Penguatan Posisi Kompetitif
Penguatan Posisi Kompetitif
Penguatan Posisi Kompetitif
LINGKUP OPERASI
Strategi dapat diartikan sebagai rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dan tantangan perusahaan, yang dirancang
untuk memastikan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi. Kekuatan strategi berfungsi untuk mencapai tujuan dengan mengandalkan strategi
sebagai poros utama. Perusahaan harus mengetahui dimana posisi ia berada, untuk
menentukan apa kekuatan strategi yang tepat untuk dilakukan.
Dalam meningkatkan posisi pasar terdapat pilihan strategis yang dapat dilakukan
antara lain dengan menggunakan serangan strategi prinsip. Dalam melaksanakan
serangan strategi prinsip ada beberapa hal yang menjadi poin utama, diantaranya :
Untuk itu, setiap perusahaan harus menetapkan posisi dan memilih pesaing untuk
dilawan. Dalam memilih pesaing ini perusahaan telah menganalisis dengan analisis
SWOT apa kekurangan dan kelebihan perusahaan. Perusahaan kemudian akan fokus
untuk melakukan serangan terhadap pasar. Ada beberapa tipe sasaran terbaik yang
dapat diserang oleh perusahaan :
Page 1 of 6
Pada prinsipnya, strategi defensif ditujukan untuk mempertahankan eksistensi
perusahaan dari semakin ketatnya persaingan bisnis dan berbagai ketidakpastian
eksternal yang sulit (terkadang tidak mungkin) dikontrol dan diprediksi. Strategi
defensif seringpula dikenal sebagai survival strategy, yang cenderung terjadi dalam
suasana krisis ekonomi. Tujuan dari strategi defensif antara lain :
Dalam strategi ofensif maupun defensif waktu menjadi titik utama dalam kesuksesan
perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan harus mengetahui kapan membuat
langkah strategis, yang sama pentingnya dengan mengetahui apa yang seharusnya
dilakukan. Selain itu, dalam pergerakan pertama, siapapun tidak dapat menjamin
kesuksesan atau keunggulan kompetitif. Yang harus diwaspadai adalah resiko
pergerakan pertama untuk mengintai posisi monopoli harus menjadi perhatian utama
dan memegang prinsip kehati-hatian.
b. Potensi risiko sebagai perintis atau potensi keuntungan sebagai perusahaan yang
mengambil tindakan belakangan.
Page 2 of 6
b. Scope vertical. Scope Vertikal ini berkaitan dengan sejauh mana perusahaan
terlibat dalam aktivitas yang menciptakan mata rantai nilai keseluruhan dalam
industri.
Akuisisi dan merger merupakan dua cara yang secara umum digunakan untuk
menjalankan strategi. Suatu akuisisi terjadi ketika sebuah perusahaan besar membeli
suatu perusahaan yang (biasanya) lebih kecil. Suatu merger adalah tindakan ketika
dua buah atau lebih perusahaan yang relatif berukuran sama menyatukan diri dan
membentuk perusahaan baru. Ketika akuisisi atau merger yang tidak diharapkan
kedua belah pihak, maka tindakan tersebut disebut sebagai pengambilalihan
(takeover) atau pengambilalihan paksa (hostile takeover).
Berbagai tindakan merjer, akuisisi, dan pengambilalihan sering pula dijalankan
sebagai strategi untuk menjadi yang paling besar dan tangguh. Langkah ini banyak
dilakukan di berbagai industri seperti perbankan, asuransi, pertahanan, kesehatan,
farmasi, makanan, penerbangan, penerbitan, komputer, ritel, keuangan, bioteknologi,
dan sebagainya. Beberapa alasan tentang perlunya merger adalah: untuk memperbaiki
kapasitas utilisasi; untuk memaksimalkan pemanfaatan kekuatan penjualan;
mengurangi staf manajerial; memperoleh skala ekonomi (economies of scale); untuk
memperkecil pengaruh trend musiman dalam penjualan; untuk memperoleh akses
baru kepada pemasok, distributor, pelanggan, produk, dan kreditor; untuk
memperoleh teknologi baru; dan untuk strategi pembayaran pajak.
Ada beberapa alasan kuat yang dapat digunakan sebagai pertimbangan menggunakan
strategi merger dan akuisisi :
Page 3 of 6
1. Opsi strategi yang banyak digunakan.
2. Sangat cocok dimana aliansi tidak menyediakan perusahaandengan kemampuan
yang diperlukan atau biaya yang mengurangi peluang.
3. Kepemilikan memungkinkan untuk operasi terintegrasi, menciptakan lebih banyak
kontrol dan otonomi dari aliansi.
Page 4 of 6
H. Aliansi Strategi dan Kemitraan
Aliansi adalah bentuk organisasi yang lebih fleksibel dan memungkinkan respon yang
lebih adaptif terhadap perubahan kondisi. Biaya investasi dan risiko lebih rendah
untuk masing-masing aliansi dengan memfasilitasi penyatuan sumber daya dan risk
sharing. Aliansi juga lebih cepat dikerahkan ketika terjadi faktor kritis.
Disisi lain, aliansi juga memiliki kelemahan dari segi strategis dan kemitraan yaitu:
1. Budaya bentrokan dan masalah integrasi karena gaya manajemen yang berbeda
dan praktek bisnis.
3. Risiko menjadi tergantung pada perusahaan mitra untuk keahlian penting dan
kemampuan.
Page 5 of 6
Widowati Dian Permatasari
Page 6 of 6