Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Wali Sanga Tugas Abror

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Penyebaran agama Islam di Indonesia tidak lepas dari peran para pendakwah.

Terutama mereka yang berjuang


berdakwah pada abad ke 14. Para pendakwah tersebut dikenal dengan sebutan Walisongo.

Sebutan walisongo diambil dari kata waliyullah artinya wakil Allah dan songo yang artinya sembilan.

Sehingga walisongo adalah sembilan wakil Allah yang memiliki peran untuk menyiarkan agama Islam.

Keseluruhan Walisongo tinggal di daerah Pulau Jawa. Sehingga adalah wajar bila penduduk Muslim terbesar di
Indonesia ada di Pulau Jawa.

Article-Inline

Setidaknya ada tiga tempat di Pulau Jawa yang merupakan tempat tinggal walisongo yang kesemuanya berada di
Pantai utara Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Sebagaimana kaidah dalam Islam untuk tidak memaksakan agama, sehingga perlu teknik yang santun dan mudah
dimengerti untuk bisa mendakwahkan Islam.

Menariknya, kesembilan Walisongo memang punya ciri khasnya masing-masing untuk mendakwahkan agama Islam.

Inilah kisah kesembilan Wali Allah tersebut.

Baca Juga: Daftar Asmaul Husna dan Keutamaan Mengamalkannya

Sumber: google.com

Sunan Ampel

Sunan Ampel memiliki nama asli yaitu Raden Rahmat. Sunan Ampel tidak berasal dari Jawa. Ia berasal dari sebuah
negeri bernama Negeri Champa.

Ia lahir pada tahun 1401 masehi. 78 tahun setelahnya yaitu pada tahun 1479, Raden Rahmat alias Sunan Ampel
mendirikan Masjid Demak sebagai sarana untuk berdakwah.

Kemudian ia juga membangun pusat pendidikan yaitu pesantren yang menjadi pusat pendidikan dan berpengaruh di
dunia.

Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati yang bernama asli Syarif Hidayatullah menjadikan Kota Cirebon sebagai pusat dakwahnya.

Sunan Gunung Jati adalah cucu raja Pajajaran prabu Siliwangi. Menurut sebuah pendapat, Sunan Gunung Jati
dihormati oleh Kerajaan Demak dan Pajang.

Beliau memiliki jasa yang amat besar dalam penyebaran Islam di Jawa Barat.

Di Cirebon, Sunan Gunung Jati mendirikan Kasultanan Cirebon dan Banten serta pesantren Gunung Jati.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Taqy Malik yang Menginspirasi

Sunan Gresik

Maulana Malik Ibrahim atau akrab disebut Sunan Gresik merupakan walisongo yang lahir ditempat yang sama
sebagaimana lahirnya Sunan Ampel yaitu di Negeri Champa.

Masyarakat Jawa biasa menyebut Sunan Gresik sebagai Asmaraqandi. Sunan Gresik merupakan walisongo yang
dapat dikatakan senior. Karena Sunan Gresik merupakan orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Tanah
Jawa.

Desa yang menjadi tempat bernaung Sunan Gresik untuk berdakwah adalah daerah Laren. Selain itu, Sunan Gresik
juga membuka toko di Desa Romo.

1
Sunan Kalijaga

Bernama asli Raden Said yang lahir diperkirakan pada tahun 1450. Ia adalah putra dari Adipati Tuban yaitu
Tumenggung Wilatikta atau lebih dikenal dengan Raden Sahur.

Sunan Kalijaga adalah Sunan yang paling merakyat tatkala menyebarkan agama Islam pada masyarakat Jawa.

Sunan Bonang adalah guru dari Sunan Kalijaga. Pendekatan yang digunakan Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan
agama Islam adalah melalui kesenian dan kebudayaan.

Beberapa kesenian yang menjadi warisan Sunan Kalijaga adala Wayang, Seni Ukir, Seni Tulis dan Gamelan.

Mungkin kamu juga tidak asing dengan lagu Lir Ilir dan Gundul Pacul. Kedua lagu tersebut juga merupakan warisan
Sunan Kalijaga. Dengan metode tersebut, beliau bisa menarik hati masyarakat.

Sunan Kudus

Sunan Kudus memiliki nama asli yaitu Jafar Sodiq. Ia merupakan anak dari Utsman Haji yang merupakan seorang
pendakwah di daerah Jipang Panolan, Blora.

Sunan Kudus memiliki keilmuan dalam agama Islam berupa ilmu fiqih, ushul fiqih, tauhid, hadist, dan logika.

Gending maskumambang dan Mijil adalah sebuah cerita yang Ia buat untuk kepentingan dakwah.

Beliau wafat pada tahun 1550 Masehi dan dimakamkan di pemakaman masjid Menara Kudus.

Baca Juga: Bacaan Ayat Kursi serta Keutamaannya

Sunan Muria

Lereng Gunung Muria adalah tempat kelahiran dari walisongo yang satu ini. Kata Muria pun diambil dari kata
Gunung Muria yang terletak 18 kilometer dari utara Kota Kudus.

Metode dakwah yang digunakan oleh Sunan Muria adalah penyebaran agama Islam dengan cara yang halus.

Beliau amat senang berdakwah di tempat terpencil dan jauh dari ekosistem kota.

Di tempat beliau berdakwah yaitu di sekitar Gunung Muria, karena daerah tersebut merupakan pegunungan maka
Sunan Muria berinteraksi dengan masyarakat dengan mengajarkan cara bercocok tanam, berdagang serta melaut.

Sunan Drajat

Sunan Drajat merupakan salah satu anggota walisongo yang merupakan putra dari Sunan Ampel serta adik dari
Sunan Bonang.

Akrab disapa Raden Qasim, beliau belajar agama Islam melalui ayahnya di Pondok Pesantren yang berlokasi di
daerah Ampel.

Sunan Drajat terkenal akan jiwa sosialnya yang tinggi. Ini kemudian sejalan dengan tema-tema dakwah yang beliau
bawakan yang mana terkait dengan gotong royong/saling membantu.

Beliau sangat senang menolong orang, mengasihi anak yatim dan menyantuni fakir miskin. Hingga akhirnya beliau
wafat pada tahun 16 Masehi dan dimakamkan di Pacitan.

Sunan Bonang

Sunan Bonang atau Raden Makhdum adalah putra dari Sunan Ampel. Beliau menempuh pendidikan agama Islam di
Malaka tepat setelah ayahnya wafat.
2
Usai menyelesaikan pendidikan, ia kembali ke Tuban dan akhirnya mendirikan pondok pesantren.

Dakwahnya sarat akan kesenian yaitu kesenian sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil.

Tahu tembang tombo ati?

Itu juga merupakan hasil karya Sunan Bonang yang sampai saat ini akrab ditelinga masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Sholat Tahajud (Bacaan, Tata Cara dan Keutamaan)

Sunan Giri

Sunan Giri atau Raden Paku adalah putra dari Maulana Ishaq dan Nyi Sekardadu (putri Blambangan).

Dikisahkan dalam sejarah, ketika dilahirkan Sunan Giri yang saat itu masih bayi dihanyutkan di Selat Bali atas
perintah kakeknya yaitu Raja Blambangan.

Kemudian Sunan Giri yang masih bayi tersebut ditemukan oleh wanita dari Tuban bernama nyi Ageng Pinateh yang
memiliki kapal saudagar.

Ketika usianya memasuki remaja, ia belajar agama Islam di Pondok Pesantren milik Sunan Ampel.

Ikhtiarnya dalam menuntut ilmu terlihat dari prosesnya menuju pondok pesantren yaitu dengan berjalan kaki dari
Tuban.

Ia diberi nama Raden Paku karena Paku merupakan sebuah benda yang kuat. Sehingga harapannya bahwa Sunan Giri
dapat menjadi tonggak agama Islam yang kuat di Jawa.

Sunan Giri kemudian menjadi tokoh yang sangat berpengaruh di Kesultanan Demak. Bahkan beliau sempat menjadi
raja selama masa transisi sebelum akhirnya diserahkan kepada Raden Patah

Usai menunaikan pendidikannya, Sunan Giri mendirikan pesantren di daerah Giri, Tuban tempat ia dibesarkan.
Kemudian ia wafat pada abad 16 Masehi dan dimakamkan di Gresik Jawa Timur.

Kesimpulan

Pada intinya peran para Walisongo memberikan ibroh pada umat Islam bahwa dalam berdakwah tidak boleh ada
unsur paksaan.

Berdakwah boleh dengan metode apa saja selama metode tersebut tidak mencederai akidah. Yang paling penting
bahwa Islam tetap tersebar dan tetap menjadi agama rahmatan lil alaamiin.

Anda mungkin juga menyukai