Lapres Titrasi Pengendapan
Lapres Titrasi Pengendapan
Lapres Titrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
I.Judul Percobaan :
Titrasi Pengendapan dan Aplikasinya Terhadap Penentuan Kadar NaCl dalam
Garam Meja (Merk Daun)
II.Hari/tanggal Percobaan :
Senin/19 November 2018 Pukul 13.00 – 15.30 WIB
III.Tujuan Percobaan :
1. Menentukan (standarisasi) larutan AgNO3.
2. Menentukan kadar NaCl dalam garam meja.
IV.Dasar Teori
Pengertian Titrasi Pengendapan
Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana hasil reaksi
titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya ialah
reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan
titran, tidak ada pengotor yang mengganggu serta diperlukan indikator untuk
melihat titik akhir titrasi. Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan pada
titrasi (Khopkar, 1990).
Pengertian Argentometri
Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang dianalisis dengan
menggunakan ion perak. Biasanya, ion-ion yang ditentukan dalam titrasi ini
adalah ion halida(Cl-, Br-, I-) (Khopkar,1990).
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti
perak. Jadi, argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan
dengan ion Ag+. Pada titrasi atgentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi
indicator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan
mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat
tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan
(Underwood,1992).
Ada dua syarat untuk titrasi ini yaitu :
1. Konsentrasi mula-mula larutan yang hendak dititrasi cukup besar.
2. Hasil kali kelarutan (ksp) harus sekecil mungkin, karena semakin kecil ksp
maka semakin tajam perubahan (Raymond`s, 2001).
1
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
2
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
dimana kelebihan larutan KCNS akan diikat oleh ion Fe3+ membentuk warna
merah darah dari FeSCN (Khopkar,1990).
Konsentrasi ion klorida, iodide, bromide dan yang lainnya dapat ditentukan
dengan menggunakan larutan standar perak nitrat. Larutan perak nitrat
ditambahkan secara berlebih kepada larutan analit dan kemudian kelebihan
konsentrasi Ag+ dititrasi dengan menggunakan larutan standar (SCN-) dengan
menggunakan indicator ion Fe3+. Ion besi (III) ini akan bereaksi dengan ion
tiosianat membentuk kompleks yang berwarna merah. (Khopkar,1990).
Reaksi yang terjadi adalah : (Khopkar,1990).
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) (endapan putih)
Ag+(aq) + SCN-(aq) AgSCN(s) (endapan putih)
Fe3+(aq) + SCN-(aq) Fe(SCN)2+ (kompleks berwarna merah)
3
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan
berada pada lapisan sekunder (Gandjar, 2007).
Indikator absorbsi dapat digunakan untuk titrasi argentometri, titrasi
argentometri yang menggunakan indicator adsorbs dikenal dengan sebuah titrasi
argentometi metode Fajans. Contohnya pada penggunaan titrasi ion klorida
dengan larutan standar Ag+ (Harjadi,1990).
Kesulitan dalam menggunakan indikator absorbs ialah banyak diantara zat
warna tersebut membuat endapan perak menjadi peka terhadap cahaya
(fotosensitifitas) dan menyebabkan endapan terurai. Titrasi menggunakan
indicator absorbs biasanya cepat, akurat, dan terpercaya. Sebaliknya penerapannya
agak terbatas karena memerlukan endapan berbentuk koloid yang juga harus
dengan cepat (Harjadi,1990).
Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan AgNO3 yaitu
indikator, argentometri, dan indikator kimia. Titik akhir potensiometri didasarkan
pada potensial elektrode perak yang dicelupkan ke dalam larutan analit. Titik
akhir argentometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara sepasang
mikroelektrode perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan
dalam larutan yang dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog
dengan titrasi netralisasi, yaitu perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range
pada p-function dari reagen/analit (Skoog, 1996).
Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan AgNO3 yaitu :
1. Indikator
2. Argentometri
3. Indikator kimia (Skoog,1996)
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang
dicelupkan ke dalam larutan analit. Titik akhir argentometri melibatkan penentuan
arus yang diteruskan antara sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit.
Sedangkan titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari
perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan yang dititrasi
(Skoog,1996).
4
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
5
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
6
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
Rumus Perhitungan
Normalitas
𝑔𝑟 1000
N = 𝑀𝑟x 𝑥 𝑒𝑘 ............................................... (Underwood,1999:60)
𝑉
7
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
Persentase Analit A
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴
%A = x 100% ................................... (Underwood,1999:68)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
8
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
Reaksi :
1. AgNO3 (aq) + NaCl (aq) Ag+ + Cl- + NaNO3 (aq) (Svehla, 1985 : 217)
2. AgNO3 (aq) + K2CrO4 (aq) Ag2CrO4 (s) + KNO3 (aq) (Svehla, 1985 : 220)
9
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
Reaksi :
1. AgNO3 (aq) + NaCl (aq) Ag+ + Cl- + NaNO3 (aq) (Svehla, 1985 : 217)
2. AgNO3 (aq) + K2CrO4 (aq) Ag2CrO4 (s) + KNO3 (aq) (Svehla, 1985 : 220)
10
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
11
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
No.
Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc.
V3 AgNO3 = 11,6 mL
Kuning
14. Di titrasi dengan AgNO3
15. Titrasi dihentikan sampai terjadi
perubahan warna dan terdapat
endapan konsentrasi setiap
pengulangan
Endapan Merah Bata
12
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
No.
Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc.
Penentuan kadar NaCl dalam garam Sebelum : AgNO3 (aq) + NaCl Kadar NaCl yang
2 meja (Merk daun) - Padatan garam meja(daun) (aq) Ag+ + Cl- + terdapat dalam garam
Garam Meja (Merk Daun) : kristal tidak berwarna NaNO3 (aq) meja bermerk daun
- Air suling : latutan tidak (Svehla, 1985 : 217) adalah sebesar
5. Menimbang 0,589 gram garam 98,57%.
berwarna AgNO3 (aq) +
meja - Larutan AgNO3 : larutan K2CrO4 (aq)
6. Dilarutkan dalam labu ukur 100
tidak berwarna Ag2CrO4 (s) + KNO3
mL
- Indikator K2CrO4 : larutan (aq)
7. Dipipet 10 mL
berwarna kuning. (Svehla, 1985 : 220)
8. Ditambah 5 tetes indikator
K2CrO4 5% Sesudah :
Kuning - Padatan garam meja
(Daun) + aquades : larutan
6. Titrasi dengan larutan AgNO3 tidak berwarna
Endapan Merah Bata - Padatan garam meja(daun)
+ aquades + indikator
7. Ulangi sebanyak 3 kali K2CrO4 : larutan berwarna
8. Hitung kandungan NaCl dalam kuning
garam meja
- Larutan berwarna kuning
Kandungan NaCl dalam garam meja + larutan AgNO3 :
endapan merah bata.
- Titrasi Lar. NaCl +
AgNO3 :
V1 AgNO3 = 11,9 mL
V2 AgNO3 = 11,7 mL
V3 AgNO3 = 11,3 mL
13
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
14
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
tersebut dikarenakan terdapat endapan AgCl. Setelah itu titik akhir titrasi
terjadi jika muncul endapan merah bata. Hal ini menandakan Cl- pada analit
telah habis sehingga Ag+ dari AgNO3 akan mengikat CrO42- dari indikator
K2CrO4. Hal ini dikarenakan perbedaan kelarutan antara AgCl dengan
Ag2CrO4. Kelarutan dari Ag2CrO4 lebih besar dibandingkan dengan
kelarutan AgCl, sehingga Ag+ akan bereaksi dengan Cl- terlebih dahulu
hingga Cl- habis kemudian Ag+ akan bereaksi dengan CrO42-. Reaksi antara
AgNO3 dengan K2CrO4 adalah sebagai berikut :
1. 2AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) Ag2CrO4(s) + 2K+(aq) + 2NO3-(aq)
(Svehla,1985 : 220)
Endapan berwarna merah bata yang muncul pada titik akhir titrasi
adalah berasal dari reaksi diatas yang menghasilkan Ag2CrO4 yang
berwarna merah.
Data praktikum yang telah didapatkan diperoleh volume AgNO3 yang
dibutuhkan untuk titrasi dan menentukan titik akhir secara berturut-turut
adalah V1 = 11,5 mL ; V2 = 11,6 mL ; V3 = 11,6 mL. Volume yang
didapatkan kemudian digunakan untuk menghitung konsentrasi AgNO3
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
V1 . N1 = V2 . N2
Dimana
V1 = Volume AgNO3
V2 = Volume NaCl
N1 = Konsentrasi AgNO3
N2 = Konsentrasi NaCl
Setelah dimasukkan dalam perhitungan didapatkan konsentrasi
AgNO3 secara berturut-turut sebesar 0,0087 N ; 0,0086 N ; 0,0086 N.
Sehingga didapatkan rata-rata konsentrasi AgNO3 sebesar 0,00863 N.
Konsentrasi yang didapatkan disebut konsentrasi AgNO3 terstandarisasi.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan kadar NaCl dalam garam
meja. Mula-mula timbang garam meja 0,0589 gram pada praktikum kali ini
kami menggunakan garam meja bermerk garam “Daun” setelah ditimbang
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian ditambah aquades dan
15
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
dilarutkan sampai tanda batas dengan dikocok hingga homogen larutan tidak
berwarna kemudian dipipet sebanyakk 10 mL dan ditambahkan 5 tetes
indikator K2CrO4 pada tahap pengenceran kali ini larutan garam diencerkan
sebanyak 2 kali, hal ini karena kadar garam yang terlalu tinggi. Setelah
diberikan indikator K2CrO4 warna larutan berubah menjadi kuning
kemudian titrasi dilanjutkan kembali sampai timbul endapan merah bata
yang menandakan titrasi telah berakhir (Titik Akhir Titrasi). Maka reaksi
yang terjadi adalah :
NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + Na+(aq) + NO3-(aq)
Dalam sampel garam mengandung NaCl, sehingga reaksi yang terjadi
adalah reaksi antara NaCl dengan AgNO3. Cl- pada analit telah habis
sehingga Ag+ dari AgNO3 akan mengikat CrO42- dari indikator K2CrO4
dengan reaksi sebagai berikut :
2AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) Ag2CrO4(s) + 2K+(aq) + 2NO3-(aq)
Endapan berwarna merah bata yang muncul pada titik akhir titrasi
adalah berasal dari reaksi diatas yang menghasilkan Ag2CrO4 yang
berwarna merah. Kemudian titrasi diulang sebanyak 3 kali untuk
mendapatkan hasil data yang lebih akurat, kemudian hitung kandungan
NaCl dalam sampel. Dari percobaan ini diperoleh volume AgNO3 yang
digunakkan untuk titrasi adalah V1 = 11,9 mL ; V2 = 11,7 mL ; V3 = 11,3
mL. Volume yang didapatkan kemudian digunakan untuk menghitung
konsentrasi NaCl dalam larutan sampel. Setelah dimasukkan dalam
perhitungan didapatkan konsentrasi NaCl dalam larutan sampel secara
berturut-turut adalah 0,01202697 N ; 0,0098382 N ; 0,00975159 N. Nilai
konsentrasi tersebut kemudian dimasukkan dalam perhitungan untuk
mencari mol NaCl dalam larutan sampel menggunakan persamaan sebagai
berikut.
n=N.V
Dimana :
n = mol NaCl
N = Konsentrasi NaCl dalam sampel
V = Volume sampel (100 mL)
16
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
17
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
Pada klorida atau Cl- memiliki banyak fungsi dan manfaat akan tetapi
tetap harus mempertimbangkan jumlah atau kadar yang digunakan karena
jika manusia mengkonsumsi asam klorida secara berlebih maka akan
berdampak buruk bagi tubuh diantaranya :
1. Merusak Jaringan Pada Tubuh Asam klorida memiliki sifat korosif
yang dimana sifat itu dapat merusak jaringan-jaringan pada tubuh
manusia, asam klorida dalam pencernaan bermanfaat untuk membantu
memecahkan makanan sehingga akan mudah dicerna, namun jika
kandungan asam klorida terlalu banyak malah dapat merusak jaringan
dalam pencernaan.
2. Bakteri Akan Mati Bakteri selama ini dianggap buruk sebab menjadi
pemicu berbagai masalah kesehatn tubuh. Bakteri menjadi penyebab
disentri dan diare. Asam klorida sebenarnya dapat digunakan untuk
memproduksi bakteri baik, namun jika asam klorida terlalu banyak
digunakan dalam memproduksinya bakteri akan mati dan tidak akan bisa
hidup.
3. Menyebabkan Maag Asam klorida berperan dalam asam lambung , bila
terlalu banyak asam lambung maka akan menyebabkan penyakit maag.
Karena rasa perih yang dirasakan oleh lambung yang sifatnya terlalu
asam. Ketika sedang maag harus meninggalkan makanan yang berbau
pedas dan juga asam, karena makanan itu akan memperburuk keadaan
asam lambung kita.
4. Nyeri Di Ulu Hati Seperti hal nya asam klorida yang terlalu banyak di
lambung akan membuat ulu hati merasakan sakit, karena asam lambung
yang meningkat akan naik kedalam ulu hati, dan ulu hati juga akan
merasakan sakit dan pedih. Akibatnya nafas juga akan kesulitan.
Sebenarnya tidak terlalu mempengharui pernafasan, tapi jika asam
klorida pada lambung benar-benar tinggi pernafasan juga akan terganggu.
5. Sakit Kepala Kepala menjadi pusing karena pada dasarnya otak
merespon apa saja yang terjadi di bagian tubuh, itu artinya jika lambung
merasa sakit maka otak akan merasakan sakit pula dan otak akan
meresponnya dengan mengeluarkan rasa sakit pada kepala.
18
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
6. Luka pada lambung Asam klorida memiliki sifat klorosif yang berarti
dapat melarutkan, seperti halnya karat, asam klorida dapat
menghilangkan karat tersebut menjadi bersih, jika kandungan itu cukup
banyak, apalagi jika itu terjadi di dalam lambung kita. Maka lambung
akan mengalami luka, karena terlalu banyaknya sifat korosif yang
menyerang lambung, sehingga lambung akan terasa pering, dinding
lambung akan terganggu dan bisa jadi akan terkelupas.
7. Merusak Mata Sebenarnya asam klorida beramanfaat untuk pembuatan
blitz pada kamera, namun jika kandungan asam klorida terlalu banyak,
blitz pada kamera bukan malah menerangi tapi malah dapat merusak
mata karena sangat terang.
IX.Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Normalitas AgNO3 setelah distandarisasi dengan NaCl p.a adalah
0,00863 N.
2. Kadar NaCl yang terdapat dalam garam meja merk "Daun" adalah 98,
57%.
X.Tugas dan Jawaban Pertanyaan
Soal titrasi pengendapan :
1. Buatlah kurva titrasi antara volume AgNO3dan pCl untuk titrasi antara 50
ml 0,1 M larutan NaCl dengan larutan AgNO3 0,1 M
2. Berapa konsentrasi garam NaCl dalam suatu larutan, apabila 25 ml larutan
tersebut jika direaksikan dengan 25 mL 0,2 M larutan AgNO3, dan
kelebihan larutan AgNO3 tepat bereaksi habis dengan larutan KSCN 28
mL 0,1 M.
Jawaban :
1. Pada awal titrasi
[Cl-] = 0,1 mmol/mL
pCl = 1
Setelah penambahan 10 mL AgNO3
AgNO3 + NaCl ↔ AgCl + NaNO3
M 1 mmol 5 mmol
B 1 mmol 1 mmol
19
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
S - 4 mmol
4mmol 2
[Cl-] = 6,67 x10
60mL
pCl = - Log [Cl-]
= 2- Log 6,67
= 1.17
Setelah penambahan 30 mL AgNO3
AgNO3 + NaCl ↔ AgCl + NaNO3
M 3 mmol 5 mmol
B 3 mmol 3 mmol
S - 2 mmol
2mmol
[Cl-] = 0,025
80mL
pCl = - Log [Cl-]
= - Log 0,025
= 1.6
Setelah penambahan 49 mL AgNO3
AgNO3 + NaCl ↔ AgCl + NaNO3
M 4,9 mmol 5 mmol
B 4,9 mmol 4,9 mmol
S - 0,1 mmol
0,1mmol 3
[Cl-] = 1x10
99mL
pCl = - Log [Cl-]
= 3- Log 1
=3
Setelah penambahan 50 mL AgNO3 (Titik ekivalen)
AgNO3 + NaCl ↔ AgCl + NaNO3
M 5 mmol 5 mmol
B 5 mmol 5 mmol
S - -
[Ag+] = [Cl-]
[Cl-]2 = 1 x 10-10
20
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
10
[Cl-] = 1x10
= 1 x 10-5
pCl= 5,00
Setelah penambahan 55 mL AgNO3 (setelah titik ekivalen)
AgNO3 + NaCl ↔ AgCl + NaNO3
M 5,5 mmol 5 mmol
B 5 mmol 5 mmol
S 0,5 mmol -
0,5mmol 3
[Ag+] = 4.76 x10
105mL
pAg = - Log [Ag+]
= 3 - Log 4.76
= 2.32
pCl= 10 – 2.32 = 7.68
Setelah penambahan 60 mL AgNO3
AgNO3 + NaCl ↔ AgCl + NaNO3
M 6,0 mmol 5 mmol
B 5 mmol 5 mmol
S 1 mmol -
1mmol 3
[Ag+] = 9,09 x10
110mL
pAg = - Log [Ag+]
= 3 - Log 9,09
= 2,04
pCl= 10 – 2,04 = 7,96
kurva titrasi
10 7.68 7.96
8
5
6 PCl
pCl
3
4 1.6
1 1.17
2
0
0 10 30 49 50 55 60 volume AgNO
3
21
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
22
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
23
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
24
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
LAMPIRAN
1. Gambar
25
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
26
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
27
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
2. Perhitungan
1) Normalitas NaCl p.a
Diketahui :
BM NaCl p.a = 58,44 gr/mol
Massa NaCl p.a = 0,059 gram
Volume air = 100 mL
Ditanya : N Na2CO3 ?
Jawab :
g 1000
N NaCl p.a = x x ek
BM v
0,059 g 1000
N NaCl p.a = x x 1 ek
58,44 g/mol 100 mL
28
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
2) Standarisasi AgNO3
N NaCl p.a = 0,01 N
V NaCl p.a = 10 mL
V1 AgNO3 = 11,5 mL
V2 AgNO3 = 11,6 mL
V3 AgNO3 = 11,6 mL
a. Untuk V1 AgNO3 = 11,5 mL
N1(NaCl p.a) . V2(NaCl p.a)= N2(AgNO3). V2(AgNO3)
0,01 N . 10 mL = N2(AgNO3) . 11,5 mL
0,0087 N = N2(AgNO3)
b. Untuk V2 AgNO3 = 11,6 mL
N1(NaCl p.a) . V2(NaCl p.a)= N2(AgNO3). V2(AgNO3)
0,01 N . 10 mL = N2(AgNO3) . 11,6 mL
N2(AgNO3) = 0,0086 N
c. Untuk V1 AgNO3 = 11,6 mL
N1(NaCl p.a) . V2(NaCl p.a)= N2(AgNO3). V2(AgNO3)
0,01 N . 10 mL = N2(AgNO3) . 11,6 mL
N2(AgNO3) = 0,0086 N
0,0087 N+0,0086 N+0,0086 N
Konsentrasi AgNO3 terstandrisasi = = 0,00863 N
3
29
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
30
Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Titrasi Pengendapan
31