langkah-langkah dalam melakukan
disebabkan oleh aspek lingkungan (ISO 14001, inventory analysis:
2004). Aspek lingkungan di sini dapat berupa a. Mulai dengan reference flows (sesuatu
aktivitas, produk atau jasa yang berhubungan yang benar-benar dibeli) sesuai dengan
langsung dengan lingkungan. Environmental FU.
impact inilah yang diteliti dan dievaluasi dalam life
b. Pada setiap unit proses, temukan input
cycle assessment, terutama pada tahap life cycle
(quantified intermediary flows) dan emisi
impact assessment. Jadi memahami dan
(elementary flows).
mengevaluasi envirnmental impact yang potensial
untuk product system pada seluruh life cycle sebuah
c. Membuat data dalam bentuk flowchart
atau tabel.
produk. Terdapat beberapa kategori environmental
impact berdasarkan metode Eco-Indicator 99, d. Menghitung emisi untuk setiap unit
yaitucarcinogens, respiratory organics, proses dengan mengalikan jumlah dari
rerspiratory inorganics, climate change, setiap unit proses per FU dengan faktor
radioation, ozone layer, ecotoxicity, emisi/ekstraksi.
acidification/eutrophication, land use, minerals dan e. Menghitung total agregat emisi/ekstraksi.
fossile fuels. 3. Life Cycle Impact Assessment
Langkah selanjutnya yang ketiga adalah
2.2 Life Cycle Assessment (LCA) melakukan penilaian impact yang dihasilkan
LCA mempelajari environmental aspects dan dari inventory yang digunakan dalam sistem
potential environmental impacts terhadap life cycle yang sedang diteliti. Berikut merupakan
sebuah produk, mulai dari penggunaan raw material langkah-langkah dalam melakukan impact
dan sumber daya selama prosesproduksi, asssessment:
penggunaan, end-of-life treatment, recycling dan 1. Klasifikasi
disposal(ISO 14040, 2006). Terdapat beberapa Pada langkah ini, harus menentukan
tahapan dalam melakukan LCA, yaitu menentukan terlebih dahulu midpoint impact
goal and scope, life cycle inventory, life cycle categories untuk tipe masalah
impact assessment dan interpretation. Berikut lingkungan yang diidentifikasi. Emisi
merupakan penjelasan untuk setiap tahapan dari kemudian diklasifikasi ke dalam
LCA: midpoint categories yang relevan
1. Goal and Scope dengan efek mereka.
Bagaswara, M.E.A., Hadi, S./ Jurnal Metris 18 (2017) 95-104 975
persegi dalam satu tahun. MJ surplus ini merupakan depan.Pada Gambar 2 terdapat grafik untuk lebih
satuan untuk damage category resources yang memudahkan dalam membaca dan memahami nilai
memiliki arti surplus energi yang dibutuhkan untuk pada Tabel 2.
ekstraksi mineral dan bahan bakar fosil di masa
Tabel 2.
Nilai characterization damage categorypada setiap tahap proses produksi
Tabel 3.
Nilai perhitungan normalization pada setiap tahap proses produksi
Damage category Unit Mixing Proofing Baking
Human Health 0,002756584 0,004913883 0,005339956
Ecosystem Quality 0,002111257 0,002123096 0,00213612
Resources 0,000835264 0,001026331 0,001960116
100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
%
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Human Health Ecosystem Quality Resources
Tabel 4.
Nilai perhitungan weighting pada setiap proses produksi
3,4
3,2
2,8
2,6
2,4
2,2
1,8
Pt
1,6
1,4
1,2
0,8
0,6
0,4
0,2
0
Mixing Proofing Baking
4,219159−4
𝐶𝐼 =
4.3.1 Pembuatan struktur Analytic Network 4−1
𝐶𝐼 = 0,073053
Process
Selanjutnya dilakukan perhitungan CR, sebagai
Pada pembuatan struktur ANP dibutuhkan berikut:
𝐶𝐼
tujuan, alternatif, kriteria dan sub kriteria. Apabila 𝐶𝑅 =
𝑅𝐼
alternatif telah ditentukan, Selanjutnya adalah 0,073053
𝐶𝑅 =
menentukan kriteria dan sub kriteria. Pada bagian 0,89
LPG. Pada tabel 7 dapat dilihat input dan output ditentukan energi atau material apa yang
yang ada pada proses baking skenario alternatif. berkontribusi terhadap peningkatan nilai
environmental impact.
4.4.3 Life Cycle Impact Assessment Skenario
Alternatif Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat nilai
kontribusi environmental impact dari masing-
Pada tahap ini, penilaian dilakukan terhadap
masing energi dan material.Penggunaan LPG
impact yang disebabkan dari proses baking saja. Hal
mengalami penurunan environmental impact
ini karena pada skenario alternatif hanya terdapat
sebesar 0,04992 Pt, namun pada penggunaan listrik
perbedaan di proses baking. Penilaian life cycle
terjadi peningkatan nilai envrionmental impact
impact assessment pada proses baking ini tetap
sebesar 0,407858 Pt. Peningkatan nilai impact pada
menggunakan metode Eco-Indicator 99 dan tahap
penggunaan listrik ini disebabkan dari penggunaan
yang sama, yaitu characterization, normalization
listrik pada skenario alternatif yang lebih besar
dan weighting/single score. Nilai LCIA ini akan
daripada skenario awal, yaitu, 0,1872 Kwh
dibandingkan pada sub bab analisis.
dibandingkan dengan 0,75 Kwh. Penurunan nilai
4.5 Analisis impact pada penggunaan LPG ini terjadi karena
penggunaan LPG pada skenario awal sebesar 1,285
Skenario awal dengan skenario alternatif
Kg dan pada skenario alternatif menurun menjadi
hanya memiliki perbedaan pada tahap proses
sebesar 1,029 Kg.
baking. Oleh karena itu perbandingan hanya akan
difokuskan pada perbandingan tahap proses Sehingga dapat dikatakan bahwa penurunan
produksi baking. Pada skenario awal dilakukan nilai impact yang terjadi pada penggunaan LPG
proses produksi dengan menggunakan oven gas. tidak sebanding dengan besarnya peningkatan nilai
Lalu pada skenario alternatif, penggunaan dari oven impact pada penggunaan listrik.Maka berdasarkan
gas digantikan dengan penggunaan oven rotary. dari sudut pandang lingkungan dan life cycle
Pada Tabel 7 terdapat perbandingan nilai weighting assessment, didapatkan bahwa skenario proses
antara baking skenario awal dengan baking skenario produksi awal masih lebih baik dibandingkan
alternatif. Namun pada tahap ini tidak dapat dengan skenario proses produksi alternatif.
Tabel 6:
Perbandingan weighting/single score pada kedua skenario
Tabel 7:
Perbandingan nilai kontribusi impact material dan energi pada kedua skenario