Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pemfis Abdomen

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Nama : Vadia Mayang Kristabarani

NIM : 01.2.17.00627

Prodi : S1 Keperawatan / TK 2

Konsep Teori

Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh
yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian
klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan
respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan Perry, 2005)

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang
dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan
hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.
( Dewi Sartika, 2010)

Adapun teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan adalah:

1. Inspeksi

Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman.
Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. Suatu gambaran atau kesan umum
mengenai keadaan kesehatan yang di bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi local yang
berfokus pada suatu system tunggal atau bagian dan biasanya menggunakan alat khusus seperti
optalomoskop, otoskop, speculum dan lain-lain. (Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997) Inspeksi adalah
pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan
(mata atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010)

Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, kesimetrisan,
lesi, dan penonjolan/pembengkakan.setelah inspeksi perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal
bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.

2. Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakkan tangan pada
bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997)

Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba ; tangan dan jari-jari, untuk
mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti: temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban
dan penonjolan.(Dewi Sartika,2010)
Hal yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa,
edema, krepitasi dan sensasi.

3. Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh unutk menghasilkan bunyi
yang akan membantu dalam membantu penentuan densitas, lokasi, dan posisi struktur di bawahnya.
(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997)

Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang bertujuan
untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan konsistensi jaringan. Dewi Sartika, 2010)

4. Auskultasi

Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh bermacam-macam organ dan
jaringan tubuh.(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997)

Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan
oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan
adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.(Dewi Sartika, 2010)

Dalam melakukan pemeriksaan fisik, ada prinsip-prinsip yang harus di perhatikan, yaitu sebagai berikut:

a. Kontrol infeksi

Meliputi mencuci tangan, memasang sarung tangan steril, memasang masker, dan membantu klien
mengenakan baju periksa jika ada.

b. Kontrol lingkungan

Yaitu memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan untuk melakukan
pemeriksaan fisik baik bagi klien maupun bagi pemeriksa itu sendiri. Misalnya menutup pintu/jendala
atau skerem untuk menjaga privacy klien

1. Komunikasi (penjelasan prosedur)

2. Privacy dan kenyamanan klien

3. Sistematis dan konsisten ( head to toe, dr eksternal ke internal, dr normal ke abN)

4. Berada di sisi kanan klien

5. Efisiensi

6. Dokumentasi
B. Tujuan Pemeriksaan Fisik

Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:

1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.

2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat
keperawatan.

3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.

4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan.

5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.

6. Namun demikian, masing-masing pemeriksaan juga memiliki tujuan tertentu yang akan di jelaskan
nanti di setiap bagian tibug yang akan di lakukan pemeriksaan fisik.

C. Manfaat Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun bagi profesi kesehatan
lain, diantaranya:

Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan.

Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.

Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat

Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan

D. Indikasi

Mutlak dilakukan pada setiap klien, pertama pada:

1. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat.

2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.

3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien

E. Prosedur pemeriksaan fisik

Persiapan

a. Alat
Meteran, Timbangan BB, Penlight, Stetoskop, Tensimeter/spighnomanometer, Thermometer,
Arloji/stopwatch, Refleks Hammer, Otoskop, Handschoon bersih ( jika perlu), tissue, buku catatan
perawat.

Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di periksa.

b. Lingkungan

Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan. Misalnya menutup
pintu/jendala atau skerem untuk menjaga privacy klien

c. Klien (fisik dan fisiologis)

Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien untuk rileks.

F. Prosedur Pemeriksaan

a. Cuci tangan

b. Jelaskan prosedur

c. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan pasang handschoen bila di
perlukan

d. Pemeriksaan umum meliputi : penampilan umum, status mental dan nutrisi.

e. Posisi klien : duduk/berbaring

1. Cara : inspeksi

a) Kesadaran, tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal : Kesadaran penuh, Ekspresi sesuai, tidak
ada menahan nyeri/ sulit bernafas)

b) Tanda-tanda stress/ kecemasan (Normal :)Relaks, tidak ada tanda-tanda cemas/takut)

c) Jenis kelamin

d) Usia dan Gender

e) Tahapan perkembangan

f) TB, BB ( Normal : BMI dalam batas normal)

g) Kebersihan Personal (Normal : Bersih dan tidak bau)


h) Cara berpakaian (Normal : Benar/ tidak terbalik)

i) Postur dan cara berjalan

j) Bentuk dan ukuran tubuh

k) Cara bicara. (Relaks, lancar, tidak gugup)

l) Evaluasi dengan membandingkan dengan keadaan normal.

m) Dokumentasikan hasil pemeriksaan

G. Pengukuran tanda vital

a. Posisi klien : duduk/ berbaring

b. Suhu tubuh (Normal : 36,5-37,50c)

c. Tekanan darah (Normal : 120/80 mmHg)

d. Nadi

1. Frekuensi = Normal : 60-100x/menit ; Takikardia: >100 ; Bradikardia: <6 span="">

2. Keteraturan= Normal : teratur

3. Kekuatan= 0: Tidak ada denyutan; 1+:denyutan kurang teraba; 2+: Denyutan

4. mudah teraba, tak mudah lenyap; 3+: denyutan kuat dan mudah teraba

H. Pernafasan

a. Frekuensi: Normal= 15-20x /menit; >20: Takipnea; <15 bradipnea="" span="">

b. Keteraturan= Normal : teratur

c. Kedalaman: dalam/dangkal

d. Penggunaan otot bantu pernafasan: Normal : tidak ada

setelah diadakan pemeriksaan tanda-tanda vital evaluasi hasil yang di dapat dengan

membandikan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang

didapat.
C) Pemeriksaan kulit dan kuku

Tujuan

1) Mengetahui kondisi kulit dan kuku

2) Mengetahui perubahan oksigenasi, sirkulasi, kerusakan jaringan setempat, dan hidrasi.

Persiapan

1) Posisi klien: duduk/ berbaring

2) Pencahayaan yang cukup/lampu

3) Sarung tangan (untuk lesi basah dan berair)

Prosedur Pelaksanaan

a. Pemeriksaan kulit\

· Inspeksi : kebersihan, warna, pigmentasi,lesi/perlukaan, pucat, sianosis, dan ikterik.

Normal: kulit tidak ada ikterik/pucat/sianosis.

· Palpasi : kelembapan, suhu permukaan kulit, tekstur, ketebalan, turgor kulit, dan edema.

Normal: lembab, turgor baik/elastic, tidak ada edema.

setelah diadakan pemeriksaan kulit dan kuku evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.

b. Pemeriksaan kuku

· Inspeksi : kebersihan, bentuk, dan warna kuku

Normal: bersih, bentuk normaltidak ada tanda-tanda jari tabuh (clubbing finger), tidak ikterik/sianosis.

· Palpasi : ketebalan kuku dan capillary refile ( pengisian kapiler ).

Normal: aliran darah kuku akan kembali < 3 detik.

setelah diadakan pemeriksaan kuku evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan keadaan
normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.

c. Pemeriksaan kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan leher

Posisi klien : duduk , untuk pemeriksaan wajah sampai dengan leher perawat
berhadapan dengan klien

D) Pemeriksaan kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan leher

1. Pemeriksaan kepala

Tujuan

a) Mengetahui bentuk dan fungsi kepala

b) Mengetahui kelainan yang terdapat di kepala

Persiapan alat

a) Lampu

b) Sarung tangan (jika di duga terdapat lesi atau luka)

Prosedur Pelaksanaan

· Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk, kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, kebersihan rambut
dan kulit kepala, warna, rambut, jumlah dan distribusi rambut.

Normal: simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi(rambut jagung
dan kering)

· Palpasi : adanya pembengkakan/penonjolan, dan tekstur rambut.

· Normal: tidak ada penonjolan /pembengkakan, rambut lebat dan kuat/tidak rapuh.

setelah diadakan pemeriksaan kepala evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat.

2. Pemeriksaan wajah

· Inspeksi : warna kulit, pigmentasi, bentuk, dan kesimetrisan.

Normal: warna sama dengan bagian tubuh lain, tidak pucat/ikterik, simetris.

· Palpasi : nyeri tekan dahi, dan edema, pipi, dan rahang


· Normal: tidak ada nyeri tekan dan edema.

setelah diadakan pemeriksaan wajah evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan keadaan
normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.

3. Pemeriksaan mata

Tujuan

a) Mengetahui bentuk dan fungsi mata

b) Mengetahui adanya kelainan pada mata.

Persiapan alat

a) Senter Kecil

b) Surat kabar atau majalah

c) Kartu Snellen

d) Penutup Mata

e) Sarung tangan

Prosedur Pelaksanaan

· Inspeksi: bentuk, kesimestrisan, alis mata, bulu mata, kelopak mata, kesimestrisan, bola mata,
warna konjunctiva dan sclera (anemis/ikterik), penggunaan kacamata / lensa kontak, dan respon
terhadap cahaya.

Normal: simetris mata kika, simetris bola mata kika, warna konjungtiva pink, dan sclera berwarna putih.

Anda mungkin juga menyukai