CJR Rangkaian Listrik DC Yandika Purba 1
CJR Rangkaian Listrik DC Yandika Purba 1
CJR Rangkaian Listrik DC Yandika Purba 1
SKOR NILAI :
DI SUSUN OLEH :
NIM : 5192431006
KELAS : PTE – B
FAKULTAS TEKNIK
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini.
Adapun yang menjadi judul tugas dari journal yang saya angkat adalah
“PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA SUB KONSEP RANGKAIAN LISTRIK
DC (ARUS SEARAH)
(Studi Kasus Di Kelas XI SMA NEGERI 1 PALEMBANG)
.Tugas ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua
tentang konsep limit fungsi,sifat – sifat atau teorema – teorema limit.Tujuan dibuatnya
tugas ini yakni untuk memenuhi tugas critical journal review mata kuliah
kalkulus,untuk menambah wawasan seputar konsep limit fungsi di satu titik,dan lain
sebagainya.
Saya berterima kasih kepada pihak – pihak yang turut membantu menyelesaikan
tugas ini termasuk teman – teman yang telah memberikan sedikit pemikirannya
sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas ini.Oleh karena
itu,saya mengharapkan krtik dan saran dari para pembaca agar kiranya kedepannya
tugas ini akan menjadi lebih baik lagi.Akhir kata,semoga tugas ini dapat membawa
manfaat bagi kita semua.Terimakasih.
YANDIKA PURBA
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................
BAB I (PENDAHULUAN)
E. Abstrak……………………………………………………………………………
A. Pendahuluan………………………………………………………………………
B. Latar Belakang……………………………………………………………………
BAB IV (PENUTUP)
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..
B. Rekomendasi………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
Critical journal review adalah suatu hal yang penting dalam hal pendidikan
iti hasil penelitian yang telah ada.Terdapat beberapa hal penting sebelum kita
diangkat,membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali
dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut.Jurnal memiliki beberapa ciri –
ciri,seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi yang memuat
jurnal ilmiah,memiliki judul dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi
kesimpulan.Hal – hal yang perlu ditampilkan dalam critical journal review adalah
situasional,transaksional,dan transformal.
Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang
berikutnya.
1. Jurnal Utama
2. Jurnal Pembanding
Telah dilakukan studi pemahaman konsep siswa terhadap siswa SMA Negeri 1
Palembang tentang konsep Rangkaian Listrik Arus Searah. Penelitian ini dilakukan
untuk memperoleh gambaran tentang pemahaman konsep siswa pada sub konsep
rangkaian listrik arus searah kelas XI di SMA Negeri 1 Palembang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pemahaman siswa tentang
energi listrik sudah baik. Siswa masih cenderung mengalami miskonsepsi pada konsep
daya listrik mengenai perbandingan daya listrik dalam suatu rangkaian yang berbeda
yaitu sebanyak 53% siswa kelompok baik dan sebanyak 94% siswa kelompok biasa.
Konsep arus listrik mengenai perbandingan arus listrik yang mengalir pada dua tipe
rangkaian yang berbeda yaitu sebanyak 71% siswa kelompok baik dan 88% siswa
kelompok biasa, dan konsep rangkaian hambatan mengenai susunan rangkaian parallel
yang tepat yaitu sebanyak 94% siswa kelompok baik dan sebanyak 76% siswa
kelompok biasa. Kecenderungan siswa yang tidak paham konsep baik siswa kelompok
baik dan kelompok biasa terdapat pada konsep arus listrik mengenai mengurutkan
nilai arus dari yang tertinggi ke yang terendah dalam suatu rangkaian yaitu sebanyak
76% siswa kelompok baik dan sebanyak 97% siswa kelompok biasa. Tes rangkaian
listrik arus searah dengan metode Certainty of Response Index (CRI) dapat digunakan
untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami miskonsepsi, siswa yang memahami
konsep, dan siswa yang tidak paham konsep. Pemahaman konsep siswa kelompok baik
mengenai konsep rangkaian listrik arus searah lebih baik dibandingkan siswa
kelompok biasa.
BAB II
a. Latar belakang
b. Pemahaman
BAB III
PEMBAHASAN
a. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan
metode ini, penulis menganalisa data sehingga dapat memperoleh gambaran tentang
pemahaman konsep siswa pada sub konsep rangkaian listrik arus searah (DC) dengan
menggunakan ketentuan CRI. Dimana setiap jawaban siswa akan dianalisa dengan
menggunakan kriteria CRI. Cara-cara menganalisa jawaban siswa dan mengetahui
paham atau tidaknya siswa tersebut terhadap konsep rangkaian listrik arus searah
dengan menggunakan CRI.
R R R R
A S T U B
VAS = i R1
VST = i R2
VTU = i R3
VUB = i R4
Hambat ekivalen (pengganti) antara A dan B sesuai dengan definisi hambat adalah
I R I
I3
Karena tidak terjadi penumpukan muatan pada hambat-hambat di atas maka muatan
yang
Menurut Hasan (dalam Kurniawati, 2009:11) CRI didasarkan pada suatu skala
dan diberikan bersamaan dengan setiap jawaban suatu soal. CRI sering kali digunakan
dalam survai-survai, terutama yang meminta responden untuk memberikan derajat
kepastian yang dia miliki dan kemampuannya untuk memilih pengetahuan, konsep-
konsep, atau hukum-hukum yang terbentuk dengan baik dalam dirinya untuk
menentukan jawaban dari suatu pertanyaan (soal).CRI biasanya didasarkan pada suatu
skala, yang disebut
1 (Totally guessed
2 (Almost guess)
3 (Not Sure)
3 (Sure)
4 (Almost Certain)
5 (Certain)
Hasan, (dalam Ramalis, 2008:2) atau hukum-hukum yang diperlukan untuk menjawab
suatu pertanyaan (jawaban ditebak secara total), sementara angka 5 menandakan
kepercayaan diri yang penuh atas kebenaran pengetahuan tentang prinsip-prinsip,
hukum hukum dan aturan-aturan yang dipergunakan untuk menjawab suatu
pertanyaan (soal), tidak ada unsur tebakan sama sekali. Ketika seorang siswa
memberikan CRI bersamaan dengan setiap jawaban suatu pertanyaan (soal),
sebenarnya dia diminta untuk memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri akan
kepastian yang dia miliki dalam memilih aturan-aturan, prinsip-prinsip dan
hukumhukum yang telah tertanam dibenaknya hingga dia dapat menentukan jawaban
dari suatu pertanyaan.
Jika derajat kepastiannya rendah (CRI 0-2), maka hal ini menggambarkan bahwa
proses penebakkan (guesswork) memainkan peranan yang signifikan dalam menentukan
jawaban, tanpa memandang apakah jawaban benar atau salah. Nilai CRI penebakkan,
yang secara tidak langsung mencerminkan ketidakpahaman konsep yang mendasari
penentuan jawaban. Jika CRI tinggi (CRI 3-5), maka responden memiliki tingkat
Tabel.2 Matrik ketentuan untuk kelompok siswa tiap pertanyaan yang diberikan.
Didasarkan pada kombinasi benar atau salah jawaban dan tinggi atau rendahnya
CRI
Kriteria Jawaban CRI Rendah (<2,5) CRI Tinggi (>2,5)
Jawaban benar Jawaban benar tapi Jawaban benar dan rata-rata
ratarata CRI rendah CRI tinggi berarti paham
berarti tidak paham konsep dengan baik
konsep
Jawaban salah Jawaban salah dan Jawaban salah dan rata-rata
ratarata CRI rendah CRI tinggi berarti terjadi
berarti tidak paham miskonsepsi
konsep
Ketentuan-ketentuan seperti itu, menunjukkan bahwa CRI yang
diminta, ketika digunakan bersamaan dengan jawaban untuk suatu pertanyaan,
membantu kita untuk membedakan antara miskonsepsi dan tidak paham konsep.
Hasil tabulasi persentase siswa yang tahu konsep, miskonsepsi, dan tidak tahu konsep
untuk siswa kelompok baik dan kelompok biasa pada setiap konsep/soal yang diujikan
dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4 berikut ini:
Dari hasil perbandingan antara CRI jawaban benar dan salah dengan fraksi antara
siswa yang menjawab benar dan salah pada setiap konsep, setelah dianalisis didapat
bahwa kebanyakan siswa kelompok baik dan kelompok biasa masih cenderung
mengalami miskonsepsi pada soal nomor 7, 10, dan 18 yaitu mengenai konsep
perbandingan daya listrik dalam suatu rangkaian yang berbeda, perbandingan arus
listrik yang mengalir pada dua tipe rangkaian yang berbeda, dan konsep tentang
susunan rangkaian paralel yang tepat. Kecenderungan siswa yang tidak paham konsep
baik siswa kelompok baik dan kelompok biasa terdapat pada soal nomor 11 mengenai
mengurutkan nilai arus dari yang tertinggi ke yang terendah dalam suatu rangkaian.
Untuk siswa yang tidak paham konsep kuantitasnya relatif banyak terutama siswa
kelompok biasa. Hampir semua konsep yang diujikan untuk siswa kelompok biasa ini
tidak dapat dijawab dengan baik. Dapat kita lihat pada gambar 2, masih banyak siswa
kelompok biasa ini yang mengalami miskonsepsi dan tidak paham konsep pada konsep
rangkaian listrik arus searah. Lain halnya untuk siswa kelompok baik, siswasiswa ini
cenderung sudah banyak yang paham konsep tentang rangkaian listrik arus searah ini,
seperti pada konsep energi listrik, hambatan listrik, beda potensial listrik, dan medan
listrik dapat dijawab dengan baik.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian mengenai miskonsepsi siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Palembang pada materi rangkaian listrik arus searah adalah keseluruhan
materi rangkaian listrik arus searah yang diujikan, siswa kelompok biasa dan kelompok
baik sudah cukup memahami konsep tentang energi listrik dengan baik.
Siswa masih cenderung mengalami miskonsepsi pada konsep daya listrik mengenai
perbandingan daya listrik dalam suatu rangkaian yang berbeda yaitu sebanyak 53%
siswa kelompok baik dan sebanyak 94% siswa kelompok biasa. Konsep arus listrik
mengenai perbandingan arus listrik yang mengalir pada dua tipe rangkaian yang
berbeda yaitu sebanyak 71% siswa kelompok baik dan 88% siswa kelompok biasa, dan
konsep rangkaian hambatan mengenai susunan rangkaian parallel yang tepat yaitu
sebanyak 94% siswa kelompok baik dan sebanyak 76% siswa kelompok biasa.
Kecenderungan siswa yang tidak paham konsep baik siswa kelompok baik dan
kelompok biasa terdapat pada konsep arus listrik mengenai mengurutkan nilai arus
dari yang tertinggi ke yang terendah dalam suatu rangkaian yaitu sebanyak 76% siswa
kelompok baik dan sebanyak 97% siswa kelompok biasa.
Tes rangkaian listrik arus searah dengan metode Certainty of Response Index
Pemahaman konsep siswa kelompok baik mengenai konsep rangkaian listrik arus
searah lebih baik dibandingkan siswa kelompok biasa. Pemahaman konsep siswa
terhadap sub konsep rangkaian listrik arus searah dipengaruhi oleh dua bagian besar,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal adalah : sikap
terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar,
menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan
berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan
keberhasilan belajar, dan kebiasaan belajar. Adapun yang termasuk faktor eksternal
adalah : guru, sarana prasarana pendidikan, kebijakan penilaian dan lingkungan sosial
siswa di sekolah.
c. Kelebihan dan Kekurangan
KESIMPULAN
Siswa masih cenderung mengalami miskonsepsi pada konsep daya listrik mengenai
perbandingan daya listrik dalam suatu rangkaian yang berbeda yaitu sebanyak 53%
siswa kelompok baik dan sebanyak 94% siswa kelompok biasa. Konsep arus listrik
mengenai perbandingan arus listrik yang mengalir pada dua tipe rangkaian yang
berbeda yaitu sebanyak 71% siswa kelompok baik dan 88% siswa kelompok biasa, dan
konsep rangkaian hambatan mengenai susunan rangkaian parallel yang tepat yaitu
sebanyak 94% siswa kelompok baik dan sebanyak 76% siswa kelompok biasa.
Kecenderungan siswa yang tidak paham konsep baik siswa kelompok baik dan
kelompok biasa terdapat pada konsep arus listrik mengenai mengurutkan nilai arus
dari yang tertinggi ke yang terendah dalam suatu rangkaian yaitu sebanyak 76% siswa
kelompok baik dan sebanyak 97% siswa kelompok biasa. Karena pemahaman konsep
siswa terhadap konsep rangkaian listrik arus searah masih minim, terutama untuk
siswa kelompok biasa maka peneliti menyarankan:
a. Dalam pembelajaran tentang konsepkonsep rangkaian listrik arus searah ini, guru
hendaknya sering mengulangi kembali penjelasan tentang daya listrik, hambatan
listrik, beda potensial, arus listrik, rangkaian seri maupun rangkaian parallel, dan
medan listrik, sehingga siswa tidak lagi mengalami miskonsepsi ataupun tidak
memahami konsep-konsep tersebut.
Karena masih banyak siswa (terutama siswa kelompok biasa) yang mengalami
miskonsepsi pada konsep daya lisrik, arus listrik, dan rangkaian hambatan, maka
konsep tersebut harus banyak dilatih dalam bentuk soal-soal pemahaman sampai
siswa-siswa tidak lagi mengalami miskonsepsi pada konsep-konsep tersebut. Perlu
diadakan penelitian lanjutan tentang pengaruh pemberian banyak soal jenis
pemahaman konsep tentang sub konsep rangkaian listrik arus searah yang kemudian
dibahas bersama-sama terhadap prestasi belajar fisika siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Bejoriyadi. 2003. Pemahaman Siswa terhadap Konsep Suhu dan Kalor di SMP Negeri 4
Pedamaran.Skripsi SI (belum diterbitkan). FKIP Universitas Sriwijaya
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Istiyono, Edi. 2004. Sains Fisika 1b untuk kelas X. Klaten. Intan Pariwara.
Kanginan, Marthen. 1994. Fisika SMU Kelas I Caturwulan 1. jakarta: Erlangga.