Panning (Dewy)
Panning (Dewy)
Panning (Dewy)
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan kami mengikuti praktikum ini yaitu :
1. Mengetahui, mengenal, dan memahami bagaimana cara kerja alat ;
2. Memisahkan konsentrat dengan pengotornya serta dapat mentukan nilai
perolehan konsentrat (recovery).
I.3.1 Alat
1. Alat Tulis Menulis;
2. Kalkulator;
3. Neraca Analitic;
4. Panning;
5. Kaos Tangan;
6. Masker;
7. Safety Glass ;
8. Magnet
9. Kantong Sampel.
1.3.2 Bahan
1. Kertas A4;
2. Pasir besi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Panning atau mendulang merupakan salah satu cara dalam pengambilan sampel
dalam eksplorasi. Panning memiliki keterbatasan dalam jumlah konsentrat yang
dapat terambil sehingga metode panning tidak digunakan dalam skala besar atau
skala perusahaan. Panning digunakan untuk mengetahui jumlah penyebaran mineral
berharga yang tertransportasi oleh aliran sungai dari batuan induknya. Peta aliran
sungai sangatlah penting dalam menentukan tempat penyebaran mineral berharga.
Setiap lokasi aliran sungai akan diambil sampel dengan menggunakan panning.
Apabila hasil yang ditemukan terdapat adanya mineral berharga maka akan terus
dilakukan penyelidikan menuju ke arah hulu sungai untuk menemukan mineral
induknya. Apabila hasil dari pengambilan sampel menggunakan panning mulai
berkurang mineral berharganya maka akan dihentikan proses pencariannya. Secara
prinsip, kegiatan dulang merupakan pemisahan konsentrat dari tailing-nya, dimana
material konsentrat yang mempunyai berat jenis lebih besar akan tertahan di bagian
dasar alat dulang, sedangkan yang lebih ringan berat jenisnya dan dianggap sebagai
tailing ikut larut bersama aliran air.
Tailing adalah limbah batuan atau tanah halus sisa-sisa dari pengerusan dan
pemisahan (estraksi) mineral yang berharga (tembaga, emas, perak) dengan bahan
tambang. Tailing terdiri dari 50% praksi pasir halus dengan diameter sekitar 0,075 –
0,4 mm dan 50 % terdiri dari praksi lempung dengan diameter kurang dari 0,075
mm. Bahan tambang baik itu batuan, pasir maupun tanah setelah digali dan dikeruk,
lalu estrak bumi (mineral berbahaya) yang persentasenya sangat kecil dipisahkan
lewat proses pengerusan, bahan tambang yang begitu banyak disirami dengan zat-zat
kimia (cianida, mercury, Arsenik) lalu bijih emas tembaga atau perak disaring oleh
Carbon Filter, proses pemisahan dan penyaringan mineral ini menyisakan Lumpur
dan air cucian bahan tambang yang disebut tailing , mineral berharga diambil,
sedangkan tailing akan terbawa bersama zat-zat kimia yang mengandung logam
berat/beracun lainnya.
Konsentrat adalah mineral berharga yang dipisahkan dari bijih setelah
mengalami pengolahan tertentu dan merupakan bagian ekonomis yang dihasilkan
dari proses penambangan yang akan di lempar kepasaran, suatu bahan pakan yang
dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari
keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai
suplemen atau pakan lengkap. Konsentrat bertujuan sebagai makanan ternak penguat
yang kaya karbohidrat dan protein seperti jagung, bekatul dan bungkil-bungkilan.
Konsentrat digunakan terutama pada saat pertumbuhan, pada masa kebuntingan
maupun saat menyusui bagi induknya. Konsentrat sumber protein dapat diperoleh
dari hasil samping penggilingan berbagai biji-bijian, bahan pakan sumber protein
hewani, dan hijauan sumber protein, sedangkan konsentrat sumber energi dapat
diperoleh dari dedak dan biji-bijian seperti jagung. Bahan pakan penguat ini meliputi
bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur,
dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan berbagai umbi. Fungsi pakan penguat ini
adalah meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai
gizinya rendah. Sapi yang sedang tumbuh ataupun yang sedang dalam periode
penggemukan harus diberikan pakan penguat yang cukup, sedangkan sapi yang
digemukkan dengan sistem ”dry lot fattening” justru sebagian besar pakan berupa
pakan berbutir atau penguat.
Konsentrat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu konsentrat sumber protein dan
konsentrat sumber energi. Konsentrat dikatakan sebagai sumber energi apabila
mempunyai kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar 18%,
sedangkan konsentrat dikatakan sebagai sumber protein karena mempunyai
kandungan protein lebih besar dari 20%.
Mendulang emas pada pendulangan tradisional biasa dilakukan secara sendiri dan
sering dilakukan dipinggiran sungai.
.
Gambar 2.3 Pendulangan Emas Tradisional
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Sampel yang telah dibagi kemudian dimemasukkan kedalam alat dulang lalu
didulang hingga waktu yang telah ditentukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
4.2 Pembahasan
Tabel 1
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
122 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
354 g
¿ 0,34 × 100 %
¿ 34 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
26 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
126 g
¿ 0,20 ×100 %
¿ 20 %
Tabel 2
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
751 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1653 g
¿ 0,45 ×100 %
¿ 45 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
94 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
452 g
¿ 0,20 ×100 %
¿ 20 %
Tabel 3
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
751 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1633 g
¿ 0,45 ×100 %
¿ 45 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 % %
Berat Awal
94 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
472 g
¿ 0,19 ×100 %
¿ 19 %
Tabel 4
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
1051 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
3730 g
¿ 0,28 ×100 %
¿ 28 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
367 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
902 g
¿ 0,40 ×100 %
¿ 40 %
Tabel 5
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
155 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
358 g
¿ 0,43 ×100 %
¿ 43 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
38 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
138 g
¿ 0,27 ×100 %
¿ 27 %
Tabel 6
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
831 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1839 g
¿ 0,45 ×100 %
¿ 45 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
78 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
532 g
¿ 0,14 × 100 %
¿ 14 %
Tabel 7
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
821 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
1637 g
¿ 0,50 ×100 %
¿ 50 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
68 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
432 g
¿ 0,15 ×100 %
¿ 15 %
Tabel 8
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
1718 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
4712 g
¿ 0,36 ×100 %
¿ 36 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
421 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
952 g
¿ 0,44 × 100 %
¿ 44 %
Tabel 9
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
631 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1842 g
¿ 0,34 × 100 %
¿ 34 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
72 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
441 g
¿ 0,16 ×100 %
¿ 16 %
Tabel 10
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
1821 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
3213 g
¿ 0,56 ×100 %
¿ 56 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
112 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
601 g
¿ 0,18 ×100 %
¿ 18 %
601 g ×112 g
Recovery= ×100 %
3213 g× 1821 g
¿ 0,011 ×100 %
= 1,1 %
Tabel 11
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
30 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
224 g
¿ 0,13 ×100 %
¿ 13 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
102 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
218 g
¿ 0,46 ×100 %
¿ 46 %
218 g ×102 g
Recovery= ×100 %
224 g ×30 g
¿ 3,308 ×100 %
= 330 %
Tabel 12
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
621 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1848 g
¿ 0,33 ×100 %
¿ 33 %
Berat Awal
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Akhir
81 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
532 g
¿ 0,15 ×100 %
¿ 15 %
= 3,7 %
Tabel 13
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
852 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1800 g
¿ 0,47 ×100 %
¿ 47 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
92 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
362 g
¿ 0,25 ×100 %
¿ 25 %
= 2,1 %
Tabel 14
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
1182 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
4215 g
¿ 0,28 ×100 %
¿ 28 %
Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
286 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
852 g
¿ 0,33 ×100 %
¿ 33 %
= 4,8 %
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mokh. Winanto Ajie PH, dkk. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN. Jurusan Teknik
Pertambangan, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta Islam Bandung. Bandung
Sudaryanto, Untung Sukamto. 2014. Petunjuk Praktikum Pengolahan Bahan Galian.
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, Jurusan Teknik Pertambangan-
FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta.
https://www.academia.edu/8911753/Pengenalan_Jigging_And_Panning.