Sejarah Geometri 2 Kelompok 10-1
Sejarah Geometri 2 Kelompok 10-1
Sejarah Geometri 2 Kelompok 10-1
JURUSAN MATEMATIKA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka Kami dapat menyelesaikan
sebuah makalah dengan tepat waktu.
Melalui kata pengantar ini Kami lebih dahulu meminta maaf dan
memohon memaklumi bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang Kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Euclides dari Aleksandria ini hidup kira-kira 300 tahun sebelum Masehi. Ia
menulis buku-bukunya sebanyak 13 buah dengan mengumpulkan materinya dari
beberapa sumber dan dari tokoh sebelumnya. Jadi, Euclides dapat dipandang
sebagai penyusun dan penulis buku yang luar biasa. Bukunya disebut “The
Elements” atau “Euclid’s Elements” yang dapat diterjemahkan sebagai “Unsur-
unsur Euclides”.
1) Kelemahan ke-1
Euclides berusaha untuk mendefinisikan semuanya dalam geometri, sampai titik
dan garis.
Kita tinjau sedikit tentang definisi yang dikemukakan Euclides dalam bukunya
yang pertama.
Definisi 1: Titik adalah sesuatu yang tidak mempunyai bagian.
Definisi 2: Garis ialah panjang tanpa lebar.
Permasalahannya, apakah tidak perlu untuk
mendefinisikan tentang “bagian” dan juga
tentang “lebar”? Para ahli berpendapat,
tampaknya memang harus ada pengertian-
pengertian pangkal (undefined terms).
2) Kelemahan ke-2
Postulat kelima dari Euclides yang terkenal dengan nama Postulat Kesejajaran,
terlalu panjang sehingga dianggap membingungkan oleh para matematikawan.
Postulat 5 Euclides berbunyi: Jika dua garis dipotong oleh sebuah garis lain
(disebut dengan garis transversal) sedemikian hingga membuat jumlah sudut
dalam sepihak kurang dari 180 , maka kedua garis itu berpotongan pada pihak
yang jumlah sudut dalam sepihaknya kurang dari 180 .
Oleh John Playfair (1795), postulat tersebut di atas dimodifikasi sebagai berikut.
Melalui sebuah titik di luar sebuah garis yang diketahui, hanya dapat dibuat
sebuah garis yang sejajar dengan garis yang diketahui.
Titik P di luar garis m.
Hanya ada 1 garis n, yang melalui P dan sejajar m.
4
Aksioma pengganti postulat ke-5 Euclides tersebut dikenal sebagai “Aksioma
Play-fair”. Aksioma Playfair ekuivalen dengan Postulat ke-5 Euclides.
Beberapa matematikawan menganggap bahwa postulat ke-5 itu bukan postulat,
melainkan teorema/dalil yang harus dapat dibuktikan dengan keempat postulat
sebelumnya. Usaha untuk membuktikan postulat ke-5 berlangsung sejak Euclides
masih hidup sampai kira-kira sekitar tahun 1820. Tokoh-tokoh yang berusaha
untuk membuktikan ini antara lain: Proclus dari Aleksandria (410 – 485),
Gerolamo Saccheri dari Italia (1607 – 1733), Karl Friedrich Gauss dari Jerman
(1777 – 1855), Wolfgang (Farkas) Bolyai dari Hongaria (1775 – 1856) dan
anaknya Yanos Bolyai (1802 – 1860), dan juga Nicolai Ivanovitch Lobachevsky
(1793 – 1856).
Usaha-usaha ini tidak ada yang berhasil dan hal ini menunjukkan keunggulan
Euclides. Tetapi, usaha ini mengakibatkan ditemukannya geometri jenis lain, yang
sekarang disebut dengan geometri non Euclid.
3) Kelemahan ke-3
Terdapat dalil dalam geometri Euclid yang berbunyi: Melalui suatu ruas garis
dapat dilukis suatu segitiga samasisi.
Perhatikan bukti dari Euclides berikut.
Misalkan AB adalah ruas garis yang diketahui. Harus dilukis segitiga samasisi
dengan AB sebagai salah satu sisinya.
Lukisan:
Dengan A sebagai titik pusat dan AB sebagai jari-jari maka dapat dilukis
lingkaran BCD. (postulat 3). Demikian pula dengan B sebagai titik pusat dan BA
sebagai jari-jari, dapat dilukis lingkaran ACE (postulat 3).
Dari titik C, yaitu titik potong kedua lingkaran itu, dapat ditarik garis AC dan BC.
Bukti:
Karena titik A adalah titik pusat lingkaran BCD maka AC = AB (Def 15).
Demikian juga, karena titik B adalah titik pusat lingkaran ACE maka BC = BA
(Def. 15).
5
suatu postulat. Matematikawan berpendapat bahwa untuk mendapatkan titik
potong ini masih diperlukan pertolongan prinsip kekontinuan.
Demikianlah sepintas beberapa kelemahan Geometri Euclid. Dengan
kelemahan tersebut maka Geometri Euclid tidak dapat lagi dipandang sebagai
suatu sistem deduktif yang ketat. Walaupun demikian, Geometri Euclid tetap
merupakan suatu karya besar yang telah bertahan selama 2000 tahun, dan
sekarang memang perlu diperbaiki. Kenyataannya, ruang Euclid memang mudah
diterima menurut pengamatan awam/umum. Hal ini yang menjadi dasar adanya
geometri non-Euclid dan geometri modern.
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Diberikan. Dua garis berbeda L dan M yang saling tegak lurus pada garis N.
Buktikan: L sejajar dengan M.
Bukti:
Andaikan L sejajar dengan M merupakan pernyataan yang salah. Maka L dan M
akan berpotongan pada titik C Misalkan L, M memotong N masing-masing di
A,B.
Pernyataan Alasan
Panjang ruas garis dapat digandakan
Perpanjang CA melalui A
hingga C‟dengan CA =
AC‟
Tarik garis C‟B Dua titik menentukan
suatu garis
ABC ABC' s, sd, s
ABC ABC' Bagian-bagian yang ber-
sesuaian
Dengan demikian ABC' merupakan sudut siku-siku karena ABC merupakan
sudut siku-siku; dan BC dan BC‟ saling tegak lurus
dengan AB
BC dan BC‟ garis yang sama Hanya terdapat satu garis tegak lurus terhadap
suatu garis
yang diberikan melalui
titik
pada garis yang
diberikan tersebut
Dengan demikian C dan C‟adalah titik
persekutuan AC dan BC atau L dan M.
Karena itu L dan Dua titik menentukan
M yang sama suatu garis
8
kritisnya kelihatan ada pada langkah 6, yakni L dan M adalah garis yang sama
karena memiliki dua titik persekutuan yang berbeda. Langkah ini (juga
pembuktian) akan gagal jika C dan C‟dua titik yang sama (berimpit). Bagaimana
mungkin kedua titik itu berimpit? Sama saja dengan menanyakan bagaimana kita
tahu kalau kedua titik itu berbeda. Titik kritis dalam pembuktian ini tidak
dibuktikan secara formal, tetapi kelihatannya ditentukan melalui gambar.
Euclid secara tersirat mengasumsikan bahwa setiap garis membagi bidang
menjadi dua bagian yang berbeda. Lebih tepat dinyatakan sebagai berikut: Jika
diberikan garis L, titik- titik pada bidang yang tidak terletak pada garis L
membentuk dua bangun atau himpunan titik, disebut tepi/sisi garis. Sisi-sisi ini
tidak mempunyai titik persekutuan, dan memiliki sifat bahwa setiap garis yang
suatu titik pada satu sisi dengan titik pada sisi yang lain memotong L. Dengan
memandang sifat “membagi” ini, konstruksi pada
langkah 1 dari pembuktian (memperpanjang CA melalui A hingga C‟, dengan CA
= AC”) menjaminbahwa Cdan C‟berada pada sisi yang berlainandari N, dan
dengan demikian merupakan titik yang berbeda. Tanpa sifat membagi ini tidak
ada yang membenarkan bahwa C berbeda dengan C‟, dan pembuktian gagal. Ini
menunjukkan bahwa kita dapat menyusun teori geometri Riemann dengan
menghilangkan postulat yang berbunyi setiap garis membagibidang.
Jika anda merasa bahwa membuang prinsip membagi itu terlalu berat, kita
dapat atur untuk mempertahankannya asal saja kita membayarnya dengan
mengorbankan sesuatu yang lain. Jika prinsip membagi diterima, C dan C‟haruslah
titik-titik yang berbeda. Tetapi kita masih dapat menghindari kontradiksi pada
langkah 6, jika kita membuang prinsip yang menyatakan bahwa dua titik
menntukan sebuah garis, dan mengijinkan dua garis berpotongan di dua titik. Pada
pandangan awal ini mungkin terlihat sebagai bayaran yang berlebihan, tetapi
mengarahkan kepada teori geometri yang menarik dan lebih sederhana.
Ringkasan :
Ada dua teori geometri yang mengasumsikan postulat kesejajaran
Riemann. Yang pertama, setiap garis berpotongan tepat di satu titik, tetapi tidak
ada garis yang membagi bidang. Yang kedua, dua garis berpotongan tepat di dua
titik, dan setiap garis membagi bidang. Teori-teori ini masing-masing disebut,
geometri eliptik tunggal dan geometri eliptik ganda.
Tidak berarti bahwa Riemann memperkenalkan teori geometri yang benar-
benar berbeda yang membangun sifat-sifat ruang secara luas dengan meneliti sifat
jarak antara titik yang berdekatan. Teori ini disebut geometri Riemann, berguna
dalam matematika terapan dan fisika, dan merupakan dasar matematis dari teori
umum relativitasEinstein.
9
2.2 Geometri Lobachevsky
10
keseluruhan didalam interior A’PB.
Corollary
Ada tak berhingga banyak garis sejajar yang dapat ditentukan melalui suatu titik
yang diketahui tidak terletak pada garis.
Bukti :
Misal diketahui garis l, dan titik P tidak pada l. Gunakan teorema 1; Misal R
sebarang titik didalam interior APB,
makagarisPR(termasuktitikP)secarakeseluruhantermuatdidalaminterior APB
dan A’PB’. Dan PR tidak memotong l ,karena l termuat didalaminterior
A’PB. Dengan demikian, PR sejajar l. Akibatnya, ada
banyak garis tak berhingga seperti garis PR.
Bukti.
Perhatikan ∆ ABC. Dengan Teorema Saccheri-Legendre.
A + B + C = 180o
kedua ruas dikurangi dengan sudut C , kita dapatkan
A + B = 180o - C
Lemma sudut luar pada C = 180o - C
Lemma 2
Misal l suatu garis, titik P tidak berada di garis l, dan titik Q berada di garis l.
Misal diberikan garis PQ sebagai sisinya.
Kemudian di sana ada titik R di l, pada sisi PQ yang diketahui, sedemikian
hingga PRQ adalah sudut kecil seperti yang kitalihat.
Bukti.
Buat sudut-sudut yang lain (
berapapun ukuran sudutnya). Kita
harus memperhatikan di sana terdapat
titik R pada garis l, yang terbentuk
dari sisi PQ, sedemikian hingga
PRQ <a
Pertama kita harus membuat langkah-langkah untuk mendapatkan berapa besar
sudut-sudut tersebut.
11
PR1Q1,PR2Q2 …
Setiap sudut yang dibuat tidak lebih besar dari setengahnya dari hasil yang telah
didapat.
Misalkan R1 adalah titik l pada sisi PQ sehingga QR1=PQ
Gambar PR1 Maka ∆ PQR1 sama kaki,dan QPR1= PR1Q = b1
Misal b adalah sudut luar ∆PQR1 pada Q.
Denganlemma1 b1 + b1 = 2b1 ≤ b, sehingga b1 ≤½b (1)
Teorema 2
Ada sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut kurang dari 180o
Bukti :
Buat garis l dan titik P tidak pada di l. Kita memperoleh garis m melalui P
sejajar l .
PQ tegak lurus ke l pada Q dan m tegak lurus ke PQ pada P. Dengan postulat
kesejajaran Lobachevskian, ada garis lain n melalui
P sejajar l.
Salah satu sudut yang terbentuk oleh garis n dengan
PQ harus lancip. Ambil X titik di n sedemikian
hingga QPX lancip. Y titik di garis m pada sisi
yang sama seperti titikX.
Andai a = XPY. Maka QPX = 90o - a
Sekarang gunakan Lemma 2. Ambil R titik pada l, pada bagian PQ yang memuat
X, sedemikian hingga PRQ < a. Perhatikan ∆PQR. Kita dapatkan
PQR =90o
QRP = a
RPQ + XPQ = 90o - a
Ditambahkan, kita peroleh
12
PQR + QRP + RPQ < 90o + a + 90 o - a
PQR + QRP + RPQ < 180 o
Jadi ∆PQR mempunyai jumlah sudut kurang dari 180O,terbukti.
Teorema 3
Jumlah sudut dari setiap segitiga tidak lebih dari 180o.
Bukti :
Dengan teorema 2, dimana ada sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut kurang
dari 180o. Oleh karena sama adalah benar untuk setiap segitiga ( Ch. 3, Th. 6,
Cor. 2)
Corollary 1 : Jumlah sudut dari setiap segi empat kurang dari dari 360o.
Corollary 2 : Tidak ada persegipanjang.
Teorema 4
Dua segitiga kongruen, jika sudut-sudut yang bersesuaian sama
Bukti :
Anggap teorema ini salah.
13
Teori Daerah (Area) Lobachevskian
Bidang (area) segitiga didefinisikan mengikuti sifat-sifat (property)
(a) Positivity. Untuk masing-masing segitiga mempunyai hubungan unik
yang ditentukan oleh bilangan real positif disebut daerah (area).
(b) Invariance Under Congruence. Segitiga-segitiga kongruen mempunyai
daerah (area) yang sama.
(c) Additivity. Jika segitiga T dibagi menjadi 2 segitiga T1 dan T2 oleh
garis yang ditarik melalui titik puncak dari sisi yang dihadapannya
,maka daerah T adalah jumlah dari daerah T1 danT2.
Akibatnya setiap proses untuk pengukuran bidang yang ditentukan oleh sebuah
nilai real fungsi didefinisikan untuk semua segitiga yang memenuhi sifat
(property) (a), (b), dan (c). Ini menganjurkan agar kita menemukan konsep
pengukuran daerah atau daerah fungsi segitiga dengan mengartikan property-
property tersebut.
Definisi :
Suatu fungsi yang ditentukan untuk setiap segi tiga khusus bilangan real dengan
menggunakan property (a), (b), (c) yang memenuhi. Maka fungsi itu disebut
sebagai daerah fungsi atau daerah pengukuran untuk segitiga. Jika µ adalah suatu
fungsi seperti itu dan ABC sebuah segitiga,µ(ABC) merupakan nilai dari ∆ ABC
,dan disebut daerah atau ukuran dari ∆ABC yang ditentukan olehµ.Definisi ini,
tentunya tidak terikat oleh geometri Lobachevskian , definisi ini menerapkan
geometri netral . Kenyataannya dalam geometri Euclidean, rumus yang dikenal
(luas daerah = ½ bh) untuk daerah segitiga juga telah meliputi daerah fungsi :
Kita menunjukkan setiap segitiga sebagai ukuran setengah hasil kali alas dan
tinggi . Kita lanjutkan dengan mengamati kelengkapan Addivity (c), derah fungsi
bisa diperluas sampai bilangan bulat terbatas
14
Definisi
Kekurangan (the defect) dari ∆ABC adalah 180 - (A + B + C ).
Disini A, B, dan C diambil sebagai sudut pengukuran dari sudut yang
diindikasi , oleh karena itu kekurangan dari suatu segitiga adalah bilangan real
yang sederhana, bukan sebuah bilangan derajat (degrees). Catatan bahwa
kekurangan dari suatu segitiga terindikasi pada jumlah yang mana jumlah
sudutnya tak mencapai 180°.
Teorema 6
Kekurangan (the defect) adalah suatu daerah fungsi untuk segitiga.
Bukti:
Property (a) mengikuti teorema 3. Property (b) segitiga-segitiga yang kongruen
mempunyai sudut-sudut yang bersesuain sama,oleh karena
itu jumlah sudutnya sama dan kekurangannya (defects)
sama.
Untuk menetapkan property (c) , Diketahui ∆ABC dan D
titik pada BC, AD membagi ∆ ABC menjadi ∆ABD dan
∆ADC.
Jumlah kekurangan dari 2 segitiga sembarang adalah :
180o – (BAD + B + BDA ) + 1800 – (CAD + C + CDA )
Dengan memperhatikan BDA + CAD = 180o
Kita mempunyai jumlah dari kekurangan ∆ ABD dan ∆ ADC adalah
180o – (BAD + CAD + B + C ) = 180o – (BAC + B + C )
yang mana kekurangan dari ∆ ABC.
Teorema ini memberi tahu bahwa ada satu daerah fungsi . Kita secara alami
menyadari jika ada daerah fungsi lain, dan betapa banyak jenisnya. Suatu metode
trivial ini membentuk (constructing) daerah fungsi baru yang ditentukan dengan
mengikuti teorema, yang mana konsekuensinya langsung dari definisi daerah
fungsi.
Teorema 7
Setiaphasilkali sebuah daerah fungsi dengan bilangan konstan positif adalah
sebuah daerah fungsi juga.
Perkalian dari daerah fungsi oleh suatu bilangan positif konstan dapat
mengubah bagian pengukuran (yaitu setiap segitiga yang pengukurannya adalah
1),tetapi bukan pembanding dari pengukuran segitiga. Dalam kekurangan ini
,memiliki suatu pengukuran berarti (geometrical significance) yang
sederhana,untuk bentuk khusus dari definisi mengenai kekurangan tergantung
dari kesepakatan dasar untuk pengukuran sudut –sudut dalam bentuk derajat.
Jika kita ambil unit yang berbeda untuk ukuran sudut-sudut dan mendefinisikan
kekurangan dalam cara yang alami,kita mendapatkan perkalian yang konstan dari
kekurangan itu,sebagai yang didefinisikan. Sebagai contoh, andai kata kita
15
mengganti unit mengukur sudut dari derajat ke menit Hal-hal ini menjadi bahan
untuk didiskusikan : (1) setiap ukuran sudut akan dikalikan dengan 60 : (2)
bilangan pokok (key number) 180 akan digantikan dengan 60 kali 180 atau
10,800. Jadi itu definisi pendekatan dari defect akan menjadi 60 kali defect
sama dengan definisiasli.
Teori terakhir, sayangnya, tidak ada penyelesaian dari pertanyaan kita
yang menyangkut macam-macam kemungkinan dari daerah fungsi . Kita lebih
memperhatikan kemungkinan sebuah daerah fungsi yang dikalikan dengan
tidak konstan dari defect. Kita mungkin merasa bahwa defect dikeluarkan dari
sebuah tak tentu ujung pangkalnya dan tidak mungkin menjadi sebuah daerah
fungsi yang khas bahwa daerah fungsi lain mungkin berubah menjadi yang tidak
proposional . Jika ini terjadi mungkin ada dua segitiga yang mempunyai daerah
yang sama sebagai ketentuan satu daerah fungsi. Pada prakteknya, urusan ini
akan sungguh sukar, harga sebuah rumah mungkin bergantung pada sistem yang
digunakan untuk mengukur itu. Untungnya, tidak ada hal yang dapat terjadi di
geometriLobachevskian.
Teorema 8
Dua daerah fungsi adalah proposional.
Ini menarik untuk di catat bahwa dalam geometri dimensi tiga Euclidean ,
jumlah sudut segitiga berbentuk bola besar dari 180˚, dan bidang dari sebuah
segitiga bola didefinisikan menjadi kelebihan, jadi jumlah dari ukuran derajat
adalah sudut kurang 180.
Kita menyimpulkan Teorema 8 juga benar dalam geometri Euclidean dan
membutuhkan validasi yang dikenal teori bidang (area) Euclidean .
Teorema 9
Dua garis sejajar tidak senantiasa mempunyai jarak yang sama.
16
Bukti :
Kita akan menunjukan bahwa untuk dua garis sejajar l ,l’ tidak ada tiga titik
seperti pada garis l yang mana jaraknya sama dari garisl’.
Ambil A,B,C pada l, dengan B diantara A dan C. Dari A ,B,C tarik garis tegak
lurus ke l’, memotong l’ di A’,B’, dan C’.
Diduga AA’ = BB’ = CC’. Dari AA’ = BB’, AA’B’ = BB’A’, dan A’B’ =
B’A’.
Maka ∆AA’B’≈∆ BB’A. Oleh karena AB’ = BA, maka BB’ = AA’ dan BA
= AB kitadapatkan∆ AB’B≈∆ BA’A. Akibatnya A’AB = B’BA ; Karena
itu “Sudut-sudut puncak” dari segiempat AA’B’B adalah sama. Alasan yang
sama digunakan pada segiempat CC’B’B menghasilkanC’CB = B’BC.
Jumlahkan dua persamaan terakhir
A’AB + C’CB = B’BA + B’BC = 180o
Jadi jumlah sudut segi empat AA’C’C adalah 360o, kontradiksi dengan Cor 1
dari Teo 3.
17
2.3 Tabel perbandingan antara Geometri Euclide dan Non- Euclide
Luas suatu
segitiga adalah Tidak bergantung Proposional terhadap Proporsional
pada jumlah defect terhadap excess
sudut
18
2.4 Geometri Modern
ABAD KE-17
Pada tahun 1733, pertama kali dicetak hasil penelitian dari Girolamo
Saccheri (1667 – 1733), seorang pendeta dan guru besar Matematika di
Universitas Pavia di Italia. Ia membuktikan bahwa postulat kesejajaran Euclid
merupakan suatu dalil bukan postulat lagi. Saccheri-lah ahli pertama dianggap
penyusun geometri non-Euclides.
19
Berikut salah satu aksioma geometri hiperbolik dan perbedaannya dengan
geometri Euclid.
Aksioma Euclide
Untuk sembarang titik A dan suatu garis r yang tidak melalui A ada tidak lebih
dari satu garis melalui A dalam bidang A r , yang tidak memotong r.
Aksioma Hiperbolik
Untuk sembarang titik A dan suatu garis r yang tidak melalui A ada lebih dari satu
garis melalui A dalam bidang A r , yang tidak memotong r
ABAD KE-20
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya geometri non-Euclid dan geometri modern, bukan berarti
geometri Euclid dianggap salah. Namun geometri Euclid adalah dasar dari
semuanya tetapi ada beberapa bagian yang dianggap kurang tepat. Geometri
selanjutnya adalah yang melengkapinya. Sehingga semuanya saling melengkapi
dan menjadi satu kesatuan yang utuh.
Geometri non-Euclid terdiri dari geometri Riemann dan geometri
Lobachevsky. Jika diperhatikan, Mereka memiliki perbedaan yang mirip atau bahkan
sama yang sifatnya sama-sama menentang geometri Euclid yang dirasa kurang sesuai.
B. Saran
Materi ini benar-benar menambah wawasan penulis. Semoga materi ini
juga menambah wawasan pembaca. Itulah yang menjadi harapan kami sebagai
penulis.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/32251241-Bab-9-teori-geometri-non-euclidean-
riemann.html. Diakses tanggal 22 September 2019 pukul 11.51.
Supu, supratman. 2012. Perkembangan geometri dari masa ke masa.
https://supratmansupuppsmatematika.wordpress.com/2013/12/31/perkemb
angan-geometri-dari-masa-ke-masa/. Diakses pada tanggal 22 September
2019.
22