Kelompok 9 Hadist Tarbawi-Dikonversi
Kelompok 9 Hadist Tarbawi-Dikonversi
Kelompok 9 Hadist Tarbawi-Dikonversi
Tugas ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Tarbawi
Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Mia Rosiana Mahmudah 183111061
2. Alfi Choirotun Nisa 183111064
3. Joko Sutrisno 183111068
4. Prabowo Dwi Ramadhan 183111074
PEMBAHASAN
1
Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, Jurnal Management of Education.
Vol. 1, hlm. 107
B. Hadist tentang Ragam Pendekatan dalam Pendidikan
1. Hadist Tentang Pendekatan Pembiasaan
Metode pembiasaan adalah membiasakan seorang peserta didik
untuk melakukan sesuatu sejak lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah
pengulangan, jadi sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini akan
diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya. Setelah terbiasa,
peserta didik akan merasa mudah untuk mengerjakan kegiatan-
kegiatan keagamaan. 2
2
Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, Jurnal Management of Education.
Vol. 1, hlm. 114
Orang tua mengajarkan shalat ketika berumur tujuh tahun ini
berdasarkan kesanggupan dan kemampuannya. orang shalih. Dua
sumber pedoman hidup orang islam. Al-Qur’san dan As-Sunnah
merupakan pondasi dan sumber agama. Dengan demikian mengajarkan
anak shalat juga dengan membiasakan anak-anak kecil menunaikan
puasa., adalah dengan maksud supaya mereka sabar dalam beribadah
dan dalam menghadapi beban-beban kehidupannya.
c. Nilai-nilai yang terkandung dalam hadis
1. Membiasakan anak untuk melaksanakan ibadah sejak dari kecil.
2. Dapat mempermudah proses pendidikan anak ketika sudah besar
nanti, karena telah dibiasakan melakukan kebaikan sejak kecil.
3. Membiasakan anak belajar agar tumbuh menjadi anak yang baik.
4. Belajar dimasa kecil lebih cepat menyerap ilmu di bandingkaan
belajar sesudah dewasa. 3
3
Ida Aulia Marwah, Pendekatan Dalam Pendidikan Islam, diakses di
https://idaauliamawaddah.blogspot.com/2015/06/pendekatan-dalam-pendidikan-islam.html?m=1
pada tanggal 09 April 2020pukul 21.00
4
Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (Sebuah Perbandingan dalam
Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat), Management of Educa tion, Vol. 1, No. 2, hlm 109
meyakini aqidah Islam serta memberi motivasi agar siswa ikhlas
mengamalkan ajaran Islam.
a. Hadits tentang pendekatan emosional
5
Bukhari Umar,M.Ag, Hadist Tarbawi, (Jakarta : Amzah, 2012), hlm.180
menggugah emosi mereka, sehingga para sahabat bisa
mengendalikan emosinya. Apabila dipahami sebagai satu tubuh
maka sikap saling mencintai dan saling menolong akan tumbuh
pada tiap-tiap manusia. Dengan demikian, semangat persatuan
akan menjadi kuat dan berkurangnya perpecahan yang ada
dalam menjalankan kehidupan.
Adapun perbedaan emosional seseorang yaitu Dari Abi
Sa'id al-Khudriy, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
“Ingatlah, di antara anak Nabi Adam AS itu ada yang lambat
marah dan cepat terkendali. Ada pula yang cepat marah dan
cepat pula terkendali. Ingatlah, di antara anak Nabi Adam AS
itu ada yang cepat marah dan lambat terkendali. Ingatlah,
sebaik-baik mereka ialah yang lambat marahnya dan cepat
terkendalinya. Ingatlah, seburuk-buruk anak Nabi Adam ialah
yang cepat marahnya dan lambat terkendalinya.” Berdasarkan
hadis tersebut, Muh}ammad Usman Najasi mengelompokkan
tingkat emosi kemarahan manusia ke dalam tiga tingkatan.
Pertama, orang yang emosi kemarahannya lambat, jarang
mengekspresikan kemarahannya, kalaupun ia marah ia akan
cepat mengendalikan emosinya kemarahannya. Orang
semacam ini dikategorikan sebagai manusia yang sangat mulia.
Kedua, orang yang emosi kemarahannya terlalu cepat tetapi ia
juga cepat mengendalikannya. Ketiga, orang yang emosi
kemarahannya terlalu cepat muncul, dia sulit
mengendalikannya kecuali dalam waktu yang lama. Orang
semacam inilah dikategorikan sebagai manusia yang paling
buruk.6
6
Nadwa, Hadis-hadis Tentang Peserta Didik, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8, No. 1, (2014), hlm
14
d. Nilai-nilai yang terkandung dalam Hadis
Secara komprehensif, Al-Zantany menyebutkan beberapa tujuan
pendidikan emosional, diantaranya yaitu:7
1. Menyempurnakan aspek emosional, menanamkan pada jiwa dan
mencegah munculnya emosi yang tidak baik.
2. Memberikan daya pada instink untuk tidak mewujudkan perilaku
yang merusak jiwanya dan masyarakat.
3. Mengembangkan instink kemanusian.
4. Mendorong seseorang untuk mencegah dirinya dari perbuatan yang
menyeleweng.
5. Mengarahkan seseorang agar terhindar dari penyakit jiwa.
Secara umum nilai yang ada dalam pendekatan emosional yaitu
1. Bersikap lemah lembut terhadap peserta didik, agar peserta didik
dapat dengan mudah memahami apa yang diajarkan.
2. Pentingnya mempererat tali persaudaraan antara sesama manusia.
3. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-
harinya membutuhkan orang lain, dalam arti saling tolong
menolong.
7
Rudi Ahmad Suryadi, Hadits: Sumber Pemikiran Tujuan Pendidikan, Jurnal Pendidikan Agama
Islam, Vol. 9, No. 2, (2011), hlm 179
3. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan atau
memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Guru yang
senantiasa baik kepada setiap orang misalnya, secara langsung
memberikan keteladanan kepada peserta didiknya. Keteladan pendidik
terhadap peserta didiknya merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
guru akan menjadi tokoh identifikasi dalam pandangan anak yang akan
dijadikan sebagai teladan dalam mengidentifikasikan diri dalam
kehidupanya. menyuguhkan penciptaan kondisi pergaulan yang akrab
antara personal sekolah, perilaku pendidik dan tenaga kependidikan
lain yang mencerminkan akhlak terpuji yang merupakan dampak
positif dari pengajaran agama islam, baik langsung maupun tidak
langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.8
Jadi sebagai pendidik yang baik itu adalah bisa memberi contoh
keteladanan kepada peserta didik maupun bagi masyarakat yang bisa
digugu dan ditiru. Sehingga peserta didik maupun masyarakat dapat
menerapkan perilaku yang baik.
8
Ontayus, Pendekatan Dalam Pendidikan Islam, diakses di
https://masonta.blogspot.com/2015/12/makalah-hadist-pendekatan-dalam_23.html?m=1 pada
tanggal 10 April 2020 pukul 09.00
a. Hadist Tentang Pendekatan Keteladanan
ّٰللاُ َعلَ ْي ِهصلَى ه َ ي ّ ِث قَا َل أَت َ ْينَا النَّب ِ سلَ ْي َمانَ َما ِل ِك ب ِْن ال ُح َوي ِْرُ َع ْن أبِ ْى
ظ َّن أ َ َّن ا ْشت ْقنَا َ َاربُ ْونَ فَأَقَ ْمنَا ِع ْن َدهُ ِع ْش ِريْنَ لَ ْيلَةَ ف ِ َشبَبَةٌ ُمتَق
َ سلَّ َم َون َْح ُنَ َو
س أَلَنَا َع َّم ْن ت َ َر ْكنَا فِى ا َ ْه ِلنَا فَأ َ ْخبَرنَاهُ َو َكانَ َرفِ ْيقًا َر ِح ْي ًما َ أ َ ْهلَنَا َو
َ صلُّ ْوا َك َم
ارأ َ ْيت ُ ُم ْونِي َ لى أه ِل ْي ُك ْم فَعَ ِلّ ُم ْو ُه ْم َو ُم ُر ْو ُه ْم َو َ ِار ِجعُ ْوا إ ْ فَقَا َل
صالَةُفَ ْليُ َؤذّ ِْن لَ ُك ْم أ َ َح ُد ُك ْم ث ُ َّم ِل َي ُؤ َّم ُك ْم
َّ ت ال ِ ض َرَ ص ِلّ ْي َواِ َذا َح َ ُأ
b. Terjemah Hadis
Artinya: Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits
berkata,”kami, beberapa orang pemuda sebaya mengunjungi Nabi,
lalu kami menginap bersama beliau selama 20 malam. Beliau
menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan menanyakan
apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu kami
memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah orang yang halus
perasaanya dan penyayang. Beliau bersabda,” kembalilah kepada
keluarga kalian. Ajarilah mereka, suruhlah mereka, dan shalatlah
kalian sebagaimana kalian melihat saya mendirikan shalat. Apabila
waktu shalat telah masuk, hendaklah salah seorang diantara kalian
mengumandangkan azan dan yang lebih tua hendaklah menjadi
imam.” (H.R Al-Bukhari).
c. Analisis Hadits
3. Terdahulukan orang yang lebih tua untuk menjadi imam, hal ini
menamkan peserta didik untuk tidak merasa besar kepala dan
tidak mudah menyepelekan diri sendiri.
9
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Jakarta: Amzah, 2014) h.
189-191
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan merupakan proses kegiatan yang dilakukan dalam hal
mendekati sesuatu. Jika dikaitkan dengan pendekatan pendidikan berarti
suatu proses kegiatan, perbuatan, dan cara mendekati bidang pendidikan
sehingga mempermudah pelaksanaan kegiatan pendidikan tersebut. Ragam
pendekatan dalam pendidikan diantaranya yaitu pendekatan pembiasaan,
pendekatan emosional, dan pendekatan keteladanan.
Metode pembiasaan adalah membiasakan seorang peserta didik
untuk melakukan sesuatu sejak lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah
pengulangan, jadi sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini akan
diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya. Setelah terbiasa, peserta
didik akan merasa mudah untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan
keagamaan.
Pendekatan Emosional secara lughawi berarti “menyentuh
perasaan, mengharukan”. Secara terminologi, pendekatan emosional
adalah “usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam
meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya”. Melalui
pendekatan emosional, setiap pendidik selalu berusaha untuk “membakar”
semangat (ghirah) anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran
agama yang sesuai tuntunan Alqur’an dan Assunnah.
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan atau
memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Guru yang senantiasa
baik kepada setiap orang misalnya, secara langsung memberikan
keteladanan kepada peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Nadwa. 2014. Hadis-hadis Tentang Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
8, No. 1