Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Panning (Dewy)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan bahan galian adalah kegiatan yang bertujuan untuk menaikkan


kadar atau mempertinggi mutu bahan galian yang dihasilkan dari tambang sampai
memenuhi persyaratan untuk diperdagangkan atau dipakai sebagai bahan baku untuk
bahan industri lain. Bahan galian yang dihasilkan dari tambang biasanya selain
mengandung mineral berharga yang diingikan juga mengandung mineral pengotor
(gangue mineral) sehingga hasil tambang tidak bisa langsung dimanfaatkan atau
diperdagangkan. Untuk menghilangkan mineral pengotor tersebut sehingga hasil
tambang dapat dimanfaatkan atau diperdagangkan, maka dilakukan dengan
pengolahan bahan galian. Proses pemisahan antara mineral berharga dengan mineral-
mineral pengotor didasarkan kepada perbedaan, baik fisik maupun sifat kimia antara
mineral berharga dengan mineral pengotornya.
Panning atau mendulang merupakan salah satu cara dalam pengambilan
sampel dalam eksplorasi. Panning memiliki keterbatasan dalam jumlah konsentrat
yang dapat terambil sehingga metode panning tidak digunakan dalam skala besar
atau skala perusahaan. Panning digunakan untuk mengetahui jumlah penyebaran
mineral berharga yang tertransportasi oleh aliran sungai dari batuan induknya. Peta
aliran sungai sangatlah penting dalam menentukan tempat penyebaran mineral
berharga. Setiap lokasi aliran sungai akan diambil sampel dengan menggunakan
panning. Apabila hasil yang ditemukan terdapat adanya mineral berharga maka akan
terus dilakukan penyelidikan menuju ke arah hulu sungai untuk menemukan mineral
induknya. Metode panning atau mendulang merupakan metode untuk menemukan
letak sumber serpihan mineral (mineral cuts = float) yang umumnya berupa urat bijih
(vein) endapan primer di tempat-tempat yang elevasinya tinggi.
Percobaan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar
dapat berkompeten serta mampu dalam menjalankan dan memfungsikan Alat
Panning sebagai alat pengolahan bahan galian. Dengan demikian percobaan ini
sangatlah perlu dilakukan sebagai tindak lanjut dari materi yang didapatkan dari mata
kuliah pengolahan bahan galian.

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan kami mengikuti praktikum ini yaitu :
1. Mengetahui, mengenal, dan memahami bagaimana cara kerja alat ;
2. Memisahkan konsentrat dengan pengotornya serta dapat mentukan nilai
perolehan konsentrat (recovery).

1.3 Alat dan Bahan

I.3.1 Alat
1. Alat Tulis Menulis;
2. Kalkulator;
3. Neraca Analitic;
4. Panning;
5. Kaos Tangan;
6. Masker;
7. Safety Glass ;
8. Magnet
9. Kantong Sampel.
1.3.2 Bahan
1. Kertas A4;
2. Pasir besi.

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Panning, Tailing, dan Konsentrat

Panning atau mendulang merupakan salah satu cara dalam pengambilan sampel
dalam eksplorasi. Panning memiliki keterbatasan dalam jumlah konsentrat yang
dapat terambil sehingga metode panning tidak digunakan dalam skala besar atau
skala perusahaan. Panning digunakan untuk mengetahui jumlah penyebaran mineral
berharga yang tertransportasi oleh aliran sungai dari batuan induknya. Peta aliran
sungai sangatlah penting dalam menentukan tempat penyebaran mineral berharga.
Setiap lokasi aliran sungai akan diambil sampel dengan menggunakan panning.
Apabila hasil yang ditemukan terdapat adanya mineral berharga maka akan terus
dilakukan penyelidikan menuju ke arah hulu sungai untuk menemukan mineral
induknya. Apabila hasil dari pengambilan sampel menggunakan panning mulai
berkurang mineral berharganya maka akan dihentikan proses pencariannya. Secara
prinsip, kegiatan dulang merupakan pemisahan konsentrat dari tailing-nya, dimana
material konsentrat yang mempunyai berat jenis lebih besar akan tertahan di bagian
dasar alat dulang, sedangkan yang lebih ringan berat jenisnya dan dianggap sebagai
tailing ikut larut bersama aliran air.

Gambar 2.1 Panning atau Mendulang

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Tailing adalah limbah batuan atau tanah halus sisa-sisa dari  pengerusan dan
pemisahan (estraksi) mineral yang berharga (tembaga, emas, perak) dengan bahan
tambang. Tailing terdiri dari 50% praksi pasir halus dengan diameter sekitar 0,075 –
0,4 mm dan 50 % terdiri dari praksi lempung dengan diameter kurang dari 0,075
mm. Bahan tambang baik itu batuan, pasir maupun tanah setelah digali dan dikeruk,
lalu estrak bumi (mineral berbahaya) yang persentasenya sangat kecil dipisahkan
lewat proses pengerusan, bahan tambang yang begitu banyak disirami dengan zat-zat
kimia (cianida, mercury, Arsenik) lalu bijih emas tembaga atau perak disaring oleh
Carbon Filter, proses pemisahan dan penyaringan mineral ini menyisakan Lumpur
dan air cucian bahan tambang yang disebut tailing , mineral berharga diambil,
sedangkan tailing akan terbawa bersama zat-zat kimia yang mengandung logam
berat/beracun lainnya.
Konsentrat adalah mineral berharga yang dipisahkan dari bijih setelah
mengalami pengolahan tertentu dan merupakan bagian ekonomis yang dihasilkan
dari proses penambangan yang akan di lempar kepasaran, suatu bahan pakan yang
dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari
keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai
suplemen atau pakan lengkap. Konsentrat bertujuan sebagai makanan ternak penguat
yang kaya karbohidrat dan protein seperti jagung, bekatul dan bungkil-bungkilan.
Konsentrat digunakan terutama pada saat pertumbuhan, pada masa kebuntingan
maupun saat menyusui bagi induknya. Konsentrat sumber protein dapat diperoleh
dari hasil samping penggilingan berbagai biji-bijian, bahan pakan sumber protein
hewani, dan hijauan sumber protein, sedangkan konsentrat sumber energi dapat
diperoleh dari dedak dan biji-bijian seperti jagung. Bahan pakan penguat ini meliputi
bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur,
dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan berbagai umbi. Fungsi pakan penguat ini
adalah meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai
gizinya rendah. Sapi yang sedang tumbuh ataupun yang sedang dalam periode
penggemukan harus diberikan pakan penguat yang cukup, sedangkan sapi yang
digemukkan dengan sistem ”dry lot fattening” justru sebagian besar pakan berupa
pakan berbutir atau penguat.
Konsentrat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu konsentrat sumber protein dan
konsentrat sumber energi. Konsentrat dikatakan sebagai sumber energi apabila

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

mempunyai kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar 18%,
sedangkan konsentrat dikatakan sebagai sumber protein karena mempunyai
kandungan protein lebih besar dari 20%.

2.2 Macam – Macam Dulang

2.2.1 Dulang Emas


Dulang emas adalah salah satu peralatan pertama yang digunakan dalam
mendapatkan emas dan adalah salah satu dari yang terakhir, bahkan dipekerjaan
tambang komersil untuk memeriksa nilai bijih yang sedang diproses. Dulang Emas
digunakan di mana saja emas terjadi kira-kira 75% dari semua negara-negara di
dunia.

Gambar 2.1 Dulang Emas

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Ekstraksi pada Pendulangan Emas

Gambar 2.2 Ekstraksi pada Pendulangan Emas

Mendulang emas pada pendulangan tradisional biasa dilakukan secara sendiri dan
sering dilakukan dipinggiran sungai.

.
Gambar 2.3 Pendulangan Emas Tradisional

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

2.2.2 Dulang Batea


Dulang Batea adalah jenis lain dari dulang yang bagian bawahnya datar atau
kadang-kadang bercekungan kecil-kecil dengan dimeter bagian atasnya 40-75 cm,
sedangkan ukuran lainnya sama dengan dulang. Dulang dan batea dapat terbuat dari
kayu, logam plastik tebal atau gelas fiber (fiberglass).

Gambar 2.4 Dulang Batea

2.2.3 Dulang Plastic


Dulang yang paling efisien untuk pemula adalah yang dibentukdari plastik.
Itu lebih baik dengan dulang baja dengan beberapa pertimbangan. pertama adalah
karat yang bersifat menghancurkan. yang kedua, didapat tekstur permukaan yang
bagus untuk menahan emas agar lebih baik. Ketiga, ini tentang adalah berat atau
beban suatu dulang baja, dan keempat warna dapat dibuat dengan hitam permanen
sedemikian sehingga lapisan emas yang paling kecil dapat dengan mudah dilihat.

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Gambar 2.5 Dulang Plastic

Gambar 2.6 Kegiatan Pendulangan

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

2.2.4 Dulang Cowhorns


Cowhorns juga digunakan untuk mendulang emas. Yang mempunyai celah
panjang, dan kemudian steamed sampai itu adalah cukup lembut untuk dikerjakan,
horn berbentuk terbuka dengan pinggan dangkal yang sesuai untuk mendulang. Di
zaman dulu pinggan emas adalah satu-satunya alat yang tersedia untuk penyelidik
dan penambang kecil untuk memisahkan emas.

Yang mana pertimbangan diatas adalah cukup untuk menguasai dulang


plastik. Tetapi masih ada keuntungan lain. Yang dibuat dengan suatu proses injection
mold, riffles dapat dengan mudah dibentuk ke dalam suatu dulang plastik. Riffles ini
dapat menjerat banyak emas dalam suatu sluice box, dengan begitu akan
mempercepat proses pendulangan. Pekerja yang sudah berpengalaman sering
mengacu pada ini sebab mereka mengijinkan pemula untuk mendulang dengan
hampir derajat tingkat efisiensi yang sama.

Gambar 2.7 Dulang Cowhorns

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

2.3 Parameter Pengolahan Bahan Galian

Parameter-parameter yang harus diperhatikan saat pengolahan bahan galian


diantaranya :
a. Kadar, kandungan mineral berharga dalam konsentrat.kadar sebenarnya
menunjukkan rasio massa mineral berharga dalam konsentrat di banding
dengan berat konsentratnya
b. Rasio konsentrasi,menyatakan jumlah umpan yang di perlukan untuk
mendpatkan satu ton konsentrat.
c. Recovery, menyatakan jumlah persentasi mineral berharga yamg dapt di
ambil dari umpan dan masuk ke konsentrat.nilai ini menunjukan rasio
mineral berharga yang ada dalm konsentrat di banding dengan mineral
berharga dalm biji,nilai ini menunjukkan efesiensi dari perusahaan.

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Dalam melakukan praktikum pada mata acara grinding mempunyai beberapa


langkah sebagai berikut :
Pertama-tama menyiapkan sampel atau bahan yang akan diperlukan seperti
pasir besi sebanyak 500 gr.

Gambar 3.1 Persiapan Sampel Pasir Besi Sebanyak 500 gr

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Setelah itu membagi sampel menjadi 25 gr bagian untuk dilakukan panning

Gambar 3.2 Sampel 250 gr

Sampel yang telah dibagi kemudian dimemasukkan kedalam alat dulang lalu
didulang hingga waktu yang telah ditentukan.

Gambar 3.3 Sampel Pasir Besi yang didulang

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Setelah mencapai waktu yang ditetapkan kemudian mengeluarkan material


yang sudah berupa konsentrat dan menggunakan magnet untuk mengambil
konsentrat yang nantinya akan dikeringkan dan dtimbang menggunakan neraca
analitic.

Gambar 3.4 Pengambilan Konsentrat Menggunakan Magnet

Gambar 3.5 Hasil Pengambilan Konsentrat Menggunakan Magnet

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Langkah terakhir yang dilakukan yaitu mengeringkan konsentrat dan menimbang


berat akhir dari konsentrat. Proses penimbangannya menggunakan neraca analitic yang
dilakukan dengan menimbang gelas kosong dan gelas yang berisi konsentrat.

Gambar 3.6 Menimbang Gelas Kosong

Gambar 3.7 Gelas yang Berisi Konsentrat

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 354 g 122 g .......%
2 MIDLING 106 g + (20) 26 g .......%

Tabel 4.2

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 1633 g + (20) 751 g .......%
2 MIDLING 452 g 94 g .......%

Tabel 4.3

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 1633 g 751 g .......%
2 MIDLING 452 g + (20) 94 g .......%

Tabel 4.4

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 3730 g 1051 g .......%
2 MIDLING 882 g + (20) 367 g .......%

Tabel 4.5

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 358 g 155 g .......%
2 MIDLING 118 g + (20) 38 g .......%

Tabel 4.6

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

1 PANNING 1818 g + (20) 831 g .......%


2 MIDLING 532 78 g .......%

Tabel 4.7

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 1617 g + (20) 821 g .......%
2 MIDLING 432 g 68 g .......%

Tabel 4.8

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 4712 g 1718 g .......%
2 MIDLING 932 g + (20) 421 g .......%

Tabel 4.9

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 1842 g 631 g .......%
2 MIDLING 421 g + (20) 72 g .......%

Tabel 4.10

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 3213 g 184 g .......%
2 MIDLING 581 g + (20) 112 g .......%

Tabel 4.11

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 204 g + (20) 30 g .......%
2 MIDLING 218 102 g .......%

Tabel 4.12

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 1828 g + (20) 621 g .......%
2 MIDLING 532 81 g .......%

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Tabel 4.13

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 1800 g 852 g .......%
2 MIDLING 342 g + (20) 96 g .......%

Tabel 4.14

NO TIPE BERAT AWAL BERAT AKHIR DERAJAT KEMAGNETAN


1 PANNING 4215 g 1182 g .......%
2 MIDLING 832 g + (20) 286 g .......%

Dari tabel diatas, tentukan :


a. Derajat Kemagnetan
b. Recovery

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

4.2 Pembahasan

Tabel 1
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
122 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
354 g
¿ 0,34 × 100 %
¿ 34 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
26 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
126 g
¿ 0,20 ×100 %
¿ 20 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
126 g ×26 g
Recovery= x 100 %
354 g ×122 g
¿ 0,075 ×100 %
= 7,5 %

Tabel 2
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
751 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1653 g
¿ 0,45 ×100 %
¿ 45 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
94 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
452 g

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

¿ 0,20 ×100 %
¿ 20 %

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
452 g × 94 g
Recovery= ×100 %
1653 g× 751 g
¿ 0,034 ×100 %
= 3,4 %

Tabel 3
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
751 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1633 g
¿ 0,45 ×100 %
¿ 45 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 % %
Berat Awal
94 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
472 g
¿ 0,19 ×100 %
¿ 19 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
472 g × 94 g
Recovery= ×100 %
1633 g× 751 g
¿ 0,036 ×100 %
= 3,6

Tabel 4
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal

1051 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
3730 g
¿ 0,28 ×100 %
¿ 28 %

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal

367 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
902 g
¿ 0,40 ×100 %
¿ 40 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
902 g × 367 g
Recovery= ×100%
3730 g× 1051 g
¿ 0,084 × 100 %
= 8,4 %

Tabel 5
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal

155 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
358 g
¿ 0,43 ×100 %
¿ 43 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal

38 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
138 g
¿ 0,27 ×100 %
¿ 27 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
138 g× 38 g
Recovery= ×100 %
358 g ×155 g
¿ 0,094 × 100 %
= 9,4 %

Tabel 6

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
831 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1839 g
¿ 0,45 ×100 %
¿ 45 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
78 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
532 g
¿ 0,14 × 100 %
¿ 14 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
532 g × 78 g
Recovery= ×100 %
1839 g × 831 g
¿ 0,027 ×100 %
= 2,7 %

Tabel 7
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
821 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
1637 g
¿ 0,50 ×100 %
¿ 50 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal

68 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
432 g
¿ 0,15 ×100 %
¿ 15 %

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
432 g ×68 g
Recovery= ×100 %
1637 g ×821 g
¿ 0,021 ×100 %
= 2,1 %

Tabel 8
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
1718 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
4712 g
¿ 0,36 ×100 %
¿ 36 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
421 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
952 g
¿ 0,44 × 100 %
¿ 44 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
952 g× 421 g
Recovery= ×100 %
4712 g ×1718 g
¿ 0,049 ×100 %
¿4,9 %

Tabel 9
a. Derajat Kemagnetan

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
631 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1842 g
¿ 0,34 × 100 %
¿ 34 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
72 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
441 g
¿ 0,16 ×100 %
¿ 16 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
441 g ×72 g
Recovery= ×100 %
1842 g × 631 g
¿ 0,027 ×100 %=¿ 2,7 %

Tabel 10
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
1821 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
3213 g
¿ 0,56 ×100 %
¿ 56 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
112 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
601 g
¿ 0,18 ×100 %
¿ 18 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

601 g ×112 g
Recovery= ×100 %
3213 g× 1821 g
¿ 0,011 ×100 %
= 1,1 %

Tabel 11
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
30 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
224 g
¿ 0,13 ×100 %
¿ 13 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
102 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
218 g
¿ 0,46 ×100 %
¿ 46 %

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning

218 g ×102 g
Recovery= ×100 %
224 g ×30 g
¿ 3,308 ×100 %

= 330 %

Tabel 12
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
621 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1848 g
¿ 0,33 ×100 %
¿ 33 %

Berat Awal
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Akhir
81 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
532 g
¿ 0,15 ×100 %
¿ 15 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
532 g × 81 g
Recovery= ×100 %
1848 g× 621 g
¿ 0,037 ×100 %

= 3,7 %

Tabel 13
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
852 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
1800 g
¿ 0,47 ×100 %

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

¿ 47 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal

92 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
362 g
¿ 0,25 ×100 %
¿ 25 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
362 g × 92 g
Recovery= ×100 %
1800 g× 852 g
¿ 0,021 ×100 %

= 2,1 %

Tabel 14
a. Derajat Kemagnetan
Berat Akhir
Panning : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal

1182 g
Derajat Kemagnetan= ×100 %
4215 g
¿ 0,28 ×100 %
¿ 28 %

Berat Akhir
Midling : Derajat Kemagnetan= ×100 %
Berat Awal
286 g
Derajat Kemagnetan= × 100 %
852 g
¿ 0,33 ×100 %
¿ 33 %

Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling


b. Recovery : Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning
852 g × 282 g
Recovery= ×100 %
4215 g ×1182 g
¿ 0,048 ×100 %

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

= 4,8 %

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Panning atau Pendulangan adalah salah satu metode gravity


concentration yang paling sederhana dan juga paling murah serta sering dipakai
oleh para masyarakat karena hanya memerlukan alat dulang. Cara kerja alat dulang
yaitu berputar mengikuti arah jarum jam, atau mengikuti gaya grafitasi tergantung
dengan kenyamanan masing-masing orang.
Secara prinsip, kegiatan dulang merupakan pemisahan konsentrat dari
tailing-nya, dimana material konsentrat yang mempunyai berat jenis lebih besar
akan tertahan di bagian dasar alat dulang, sedangkan yang lebih ringan berat
jenisnya dan dianggap sebagai tailing ikut larut bersama aliran air. Recovery
menyatakan jumlah persentasi mineral berharga yamg dapat di ambil dari umpan
dan masuk ke konsentrat. Nilai ini menunjukan rasio mineral berharga yang ada
dalam konsentrat di banding dengan mineral berharga dalam biji, nilai ini
menunjukan efesiensi dari perusahaan. Untuk mendapatkan nilai dari recovery
digunakan rumus :
Berat Awal Midling× Berat Akhir Midling
Recovery=
Berat Awal Panning × Berat Akhir Panning

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Saran saya untuk laboratorium agar kiranya dalam praktikum alat - alat yang
digunakan dapat lebih dilengkapi.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Saran saya untuk asisten agar tetap semangat dalam memberikan materi pada
praktikan baik saat praktikum maupun asistensi.

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PANNING

DAFTAR PUSTAKA

Mokh. Winanto Ajie PH, dkk. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN. Jurusan Teknik
Pertambangan, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta Islam Bandung. Bandung
  Sudaryanto, Untung Sukamto. 2014. Petunjuk Praktikum Pengolahan Bahan Galian.
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, Jurusan Teknik Pertambangan-
FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta.
https://www.academia.edu/8911753/Pengenalan_Jigging_And_Panning.

NURFADHILAH SAM TAPPA DEWY KUMALA TEHUAYO


09320160042 09320170020

Anda mungkin juga menyukai