Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Tablet Kunyah-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

ANTASIDA TABLET KUNYAH

OLEH
KELOMPOK I (SATU)

ANGGOTA :1. NANDA K. HILIBALA


2. NURAIRIN ACHMADI
3. PRATIWI Y. ISHAK
4. SYAMSUL THALIB
PEMBIMBING : PRISCA S, WICITA S.Farm, M. Farm, Apt

PRODI DIII FARMASI


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
2019

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal. Hormon ini memiliki peranan penting seperti mengontrol respon
inflamasi. Hormon steroid dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu
glukokortikoid dan mineralokortikoid. Glukokortikoid memiliki efek penting
pada metabolism karbohidrat dan fungsi imun, sedangkan mineralokortikoid
memiliki efek kuat terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit (Katzung,
2012; Gilman, 2012; Johan, 2015).
Kortikosteroid ditemukan pada tahun 1950, pertama kali digunakan untuk
terapi irritable bowel disease (IBD). Pasien IBD merasakan efek pengobatan
gejala penyakit mereka sejak hari pertama menggunakan kortikosteroid
(Crohn & Colitis Foundation of America, 2015).
Kortikosteroid banyak digunakan dalam pengobatan karena efek yang kuat
dan reaksi antiinflamasi yang cepat. Kortikosteroid banyak digunakan untuk
tatalaksana penyakit inflamasi seperti reumathoid arthritis (RA) dan systemic
lupus erythematosus (SLE) (Arthritis Australia, 2008). Kortikosteroid juga
diresepkan dalam berbagai pengobatan seperti replacement therapy pada
penderita insufisiensi adrenal, supresor sekresi androgen pada congenital
adrenal hyperplasia (CAH), dan terapi kelainan-kelainan non endokrin seperti
penyakit ginjal, infeksi, reaksi transplantasi, alergi, dan lain-lain (Azis, 2006).
Kortikosteroid juga banyak diresepkan untuk penyakit kulit, baik itu
penggunaan topikal maupun sistemik (Johan, 2015).
Penggunaan yang luas dan manfaat yang banyak, membuat kortikosteroid
menjadi obat yang digemari. Selain memiliki manfaat yang banyak,
kortikoseteroid memiliki banyak efek samping, yaitu sekitar sembilan puluh
lima efek samping pengobatan. Kortikosteroid sering disebut life saving drug
karena dalam penggunaanya sebagai antiinflamasi, kortikosteroid berfungsi
sebagai terapi paliatif, yaitu menghambat gejala saja sedangkan penyebab
penyakit masih tetap ada. Hal ini akhirnya menyebabkan kortikosteroid
banyak digunakan tidak sesuai indikasi, dosis, dan lama pemberian
(Suherman & Ascobat, 2005; Azis, 2006; Guidry et al., 2009).
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui apa itu sediaan tablet kunyah
2. Untuk mengetahui komposisi dari sediaan tablet kunyah
3. Untuk mengetahui cara kerja dan uji evaluasi dari tablet kunyah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Master Formula
Bahan Kegunaan konsentrasi Jumlah
AL (OH)3 Zat aktif - 200mg/tab
Mg (OH)2 Zat aktif - 200mg/tab
-
PVP Zat pengikat 3%
-
Takum Zat pelicin 2% -
Mg Stearat Zat pelicin 0,3% -
-
Aseartam Pemanis -
10mg/tab
Senset Yellow Pewarna 0,3% -
Sorbitol Zat pengisi 25% -
-
Laktosa Zat pengisi Ad 100%

B. Alasan penambahan
1. Tablet kunyah
- Tablet kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk dikunyah,
memberikan residu dan rasa yang enak dalam rongga mulut, mudah
ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak (Depkes
RI,1995)
- Tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama
formulasi untuk multivitamin, antasida dan antibiotic tertentu
(pardamean, dkk 2011)
- Tablet kunyah adalah tablet yang dimasudkan untuk hancur perlahan-
lahan dalam mulut dengan kecepatan yang wajar dengan atau tanpa
mengunyah dengan sesungguhnya (Ansel, 1995)
- Tablet kunyah dibuat dengan granulasi basah, granul yang digunakan
tidak bengitu keras dan biasanya mengandung rasa dengan jumlah
yang banyak, bahan penghancur tidak dibutuhkan dalam tablet, karna
disini gigi melakukan fungsinya (Aulton,2002)
2. Zat aktif (Antasida)
- Antasida merupakan obat yang digunakan untuk mengetahui
gangguan lambung yang mekanisme kerjanya menetralkan asam
lambung (Putro, dkk 2017)
- Antasida adalah obat dari kombinasi bahan aluminium hidroksida dan
magnesium hidroksida (Depkes RI, 2008)
- Sediaan yang mengandung magnesium mungkin dapat menyebabkan
diare, sedang yang mengandung aluminium mungkin dapat
menyebabkan konstipasi, sehingga digunakan keduanya untuk
menutupi efek yang dihasilkan keduanya (Aprilya, dkk 2011)
- Dosis : 1-2 tablet dikunyah sebelum makan. Maksimal 4x sehari
(TMMN, 2019)
- Indikasi : meringankan gejala-gejala akibat kelebihan asam lambung,
misalnya dispesia tukak, GERD
- Kelarutan : aluminium hidroksida: praktis tidak larut dalam air dan
garam,etanol (Depkes RI, 1979)
Magnesium Hidroksida: praktis tidak larut dalam air dan garam,
atanol (Depkes RI, 1995)
3. Bahan tambahan
a. Pengikat (pvp)
- Setelah salah satu bahan yang berpengaruh terhadap kekerasan tablet
kunyah adalh bahan pengikat semkain besar konsentrasi bahan
pengikat, semakin keras tablet yang dihasilkan. Polivinil pirate dan
atau pvp merupakan salah satu bahan yang umum digunakan sebagai
bahan pengikat. Keunggulan pvp dibandingkan bahan pengikat lain
yaitu dapat berfungsi sebagai tetapi untuk granulasi kering/ kempa
langsung. Pvp larut sempurna dalam air dan dapat berperan sebagai
bahan pengikat yang baik (flottman, et,al 2008)
- Konsentrasi pengikat pvp yang menghasilkan tablet kunyah dengan
sifat fisik paling baik adalah 2% (Riawati 2013)
- Kelarutan: larut dalam air dan etanol (Depkes RI 2013)
b. Pengisi (Sorbitol dan Laktosa)
- Pada formulasi ini kami akan menggunakan kombinasi dan laktosa
selain berfungsi sebagai bahan pengisi. Sorbitol juga dapat digunakan
sebagai bahan pemanis sehingga rasa dan tablet kunyah tersebut bias
diterimah oleh konsumsi (Sari dan Astuti, 2010)
- Sorbitol mempunyai harga yang relative mahal, untuk itu perlu
dikombinasi dengan bahan pengisi lain, yang lebih murah dan sering
dipakai yaitu laktosa, karena tidak berbau, rasa sedikit manis, stabil
diudara dan tidak bereaksi hamper dengan semua obat (Mareta,2008)
- Konsentrasi sorbito sebagai pengisi 25-90% (Rowe, 2009)
- Kelarutan:
Laktosa: praktis tidak larut dalam air dan etanol (Depkes RI, 1979)
Sorbitol: sangat mudah larut dalam air (Rowe, 2009)
c. Pelicin (Talk dan Mg stearat)
- Bahan pelicin adalah bahan yang dapat menurunkan gesekaqn partikel
dan memperbaiki sifat alir dari etanol (Saljo, dkk 2019)
- Bahan pelicin memiliki 3 fungsi yaitu sebagai lubricam, ekolan, dan
antiadheren (Martini & etisa, 2018)
- Pada umunmnya talcum ditambahkan sebanyak 2% dan untuk
memperbaiki sifat alir dikombinasikan dengan mg stearat sebanyak
0,2-0,3% (Voight,1994)
- Bahan pelicin yang biasa digunakan adalah talk dan mg stearat atau
campuran keduanya (kuncahyo, 2009)
- Kelarutan: Talk : tidak larut dalam hampir semua pelarut (Depkes RI,
1979) Mg stearat: praktis tidak larut dalam air (Rowe, 2009)
d. Pemanis (Aspartam)
- Aspartam memiliki tingkat kemanisan 180-200 kali dan sukrosa
sehingga hanya dengan penambahan sedikit saja dapat mnghasilkan
rasa yang mirip dengan gula namun rendah kalori (Gusmayadi &
azwar, 2011)
- Aspartam memiliki acceptable dayli intake (ADI) sebesar 40mg/kg
berat badan dan kelarutannya mudah larut dalam air (Rowe, 2009)
e. Pewarna (Sunset Yellow)
- Bahan pewarna tidak mempunyai aktivitas terapeutik dan dapat
meningkatkan bioavaibilitas tetapi pewarna dapat ditambahkan
kedalam sediaan tablet untuk identitas produk dan untuk membuat
suatu produk lebih menarik (aesthetic oppearance and bendimage in
the martet) ( Murtini & etisa 2018)
- Sunset yellow larut dalam air dan konsentrasin 0,075-0,6%
(rowe,2009)
- Sunset yellow digunakan sebagai pewarna dengan konsentrasi yang
kecil (Preadana dkk, 2010)
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Ditjen POM.
Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Ditjen POM.
Jakarta.
LAMPIRAN
A. Perhitungan bahan
Menggunakan metode granulasi basah:
Akan dibuat tablet antasida 100 tab & 600 mg
Fase dalam: Fase luar:
Al (OH)3 200 mg Mg stearat 0,3%
Mg (OH)2 200 mg Talkum 2%
Aspartam 10 mg
PVP 3%
Sorbitol 25%
Laktosa q.s
Sunset yellow 0,3%

Penyelesaian:
Bobot sebelumnya : 100 x 600 mg = 60 g
Kemampuan granulasi: (97,7 x 60 g) – 0,6 (aspartam)= 58,92 g
100
Penimbangan:
Al (OH)3 = 100 x 200 mg = 20 g
Mg (OH)2 = 100 x 200 mg = 20 g
Pvp = 1 x 60 g = 0,6 g
100
Sorbitol = 26 x 60 g = 15 g
100
Sunset yellow = 0,3 x 60 g = 0,18 g
100
Laktosa = 58,08 - (20+20+0,6+15+0,18)
= 58,02 – 55,78
= 2,24 g
Diperoleh granul 58,02 g dengan kadar lembab 2%
Maka : Granul (0% H2O) 98 x 58,02 g = 56,85
100
Maka tablet yang akan diperoleh sebanyak = 56,85 x 100 = 97,98 =98 tab
58,02
Karena secara teori 58,02 itu akan dapat 100 tab
Aspartam yang harus ditambahkan = 98, tab x 10 mg = 0,98 g.

Penimbangan komponen luar:


Mg stearat = 0,3 x (56,85 + 0,98) = 0,17 g
97,7
Talkum = 2 x (57;83) = 1,19 g
97,7
Maka bobot: tablet yang akan dicetak= 56,85 + 0,98 + 0,17 + 1,19
98
= 0,60 g = 600 mg

Anda mungkin juga menyukai