Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Biogeo

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cabang ilmu pengetahuan Geografi adalah Biogeography atau


Geografi Hewan dan Tumbuhan. Biogeografi adalah cabang ilmu geografi
yang mempelajari tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan
waktu. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk
menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi.
Cabang keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai
kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya. Pola penyebaran
spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor
keturunan seperti spesifikasi, kepunahan, continental drift, glaciation (yang
berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal
terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber daya alam.
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki cakupan luas yang
bervariasi, dari yang sempit hingga yang luas, dari yang datar, berbukit serta
bergunung tinggi, dimana di dalamnya hidup flora, fauna dan mikroba yang
sangat beranekaragam. Berdasarkan pembagian kawasan biogeografi,
Indonesia memiliki posisi sangat penting dan strategis dari sisi kekayaan dan
keanekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya. Data IBSAP (2003)
memperkirakan terdapat 38.000 jenis tumbuhan (55% endemik) di Indonesia,
sedangkan untuk keanekaragaman hewan bertulang belakang, di antaranya
515 jenis hewan menyusui (39% endemik), 511 jenis reptilia (30% endemik),
1531 jenis burung (20% endemik), dan 270 jenis amphibi (40% endemik).
Tingginya keanekaragaman hayati dan tingkat endemisme itu tadi
menempatkan Indonesia sebagai laboratorium alam yang sangat unik untuk
tumbuhan tropik dengan berbagai fenomenanya.
Pelaksanaan praktek lapang ini di dasarakan pada kurikulum
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar yang di alokasikan waktunya pada

Page | 1
semester genap (semester IV). Praktek ini untuk mensinergikan
antara teori yang di terima mahasiswa dengan kondidsi nyata di
lapangan dalam kaitannya dengan ilmu geografi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan
beberapa permasalahan antara lain:
1. Apa saja jenis tumbuhan yang hidup di kecamatan Tinggimoncong
Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana karakteristik tumbuhan yang hidup di Kecamatan
TinggiMoncong Kabupaten Gowa?
3. Apa saja manfaat dari tumbuhan yang hidup di Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Intruksional Umum
Praktek lapang ini secara umum bertujuan untuk melatih
mahasiswa melakukan pengamatan dan observasi tentang
fenomena-fenomena geografis yang ada di lapangan ,
khususnya hal-hal yang berkaitan dengan biogeografi di
lokasi praktek dan membandingkan teori yang ada dengan
kenyataan di lapangan
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mahasiswa selesai praktek lapang, mahasiswa
dapat :
a. Mengetahui jenis tumbuhan yang hidup di kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa
b. Mengetahui karakteristik tumbuhan yang hidup di Kecamatan
TinggiMoncong Kabupaten Gowa

Page | 2
c. Menganalisis manfaat dari tumbuhan yang hidup di Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa

D. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang bisa di peroleh dari paktikum ini
adalah mahasiswa dapat mengetahui jenis hewan dan tumbuhan
yang ada di lokasi praktikum

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Definisi Biogeography
Cabang ilmu pengetahuan geografi yaitu Biogeography atau Geografi
hewan dan tumbuhan memiliki definisi berbeda-berbeda bergantung dari
sudut pandang masing-masing yang mengkajinya. Biogeografi merupakan
cabang dari biologi yang mempelajari makhluk hidup dan geografi, dalam
penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi termasuk asal dan
cara penyebarannya. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan
mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya. Ilmu
tidak hanya mempertanyakan Spesies apa? dan Dimana?, tapi ia juga
mempertanyakan Mengapa? dan terkadang Mengapa tidak? Pola penyebaran
spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor
keturunan seperti spesifikasi, kepunahan, continental drift, glaciation (yang
berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal
terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber daya alam
(Suriani,2012).
Beberapa definisi mengenai ilmu biogeography menurut para ahli
Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang sebagian besar berhubungan
dengan hewan-hewan dan tumbuhan atau bagian khusus (terpenting) dari
dunia hewan dan tumbuhan dengan kondisi dan keadaannya yang ada di
permukaan bumi beserta penyebarannnya dan aspek-aspek yang

Page | 3
mempengaruhi penyebaran tersebut misalnya keadaan iklim, tumbuh-
tumbuhan, keadaan geologisnya, dll.( Darlington ,1966:22-23)
Menurut Brown, James H., and Mark V. Lomolino, “Biogeography is the
study of why animal species (and also plants) live in different regions on
Earth” atau dapat diartikan sebagai berikut “Biogeografi adalah suatu ilmu
yang mempelajari tentang bagaimana hewan dan (juga) tumbuhan hidup di
berbagai tempat yang berbeda di bumi”(Arief,2016).
Michael Ritter menyatakan bahwa “Biogeography is the study of the
geographical patterns of plant and animal species to understand the
distribution of plant and animal species on Earth, a fundamental knowledge
of ecology and ecosystem dynamics is required” atau dapat diartikan sebagai
berikut “Biografi adalah ilmu yang mempelajari pola (secara) geografi
tentang tumbuhan dan hewan agar dapat diketahui persebaran hewan dan
tumbuhan tersebut di permukaan bumi berdasarkan ilmu ekologi dan
ekosistem” (Arief,2016).
Sementara menurut Alfred Russel WallaceIlmu Biogeografi adalah ilmu
tentang bagaimana penyebaran spesies-spesies (hewan dan tumbuhan) di
permukaan Bumi dan bagaimana penyebaran itu terjadi. (Arief,2016)
Biogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang
keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi yaitu
bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi
organisme di permukaan bumi. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk
mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang
mempengaruhinya. Ilmu tidak hanya mempertanyakan Spesies apa? dan
Dimana?, tapi ia juga mempertanyakan Mengapa? dan terkadang Mengapa
tidak? Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui
gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi, kepunahan, continental
drift, glaciation (yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan laut,
jalur sungai dan hal-hal terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber
daya alam.

Page | 4
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies
berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah.
Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies
baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Salah satu
dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan
muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat
tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul.
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara
makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah
Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang
mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace
membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah
memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik. Setiap wilayah geografis
tersebut memiliki rintangan berupa kondisi alam sebagai hasil dari penyatuan
atau pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya rintangan
tersebut, makhluk hidup terhalang dan tidak dapat melakukan penyebaran ke
daerah di seberangnya.
Wallace sejak tahun 1858 telah menyadari perubahan-perubahan geologi
yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah ini dan implikasinya kepada
penyebaran fauna. Ilmu Biogeografi lahir di Indonesia, oleh Wallace, ketika
ia menulis sebaris kalimat kepada Henry Bates, “I believe the western part to
be a separaed portion of continental Asia, the eastern the fragmentay
prolongation of a former Pacific continent.” (Alfred Russel Wallace, 1858).
Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace meninggal, dalam bukunya
“The World of Life” (Chapman and Hall, London), Wallace menggeser
garisnya di sektor Sulawesi lebih ke timur lagi sebab di Sulawesi Barat masih
cukup dominan ditemukan fauna-fauna Asia. Dari penelitian-penelitian
selanjutnya yang dilakukan oleh ahli2 fauna dan flora ditemukan bahwa Garis
Wallace ini tidak pernah tegas, tetapi dapat bergeser-geser ke timur atau barat
di Sulawesi; tetapi jelas meyakinkan bahwa Sulawesi adalah wilayah
pertemuan sekaligus perbatasan zone-zone biogeografi.

Page | 5
Konsep Garis Wallace ini mengesankan para ahli biogeografi sebab
penyebaran flora pun mengikutinya. Flora-flora pegunungan di Sulawesi
Barat mirip flora pegunungan di Kalimantan dan Jawa, sedangkan flora di
tanah yang berasal dari lapukan batuan ultrabasik d Sulawesi bagian timur
ternyata mirip flora Papua yang juga tumbuh di tanah hasil lapukan batuan
ultrabasik. Ahli flora terkenal zaman Hindia Belanda, van Steenis pada tahun
1972 meneliti flora pegunungan Sulawesi dan membaginya sebagai flora asal
lokal (autokton) dan flora asal luar (alokton).
Edwards (1964) berpendapat, kajian biogeografi mestilah meliputi
pengetahuan tentang proses-proses pedogenik (tanah-tanih), jenis-jenis tanih
dan keadaan cuaca kerana tumbuh-tumbuhan tidak boleh dikaji berasingan
daripada tanih di mana ia tumbuh. Begitu juga dengan kepentingan manusia
yang merubah tanih dalam pelbagai aktiviti yang mereka jalankan. Dalam
biogeografi, kajian tanah juga boleh dilakukan seperti kajian mengenai
bentuk guna tanah (landforms). Di samping itu, kita juga boleh mengkaji
mengenai pembentukan bahan-bahan organik di dalam formasi tanah.
Jika dilihat dari dimensi waktu maka konsep bioregion juga
dikembangkan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan suatu daerah. Di
Amerika Utara misalnya, pemerintah Kanada dan Amerika Serikat pada tahun
1996 telah mengeluarkan definisi Bioregion yang diadaptasi dari The
Bioregional Association of North Americas (BANA). Definisi bioregion ini
mencakup : (a) penemuan, pemahaman, restorasi dan pemeliharaan sistem
alam lokal; (b) pembangunan dan penerapan cara-cara praktis berkelanjutan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia; (c) mendukung pembangunan
budaya baru berdasarkan situasi hakikat fenomena suatu daerah
(biogeography).
Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan faktor yang
menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup. Faktor-
faktor yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan
dasar untuk memahami terjadinya species baru. Jika dua individu yang
mempunyai varietas suatu species tertentu menghuni dua tempat yang

Page | 6
berbeda tidak memungkinkan dapat melakukan hubungan reproduksi, mereka
akan mengalami perubahan-perubahan dan akhirnya menjadi dua species
yang berbeda, misalnya :
1. Munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos,
diperkirakan nenek moyangnya berasal dari daratan Amerika.
2. Unta yang terdapat di Asia, Afrika dan Ihana di Amerika Selatan,
diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika.
3. Monyet dunia baru Amerika Selatan dan monyet dunia lama di Asia-
Afrika, diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika
B. Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk Hidup
Ada dua faktor yang mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna di
permukaan bumi, yaitu Faktor Abiotik dan Faktor Biotik, Yang termasuk
faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah,
dan ketinggian permukaan bumi, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik)
adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
1. Faktor Abiotik
a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu,
kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap
kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan.
Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses
fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap
pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk
proses penyerbukan. iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah
menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga
berbeda.Contohnya : Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya,
subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah
hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. berbeda dengan
tanaman yang berada di daerah tundra.
b. Keadaan tanah

Page | 7
Perbedaaan jenis tanah, seperti pasir, aluvial, dan kapur serta
jumlah zat mineral yang terkandung dalam humus mempengaruhi
jenis tanaman yang tumbuh. Keadaan tekstur tanah berpengaruh
pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh
terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Di
daerah tropis akan hidup berbagai jenis tumbuhan, sedangkan di
daerah gurun atau bersalju hanya akan hidup tumbuhan tertentu.
Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi
dengan kondisi iklim dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan
jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman
tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.Contohnya: di Nusa
Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang
kurang subur.
c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan
tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang
diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung
dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di
daerah yang bersangkutan. Keadaan tekstur tanah berpengaruh
pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh
terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Jenis
flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah
hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah
hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan
dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya.Contohnya: di
daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya
adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah
tropis banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya
selalu hijau.
d. Tinggi Rendah Permukaan Bumi

Page | 8
Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief , seperti
pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai.
Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi mengakibatkan variasi
suhu udara. Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman
tumbuhan . Hutan yang terdapat di daerah pegunungan banyak
dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Faktor ketinggian permukaan
bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut .
Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah
tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu
udara di daerah tersebut lebih panas. Oleh sebab itu ketinggian
permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran
tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah
tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya
panas dan kering.
2. Faktor Biotik
a. Makhluk Hidup
Makhluk hidup seperti manusia dan hewan dan tumbuhan
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persebaran tumbuhan.
Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya
dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah.
Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor manusia. (Vadylla,2017).
C. Pengaruh Faktor Edafik Terhadap Persebaran Tumbuhan
Faktor-faktor edafik adalah faktor-faktor yang bergantung pada keadaan
tanah, kandungan air dan udara di dalamnya. Perbedaan-perbedaan pada
tanah sering merupakan penyebab utama terjadinya perubahan vegetasi dalam
daerah iklim yang sama. Oleh sebab itu, faktor edafik mempunyai arti yang
sangat besar bagi geografi tumbuhan.
Kondisi tanah atau edafik merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persebaran makhluk hidup terutama tumbuhan. Tanah
merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Tingkat kesuburan

Page | 9
tanah merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap persebaran
tumbuhan. Adapun yang menjadi parameter kesuburan tanah antara lain
kandungan humus atau bahan organik, unsur dan teksur tanah, serta
ketersediaan air dalam pori-pori tanah.
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi
pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi
udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas
dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah
terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta
kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan
mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-
9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi
pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis
dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
(Indah,2012)
Adapun jenis-jenis tanah sebagai berikut
1. Tanah Humus
Berasal dari hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan. Tanah jenis ini umum
dijumpai di hutan tropis seperti indonesia. Jenis tanah ini sangat subur.
Tanah humus juga dapat digunakan sebagai pupuk
2. Tanah Pasir
Berasal dari pelapukan batuan. Butirannya masih kasar dan bersifat
lepas. Tanah ini kurang baik digunakan untuk pertanian karena
sifatnya yang tidak dapat mengikat air.
3. Tanah Aluvial
Adalah tanah yang berasal dari hasil pengendapan lupur sungai.
Umum terdapat di tepi sungai yang memasuki fase tua. Tanah ini
sangat subur dan cocok untuk pertanian
4. Tanah Podzol

Page | 10
Umum dijumpai di daerah pegunungan dengan curah hujan tinggi.
Suhu udara di daerah tersebut rendah. Tanah jenis ini juga
dimanfaatkan untuk pertanian.
5. Tanah Laterit
Mempunyai cirri-ciri fisik berwarna merah kekuningan. Sifat tanah
ini kurang subur. Hal tersebut dapat terjadi karena unsur-unsur hara
yang dikandung tanah hilang terhanyut hujan. Tanah ini dapat
dijumpai di kalimantan barat.
6. Tanah Kapur
Di daerah kaya batuan kapur. Berasal dari hasil pelapukan batu kapur.
Sifatnya kurang subur dan tidak cocok untuk pertanian
7. Tanah Gambut.
Tanah gambut atau organosol berasal dari pelapukan tumbuhan rawa.
Tanah jenis ini juga tidak cocok untuk pertanian.

Page | 11
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Lokasi Praktek Lapang


Lokasi praktek lapangan Biogeography atau Geografi Hewan dan
Tumbuhan terletak di daerah Malino kab. Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan
dan terbagi atas 8 titik diantaranya
1. Jojobatara ( Stream Devide)
05˚17’25’’ LS dan 119˚52’23’’BT
2. DAS Manappa
05˚17’10,8’’ LS dan 119˚52’48,8’’BT
3. Lereng Tengah DAS Manappa
05˚17’10,5’’ LS dan 119˚53’01’’BT
4. Lereng Atas DAS Manappa
05˚17’07’’ LS dan 119˚53’07’’BT
5. Central Topidi
05˚17’07’’ LS dan 119˚52’12’’BT
6. Lereng Atas DAS Balinna Parang
05˚16’58,7’’ LS dan 119˚52’39,5’’BT
7. Lereng Tengah DAS Balinna Parang
05˚17’01’’ LS dan 119˚52’32,5’’BT
8. Lereng Bawah DAS Manappa
05˚17’07’’ LS dan 119˚53’07’’BT
B. Waktu Pelaksanaan

Page | 12
Adapun waktu pelaksanaan praktek lapang Biogeography atau geografi
Hewan Dan Tumbuhan yaitu:
Hari, Tanggal : Sabtu-Minggu, 28-29 April 2018
C. Alat dan Bahan Bahan
Alat 1. Alat TulisMenulis
1. Roll Meter 2. Kertas Laporan
2. GPS Sementara

3. Klinometer
4. Peta Administratif
D. Teknik Pengambilan Data
1. Observasi
Teknik pengambilan data dengan cara observasi ini merupakan cara
yang paling mendasar yang dilakukan yaitu mengamati bagaimana keadaan
lingkungan sekitar titik lokasi praktek terutama tumbuhan yang hidup di
lokasi tersebut, dilanjut dengan mencatat hal-hal penting yang bisa kita
dapatkan dan berkaitan dengan materi Biogeography.
2. Dokumentasi
Teknik pengambilan data ini berupa mendokumentasikan hal-hal
penting yang ada di lokasi guna mempertegas atau memperkuat hasil
observasi sebelumnya. Pada dasarnya dokumentasi ini bisa berupa foto,
video, atau data-data mengenai lokasi.

Page | 13
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Tabel lokasi pengamatan
No. Lokasi Letak / Grid Elevasi
1. Jojobatara ( Stream 05˚17’25’’ LS 1.017 mdpl
Devide) 119˚52’23’’BT
2. DAS Manappa 05˚17’10,8’’ LS 1.072 mdpl
119˚52’48,8’’BT
3. Lereng Tengah DAS 05˚17’10,5’’ LS 1.198 mdpl
Manappa 119˚53’01’’BT
4. Lereng Atas DAS 05˚17’07’’ LS 1.297 mdpl
Manappa 119˚53’07’’BT
5. Central Topidi 05˚17’07’’ LS 1.265,1 mdpl
119˚52’12’’BT
6. Lereng Atas DAS 05˚16’58,7’’ LS 1.261 mdpl
Balinna Parang 119˚52’39,5’’BT
7. Lereng Tengah DAS 05˚17’01’’ LS mdpl
Balinna Parang 119˚52’32,5’’BT
8. Lereng Bawah DAS 05˚17’07’’ LS mdpl
Manappa 119˚53’07’’BT

2. Tabel jenis tanaman di setiap Lokasi


No. Tempat Jenis tanaman
1. Lokasi I Mahoni, jati putih, dadap, cengkeh,
pete, ekaliptus, bambu, pinus, kayu
manis
2. Lokasi II Bambu, nangka, mangga, durian,

Page | 14
cengkeh, kopi, beringin, akar lawang,
jeruk bali, suren, pucuk merah
3. Lokasi III Pinus, alpukat, rumput gajah, suren,
bambu, mangga, nangka, kopi
4. Lokasi IV Jambu biji, nangka, pisang, terong
belanda, kopi, rumput gajah, bambu
5. Lokasi V Nangka, kopi, pisang, ekaliptus,
pisang, mahoni,
6. LokasiVI Bambu, pinus, pakis, dadap, pucuk
merah, mahoni
7. Lokasi VII Bambu, pinus, kopi, jabon, jati, pakis
8. Lokasi VIII Kopi, suren, dadap, pisang, nangka
3. Tabel ketebalan tajuk
Lokasi I Lokasi II Lokasi III
Tumbuhan U.K Tajuk Tumbuhan U.K Tajuk Tumbuhan U.K Tajuk
Mahoni Sedang Bambu Renggang Pinus Sedang
Cengkeh Sedang Kopi Sedang Bambu Renggang
Ekaliptus Sedang Pinus Sedang Pucuk Rapat
Merah
Suren Sedang Suren Sedang Suren Sedang
Dadap Renggang Pisang Renggang Kopi Renggang
Pinus Sedang Rumput Rapat - -
Gajah
Pete Rapat Jeruk Sedang - -
Bambu Renggang Durian Renggang - -
Vanili Renggang Nangka Sedang - -
Kopi Sedang Pucuk Rapat - -
Merah
Kakao Sedang Mangga Renggang - -
Kayu Rapat - - - -
Manis
Lokasi IV Lokasi V Lokasi VI
Tumbuhan U.K Tajuk Tumbuhan U.K Tajuk Tumbuhan U.K Tajuk
Pisang Renggang Bambu Renggang Mahoni
Jambu Biji Sedang Nangka Sedang Pinus
Nangka Sedang Pisang Sedang Pakis
Cengkeh Sedang Mahoni Sedang Dadap
Kakao Renggang Pucuk Sedang Bambu

Page | 15
Merah
Durian Sedang - - Pucuk
Merah
Kopi Renggang - - - -
Lokasi VII Lokasi VII
Tumbuhan U.K Tajuk Tumbuhan U.K Tajuk
Bambu Kopi
Pinus Suren
Jabon Dadap
Jati Pisang
Pakis Nangka

B. Pembahasan
1. Lokasi praktek lapang
a. Lokasi I
Lokasi pertama yaitu daerah Jojobatara, Malino Kabupaten Gowa,
(stream Devide) yang terletak pada kordinat 05˚17’25’’ LS dan
19˚52’23’’BT. Pada titik pertama ini dapat ditemukan berbagai jenis
tumbuhan diantaranya Mahoni, jati putih, dadap, cengkeh, pete, ekaliptus,
bambu, pinus, kayu manis. Masing – masing tumbuhan ini memiliki kualitas
dan karakteristik yang baik, kecuali pada tumbuhan pete.
b. Lokasi II
Lokasi kedua terletak di daerah DAS Manappa, Malino kabupaten
Gowa dengan titik koordinat 05˚17’10,8’’ LS dan 119˚52’48,8’’BT. Di
lokasi kedua ini dapat di jumpai jenis tumbuhan yang heterogen beberapa
diantaranya Bambu, nangka, mangga, durian, cengkeh, kopi, beringin, akar
lawang, jeruk bali, suren, pucuk merah.
c. Lokasi III
Lokasi ketiga berada di Lereng Tengah DAS Manappa dengan titik
koordinat 05˚17’10,5’’ LS dan 119˚53’01’’BT. Pada lokasi ketiga ini juga
dapat kita jumpai berbagai jenis tumbuhan yang memilki karakteristik
berbeda- beda. Adapun jenis tumbuhan yang ada pada lokasi ini diantaranya
Pinus, alpukat, rumput gajah, suren, bambu, mangga, nangka, kopi.
d. Lokasi IV

Page | 16
Pada lokasi keempat ini dapat kita temukan berbagai jenis tumbuhan
baik berupa tumbuhan pertanian maupun tumbuhan hutan diantaranya
Jambu biji, nangka, pisang, terong belanda, kopi, rumput gajah, bambu.
Lokasi ini terletak pada titik koordinat 05˚17’07’’ LS dan 119˚53’07’’BT
tepatnya pada daerah Lereng Atas DAS Manappa.
e. Lokasi V
Lokasi kelima berada pada daerah Central Topidi dengan titik
koordinat 05˚17’07’’ LS dan 119˚52’12’’BT. Lokasi kelima ini berada
dekat permukiman warga topidi, di lokasi ini dapat kita temukan tumbuhan
yang sengaja ditanam oleh warga sekitar dan menjadi sumber pendapatan
diantaranya Nangka, kopi, pisang, ekaliptus, pisang, mahoni.

f. Lokasi VI
Lokasi keenam terletak pada titik koordinat 05˚16’58,7’’LS dan
119˚52’39,5’’BT tepatnya di Lereng Atas DAS Balinna Parang adapun
jenis tumbuhan yang dapat kita temukan diantaranya bambu, pinus, pakis,
dadap, pucuk merah, mahoni.
g. Lokasi VII
Pada lokasi ketujuh ini dapat kita temukan berbagai tumbuhan
diantaranya Bambu, pinus, kopi, jabon, jati, pakis. Lokasi ini terletak di
Lereng Tengah DAS Balinna Parang dengan titik koordinat 05˚17’01’’ LS
dan 119˚52’32,5’’BT.
h. Lokasi VIII
Lokasi terakhir ini berada di Lereng Bawah DAS Manappa dengan
titik koordinat 05˚17’07’’ LS dan 119˚53’07’’BT. Jenis tumbuhan yang
dapat kita temukan pada lokasi terakhir ini diantaranya Kopi, suren, dadap,
pisang, nangka.
2. Manfaat tumbuhan
Berdasarkan temuan beberapa tumbuhan pada tiap - tiap lokasi kita
dapat mengambil manfaat dari tumbuhan yang hidup pada lokasi tersebut
terutama pemanfaatan untuk pengobatan, beberapa tumbuhan yang dapat kita
manfaatkan diantaranya

Page | 17
a. Mahoni yang dapat dimanfaatkan sebagai obat darah tinggi, kencing manis,
dan reumatik
b. Cengkeh dapat mengobati sakit gigi
c. Eukaliptus dapat meringankan sesak nafas serta berfungsi untuk
mengurangi water treble
d. Dadap dapat kita manfaatkan sebagai penurun panas dan mengobati
penyakit asma
e. Mangga selain buahnya yang enak ternyata mengkonsumsi mangga dapat
mengurangi diabetes dan membantu pencernaan
f. Jambu dapat mencegah kanker dan menjaga kesehatan mata
g. Pucuk merah selain menjadi tanaman hias ternyata juga memiliki manfaat
dibidang medical yaitu minyaknya dapat dapat digunakan sebagai terapi
mata
h. Kakao dapat kita manfaatkan untuk menurunkan kolestrol tinggi dan
diabetes
i. Pete mampu mencegah stroke dan mengatasi gangguan pencernaan
j. Durian mampu mengatasi anemia dan mengatur kestabilan darah
k. Pinus dapat dimanfaatkan sebagai penyembuh bronchitis dan meredakan
nyeri otot
l. Kayu manis mampu mengontrol gula darah, serta mencegah penggumpalan
darah
m. Bambu ternyata dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan sirkulasi darah
dan menyembuhkan luka bakar

Page | 18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab persebaran
makhluk hidup di muka bumi ini diantaranya Iklim, Keadaan tanah, Air, Tinggi
Rendah Permukaan Bumi serta makhluk Hidup. Namun yang paling
berpengaruh yaitu faktor makhluk hidup, makhluk hidup seperti manusia dan
hewan dan tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persebaran
tumbuhan. Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya
dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah.
Dalam perkembangan makhluk hidup di muka bumi, banyak dipengaruhi
oleh kegiatan manusia. Hal ini disebabkan oleh pertambahan populasi manusia
yang begitu cepat mengakibatkan sistem ekologi makhluk hidup (manusia,
hewan dan tumbuhan) dipermukaan bumi menjadi terganggu oleh sebab itu
alam perlu dilindungi dan diawetkan (dikonservasi), agar tidak terjadi
kemusnahan dari spesies-spesies makhluk hidup.
Dari lokasi praktek dapat kita lihat biodiversity nya masih cukup tinggi,
keanekaragaman tumbuhan yang hidup amsih cukup tinggi. Beberapa tumbuhan

Page | 19
yang paling sering ditemukan diantaranya kopi, pohon pinus, eukaliptus,
cengkeh, kayu manis, dadap, kayu manis dan masih banyak lain.
B. Saran
Mahasiswa harus mengamati dengan baik dan jelas setelah itu di tanyakan
jika ada yang tidak di ketahui serta serius dalam mengikuti praktek agar
nantinya mahasiswa bisa menjaga kelestarian alam sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Arief. 2016. Pengertian Biogeografi. Pengertian Biogeografi _ All About Of


Geography.html, diakses pada 12 mei 2018.

Suriani.2012. Geografi Lingkungan.Geografi Lingkungan_BIOGEOGRAFI.html


Diakses pada 12 mei 2018.

Vadylla. 2012.Faktor yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup. Diakses


pada 12 mei 2018.

Indah.2012.Pengaruh Faktor Edafik Terhadap Persebaran Tumbuhan.diakses


pada 12 mei 2018.

Page | 20
DOKUMENTASI

Page | 21

Anda mungkin juga menyukai