Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Kelompok 2 - Makalah Permainan Tradisional Indonesia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Permainan Tradisional Indonesia


(Permainan Enggrang Kayu)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Jasmani dan
Olahraga

Dosen Pengampu:
Irfan Abdurahman, M.Pd

Oleh:
Dede Andri Rifa’i 60403070119002
Amalia Silfiyani 60403070119036
Millati Hanifah 60403070119044
Fajar Bahtiar 60403070119030
Rosi Rahmawati 60403070119014
Siti Andini Priantini 60403070119018
Yuanita F Lajuardy 60403070119054

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


BINA MUTIARA SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’alamin

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat diberi kesempatan untuk bisa menyelesaikan tugas
makalah kami yang berjudul “Permainan Tradisional Indonesia (Permainan
Enggrang Kayu) “.

Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan mampu menyiapkan
pembelajaran yang berkualitas serta mampu menambah pengalaman bagi para
pembaca, selain itu juga memberikan manfaat serta inspirasi, untuk melakukan hal
yang besar. Dalam mewujudkan generasi yang memiliki kompetensi dan
berakhlak mulia.

Adapun makalah ini saya susun berdasarkan rujukan jurnal yang telah bapak
berikan. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Permainan Tradisional
Indonesia(Permainan Enggrang Kayu) adapun kemampuan saya dalam penulisan
makalah ini telah dikerahkan namun tentunya segala kekurangan akan tampak
masih terlihat.

Oleh karena itu kami mohon maaf atas segala kekurangannya, Kritik dan saran
untuk perbaikan makalah ini sangat selalu ditunggu dan diharapkan. Demi
penyusunan makalah selanjutnya yang insyaAllah akan jauh lebih baik lagi. Tak
lupa kepada semua pihak khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah
pendidikan jasmani dan olahraga saya mengucapkan terima kasih, saya hanya bisa
balas dengan do’a Jazaakumullah ahsanal Jazaa’. Demikian Terima kasih.

Sukabumi, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................
i

DAFTAR ISI....................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
2
C. Tujuan Makalah....................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian permainan tradisional..........................................................


3.............................................................................................................
B. Tujuan permainan tradisional...............................................................
3
C. Manfaat permainan tradisional............................................................
4
D. Ciri-ciri permainan tradisional..............................................................
6
E. Permainan tradisional egrang................................................................
7
F. Pengaruh permainan tradisonal egrang bambu terhadap anak..............
11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................
17

ii
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
iii

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara berstruktur dan
logis bertujuan membina dan membangun seseorang menjadi seorang yang
lebih dewasa agar dapat mengambil keputusan dengan bijaksana dan
berimbas pada kebutuhan akan pendidikan dalam kehidupan di masyarakat
.(Taufik, 2019) Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan berusaha
mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas jasmani agar bisa
memberikan dampak yang baik untuk kesehatan, pertumbuhan dan
perkembangan manusia Indonesia. Penjas lebih lanjut (Ginanjar, 2018)
menjelaskan juga bahwa “Di dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani siswa sering kali merasa bosan dengan pembelajaran yang itu-itu
saja. Siswa lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran pendidikan
jasmani yang berbentuk permainan atau game“. Kemalasan siswa dalam
olahraga bisa terjadi karena adanya kejenuhan yang terjadi maka perlu ada
beberapa terobosan untuk mengangakat motivasi siswa, Maka untuk
mengatasi itu permainan tradisional dianggap bisa mengatasi masalah
tersebut.
Pembelajaran penjas disekolah terkadang biasanya hanya langsung
mengajarkan materi tanpa di berikan rangsangan oleh guru usebagai
bentuk untuk meningkatkan motivasi belajar. Sehingga siswa masih belum
menemukan kesenangan didalam pembelajaran tersebut, terlebih lagi jika
materi tersebut sulit dan tidak disukai siswa. Permainan tradisional
merupakan permainan beragam mulai dari jenis, manfaat dan tujuan,
namun kesemuannya mengandung unsur bermain yang menyenangkan
yang bisa menjadi alat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pendidikan jasmani. Dengan demikian jika menyisipkan beberapa
permainan tradisional pada pembelajaran penjas akan membantu motivasi
belajar siswa menjadi lebih baik terutama motivasi belajar penjas

1
umumnya pada materi pelajaran yang lainnya. Tingkat motivasi belajar
merupakan faktor yang sangat penting bagi siswa sehingga perlu di kontrol
keadaanya, dijaga, dan ditingkatkan apabila masih rendah (Dicky Oktora
Mudzakir,2020).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian permainan tradisional?
2. Apa tujuan permainan tradisional?
3. Bagaimana manfaat permainan tradisional?
4. Bagaimana ciri-ciri permainan tradisional?
5. Apa itu permainan tradisional egrang?
6. Bagaimana pengaruh permainan tradisonal egrang bambu terhadap
anak?
C. Tujuan Makalah
G. Mengetahui pengertian permainan tradisional.
H. Mengetahui tujuan permainan tradisional.
I. Mengetahui manfaat permainan tradisional.
J. Mengetahui ciri-ciri permainan tradisional.
K. Mengetahui permainan tradisional egrang.
L. Mengetahui pengaruh permainan tradisonal egrang bambu terhadap
anak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Permainan Tradisional


Hurlock dalam Suyadi mendefinisikan permainan sebagai
aktivitasaktivitas untuk memperoleh kesenangan. Menurut Desmita
permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada
masa kanak-kanak. Hartati berpendapat bahwa permainan membawa
dampak perkembangan yang baik dan tenang bagi interaksi diantara anak-
anak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
dari permainan adalah aktivitas yang tujuannya memperoleh kesenangan
yang di lakukan oleh sekelompok anak, yang didalamnya terdapat
peraturan-peraturan yang harus dijalani serta disepakati dan mendorong
terjadinya interaksi antara anak. Adapun pengertian dari permainan
tradisional itu sendiri, menurut Dharma mulya mengatakan bahwa,
pemainan tradisional merupakan unsur-unsur kebudayaan yang memberi
pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan
kehidupan sosial anak dikemudian hari. Menurut Wahyuningsih
permainan tradisional adalah permainan yang dilakukan oleh masyarakat
secara turun temurun dan merupakan hasil dari penggalian budaya lokal
yang didalamnya banyak terkandung nilai-nilai pendidikan dan nilai
budaya, serta menyenangkan hati yang memainkannya
Permainan tradisional yang lebih dikenal sebagai permainan
rakyat, merupakan kegiatan rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk
menghibur, tetapi juga sebagai alat untuk memelihara dan menjalin agar
hubungan sosial semakin erat diantara rakyat/masyarakat. Pada saat ini
permainan tradisional sudah ditinggalkan oleh masyarakat /anak-anak dan
mereka banyak yang beralih ke pada permainan modern seperti play
station, game online, vidio game dan lain-lain.

B. Tujuan Permainan Tradisional

3
Tujuan permainan pada umumnya adalah sebagai sarana bagi anak untuk
bereksperimen atau melakukan berbagai percobaan sederhana sehingga
mendapatkan pengetahuan atau pengalaman baru dan sebagai sarana
melatih anak beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan. Adapun
tujuan dari permainan tradisional ini adalah agar memfasilitasi anak untuk
dapat memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar secara
bijaksana. Dengan itu anak bisa kreatif untuk berkreasi membuat sendiri
alat permainannya sendiri.
C. Manfaat Permainan Tradisional
1. Belajar Sportifitas
Dengan bermain permainan tradisional anak akan mempunyai
sportifitas. Anak akan banyak belajar nilai sportif. Karena ia akan
melakukan sosialisasi terhadap teman dan terhadap lingkungan.
Misalnya dalam sportifitas ini seperti anak yang bermain kuda, ketika
mereka bermain lomba naik kuda secara otomatis mereka akan
menangdan ada yang kalah. Menerima kekalahan dari permainan
merupakan sikap sportifitas yang dipelajari pada saat bermain.
2. Melatih Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik akan terlatih sejak dini jika melakukan permainan
tradisional. Contoh permainan ini diantaranya adalah permainan
lompat tali, lompat tali memiliki banyak gerakan dimana hal itu akan
membantu otot-otot dalam bekerja, sehingga menjadi lebih sehat.
3. Mengasah Kecerdasan
Pada saat bermain permainan teradisional seperti bermain klereng
akan membantu mereka melatih kecerdasannya, seperti bagaimana
harus mengatur dan anak agar mau berpikir dan mengatur strategi.
4. Sosialisasi lebih Banyak
Anak yang melakukan permainan teradisional tidaklah sendirian, tentu
anak membutuhkan teman untuk bermain, hal ini akan mengajarkan
pada anak untuk bersosialisasi dengan baik. Bagaimana cara
mengajak main teman, meminta maaf ketika salah, memberi
penghargaan ketika ada yang menang, dan tidak marah ketika kalah,

4
jadi sosialisasi memang penting, manfaat sosialisasi dengan orang lain
dapat diperoleh dari bermain permainan tradisional ini salahsatunya.
5. Anak Lebih Kreatif
Seorang anak menjadi lebih kreatif, ketika anak bermain permainan
tradisional seperti bermain layangan atau pesawat-pesawatan secara
otomatis akan mengasah kekreativan mereka bagaimana caranya agar
pesawat bisa terbang dan lay8angan biasa terbang serta bisa menjadi
bagus, permainan lain seperti halnya anak akan menggambar bersama
dalam artian melukis sesuka hati mereka.
6. Mampu Bekerja Sama
Adakalanya permaianan tradisional membutuhkan kerjasama, hal ini
tentu sangat dibutuhkan untuk anak belajar mengenai masa depan
karena dimasa di masa esok anak sangat membutuhkan kerja sama.
7. Belajar Mengelola Emosi
Pada saat anak bermainseorang anak tentu akan mengutarakan
emosinya, seperti berteriak, bergerak, melompat, tertawa dan
menangis.
8. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Seorang anak membutukan rasa percaya diri untuk bekerja di masa
depan. Seorang anak dengn melakukan permainan tradisional otomatis
mengatur anak untuk melatih berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
orang lain. Dengan demikian ia akan mampu untuk mengutarakan
emosinya, bekerja sama meminta tolong atau hal lainnya.
9. Anak akan Saling Menghargai
Seorang anak akan belajar bagaimana caranya menghargai prestasi
orang lain. Seperti halnya dalam bermain seorang anak akan
menghargai ketika ada teman yg menang, tidak iri ataupun tidak benci
karena semua itu adalah permaian jadi pastilah ada yang menang dan
ada yg kalah. Tentu ini tidak dapat sadar dengan sendirinya tetap
membutuhkan bantuan orang tua untuk mengarahkan dan mengatakan
pada anak mengenai hal itu.
10. Bersikap Demokratis

5
Seorang anak akan memiliki sifat demokratis. Permainan tentu ada
ketenuan yang dibuatnya bersama, permainan yang dibuat bersama ini
harus disepakati bersama. Sebelum kesepakatan pasti adalah
perundingan-perundingan yang dilakukan. Tentu hal itu banyak
mengajarkan pada anak mengenai arti demokratis itu sendiri.
11. Anak Lebih Aktif
Permainan tradisional tentu lebih menuntut anak untuk lebih aktif,
aktif dalam bermain, aktif dalam bertanya, aktif dalam melakukan
eksplrorasi dengan lingkungannya.
12. Mengajarkan Tanggung Jawab
Permainan tradisional akan membantu anak untuk belajar tanggung
jawab, ketika seorang sedang bermain tentu akan menggunakan
barang-barang permainannya seperti masak-masakan, untuk itu anak
akan merapihkannya ketika setelah selesai.

D. Ciri-ciri Permainan Tradisional


1. Sederhana
Ciri pertama yaitu sederhana. Permainan tradisional terbuat dari bahan
sederhana dan mudah di dapat.Mulai dari potongan kayu, kaleng bekas,
batu, hingga bambu bisa digunakan sebagai mainan tradisonal.
Contohnya dalam permainan eggrang. Kita hanya memerlukan
beberapa potongan kayu, bambu, paku, untuk membuatnya.Nah, ketika
bahan baku sudah didapatkan, kita tinggal merakitnya dengan penuh
kreativitas.
2. Ciri kedua adalah bersifat komunal yaitu, permainan tradisional bisa
dimainkan lebih dari satu orang atau berkelompok. Contohnya,
permainan lompat karet tentu tidak bisa dimainkan satu orang, minimal
diperlukan empat orang agar permainan menjadi menarik.
Begitu pun saat bermain congklak, diperlukan dua orang untuk
memainkannya. Nah, karena terdiri atas beberapa pemain, maka akan
terjadi interaksi di antara pemain. Pemain menjadi saling akrab dan
bertanding dengan sportif.
3. Memiliki Nilai-nilai Kebaikan
Permainan tradisional juga mengandung banyak nilai-nilai kebaikan
seperti kejujuran, tanggung jawab, sikap lapang dada, disiplin,

6
solidaritas, berpikir cepat dalam mengambil keputusan, ketangkasan,
dan taaat pada aturan. Pada saat permainan dimulai, setiap pemain akan
saling berinteraksi dan berkompetisi untuk menjadi pemenang.
E. Permainan Tradisional Egrang
Permainan egrang merupakan permainan tradisional yang sudah
dimainkan oleh masyarakat zaman dulu. Di samping itu engrang ini juga
dimainkan dalam bentuk pertandingan dan pertunjukan dari suatu daerah
atau di negara tertentu dimana permainan tersebut memiliki makna yang
tersendiri yang diturunkan secara turun temurun oleh nenek moyang dari
satu suku atau budaya. Budaya bermain disetiap daerah, suku/ras, budaya
dan tradisional merupakan suatu kegiatan yang didasari oleh latar belakang
sejarah , budaya dari nenek moyang dan leluhur tersebut. Hal ini
kegiatankegiatan bermain tersebut melahirkan suatu makna dan arti
budaya itu sendiri. Suatu budaya bermain itu dapat menggambarkan,
mencerminkan dan mengartikan karakter suatu daerah/negara tertentu.
Istilah Egrang disebut di Tanah Sunda adalah Jajangkungan, asal
kata Jajangkungan yang artinya tinggi jadi jajangkungan yaitu membuat
jadi tinggi (Alif, 2003). Dimana permainan yang menggunakan dua bilah
bambu yang kemudian disambungkan memakai bilah pendek kearah
horizontal untuk pijakan. Ketinggian pijakan bisa buat sesuai dengan
kemampuan anak. Permainan ini membutuhkan keseimbangan yang sangat
tinggi. Karena pengoperasiannya seperti layaknya orang berjalan.
Permainan ini juga disebut permainan orang dewasa karena permainan ini
dulunya digunakan untuk transportasi ke Mesjid. Tapi biasanya anak juga
menggunakannya tapi sesuai dengan tinggi anak. Dalam permainan egrang
ini sering dilombakan seperti lomba lari mulai dari star sampai finish
dengan jarak 100-200 meter. Di samping itu juga permainan ini dijadikan
permainan saling menjatuhkan dengan menendang kaki – kaki si lawan hal
ini menjadi menarik dan siapa yang jatuh itu adalah yang kalah. Di
lingkungan anak – anak biasanya yang disebut jago apabila si anak bisa
mencapai yang paling tinggi diantara anak – anak lainnya.

7
Gambaran Umum Mengenai Permainan Egrang

Egrang merupakan permainan tradisional yang menggunakan sepasang


bamboo yang memiliki ukuran yang sama dengan kira-kira 1,5 meter kemudian
permainannya dilakukan secara berlari atau berjalan. Biasanya anak-anak yang
bermain egrang berlari menggunakan garis awal dan berlari ke garis akhir dan
yang duluan sampai garis akhir akan menjadi pemenang. Egrang terbuat dari
dua batang bambu dengan diameter seukuran lengan orang dewasa yang relatif
lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing berkisar 1,5 – 3 meter,
salah satu pangkal atau ujung bambu (lebih kurang 20 - 30 cm dari salah satu
pangkal bambu) dilubangi untuk memasukan potongan bambu yang berukuran
lebar 20 cm sebagai tempat menginjakan kaki. Ikat atau paku pada bagian
potongan bambu dan lobang, pastikan sambungan kuat untuk dinaiki.

Permainan egrang merupakan permainan ketangkasan dimana


permainan ini mengajarkan bagaimana menjaga keseimbangan seperti
layaknya berjalan. Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak-anak
dilapangan besar dengan tujuan supaya bisa berlari sepuasnya dan lebih leluasa
pada saat bermainnya. Hal ini permainan egrang adalah permainan adu
kecepatan yang pola bermainnya berlari ke salah saatu sisi menuju sisi yang
lainnya kemudian kembali ke sisi awal.

- Alat Bahan Untuk Pembuatan Egrang

8
 Mula-mula bambu dipotong menjadi dua bagian yang panjangnya
masing-masing sekitar 2½-3 meter.
 Setelah itu, dipotong lagi bambu yang lain menjadi dua bagian
dengan ukuranmasing-masing sekitar 20cm untuk dijadikan
pijakan kaki.
 Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran panjang
dilubangi untuk memasukkan bambu yangberukuran pendek.
 Setelah bambu untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut
siap untuk digunakan.
- Cara Memainkan Egrang
Apabila bermain Egrang ini hanya bertujuan untuk mengadu kecepatan,
maka diawali dengan 3 anak atau lebih dari garis start. Jika sudah ada aba-
aba mulai maka para pemain akan berlari dengan menggunakan Egrang
tersebut. Pemain yang lebih dulu sampai ke garis finish maka itulah yang
di jadikan sebagai pemenangnya.
Permainan Egrang ini juga membutuhkan kerjakeras, keuletan,
dan sportifitas. Para pemain bekerja keras untuk mengalahkanlawan
mereka. Membutuhkan keuletan dan ketekunan dalam proses pembuatan
Egrangini agar dapat seimbang ketika digunakan. Sikap sportifitas yang
dimiliki olehseorang pemain saat bermain yaitu tidak berbuat curang dan
mau menerima kekalahan. Permainan egrang ini sering dilombakan seperti
lomba lari mulai dari star sampai finish dengan jarak 100-200 meter. Di
samping itu juga permainan ini dijadikan permainan saling menjatuhkan
dengan menendang kaki – kaki si lawan hal ini menjadi menarik dan siapa
yang jatuh itu adalah yang kalah. Di lingkungan anak – anak biasanya
yang disebut jago apabila si anak bisa mencapai yang paling tinggi
diantara anak – anak lainnya.
- Permainan Egrang di Berbagai Negara
Nilai budaya yang terkandung dalam permainan ini adalah kerja keras,
keuletan, keseimbangan dan sportivitas. Permainan egrang ini biasanya
diperlombakan untuk memeriahkan acara peringatan Hut Kemerdekaan
suatu daerah dan negara, seperti di Indonesia biasanya enggrang ini

9
dimaikan waktu acara kemerdekaan atau festival-festival budaya. Di
bawah ini merupakan jenis permainan egrang dan makna budaya dari tiga
negara yang berbeda, meliputi:
1) Permainan Egrang di Indonesia
Permainan egrang sudah tersebar di mana-mana, namun menggunakan
nama yang berbeda – beda. Egrang yang telah dimainkan sejak turun
temurun dari zaman nenek moyang, biasanya terbuat dari bahan
bambu. Egrang yang dalam bahasa Sunda disebut “jajangkungan”
yang diartikan tinggi – tinggian, mainan yang disebut main tinggi –
tinggian. Sedangkan di daerah Sulawesi Tengah, egrang dinamakan
Tilako yang berarti alat yang dipakai untuk melangkah atau berjalan.
2) Permainan Egrang di Belgia
Selain di Indonesia, egrang juga terdapat di belahan mancanegara. Di
Belgia, egrang dijadikan mainan untuk bertarung antar dua kelompok
yang saling menjatuhkan. Menurut legenda Belgia, pada abad ke 14
seorang raja yang sangat mulia yaitu John dari Flanders, kemudian
menjadi maharaja di negara Namur. Orang terkemuka tersebut
memohon kepada masyarakat untuk tidak menggunakan alas kaki,
menunggang kuda, dan naik perahu atau kereta. Awalnya orang –
orang kota tidak menyukainya dengan sejumlah egrang yang muncul.
3) Permainan Egrang di Nigeria
Lain halnya pada tradisi egrang yang terdapat di Nigeria. Dalam
legenda Tuhan Moko yang berasal dari Kongo dan Nigeria. Dari orang
Nuapa. Moko, dalam pengertian tradisionalnya, adalah Tuhan. Dia
sangat menjaga kampung atau desanya dan dia sangat tinggi sekali.
Dia dapat meramal bahaya dan iblis. Namanya Moko, di
menggambarkan laki – laki tinggi di atas egrang dan akan melakukan
aksinya yang tidak dapat dijelaskan dari mata manusia. Moko sangat
tersentuh dihati orang Africa dan kaum penjajah berjalan dijalan
Trinidat dalam perayaan untuk perdamaian, carnaval.
Tradisi-tradisi egrang dari berbagai negara yang didapat
memberikan cerita beragam baik di daerah daerah atau mancanegara.

10
Hal ini menjadi mainan menghibur diri yang menarik dan mainan yang
berusur ketangkasan. Mainan ini cenderung menarik perhatian karena
ketinggiannya yang menbuat atraksiatraksi di arak-arakan pada acara –
acara tahunan. Sampai sekarang egrang sudah jarang dan bahkan
hampir tak ada lagi. Di lingkungan masyarakat sekarang sudah jarang
ditemukan mainan egrang.
F. Pengaruh Permainan Tradisional Egrang Bambu Terhadap Anak
Menurut Irfan (2012) keseimbangan adalah kemampuan tubuh
untuk menjaga body mass center (BMC) dan center of gravity (COG)
terhadap based of support (BOS) atau perubahan base of support (BOS)
selama tegak dan melakukan aktifitas (Berg & Dahlia 2002).
Keseimbangan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu statis dan dinamis.
Keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh dalam mempertahankan
posisi dimana center of gravity (COG) dalam keadaan diam, tidak
bergerak. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan tubuh untuk
mempertahankan posisi dimana center of gravity (COG) selalu berubah
dan bergerak (Abrahamova & Hlavacka, 2008). Keseimbangan merupakan
integrasi yang kompleks dari sistem somatosensorik (propioceptive,
vestibular dan visual) dan motorik
(musculosceletal, otot, sendi jaringan lunak) yang keseluruhan kerjanya
diatur oleh otak terhadap respon internal dan eksternal tubuh, sehingga
tubuh akan mengalami imbalance apabila salah satu dari sistem mengalami
gangguan. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu
center of gravity (COG), body mass dan mass Bagian otak yang mengatur
meliputi, bangsal ganglia, cerebellum, area asosiasi (Batson, 2009).
Keseimbangan tubuh yang stabil dapat diperoleh dengan berbagai latihan
yang sebaiknya diberikan sejak usia 0-6 tahun atau masa emas dimana
terjadi proses tumbuh kembang yang pesat dan anak mulai peka terhadap
stimulasi sehingga perkembangan anak harus dioptimalkan (Sukamti,
2003) misalnya melalui permainan tradisional egrang tempurung kelapa.
Saat bermain egrang tempurung kelapa akan terjadi kontraksi otot
terutama ekstermitas bawah dan perut sehingga terjadi peningkatan otot,

11
dengan begitu permainan tradisional egrang tempurung kelapa dapat
dijadikan sebagai program latihan keseimbangan. Pada anak usia Taman
Kanak-kanak telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang sehingga
memungkinkan mereka untuk melakukan berbagai keterampilan, dan letak
gravitasi semakin berada di bagian bawah tubuh sehingga keseimbangan
ada pada tungkai bawah (Rismayhanti , 2012). Salah satu jenis permainan
yang dapat dijadikan sebagai program latihan keseimbangan pada anak
usia dini adalah permainan tradisional egrang tempurung kelapa. Kata
egrang memiliki makna yaitu alat yang digunakan untuk bermain egrang -
egrangan. Sesuai namanya, permainan ini berasal dari bahan dasar
tempurung kelapa yang dipadukan dengan tali tambang halus. Menurut
Lahay dkk (2013), permainan egrang tempurung kelapa memiliki manfaat
untuk mengembangkan dan mengontrol gerakan motorik anak. Selain itu,
permainan egrang tempurung kelapa juga akan meningkatkan kekuatan
otot tungkai, kaki, abdomen, lengan dan tangan, sehingga dapat melatih
keseimbangan serta kelenturan tubuh. Saat bermain egrang tempurung
kelapa, anak harus bejalan diatas tempurung kelapa yang memiliki luas
permukaan dengan diameter sekitar kurang lebih 10 cm, sehingga
keseimbangan sangat dibutuhkan untuk bermain permainan ini. Semua
aspek tersebut (somatosensorik, visual, vestibular) akan mengenali dan
mulai beradaptasi dengan lingkungan dan perubahan yang terjadi pada
tubuh anak. Melalui sistem visual, hal tersebut akan diinformasikan oleh
tractus tectocerebellaris ke cerebellum, sehingga cerebellum memberikan
informasi agar sistem musculosceletal dapat bekerja secara sinergis untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh.

12
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Permainan tradisional merupakan permainan beragam mulai dari
jenis, manfaat dan tujuan, namun kesemuannya mengandung unsur
bermain yang menyenangkan yang bisa menjadi alat untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa pada pendidikan jasmani. Permainan egrang
merupakan salah satu permainan tradisional yang sudah dimainkan oleh
masyarakat zaman dulu. Permainan Egrang ini sebenarnya cukup unik dan
cukup menguras tenaga, Karena pemain harus terampil dalam menjaga
keseimbangan tubuh dan berjalan dengan stabil di atas tongkat kayu
panjang. Ada beberapa yang menjadikan Egrang sebagai permainan
tradisional, tetapi juga ada yang menganggapnya sebagai olahraga
tradisional.

13
DAFTAR PUSTAKA

Juariwiah. 2016. Mauen galah: permainan tradisional aceh sebagai media


untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak usia dini.
1(2) 120-121 file:///C:/Users/asus/Downloads/2039-4049-1-
SM.pdf

Sujiartiningsih, 2011. Mengembangkan Nilai Luhur Dengan Permainan


Tradisional. Tangerang: PT Pantja Simpati

Alif. Z.M. (2003). Perubahan dan Pengembangan Bentuk, Fungsi Dan


Material dalam Permainan Anak Di Masyarakat Sunda.Tesis.
Bandung. Penerbit ITB.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Permainan Tradisional


Indonesia, Jakarta, Direktorat Permuseuman.

Liliweri, Alo. (2004). Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta, Penerbit


Mizan.

Namur, Traditional Stilts: Pertarungan Egrang Belgia, diakses pada bulan


10 Februari 2019, dari https://www.namur.mht.

Tradisi Mas Archive, Permainan Tradisional Egrang Masyarakat Negara


Nigeria yang Bernama Moko Jumbies, diakses pada tanggal 26
Maret 2019, dari https://www.traditionalmas.com.

Widodo, A.P, Alazim, Udjulawa, D. (2016). Rancang Bangun Aplikasi


Permainan Tradisional Egrang Indonesia. Diakses pada
tanggal 20 Februari 2019. (online). Di
eprints.mdp.ac.id/1874/1/Jurnal.pdf.

Ginanjar, A. (2018). The Tactical Games Modelsand Motivation


Learningof Physical Fitness The Vocational School Students.
Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran, 2(2),
409–419.

iii
Abrahamova D., Hlavacka F. 2008. Age-Related Changes of Human
Balance During Quite Stance. Physiological Research. Institute
of physiology v.v,i No 57 : 957-964, Academy of Sciences of
the Czech republic.

Berg K.O & Dahlia K. 2002. Balance Intervention to Prevent Falls.


Generation winter 2002/2003 Vol. 26 No.4 : 75.

Irfan M. 2012. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Batson G. 2009. Update On Propioception Considerations For Dance


Education. Journal of Dance Medicine And Science. Vol. 13,
No. 2 : 2009.

Lahay R., Rena LM & Misran R. 2013. Mengembangkan Kecerdasan


Kinestetik Melalui Permainan Egrang Pada Anak Kelompok B
TK Garuda Desa Huluduotamo Kecamatan Sumawa
Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Negeri Gorontalo Vol. 2 No. 1 : 1-14.

Isnawati, 2017.Permainan Tradisional Prosedur dan Analisis Manfaat


Psikologis. Malang:UMM Press.

iv

Anda mungkin juga menyukai