Insan Kamil
Insan Kamil
Insan Kamil
PEMBAHASAN
1. Apa pengertian insan kamil?
2. Bagaimana ciri-ciri insan kamil?
3. Bagaimana proses pembentukan insan kamil?
4. Bagaimana insan kamil dalam Al-qur’an?
5. Bagaimana kedudukan insan kamil?
artinya : “Tuhan kami adalah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap
makhluk bentuk kejadiannya kemudian memberinya petunjuk” (QS. Thoha:50)
b. Pembentukan Kepribadian Muslim sebagai Ummah.
Komunitas muslim ini disebut ummah. Abdullah al-Darraz membagi kajian
pembentukan itu menjadi empat tahap, sebagaimana dikutip sebagaiberikut :
1)Pembentukan nilai-nilai Islam dalam keluarga
Bentuk penerapannya adalah dengan cara melaksanakan pendidikan akhlak di
lingkungan rumah tangga, langkah-langkah yang di tempuh adalah:
Memberikan bimbingan berbuat baik kepada kedua orang tua
Memelihara anak dengan kasih saying
Memberikan tuntunan akhlak kepada anggota keluarga
Membiasakan untuk menghargai peraturan dalam rumah tangga
Membiasakan untuk memenuhi hak dan kewajiban antara kerabat
2)Pembentukan nilai-nilai islam dalam hubunga social
Kegiatan pembentukan hubungan sosial mencangkup sebagai berikut:
Melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan keji dan tercela
Mempererat hubungan kerjasama
Menggalakkan perbuatan terpuji dan memberi manfaat dalam kehidupan
bermasyarakat seperti memaafkan, dan menepati janji
Membina hubungan menurut tata tertib seperti berlaku sopan, meminta izin
masuk rumah orang lain.
Perbuatan nilai-nilai islam dalam berkehidupan sosial bertujuan untuk
menjaga dan memelihara keharmonisan hubungan antar sesama anggota
masyarakat.
D. Konsep Insan Kamil menurut Al-Qur’an
Nabi Muhammad Saw disebut sebagai teladan insan kamil atau istilah populernya di
dalam Q.S. al- Ahdzab/33:21:
ُول هَّللا ِ أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم
ِ اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًالَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرس
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah”.
Allah SWT tidak membiarkan kita untuk menginterpretasikan tata nilai tersebut semaunya,
berstandard seenaknya, tapi juga memberikan kepada kita, Rasulullah SAW yang menjadi
uswah hasanah.Rasulullah SAW merupakan insan kamil, manusia paripurna, yang tidak ada
satupun sisi-sisi kemanusiaan yang tidak disentuhnya selama hidupnya.Ia adalah ciptaan
terbaik yang kepadanya kita merujuk akan akhlaq yang mulia. Sebagaimana firman Allah
SWT:
َظيم ٍ ُك لَ َعلَ ٰى ُخل
ِ قع َ ََّوإِن
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlaq yang mulia.” (QS.
Al-Qolam:4)
Nur atau cahaya yang menjadi sosok diri Muhammad adalah sebagai seorang Rasulullah
Rahmatan Lil’alamin. Muhammad adalah nabi akhir zaman dan karena itu menjadi penutup
semua nabi terdahulu yang diutus untuk menjadi saksi kehidupan manusia dan pembawa
berita tentang kehidupan mendatang di akhirat sesuai dengan firman Allah SWT
ِ اGGَل ْال ِكتG
يُبَيِّنُ لَ ُك ْمGولُنَاG ا َء ُك ْم َر ُسG ْد َجGَب ق َ Gا أَ ْهGGَابٌ ُّمبِيGGَير ۚ قَ ْد َجا َء ُكم ِّمنَ هَّللا ِ نُو ٌر َو ِكت ِ ِمنَ ْال ِكتَا
ٍ ِب َويَ ْعفُو عَن َكث
ََكثِيرًا ِّم َّما ُكنتُ ْم تُ ْخفُون
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang
menerangkan.Dengan kitab itu Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya
ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari
gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki
mereka ke jalan yang lurus.” (Al Maidah 15-16)