JURNAL Apikal Dominansi Dan Absisi Jaringan Tumbuhan
JURNAL Apikal Dominansi Dan Absisi Jaringan Tumbuhan
JURNAL Apikal Dominansi Dan Absisi Jaringan Tumbuhan
YUNITA ASTRINA
1710422025
IV A
Yunitaastrina8@gmail.com
ABSTRAK
Praktikum Apikal Dominansi dan Absisi Jaringan Tumbuhan dilaksanakan pada Jumat, 9
November 2018 di Laboratorium Pendidikan IV, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengamati hubungan antara aktifitas auksin dengan dominansi tunas apikal dan
meneliti peranan auksin terhadap proses absisi daun. Pada praktikum hubungan auksin
dengan apical jaringan, pada tanaman kontrol tunas lateral tumbuh sepanjang 0,2 cm
sedangkan bagian apikal yang diberi IAA dan vaselin, tunas lateral vaselin tumbuh
sepanjang 0,5 cm dan tulas lateral IAA tumbuh sepanjang 0,3 cm. Pada praktikum
hubungan auksin dengan ambibisi jaringan, tanaman kontrol petiolnya mengalami
keguguran petiol pada hari ketiga pengamatan, tanaman yang diberi IAA mengalami
keguguran petiol pada hati kedua pengamatan, dan tanaman yang biberi vaselin tidak
mengalami keguguran.
Kata kunci : Apikal Dominansi, Absisi Jaringan, Vaselin, Auksin, Coleus sp.
PENDAHULUAN
Auksin adalah zat hormon tumbuhan Auksin yang terhenti dapat
yang ditemukan pada ujung batang, digantikan dengan beberapa jenis
akar dan pembentukan bunga yang hormon IAA yang berfungsi dengan
berfungsi untuk mengatur peman- Lanolin untuk mengetahui partum-
jangan sel didaerah belakang meris- buhan lateralnya (Paponov, dkk,
tem ujung (Paponov, William, Teale, 2006).
dan Palme. 2006). Auksin bukan hanya terbentuk
Auksin merupakan hormon pada pucuk yang sedang tumbuh
pertama yang ditemukan dan disin- tetapi juga pada daerah lain termasuk
tesis dalam batang, akar apex dan beberapa yang terlibat pada tahap
ditransportasikan di aksis tanaman. reproduksi, misalnya serbuk sari,
Hormon auksin diproduksi secara buah, dan biji. Salah satu gejala yang
endogen pada bagian pucuk tana- terkenal yang diperantarai, setidak-
man. Dominasi apikal biasanya ditan- tidaknya sebagian oleh auksin ialah
dai dengan pertumbuhan vegetatif dormansi ujung. Akar lateral seperti
tanaman seperti, pertumbuhan akar, halnya kuncup lateral juga dipenga-
batang dan daun. Dominasi apikal ruhi oleh auksin dan pemakaian zat-
dapat dikurangi dengan mendorong zat ini dariluar sangat mendorong
bagian pucuk tumbuhan sehingga pembentukan akar lateral. Penggu-
produksi auksin yang disintesis pada naan praktis yang sangat penting
pucuk akan terhambat bahkan gejala ini adalah dalam menggalakkan
terhenti. Hal ini akan mendorong pembentukan akar pada perbanyakan
pertumbuhan tunas lateral (ketiak tanaman dengan stek. Salah satu
daun) (Hopkins, 1995). hasil utama penyerbukan bunga
adalah peningkatan kandungan auk- Zat tumbuh atau hormon
sin dalam bakal buah. Pemberian adalah zat kimia yang dibuat dalam
auksin sintetik telah lama dikenal suatu bagian tanaman tertentu, tetapi
untuk mendorong proses yang sama mempengaruhi bagian lain dari
tanpa penyerbukan dan menghasilkan tanaman tersebut (Darmawan,
buah tanpa biji (Loveless, 1991). 1983). Sedangkan menurut Salisbury
Pengaruh auksin terhadap dan Ross (1995), hormon tumbuhan
berbagai aspek perkembangan tum- adalah senyawa organik yang disin-
buhan (Heddy, 1989), yaitu peman- tesis di salah satu bagian tumbuhan
jangan sel, tunas ketiak, absisi daun, dan dipindahkan ke bagian lain, dan
aktivitas kambium dan tumbuh akar. pada konsentrasi yang sangat rendah
Pemanjangan IAA yaitu dengan mampu menimbulkan suatu respon
auksin lain merangsang pemanjangan fisiologis.
sel, dan juga akan berakibat pada Respon pada organ sasaran
pemanjangan koleoptil dan ba- tidak perlu bersifat memacu, karena
tang. Distribusi IAA yang tidak merata proses seperti pertumbuhan dan dife-
dalam batang dan akar menimbulkan rensiasi kadang malahan terhambat
pembesaran sel yang tidak sama oleh hormon. Karena hormon harus
disertai dengan pembengkokan disintesis oleh tumbuhan, maka ion
organ. Sel-sel meristem dalam kultur anorganik seperti K+ atau Ca2+, yang
kalus dan kultur organ juga tumbuh dapat juga menimbulkan respon
berkat pengaruh IAA. penting, dikatakan bukan hormon. Zat
Di dalam jaringan yang pengatur tumbuh organik yang disin-
tumbuh aktif terdapat dua macam tesis oleh ahli kimia organik atau yang
auksin, yaitu auksin bebas yang dapat disintesis organisme selain tumbuhan
berdifusi, dan auksin terikat yang tak juga bukan hormon. Batasan tersebut
dapat berdifusi. Dengan pelarut menyatakan pula bahwa hormon
seperti eter dapat dipisahkan kedua harus dapat dipindahkan di dalam
macam auksin tersebut. Auksin yang tubuh tumbuhan (Salisbury dan Ross,
terikat merupakan pusat dari kegiatan 1995).
hormon di dalam sel, sedangkan Tunas apikal adalah tunas yang
auksin bebas adalah kelebihan di tumbuh di pucuk (puncak) batang.
dalam keseimbangannya. Maka auk- Dominasi apikal dan pembentukan
sin yang terikat adalah zat yang aktif cabang lateral dipengaruhi oleh kese-
di dalam proses pertumbuhan imbangan konsentrasi hormon. Domi-
(Kusumo, 1984). nasi apikal diartikan sebagai persa-
Hasil penelitian terhadap ingan antara tunas pucuk dengan
metabolisme auksin menunjukkan tunas lateral dalam hal pertumbuhan.
bahwa konsentrasi auksin di dalam Selama masih ada tunas apikal,
tanaman berpengaruh terhadap pertubuhan tunas lateral akan terham-
pertumbuhan tanaman. Adapun faktor bat sampai jarak tertentu dari pucuk.
yang mempengaruhi konsentrasi IAA Dominasi apikal disebabkan oleh
(Abidin, 1983) adalah Sintesis auksin, auksin yang didifusikan tunas pucuk
Pemecahan auksin dan Inaktifnya IAA ke bawah (polar) dan ditimbun pada
sebagai akibat proses pemecahan tunas lateral. Hal ini akan meng-
molekul. hambat pertumbuhan tunas lateral
karena konsentrasinya masih terlalu dengan bertambahnya umur daun
tinggi. Pucuk apikal merupakan jumlah etilen yang dihasilkanjuga
tempat memproduksi auksin (Dahlia, akan meningkat. Sedangkan etilen
2001). sangat berperan dalam proses
Auksin dosis tinggi dapat pengguguran daun.Sel-sel yang mulai
merangsang produksi Etilen. Kele- menghasilkan eilen akan mendorong
bihan Etilen malahdapat menghalangi pembentukan lapisan absisi. Selanjut-
pertumbuhan, menyebabkan gugur nya etilen akan merangsang lapisan
daun (daun amputasi), dan bahkan absisi terpisah dengan memacu
membunuh tanaman. Auksin mence- sintesis enzim yang merusak dinding-
gah absisi dan tetap mempertahankan dinding sel pada lapisan absisi
proses metabolisme daun, tetapi (Salisbury dan Ross, 1995).
Pada tabel diatas didapatkan hasil paling cepat mengalami absisi petiol
bahwa pemberian vaselin akan adalah pada perlakuan IAA.
memperlambat absisi petiol batang Hasil pengamatan tersebut tidak
Coleus sp. Pada pengamatan hari sesuai pendapat Loveless (1991),
terakhir tanaman Coleus sp. yang bahwa pada tanaman yang batang
diberi IAA terjadi absisi petiol, petiol bagian bawah lebih cepat
yang gugur seluruhnya. Pada kontrol mengalami absisi daun disebabkan
(yang tidak diolesi vaselin) petiol yang pada bagian batang atas dikarenakan
gugur juga seluruhnya, sedangkan dominasi tempat terbentuknya
untuk petiolus yang diolesi vaselin hormon auksin adalah pada bagian
mengalami absisi lebih lambat yaitu apikal. Jadi semakin tinggi letak
tidak ada. Jadi absisi petiol yang bagian tanaman konsentrasi hormon
paling lambat terjadi pada tanaman auksin akan semakin banyak.
yang diberi vaselin sedangkan yang Seharusnya dengan semakin
tingginya konsentrasi auksin makan
akan semakin menghambat terjadinya metabolisme auksin dan sitokinin
absisi daun yang dilakukan oleh pada pertumbuhan maka hormon lain
hormon etilen. Namun, bagian cabang yang disintesa tanaman adalah etilen.
yang diolesi dengan vaselin paling Etilen berperan dalam mempercepat
lambat gugur karena pada bagian senensence dan pembentukan
cabang yang diberi auksin, sehingga lapisan absisi pada daun dan buah.
cabang tersebut memiliki konsentrasi Produksi etilen yang tinggi dan
auksin paling banyak dari batang lain. adanya akumulasi hormon ABA dapat
Hal tersebut menyebabkan semakin mempercepat proses perombakan
cepatnya pula terjadinya absisi daun. klorofil menjadi pigmen lain seperti
Dengan adanya interaksi karoten (kuning/merah) dan xantofil
antagonis antara auksin, sitokinin dan (coklat). Lapisan absisi yang
ABA, terjadi peningkatan mengandung pati dan selulosa akan
pertumbuhan daun sehingga mengalami degradasi akibat adanya
metabolisme daun semakin cepat etilen dan hormon ABA (Esrita, 2010).
berkurang. Dengan berkurangnya