Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

109-Article Text-406-1-10-20190527

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

AKURAT |Jurnal Ilmiah Akuntansi

Volume 7, Nomor 3, hlm 62-79


September-Desember 2016
ISSN 2086-4159
http://ejournal.unibba.ac.id/index.php/AKURAT

PENGARUH FROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP MODAL KERJA


(Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)

Muhammad Satar, S.E., M.M.


Universitas Nurtanio Bandung

Tina Haelani., S.Ak.


Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Bale Bandung

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Modal Kerja
(Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk).
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, yaitu untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dua variabel independen terhadap satu variabel
dependen yang kemudian dilakukan uji hipotesis t serta uji hipotesis f untuk mengetahui
tingkat signifikansi pengaruhnya. Adapun populasi penelitian ini yaitu laporan keuangan
tahunan publikasi PT. Unilever Indonesia, Tbk serta sampel diambil selama 7 tahun yaitu
periode 2009-2015.
Berdasarkan hasil analisis bahwa secara simultan Profitabilitas dan Likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap Modal Kerja dengan hasil Koefisien Determinasi
sebesar 86,8% dan sisanya sebesar 13,2% merupakan variabel lain yang turut
mempengaruhi Modal Kerja tetapi tidak diteliti. Adapun secara parsial Profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap Modal Kerja dan Likuiditas berpengaruh signifikan
terhadap Modal Kerja.
Kata kunci : Profitabilitas, Likuiditas dan Modal Kerja

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penelitian
Para pelaku usaha atau pelaku bisnis, dituntut memiliki modal kerja yang memadai
apalagi perusahaan dalam sektor swasta atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
Karena sektor swasta menggunakan modalnya yakni dari modal pemilik serta modal
yang berasal dari kreditur. Sehingga dari modal yang digunakan untuk kegiatan
operasinya, maka diharapkan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, sebab
hal tersebut selain untuk meningkatkan asetnya, serta untuk memenuhi kewajibannya
baik bagi para pemegang saham yaitu pembagian dividen maupun untuk mengembalikan
hutang-hutangnya serta pengeluaran bunga yang disetorkan terhadap kreditur apabila
perusahaan tersebut memperoleh dana dari pihak bank.
Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya
bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk
mempertinggi profitabilitasnya. Berhubungan dengan itu maka bagi perusahaan pada
umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik profitabilitas yang
maksimal. Untuk dapat mencapai tingkat profitabiilitas yang maksimal dari suatu
perusahaan tidak lepas dari pengelolaan modal kerja. Perusahaan industri khususnya,
sebab perusahaan dalam bidang ini disamping berusaha untuk mendapatkan
keuntungan perusahaan tersebut mengolah bahan baku hingga menjadi barang yang
siap dijual. Hal ini sesuai dengan Pasal 1 UU. No 5 tahun 1984 yang dimaksud dengan:
(1) Perindustrian adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan industri; (2)
Industri dimana merupakan suatu proses ekonomi yang mengolah bahan metah, bahan
baku, dan bahan setengah jadi menjadi barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi.
[Date]

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 1


Akurat|JurnalIlmiahAkuntansi -Vol.7No.3-Desember201 6|hlm.62- 79
ISSN 2086-4159

Modal kerja dibangun oleh perolehan tingkat keuntungan perusahaan atau


profitabilitasnya, dengan demikian profitabilitas adalah diperoleh dari kegiatan penjualan
baik penjualan barang maupun jasa. Menurut Kasmir (2014:144) dalam bukunya yang
berjudul “Analisis Laporan Keuangan” bahwa profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu. Maka keberadaan perputaran kas dan perputaran persediaan keduanya
mempengaruhi profitabilitas perusahaan, sehingga dari kegiatan tersebut diasumsikan
akan berpengaruh terhadap modal kerjanya.
Modal kerja dapat dipengaruhi pula oleh tingkat likuiditas perusahaan apabila
perusahaan tersebut memiliki kewajiban (hutang) jangka pendeknya terhadap kreditur,
maka akan modal kerja akan tergunakan. Kasmir (2008:129) menyebutkan bahwa rasio
likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Digunakan untuk menggambarkan
seberapa likuidnya suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Dengan
kata lain , rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban yang segera jatuh tempo. Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan
mempertimbangkan dampak dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan, juga berarti
pembatasan kesempatan dan tindakan manajemen.
Masalah likuiditas yang lebih parah mencerminkan ketidakmampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban lancar. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi
dan aktiva dengan terpaksa, dan bukan mengarah pada insolvensi dan kebangkrutan,
sehingga jika suatu perusahaan gagal memenuhi kewajiban lancarnya, maka
kelangsungan usahanya dipertanyakan. Dengan kata lain kesehatan suatu perusahaan
yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan current ratio)
diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Tetapi sebaliknya jika
likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas
rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan rendahnya kinerja
dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi. Dengan demikian,
besar kecilnya modal kerja akan dipengaruhi oleh kontinyuitas perusahaan dalam
aktivitas usahanya dalam memperoleh keuantungan (profit) serta penggunaanya untuk
membayar kewajibannya.
Berdasarkan data perkembangan modal kerja yang penulis analisis, bahwa selama 7
tahun mengalami penurunan yang dignifikan, dengan rata-rata minus 1,9 milyar rupiah.
Adapun perubahannya berada pada titik minus 8,8 persen. Hal ini menurut asumsi
penulis bahwa terdapat faktor-faktor yang menyebabkan modal kerja PT. Unilever
Indonesia, Tbk mengalami penurunan. Peneliti menduga, bahwa hal tersebut disebabkan
oleh perubahan tingkat profitabilitas serta likuiditas perusahaan, sebab kedua faktor
tersebut pada tahun terakhir mengalami penurunan. Kemudian data profitabilitas (ROA)
serta likuiditas (CR) dapat digambarkan bahwa mengalami fluktuasi kenaikan maupun
penurunan, dan pada tahun terakhir mengalami penurunan yaitu rata-rata perubahan
ROA sebesar minus 0,11 persen dan rata-rata perubahan likuiditas sebesar minus 0,55
persen. Hal ini penulis mengasumsikan bahwa yang menyebabkan penurunan modal
kerja PT. Unilever Indonesia, Tbk. Dukungan dari penelitian sebelumnya, juga pernah
dilakukan oleh Iin Syafriati Mahasiswa Universitas Pasir Pangairan, bahwa likuiditas
berpengaruh terhadap modal kerja. Kemudian peneltian yang dilakukan oleh Bibi Zia
Respita Mahasiswa Universitas Muhammadiyyah Surakarta bahwa likuiditas dan
rentabilitas berpengaruh terhadap modal kerja. Dengan demikian, hasil penelitian
tersebut dapat dijadikan referensi oleh penulis.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa penelitian dengan mengkaji topik
permasalahan yang sama belum tentu menghasilkan temuan yang sama pula. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh pengambilan tempat, tahun penelitian yang berbeda.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh
[Date]

Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Modal Kerja (Studi Empiris pada PT. Unilever
Indonesia, Tbk)”

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 2


Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Modal
Kerja (Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)|
Muhammad Satar, S.E., M.M., Tina Haelani., S.Ak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap Modal Kerja pada PT. Unilever
Indonesia, Tbk.
2. Bagaimana pengaruh Likuiditas terhadap Modal Kerja pada PT. Unilever Indonesia,
Tbk.
3. Bagaimana pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Modal Kerja pada PT.
Unilever Indonesia, Tbk.

II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis


2.1 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba
(keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh
Husnan (2001) dalam bukunya Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas
bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Sedangkan
Menurut Michelle & Megawati (2005) dalam Kumpulan Jurnal Ekonomi Manajemen
bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang
akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.
Prolitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki.
Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah
badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan
demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya,
karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup
badan usaha tersebut akan lebih terjamin.
Menurut Fraser dan Ormiston yang diterjemahkan oleh Setyautama, S.
(2004:187) dalam bukunyaMemahami Laporan Keuanganmendefinisikan bahwa :
“Rasio profitabilitas menunjukkan efisiensi dan kinerja keseluruhan”
Adapun jenis – jenis Rasio Profitabilitas, yaitu :
1. Prosentase Laba Usaha / Operating Profit Margin
Operating profit margin, suatu ukuran untuk efisiensi usaha secara keselur
uhan memasukkan semua beban usaha yang bertalian dengan bisnis rutin.
2. Rasio Tingkat Pengembalian Total Aktiva / Return on Total Assets (ROA)
Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan (modal asing
dan modal sendiri). Makin tinggi rasio ini semakin baik.
3. Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas / Return on Equity (ROE)
Rasio ini menunjukkan produktivitas dari dana - dana pemilik perusahaan
didalam perusahaannya sendiri. Rasio ini juga menunjukkan profitabilitas dan
efisiensi modal sendiri. Makin tinggi rasio ini akan semakin baik karena
posisi modal pemilik perusahaan akan semakin kuat, atau profitabilitas modal
sendiri yang semakin baik
Menurut Irham Fahmi, dalam bukunya Analisa kinerja keuangan (2012 : 68),
mengungkapkan bahwa : “Rasio Profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh
dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi, semakin baik rasio
Profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan
keuntungan perusahaan”.
Menurut Kasmir, dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2008),
[Date]

mengungkapkan bahwa : “Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai


kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”.

JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 3


Akurat|JurnalIlmiahAkuntansi -Vol.7No.3-Desember201 6|hlm.62- 79
ISSN 2086-4159

Menurut Warner R Murhadi, dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan ( 2012 : 63),
mengungkapkan bahwa :
“Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan”.
Dari pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa profitabilitas dari uraian
di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan untuk mengukur efektivitas manajemen
secara keseluruhan, semakin baik rasio Profitabilitas maka semakin baik
menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.
Dalam prakteknya, menurut Kasmir (2008 : 199) dalam bukunya Analisis Laporan
Keuangan, menyebutkan bahwa jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan
adalah :
1) Profit margin (profit margin on sales)
2) Return on Assets (ROA)
3) Return on equity (ROE)
4) Laba per lembar saham.

Adapun dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on
Assets (ROA., Ukuran yang sering digunakan untuk menghitung Return on Assets (ROA)
adalah :

Laba Setelah Pajak


ROA = X 100%
Total Assets
Sumber : Prastowo (2008)

2.2 Likuiditas
Menurut Subramanyam (2010:10) dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan
menyatakan bahwa likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya dan bergantung pada arus kas
perusahaan serta komponen asset dan kewajiban lancarnya.
Menurut Munawir (2002:31) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan bahwa
likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Likuiditas juga merupakan perbandingan antara aktiva lancar
dengan hutang lancar, besarnya perbandingan atau rasio terbaik antara aktiva lancar
dengan hutang lancar adalah sekitar 2 : 1. Angka tersebut tidaklah mutlak, besarnya ratio
dapat ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan keuangan masing-masing.
Kasmir (2008 : 129) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan menyebutkan bahwa
rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila
perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama
utang yang sudah jatuh tempo. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk
menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan
usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.
Adapun jenis-jenis rasio likuiditas yang dikemukakan oleh Kasmir (2008 : 134) dalam
bukunya Analisis Laporan Keuangan bahwa yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengukur kemampuannya yaitu:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
[Date]

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 4


Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Modal
Kerja (Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)|
Muhammad Satar, S.E., M.M., Tina Haelani., S.Ak.

Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio untuk
menghitung rasio likuiditas. Rumus CR adalah sebagai berikut :

Kas - Saham
Cash Ratio = X 100%
Total Hutang Lancar

2.3 Modal Kerja


Menurut Jumingan (2006 : 66) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan
menyatakan bahwa terdapat dua definisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yakni
sebagai berikut:
a. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek.
Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini
merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan
modal sendiri. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan
tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan
menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin
kelangsungan usaha di masa mendatang.
b. Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja
bruto (gross working capital).
Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan
untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja
akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva lancar
misalnya kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan.
c. Menurut Kasmir (2008 : 250) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan
mengemukakan bahwa modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk
melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja juga dapat diartikan
sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka
pendek, seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar
lainnya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja
merupakan jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan
untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan
maksud utama didirikannya perusahaan tersebut.
Sutrisno (2005:50) dalam bukunya Manajemen Keuangan mengemukakan bahwa
untuk menentukan besarnya modal kerja, biasanya digunakan beberapa metode yaitu :
(1) metode keterikatan dana dan (2) metode perputaran modal kerja. 1. Metode
Keterikatan Dana Menentukan besarnya modal kerja dengan metode ini perlu
mengetahui dua faktor yang mempengaruhinya yaitu : a) Periode terikatnya modal kerja
yaitu jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen
modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode terikatnya modal kerja akan
semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian sebaliknya.
Adapun rumus untuk mencari modal kerja menurut Sutrisno adalah sebagai berikut :

Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

Sumber : Sutrisno (2005)


[Date]

JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 5


Akurat|JurnalIlmiahAkuntansi -Vol.7No.3-Desember201 6|hlm.62- 79
ISSN 2086-4159

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
No Peneliti Judul Persamaaan Perbedaaan
1 Defia Pengaruh profitabilitas, - Profitabilitas - Pertumbuhan
Riasita likuiditas, pertumbuhan - Likuiditas aktiva
aktiva, struktur aktiva dan - Modal - Struktur aktiva
ukuran perusahaan - Ukuran
terhadap struktur modal perusahaan
pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2009 –
2013
2 Iin Analisis pengaruh - Likuiditas -
Syafrianti likuiditas terhadap modal - Modal kerja
kerja pada CV. Tecom
Technology Pasir
Pangairan

3 Tenie Pengaruh likuiditas, - Profitabilitas - Pertumbuhan


Yulianti leverage, pertumbuhan - Likuiditas penjualan
Putri penjualan, dan - Modal kerja
perputaran modal kerja
terhadap profitabilitas
(Studi Pada Perusahaan
Otomotif dan Komponen
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)
4 Bibi Zia Analisis pengaruh - Rentabilitas/Profi -
Respita likuiditas dan rentabilitas tabilitas
terhadap modal kerja - Likuiditas
pada CV. Adhi Wisma - Modal kerja

5 Yusuf A nexus beetween - Liquidity -


Aminu liquidity/profitability trade - Profitability
off for working capital - Working capital
management in
nigeria’smanufacturing
sector
Sumber : Jurnal penelitian yang dipublikasikan

2.5 Kerangka Pemikiran


Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya, tentunya akan menggunakan
modal kerja. Modal kerja ini diperoleh dari pemilik dan atau berasal dari kreditur sebagai
pinjaman / hutang. Dengan demikian, modal kerja ini dibangun oleh laba bersih yang
telah diperolehnya sebagai keuntungan (profitabilitas). Adapun dalam penggunaan modal
[Date]

kerja ini, diharuskan setiap perusahaan memiliki alat likuid yang cukup untuk memenuhi

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 6


Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Modal
Kerja (Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)|
Muhammad Satar, S.E., M.M., Tina Haelani., S.Ak.

aktivitas usahanya, sehingga dengan demikian alat likuid tersebut akan terukur sebagai
likuiditas perusahaan. Maka dengan demikian, modal kerja akan ditentukan oleh tingkat
profitabilitas serta tingkat likuiditas perusahaan sebagai tolok ukur kemampuannya.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iin Syafriati
Mahasiswa Universitas Pasir Pangairan, bahwa likuiditas berpengaruh terhadap modal
kerja. Kemudian peneltian yang dilakukan oleh Bibi Zia Respita Mahasiswa Universitas
Muhammadiyyah Surakarta bahwa likuiditas dan rentabilitas berpengaruh terhadap
modal kerja. Begitu pula Kasmir (2008 : 250) mengemukakan bahwa : “Modal kerja
merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal
kerja juga dapat diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau
aktiva jangka pendek, seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva
lancar lainnya”. Selanjutnya Syahyunan (2011:36) menyatakan bahwa :“Manajemen
modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva
lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan”. Kemudian Jumingan (2006 : 66)
menyatakan bahwa terdapat dua definisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yakni
sebagai berikut:
a. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan
ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini merupakan jumlah
aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi ini
bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang
lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi
kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang.
b. Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto
(gross working capital).
Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan
untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan
tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva lancar misalnya
kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan.
Kemudian hubungan antara profitabilitas dengan modal kerja, diungkapkan oleh
(Sartono, 2001) bahwa : “Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba relatif terhadap penjualan yang dimiliki, total aktiva maupun modal
sendiri. Demikian pula Husnan (2001) menyatakan bahwa : “Profitabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan,
aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha
untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki”.
Dari definisi serta pernyataan ahli tersebut diatas memperkuat adanya hubungan
antara profitabilitas dan likuiditas dengan modal kerja perusahaan.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat
bagan paradigma penelitiannya sebagai berikut :

Profitabilitas

Modal Kerja

Likuiditas
[Date]

Gambar 2.1
Paradigma Penelitian

JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 7


Akurat|JurnalIlmiahAkuntansi -Vol.7No.3-Desember201 6|hlm.62- 79
ISSN 2086-4159

2.6 Hipotesis
Hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Profitabilitas berpengaruh terhadap Modal Kerja pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.
2. Likuiditas berpengaruh terhadap Modal Kerja pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.
3. Profitabilitas dan Likuiditas berpengaruh terhadap Modal Kerja pada PT. Unilever
Indonesia, Tbk.

III Objek Dan Metode Penelitian


3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Modal
Kerja. Adapun variabel bebas (variabel independen) dalam penelitian ini adalah
Profitabilitas dan Likuiditas, sedangkan variabel terikat (variabel dependen) adalah Modal
Kerja .

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian dalam yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian studi empiris dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini menekankan pada data-data numerik
(angka).

3.2.1 Operasionalisasi variabel


Operasianalisasi variabel merupakan penarikan batasan yang lebih menjelaskan
suatu variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, yang digunakan untuk kuantifikasi
gejala atau variabel yang akan diteiliti. Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Skala


Variabel
Variabel bebas Rasio Profitabilitas ROA = Laba
(X1): Profitabilitas Bersih / Total
Profitabilitas merupakan rasio Aset
untuk menilai Rasio
kemampuan Kasmir (2008)
perusahaan
dalam mencari
keuntungan.

Kasmir (2008)
Variabel bebas Rasio likuiditas Likuiditas CR = Aktiva
(X2): (liquidity ratio) Lancar / Hutang
Likuiditas merupakan rasio Lancar
yang Rasio
menggambarkan Kasmir (2008 :
kemampuan 134)
perusahaan
dalam memenuhi
kewajiban (utang)
jangka pendek.
Artinya apabila
perusahaan
[Date]

ditagih,

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 8


Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Modal
Kerja (Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)|
Muhammad Satar, S.E., M.M., Tina Haelani., S.Ak.

perusahaan akan
mampu untuk
memenuhi utang
tersebut terutama
utang yang sudah
jatuh tempo

Kasmir (2008)
Variabel terikat Modal kerja Modal kerja Modal Kerja =
(Y): merupakan modal Aktiva Lancar –
Modal kerja yang digunakan Hutang Lancar Rasio
untuk melakukan
kegiatan operasi Sutrisno (2012 :
perusahaan. 242)
Modal kerja juga
dapat diartikan
sebagai investasi
yang ditanamkan
dalam aktiva
lancar atau aktiva
jangka pendek,
seperti kas, surat-
surat berharga,
piutang,
persediaan, dan
aktiva lancar
lainnya.

Kasmir (2008 :
250)

3.2.2 Populasi Dan Sampel


Sugiyono (2012:80) menyatakan bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari atas : objek/subjek yang menjadi kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu laporan keuangan tahunan PT.
Unilever Indonesia, Tbk. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012) bahwa: “purposive
sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria
tertentu. dalam metode ini sampel diambil dengan kriteria atau ciri-ciri khusus yang
memiliki hubungan erat dengan kriteria atau ciri-ciri populasi. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini yaitu laporan keuangan tahun 2009 sampai dengan 2015 atau selama 7
(tujuh) periode.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu:
1. Studi Kepustakaan (library research)
Yaitu pengumpulan data-data dari literature, sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan masalah, membaca, dan mempelajari buku-buku untuk
memperoleh data-data dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan
pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Modal Kerja.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
[Date]

pengumpul data, seperti data yang diperoleh lewat orang lain, lewat dokumen,

JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 9


Akurat|JurnalIlmiahAkuntansi -Vol.7No.3-Desember201 6|hlm.62- 79
ISSN 2086-4159

atau melaui media lainnya.Data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan
yang dipublikasi, yaitu neraca dan laporan laba rugi.

3.2.4 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi yang digunakan menjadi model Best
Linear Unbiased Estimator (BLUE). Sehingga model tersebut dapat digunakan untuk
keperluan estimasi serta mengurangi bias data. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi
uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
Penjelasan untuk uji asumsi klasik dijelaskan sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Metode yang digunakan adalah dengan melihat distribusi normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Menurut Ghozali
(2013:160) dalam bukunya Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21, mengungkapkan bahwa : “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
metode regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.
Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati
normal.
2. Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas terjadi jika ada hubungan linear yang sempurna atau hampir
sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi.
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas.
3. Uji Heteroskedastisitas.
Ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisisnya adalah jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan mengindikasi telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi timbul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari suatu observasi ke
observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah
dengan uji Durbin-Watson (DW).
Durbin-Watson, dengan hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : Tidak ada autokorelasi (r=0)
Ha : ada autokorelasi (r )

3.3 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis


3.3.1 Rancangan Analisis
Dalam memperoleh hasil penelitian, diperlukan adanya sebuah perancangan untuk
melakukan analisis pada data yang telah dikumpulkan. Adapun rancangan analisis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis linear regresi berganda digunakan peneliti, bila peneliti ingin mengetahui
keadaan naik turunnya variabel yang diteliti. Hal ini senada dengan pendapat
Sugiyono (2015:275) bahwa : “Analisis regresi berganda digunakan bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik/turunnya) variabel independen,
bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik
[Date]

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 10


Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Modal
Kerja (Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)|
Muhammad Satar, S.E., M.M., Tina Haelani., S.Ak.

turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel
independennya minimal 2”.
2. Analisis Koefisien Korelasi
Selanjutnya untuk menghitung nilai keeratan hubungan antar variabel, maka dihitung
koefisien korelasi baik korelasi secara parsial antara variabel X 1 dengan Y, X2
dengan Y maupun korelasi ganda antara variabel X1 dan X2 dengan Y.
3. Analisis Koefisien Determinasi
Setelah nilai koefisien korelasi diketahui, maka dilakukan uji koefisien determinasi.
Koefisien determinasi adalah untuk menghitung seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen yang dinyatakan dalam persen (%).
Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :
1. Jika Kd mendekati nol (0), maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat lemah.
2. Jika Kd mendekati satu (1), maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat kuat.

3.3.2 Pengujian Hipotesis


Uji t statistik digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh Profitabilitas dan
Likuiditas terhadap Modal Kerja, secara individu. Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan thitung dengan ttabel. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis
menurut sugiyono diringkas sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas Profitabilitas terhadap Modal
Kerja
Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh positif Profitabilitas terhadap Modal Kerja.
Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh positif Profitabilitas terhadap Modal Kerja.
b. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas Likuiditas terhadap variabel
terikat Modal Kerja
Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh positif Likuiditas terhadap Modal Kerja.
Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh positif Likuiditas terhadap Modal Kerja
c. Menentukan hipotesis silmultan variabel bebas Profitabilitas dan Likuiditas
secara bersama-sama terhadap Modal Kerja.
Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
Ho : β3 = 0 Tidak terdapat pengaruh positif antara Profitabilitas dan Likuiditas
terhadap Modal Kerja.
Ha : β3 ≠ 0 Terdapat pengaruh positif antara Profitabilitas dan Likuiditas
terhadap Modal Kerja.
d. Menentukan tingkat signifikan
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n-k-1, untuk menentukan ttabel
sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat yang
digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan
variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum
digunakan dalam status penelitian.
e. Menghitung nilai thitung
Untuk mencari nilai thitung maka pengujian tingkat signifikannya adalah
menggunakan program SPSS yang hasilnya dilihat pada tabel output hasil
perhitungan regresi.
f. Menghitung nilai Fhitung
Untuk mencari nilai Fhitung maka pengujian tingkat signifikannya adalah
menggunakan program SPSS yang hasilnya dilihat pada tabel uji Anovaa.
Kriteria pengujian dengan membandingkan F hitung dan Ftabel yaitu :
1. Jika Fhitung > Ftabel pada∝ = 5% untuk koefisien positif, maka H o ditolak dan Ha
diterima (berpengaruh)
2. Jika Fhitung < Ftabel pada∝ = 5% untuk koefisien negatif, maka H o ditolak dan Ha
[Date]

diterima (berpengaruh)
3. Jika nilai F – Sig <β 0,5 maka Ho ditolak.

JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 11


Akurat|JurnalIlmiahAkuntansi -Vol.7No.3-Desember201 6|hlm.62- 79
ISSN 2086-4159

Hasil analisis dan pengujian hipotesis, tingkat signifikannya adalah 5% (𝛼 = 0,05)


artinya jika hipotesis nol ditolak atau diterima dengan taraf kepercayaan 95%,
maka kemungkinan bahwa hasil penarikan dari kesimpulan mempunyai
kebenaran 95%, dan hal ini menunjukkan adanya pengaruh atau tidak adanya
pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan


4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 7 7 7
a,b Mean 40,2500 ,7429 -1,9886
Normal Parameters
Std. Deviation 1,80177 ,12672 1,19901
Absolute ,139 ,317 ,238
Most Extreme
Positive ,122 ,317 ,238
Differences
Negative -,139 -,232 -,174
Kolmogorov-Smirnov Z ,367 ,838 ,630
Asymp. Sig. (2-tailed) ,999 ,484 ,823
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil diatas maka terlihat pada tabel uji normalitas dengan
menggunakan uji kolmogorov smirnov dengan Asymp. Sig. (2-tailed) bahwa ketiga
variabel nilainya berada diatas 0,05 atau 5%. Dengan demikian semua data pada ketiga
variabel dinyatakan berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.2
Hasil Uji Tes Multikolinearitas
a
Coefficients
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
1 X1 ,996 1,004
X2 ,996 1,004
a. Dependent Variable: Y

Dari hasil output diatas dengan menggunakan besaran tolerance (a) dan variance
inflation factor (VIF) jika menggunakan alpha/tolerance = 10% maka VIF = 10. Dari hasil
output VIF dihitung dari kedua variabel adalah 1,004 < VIF = 10 (hasil yang didapat lebih
kecil dari nilai VIP) dan semua tolerance variabel bebas 0,996 = 99,6% diatas 10%, dapat
disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas
[Date]

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 12


Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Modal
Kerja (Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)|
Muhammad Satar, S.E., M.M., Tina Haelani., S.Ak.

Gambar 4.1
Hasil Scatterplot

Dari hasil output gambar scatterplot diatas, didapat titik menyebar di bawah serta
diatas titik nol serta di atas sumbu Y, dan tidak mempunyai pola yang teratur dan tidak
jelas. Maka dapat disimpulkan variabel bebas di atas tidak terjadi heteroskedastisitas
atau bersifat homoskedastisitas. Dari data diatas tidak beraturan maka tidak ada gejala
heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 ,932a ,868 ,802 ,53289 ,931
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 0,931, apabila
dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah N = 7 didapat nilai dU sebesar
1,896 (lihat tabel Durbin Watson pada lampiran). Karena nilai D-W (0,931) berarti
dU<DW<4-dU yaitu 4 dikurangi 1,896 hasilnya adalah sebesar 2,104, jadi 2,194 > 0,931
artinya nilai Durbin Watson (DW) lebih besar dari batas dU sehingga dapat dinyatakan
tidak terjadi autokorelasi.

4.2 Hasil Analisis


[Date]

1. Analisis Koefisien Korelasi

JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 13


Akurat|JurnalIlmiahAkuntansi -Vol.7No.3-Desember201 6|hlm.62- 79
ISSN 2086-4159

a. Koefisien Korelasi Parsial


Berikut adalah hasil perhitungan koefisien korelasi Product Moment dengan
menggunakan software SPSS Versi 20 :

Tabel 4.4
Hasil Analisis Korelasi Parsial
Correlations
X1 X2 Y
Pearson Correlation 1 ,062 ,098
X1 Sig. (2-tailed) ,894 ,834
N 7 7 7
Pearson Correlation ,062 1 ,931**
X2 Sig. (2-tailed) ,894 ,002
N 7 7 7
**
Pearson Correlation ,098 ,931 1
Y Sig. (2-tailed) ,834 ,002
N 7 7 7
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. Koefisien Korelasi Ganda


Berikut adalah hasil perhitungan koefisien korelasi gandadengan menggunakan
software SPSS Versi 20 :

Tabel 4.5
Hasil Analisis Korelasi Ganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,932a ,868 ,802 ,53289
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Adapun tabel korelasi sebagai pedoman dalam menentukan kuat tidaknya


korelasi antar variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6
Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2012)

Dilihat dari dua tabel perhitungan korelasi diatas, menunjukkan bahwa :


a. Korelasi antara Profitabilitas dengan Modal Kerja secara parsial adalah sebesar
0,098. Berdasarkan tabel kriteria korelasi, termasuk pada nilai korelasi antara
0,00-0,199 mempunyai hubungan yang sangat rendah. Karena hasilnya positif,
[Date]

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 14


Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Modal
Kerja (Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)|
Muhammad Satar, S.E., M.M., Tina Haelani., S.Ak.

maka dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan Profitabilitas akan diikuti oleh
penurunan Modal Kerja.
b. Korelasi antara Likuiditas dengan Modal Kerja secara parsial adalah sebesar
0,931. Berdasarkan tabel kriteria korelasi, termasuk pada nilai korelasi antara
0,80 – 1,000 mempunyai hubungan yang sangat kuat. Karena hasilnya positif,
maka dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan Likuiditas akan diikuti oleh
kenaikan Modal Kerja.
c. Korelasi antara Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Modal Kerja adalah sebesar
0,932. Berdasarkan tabel kriteria korelasi, termasuk pada nilai korelasi antara
0,80-1,000 mempunyai hubungan yang sangat kuat. Karena nilainya positif,
maka dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan Profitabilitas dan Likuiditas akan
diikuti oleh kenaikan Modal Kerja.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -9,594 4,961 -1,934 ,125
1 X1 ,027 ,121 ,040 ,222 ,835
X2 8,785 1,720 ,928 5,107 ,007
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diatas, jadi didapat persamaan sebagai berikut:

Y = -9,594 + 0,027X₁ + 8,785X₂

Keterangan :
a. Konstanta dengan nilai -9,594 menunjukkan bahwa apabila terdapat variabel
independen (X1 dan X2 = 0), maka Modal Kerjanya adalah sebesar -9,594.
b. b₁ sebesar 0,027 hasilnya positif, ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan
Profitabilitas sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan Modal Kerja sebesar
0,027 dengan asumsi variabel lain tetap.
c. b₂ sebesar 8,785 hasilnya positif, ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan
Likuiditas sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan Modal Kerja sebesar 8,785
dengan asumsi variabel lain tetap.

3. Analisis Uji Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Modal Kerja


a. Pengaruh Profitabilitas (X1) terhadap Modal Kerja (Y)
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa t-hitung untuk Profitabilitas
adalah 0,222, pada t tabel dengan dk 5 (n-2 = 7-2) dan taraf signifikan 0,05
diperoleh 2,531 karena t-hitung < t-tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Dengan demikian keputusan yang diambil bahwa Profitabilitas (X 1) secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap Modal Kerja (Y). Pada kolom sig.diatas
dapat dilihat nilai signifikansi uji-f sebesar 0,835 lebih besar dari 0,05 maka
keputusan yang diambil dengan tingkat signifikansinya bahwa Profitabilitas (X 1)
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Modal Kerja (Y).

b. Pengaruh Likuiditas (X2) terhadap Modal Kerja (Y)


[Date]

JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 15


Akurat|JurnalIlmiahAkuntansi -Vol.7No.3-Desember201 6|hlm.62- 79
ISSN 2086-4159

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa thitung untuk Likuiditas adalah
5,107, pada t tabel dengan dk 5 (n-2 = 7-2) dan taraf signifikan 0,05 diperoleh
2,531 karena t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian keputusan yang diambil bahwa Likuiditas (X2) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Modal Kerja (Y). Pada kolom sig.diatas dapat
dilihat nilai signifikansi uji-t sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05 maka keputusan
yang diambil dengan tingkat signifikansinya bahwa Profitabilitas (X 1) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap Modal Kerja (Y).

c. Pengaruh secara simultan Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Modal Kerja

Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R-Square)

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,932a ,868 ,802 ,53289
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Dari tabel diatas, diketahui nilai R Square sebesar 0,868. Nilai R Square
menunjukkan nilai koefisien determinasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai KD
= 0,868 (86,8%). Artinya, Modal Kerja dipengaruhi oleh Profitabilitas dan
Likuiditas sebesar 86,8%.
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh tersebut, berikut adalah
pengujian dengan menggunakan software SPSS versi 20 :

Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji F
Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y

ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 7,490 2 3,745 13,187 ,017b
1 Residual 1,136 4 ,284
Total 8,626 6
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1

Pengambilan Keputusan :
Jika f hitung < f tabel atau probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
Jika f hitung > f tabel atau probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.

Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai F-hitung adalah 13,187, sedangkan
F-tabel dapat diperoleh dengan tabel F derajat bebas yaitu residual 4 dan regresi 2
dengan taraf signifikan 0,05, sehingga diperoleh F-tabel 6,94 karena F-hitung
(13,187) > F-tabel (6,94), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya kedua variabel
bebas yang terdiri dari Profitabilitas (X1) dan Likuiditas (X₂) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Modal Kerja (Y). Dari tabel ANOVA a diatas dapat
dilihat nilai signifikansi uji-f sebesar 0,017 lebih kecil dari 0,05 maka keputusan yang
diambil dengan tingkat signifikansinya bahwa Profitabilitas (X 1) dan Likuiditas (X₂)
[Date]

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Modal Kerja (Y).

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 16


Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Modal
Kerja (Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)|
Muhammad Satar, S.E., M.M., Tina Haelani., S.Ak.

V. Simpulan dan Saran


5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai berikut:
1. Profitabilitas secara parsial memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Modal
Kerja yaitu hasil t hitung lebih kecil dari t-tabel, sehingga keputusan yang diambil
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak artinya Modal Kerja dapat ditentukan oleh
Profitabilitas pada PT. Unilever Indonesia,Tbk. Walaupun kecil pengaruhnya serta
tidak signifikan, tetapi memiliki regresi serta berkorelasi positif.
2. Likuiditas secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Modal Kerja,
yaitu t hitung lebih besar dari t-tabel, sehingga keputusan yang diambil bahwa Ho
diterima dan Ha ditolak artinya Modal Kerja dapat ditentukan oleh Likuiditas padaPT.
Unilever Indonesia,Tbk. Hal ini didukung pula oleh hasil regresi serta korelasi yang
positif.
3. Profitabilitas dan Likuiditas secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Modal Kerja yaitu f-hitung lebih besar dari f-tabel, sehingga keputusan yang
diambil bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya Modal Kerja secara bersama-sama
dapat ditentukan oleh Profitabilitas dan Likuiditas padaPT. Unilever Indonesia,Tbk.
Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Modal Kerjaditunjukkan pula oleh
hasil perhitungan manual serta hasil uji analisis Koefisien Determinasi (R-Square)
yaitu sebesar 0,868 atau sebesar 86,8% dan sisanya yang merupakan variabel lain
yang turut mempengaruhi Modal Kerja tetapi tidak diteliti ditunjukkan oleh nilai
epsilon (Ԑ) sebesar 0,132 atau sebesar 13,2% (1 - R-Square). Adapun faktor lain
tersebut diantaranya adalah piutang tak tertagih, perputaran aktiva, laba/rugi
operasional, arus kas dan lain sebagainya.

5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
direkomendasikan saran-saran sebagai berikut :
1. Profitabilitas berpengaruh terhadap Modal Kerja pada PT. Unilever Indonesia,Tbk.
Walupun tidak signifikan, namun memiliki regresi serta berkorelasi positif. Dengan
demiikian pihak manajemen harus menjaga agar Profitabilitas lebih diperhatikan
serta ditingkatkan dalam setiap periodenya, sebab apabila profitabilitas naik, maka
modal kerjanya pun akan mengalami kenaikan.
2. Likuiditas berpengaruh terhadap Modal Kerja pada PT. Unilever Indonesia,Tbk.
Karena pengaruhnya signifikan, maka dengan demikian pihak perusahaan harus
mampu meningkatkan Likuiditas sebab hasil uji regresi dan uji analisis korelasi pun
hasilnya positif, yaitu apabila likuiditas naik maka modal kerja pun akan mengalami
kenaikan.
3. Secara simultan Profitabilitas dan Likuiditas berpengaruh terhadap Modal Kerja
pada PT. Unilever Indonesia,Tbk., apalagi besar pengaruhnya (86,8%) serta
signifikan. Dengan demikian, agar pihak manajemen lebih menjaga serta
mengoptimalkan Profitabilitas dan Likuiditas perusahaan, sebab hal ini yang
menentukan naik turunnya Modal Kerja perusahaan, apalagi bedasarkan hasil uji
analisis regresi dan analisis korelasi memiliki hubungan yang sangat kuat dan
positif, yaitu jika Profitabilitas dan Likuiditas naik secara bersama-sama, maka akan
menentukan naiknya modal kerja.
[Date]

JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 17


Akurat|JurnalIlmiahAkuntansi -Vol.7No.3-Desember201 6|hlm.62- 79
ISSN 2086-4159

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian.Jakarta : Rineka Cipta


Ardiyos. 2004.Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.
Abdul Halim, 2007, Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah,. Salemba
Empat, Jakarta.
Bambang, Riyanto. (1997). Dasar-Dasar Pembelanjaan_Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta
Bastian Indra. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta. Salemba Empat.
Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison Jr. 2007. Akuntansi Jilid Satu, edisi. Tujuh.
Jakarta : Erlangga.
Dwi Prastowo dan Rifka Julianti. 2002. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan.
Aplikasi. Cetakan Kedua.
Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: Alfabeta.
Fraser, Lyn.M. And Ormiston, Ailen. 2004. Memahami Laporan Keuangan, Alih Bahasa,
Sam Setyautama. Jakarta: PT.Indeks.
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS. 21. Edisi
7, Penerbit Universitas Diponegoro
Husein, Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Helfert, Erich A. 2000, Technics of Financial Analysis : A Guide to Value Creation, 10th
Edition, Singapore : McGraw-Hill Book Co.
Hery.(2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Irawati, Susan, 2006, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung.
Jhon. J, K. R. Subramanyam, 2010, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Salemba
empat
Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, PT Bumi Aksara.
Kasmir. 2008.Pengantar Manajemen Keuangan.Yogyakarta : Delta buku.
Lili M. Sadeli, (2006), Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Satu, Cetakan Ketiga, Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Maria, Elvy Manurung. 2011. Akuntansi Dasar Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya.Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Munawir.2010.Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta:Liberty.
Moh Nazir, 2011. Metode Penelitian. Cetakan 6. Bogor: Penerbit Ghalia.
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi
Suad, Husnan. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga.
Yogyakarta : UPP AMP
Sofyan Syafri Harahap.2008.Teori Akuntansi.Depok : Rajawali Pers.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian .Bandung: Alfabeta.
[Date]

Walter T Harrison JR. 2007. “Akuntansi” Jilid satu.

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 18


Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Modal
Kerja (Studi Empiris Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)|
Muhammad Satar, S.E., M.M., Tina Haelani., S.Ak.

Warren. 2008. Pengantar Akuntansi (Accounting). Bandung : Alfabeta.

[Date]

JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi UNIBBA 19

Anda mungkin juga menyukai