Makalah Uas Pancasila
Makalah Uas Pancasila
Makalah Uas Pancasila
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah “Pengaruh Tidak
Meratanya Pendidikan Terhadap Cita-Cita Bangsa Indonesia” dengan baik dan tepat
waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kami berterima kasih
pada dosen mata kuliah umum Pendidikan Pancasila dan kepada semua pihak yang telah
kemungkinan adanya kekurangan atau kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca akan penulis terima dengan rasa syukur. Semoga makalah ini
Penyusun
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.3 Manfaat............................................................................................................................5
Referensi....................................................................................................................................6
Deskripsi Teoritik...................................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................9
PEMBAHASAN........................................................................................................................9
BAB V......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor penting dalam setiap hidup manusia. Dalam hidup ini
tidak ada manusia yang tidak menempuh pendidikan, baik pendidikan formal maupun
informal. Pendidikan moral yang semenjak kecil diajarkan oleh orang tua hingga hal-hal yang
membentuk karakter dan wawasan luas yang diajarkan di sekolah. Selain itu pendidikan
merupakan pondasi manusia untuk menentukan masa depannya. Dan juga pendidikan
merupakan faktor penentu dari suatu negara, seperti halnya apakah negara itu berkembang
ataupun negara maju. Bila pendidikan disuatu negara rendah yang mengakibatkan sumber
Selain itu wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau dan memiliki beragam suku
bangsa dengan kekayaan adat yang berbeda-beda. Indonesia merupakan negara kepulauan
sehingga jika di kaitkan dengan pendidikan, hanya pendidikan di wilayah atau daerah yang
dapat di jangkau pemerintah pusat dan pemerintah daerah sajalah yang di perhatikan,
Hal hasilnya masyarakat di daerah terpencil kurang atau bahkan tidak pernah merasakan
bangku pendidikan yang sempurna, selayaknya masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan
kenyataannya masih banyak sekolah-sekolah di daerah terpencil yang sarana dan prasarana
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan diatas menujukan bahwa pendidikan di indonesia tidak merata hingga
pelosok negeri atau daerah terpencil seperti daerah perbatasan. Sehingga pada rumusan
1. Bagaimana pengaruh tidak meratanya pendidikan di indonesia terhadap cita cita bangsa
indonesia?
1.3 Manfaat
di negeri ini tidak merata sehingga manfaat dari makalah ini nantinya bisa menjadikan
mahasiswa lebih peka terhadap pendidikan khususnya mahasiswa dalam bidang pendidikan
atau calon guru sehingga mahasiswa baik yang akan menjadi guru ataupun tidak menjadi
guru belajar dengan sungguh-sungguh dan dapat menjadikan jati dirinya mengabdi untuk
turut andil dalam menggapai cita cita bangsa indonesia sesuai dengan pembukaan UUD 1945
Selain itu manfaat untuk masyarakat adalah menambah wawasan masyarakat tentang
tidak meratanya sistem pendidikan di Indonesia sehingga masyarakat luas pun tau dan dapat
berkontribusi dalam memajukan pendidikan di negeri ini dalam bentuk pendidikan moral
5
BAB II
Referensi
Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Pendidikan
mengantar anak ke sekolah serta menjaga anak itu agar bertingkah laku susila dan
dengan the study of educational goals and proceses (English nd English, 1970: 376).
Menurut Theodore Brameld (1978), pendidikan memiliki fungsi yang luas yaitu sebagai
pengayom dan pengubah kehidupan suatu masyarakat jadi lebih baik dan membimbing
masyarakat yang baru supaya mengenal tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Jadi
pendidikan adalah sebuah proses yang lebih luas dari sekedar periode pendidikan di
sekolah. Pendidikan adalah sebuah proses belajar terus menerus dalam keseluruhan
aktifitas sosial sehingga manusia tetap ada dan berkembang.Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
berikutnya, karena pendidikan adalah salah satu jalan utama untuk meningkatkan kualitas
menjadi titik krusial pembentukan mental, spiritual, sekaligus intelektualitas bagi generasi
6
bangsa. Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia memang tiada henti-hentinya. Mulai
a. Pemerataan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata
dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3)
sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara,
dan perbuatan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan
adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan
dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia
untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa
disebut perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan
pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang
dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, suku dan ras, maupun letak
lokasi geografis.
7
(2) Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatau Pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial,.”
Dari penggalan alinea keempat tersebut bahwa pendiri bangsa ini sudah bercita
cita ingin mencerdaskan kehidupan bangsanya. Dan sesuai dengan isi dari pasal 31
setelah diamandemen antara lain:
8
BAB III
PEMBAHASAN
kelahiran yang tinggi di mana generasi muda adalah harapan kita untuk mengembangkan
negara ini dan harapannya mereka juga meraih pendidikan setinggi-tingginya. Tapi di era
globalisasi telah mengubah cara berpikir masyarakat, yang cenderung meninggalkan budaya
ketimuran. Pada saat inilah pendidikan menjadi penting. Pendidikan merupakan salah satu
faktor penting kewibawaan sebuah negara didapatkan. Dengan pendidikan yang baik pastinya
akan melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompeten dalam bidangnya.
Sehingga kondisi bangsa akan terus mengalami perbaikan dengan adanya para penerus
generasi bangsa yang mumpuni dalam berbagai ilmu. Pendidikan adalah suatu hak dan
kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia. Dari pendidikan seseorang akan belajar
menjadi seorang yang berkarakter dan mempunyai ilmu pendidikan dan sosial yang tinggi.
negara berkembang lainnya. Menurut Education For All Global Monitoring Report yang
dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahun dan berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, dari
127 negara, Education Development Index (EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69.
Indonesia kalah dibandingkan Malaysia (65) dan Brunei (34). Selain itu, akses pendidikan di
Indonesia masih perlu mendapat perhatian, lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat
melanjutkan sekolah. Sementara dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar terdapat lebih
dari 54 persen guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan dan 13,19 persen
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan
9
di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di
bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000),
Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57
negara yang disurvei di dunia. Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia heboh.
Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih
Kemajuan teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa
Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia
terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain. Oleh karena
itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah
bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Penyebab rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektivitas, efisiensi dan standarisasi
pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang
Kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah atau di
daerah sampai daerah terpencil sana. Sehingga para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak
bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Padahal lapangan pekerjaan terbatas. Masalah
(kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (afektif). Belajar bukan hanya berpikir tapi
menyukai, semangat dan sebagainya. Setidaknya ada beberapa permasalahan yang bisa
teridentifikasi dalam dunia pendidikan kita, yaitu: rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya
10
kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya
mahalnya biaya pendidikan. Ada beberapa dampak dari luar yang dapat mempengaruhi
pendidikan yaitu politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum dan lingkungan. Politik juga bisa
kebijakan seperti memberikan dana sekolah gratis tetapi dana tersebut tidak sampai ke tangan
yang berhak, bisa karena dana yang susah dicairkan atau terjadinya suatu korupsi.
Ekonomi, di mana masih beredar buku-buku sekolah atau buku untuk mahasiswa
yang harganya mahal, dari situ bisa mempersulit bagi orang yang kurang mampu. Kurang
meratanya beasiswa di sejumlah daerah di Indonesia yang padahal masih banyak daerah-
daerah terpencil yang sangat membutuhkannya. Sosial, kurang kesadaran di setiap manusia
tentang pentingnya pendidikan, karena rasa sosial yang masih kurang terhadap orang-orang
yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikannya. Masih banyak pula yang
mengesampingkan pendidikan, padahal kita semua tahu pendidikan itu penting. Dan
masyarakat yang bisa dikatakan orang berada yang mampu untuk membantu, tetapi hatinya
kurang tergerak untuk membangun suatu sekolah sosial yang diperuntukkan bagi anak-anak
yang kurang mampu, anak jalanan atau semacamnya karena rasa sosial yang kurang.
Sumber: CNN-indonesia
11
Dari pemaparan berita di halaman sebelumnya dapat disimpulkan masih belum merata
Kedua, fasilitas juga menjadi faktor penting di dalam pemerataan tingkat pendidikan
di Indonesia, karena dangan fasilitas yang baik dan mendukung akan mempermudah para
pengajar menyampaikan materi pembelajaran dan ini juga mempermudah para siswa untuk
mengerti tentang materi yang di sampaikan. Tapi, di Indonesia setiap daerahnya belum tentu
memiliki buku pelajaran dan referensi yang sama, bahkan masih ada sekolah-sekolah yang
buku-bukunya tidak lengkap. Belum lagi ada sekolah-sekolah yang fasilitas lab, Komputer
dan kelasnya masih belum memadai. Padahal ini termaksud penunjang yang paling penting
dalam proses pembelajaran.
Ketiga, selain penerapan kurikulum dan fasilitas yang kurang lengkap, ada satu
masalah lagi yang bisa dianggap krusial dalam hal pemerataan tingkat pendidikan di
Indonesia yaitu kualitas pengajar. Ternyata kualis pengajar di setiap daerah itu berbeda-beda,
semakin tinggi tingkatan daerahnya maka semakin baik pula kualitas pengajarnya. Lalu apa
yang menyebabkan ini terjadi? Ini karena kurangnya bimbingan yang di berikan kepada
pengajar dalam hal mengajar dan terkadang ini adalah akibat dari kurangnya Sumber Daya
Manusia di suatu daerah menyebabkan secara terpaksa para pengajar yang belum siap
mengajar sudah di jadikan pengajar, tentu saja ini sangat menghambat kemajuan pendidikan
di daerah tersebut.
Lalu faktor lainnya adalah Ekonomi dimana pada daerah terpencil perekonomian
masih tertinggal sehingga jika ingin melanjutkan pendidikan membutuhkan dana yang sangat
besar bahkan untuk membeli sepatu dan seragam sekolah pun tidak mampu. Sehingga siswa
siswa pada daerah terpencil pergi kesekolah dengan pakaian yang lusuh dan menggunakan
sandal.
12
Jika dikaitkan dengan permasalahan faktor faktor tidak meratanya pendidikan di
Indonesia dengan dampaknya terhadap cita cita bangsa indonesia sesuai dengan Pembukaan
faktor faktor tidak meratanya pendidikan yang sudah disebutkan diatas jika dikaitkan dengan
data BPS:
Dari data diatas bisa kita lihat bagaimana kualitas angka partisipasi murni mengenai
pendidikan bahwa papua partisipasi murni dalam pendidikan masih dibawah 50 persen, yang
artinya pendidikan disana masih sangat kurang ini mempengaruhi tingkat kecerdasan contoh
lain dari akibat angka partisipasi murni dalam pendidikan adalah tingkat Buta Huruf berikut
13
TINGKAT BUTA HURUF
Sumber:BPS
Karena rendahnya tingkat partisipasi murni pendidikan maka bisa dilihat tingkat
persentase warga negara yang tidak bisa membaca atau buta huruf seperti di papua, data
sebelumnya menunjukan bahwa tingkat pastisipasi murni dalam pendidikannya rendah
maka tingkat kecerdasan pun juga rendah, seperti data diatas bisa dilihat bahkan sampai
umur 15 tahun hingga 44 tahun tingkat buta huruf masih tergolong tinggi yaitu sebesar 34
persen hal ini tumpang tindih dengan Jakarta yang hanya sebesar 0,45 persen.
menunjukan bahwa jika pendidikan di Indonesia tidak merata makan akan terjadi
ketimpangan kecerdasan yang akan berdampak pada cita-cita bangsa indonesia yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini akan sulit tercapai jika pendidikan Indonesia
tidak dibangun secara merata jika hal ini terus-menerus maka yang hanya cerdas hanyalah
warga negara di perkotaan tidak di daerah terpencil seperti papua. Jika contoh kecil yaitu
buta huruf sangat timpang tindih bagaimana dengan hal-hal mengenai wawasan atau ilu
pengetahuan luas, hal ini sangat berbanding terbalik dengan cita-cita bangsa indonesia
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, padahal Dana untuk pendidikan adalah 20 persen
dari APBN. Sehingga Tidak meratanya pendidikan di indoseia sangat mempengaruhi dan
memperlambat Cita Cita bangsa Indonesia. Dan hal ini menjadi PR tersendiri sekaligus
mengingatkan pemerintah terhadap hak-hak yang harus didapatkan oleh warga negaranya
sesuai dengan perundang-undangan yaitu pendidikan yang layak, dan pemerataan
pendidikan yang seadil adilnya baik dikota maupun di desa atau di daerah terpencil.
14
BAB V
berpengaruh terhadap cita cita bangsa indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sehingga dari kasus dan pembahasan diatas yang dimana disebutkan berbagai faktor yang
partisipasi murni yang sangat tinggi sehingga angka buta huruf pun sangat tinggi karena
banyak dari warga negara yang pendidikan masih jauh tertinggal tidak mengenyam sekolah
dasar sehingga angka buta huruf pun tergolong tinggi. Dari contoh kecil ini pun bisa ditarik
kesimpulan bahwa hal hal dasarpun tidak memadai bagaimana dengan hal hal yang cukup
kompleks. Jika membaca pun tidak bisa bagaiman warga negara di daerah terpencil dapat
mengeksplor pengetahuan lewat membaca buku hal ini sangat memperlambat pencapaian cita
Saran yang bisa kita lakukan adalah ikut membantu mereka yang membutuhkan
melalui sosial media membantu mengingatkan bahwa pendidikan di Indonesia masih belum
merata sehingga jikalau banyak orang-orang yang sadar maka akan tergerak juga. Dan juga
kita dapat membantu dalam megingatkan pemerintah bahwasannya masih banyak sekolah-
sekolah di daerah terpencil yang masih tidak layak, baik dari fasilitas yaitu membantu
pemerintah dalam melaporkan hal-hal berupa informasi tentang perkembangan daerah daerah
yang pendidikannya masih belum merata atau masih belum layak sehingga pemerintah juga
akan cepat tanggap dalam menangani masalah ini. Dan hendaknya pemerintah dapat
memantau dan pengalokasian dana pendidikan menjadi lebih baik lagi sehingga pendidikan
15
indonesia bisa merata dan tercapainya cita cita bangsa indonesia yaitu mencerdaskan
16
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.Eraswasta.
https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20180103112420-445-266335/ada-apa-dengan-
pendidikan-di-indonesia/
17