Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Tugas PTK Fiks Ceba

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 109

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS

MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL


PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 31 MAKASSAR

-PENELITIAN TINDAKAN KELAS-

DISUSUN OLEH:
HAIRIL 1764041014
JENNY DIRGAH 1764042012
MUNIRAH SANGKALA 1764040011

PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 67 tahun 2013 tentang
kerangka dasar dan struktur kurikulum SMP bahwa kurikulum 2013 dikembangkan dengan pola pikir
sebagai berikut (1) pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta
didik, (2) pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif guru, peserta didik, lingkungan
dan masyarakat, (3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, (4) pola
pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari, (5) pola belajar sendiri menjadi belajar
kelompok (berbasis tim), (6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia, (7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik, (8) pola pembelajaran
ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karekteristik sebagai berikut, 1.mengembangkan
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuanintelektual dan psikomotorik, (2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar,(3) mengembangkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat, (4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, (5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran, 6. kompetensi inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti, 7.
kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced)
dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
Adapun tujuan kurikulum 2013 adalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Struktur kurikulum terdiri dari kompetensi inti dirancang
seiring dengan meningkatnya usia didik pada kelas tertentu. Kompetensi inti 1 (KI-1)untuk sikap
spiritual, Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial, Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk
kompetensi inti pengetahuan, dan Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti
keterampilan.Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai matapelajaran ke dalam berbagai tema.
Menurut Program for International Student Assesment / PISA (2011) pada literasi membaca,
matematika dan IPA menunjukkan Indonesia baru berada pada 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil
studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia
berada pada ranking amat rendah pada kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori,
analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4)
melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa perlu ada perubahan orientasi kurikulum
dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang
diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa mendatang.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi
manajemen pendidikan.Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar
9 tahun.Peningkatan mutu pendidikan diarahkanuntuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global.Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam
Indonesia.Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen
berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah dan
berkesinambungan (Depdiknas, 2006).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial.Pada jenjang SMP mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang
akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman,dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1)
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2)
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global (KTSP,
2006:575).Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Mulyono, dalam Hidayati (2008: 17), merupakan
suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya.Sedangkan menurut Saidiharjo, dalam Taneo (2008: 1.8), IPS
merupakan hasil kombinasi atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi,
sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh karena
itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Perlu diterapkan pembelajaran yang inovatif sehingga dapat menarik minat siswa serta
mengundang partisipasi aktif dari siswa. Karena berawal dari jenjang sekolah dasar akan menjadi bekal
bagi siswa untukkehidupan bermasyarakat nantinya. Sesuai dengan tujuan pendidikan IPS menurut
Nursid Sumaatmadja, dalam Hidayati (2008:1.24) adalah "membina anak didik menjadi warga negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya
serta bagi masyarakat dan Negara". Sedangkan menurut Fenton, dalam Taneo (2008:1.26), tujuan
pengajaran IPS adalah mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik, mengajar anak
didik agar mempunyai kemampuan berpikir dan dapat melanjutkan kebudayaan bangsa.
Berdasarkan pengalaman pribadi kami, menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran belum
optimal, hal ini dikarenakan penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat belum sesuai dengan
keadaan siswa, belum maksimalnya penggunaan media menyebabkan siswa kurang aktif dan cepat
merasa bosan, sehingga perolehan hasil belajar siswa belum optimal. Perilaku anak di dalam kelas
tidak menunjukkan perilaku yang ideal. Pada saat guru sedang menyampaikan materi, beberapa siswa
malah membuat suasana menjadi tidak kondusif yaitu berbicara sendiri dengan siswa lain. Hal ini
mengakibatkan konsentrasi siswa yang lain menjadi terganggu. Siswa hanya menerima informasi
tanpa adanya kegiatan praktek, sehingga membuat siswa menjadi cepat bosan.Siswa belum diberikan
permasalahan-permasalahan yang nyata tentang materi. Siswapun cenderung pasif dan kurang
konsentrasi karena anak hanya mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat dan dibantu dengan
media gambar seadanya, kemudian mengerjakan soal yang diberikan. Serta kurang keterampilan
aktivitas siswa.Hal-hal tersebut mengakibatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi rendah yang
ditunjukkan dengan data evaluasi pada mata pelajaran IPS masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 67. Berdasarkan identifakasi kamii pembelajaran IPS
dalam tema indahnya kebersamaan pada kompetensi dasar 3.3 ditunjukkan dengan data, dari 38 siswa
hanya 15 siswa (39,4%) yang mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 67
, sedangkan sisanya 23 siswa (60,6%) nilainya dibawah KKM. Sesuai dengan data hasil belajar dan
pelaksanaan pembelajaran IPS, sangat perlu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
menggunakan model discovery learning dengan media audio visual.
Menurut Arrends (2008:68) mengemukakan bahwa discovery learning merupakan suatu
pendekatan pembelajaran, siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiry dan kemampuan berfikir tingkat
lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Menurut Resnick, dalam Arrends (2008: 44) discovery learning didasarkan pada rasional yang
kuat untuk membantu siswa menjadi mandiri dan siswa yang mengatur dirinya sendiri (self-regulated
learner). Pada pembelajaran IPS melalui model discovery learning ini, dimulai dengan menyajikan
permasalahan nyata sesuai dengan materi IPS kepada siswa dan penyelesaiannya membutuhkan kerja
sama diantara siswa-siswa. Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan
pemecahan masalah, menetapkanpemecahanmasalahdanjuga memfasilitasi siswa saat menyajikan
hasil karya/hasil kerja kelompok. Bimbingan guru yang mengarahkandan mendorong siswa dalam
melakukan penyelesaian masalah secara nyata, siswa dapat belajar menyelesaikan tugas-tugas secara
mandiri.Sehingga siswa dapat lebih memahami konsep-konsep materi IPS yang dipelajari karena
langsungdihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang nyata.
Meningkatkan konsentrasi, minat dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS, peneliti
menggunakan media audio visual. Menurut Hamdani (2011 : 249) media audio visual merupakan
media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar
sesuatu yang divisualisasikan atau media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun
visual (penglihatan) yang dapat dipandang maupun didengar suaranya. Sedangkan menurut Arsyad
(2007: 30), pembelajaran yang menggunakan media audio visual adalah produksi dan penggunaan
materi yang penyerapannya melalui pandangan danpendengaran serta tidak seluruhnya tergantung
kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa.
Media audio visual dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru agar kegiatan belajar
mengajar lebih efektif dan efisien.Dengan menggunakan media audio visual, guru dapat menyajikan
pokok masalah lebih realistis (konkret) dan dapat memperjelas suatu masalah pokok bahasan dalam
pembelajaran IPS. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa efektifitas kegiatan pembelajaran IPS akan
optimal jika dilengkapi dengan media yang relevan.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas
sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan menerapkan model discovery learning
dilengkapi media audio visual pada siswa kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR.
Penelitian relevan yang memperkuat kegiatan yang akan peneliti lakukan antara lain penelitian
yang dilakukan oleh Khairulia Luthfiyani pada tahun 2012 dengan judul "Peningkatan Kualitas
Pembelajaran IPS Melalui model Discovery learning Pada Siswa Kelas VIIIA SMPN Krapyak Kota
Kota Semarang ". Hasil belajar siswa pada siklus I memperoleh persentase rata-rata kelas 67,5 %
sedangkan siklus II 75%.Siklus III memperoleh 87,5% (Skripsi PGSD UNNES : 2012)
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Khoirudin Akhmad Fauzi pada tahun 2012 dengan
judul "Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Discovery learning Menggunakan
Media Visual padaSiswa Kelas VIII D SMPN Ngaliyan 01". Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran discovery learning dengan media audio visual dikategorikan baik,
dengan melihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dari pratindakan, Siklus I ke siklus
II, yaitu dari rata-rata kelas sebesar 72%, meningkat menjadi 91%. (Skripsi PGSD FIP UNNES : 2012)
Bertolak dari permasalahan tersebut, maka peneliti mengkaji tentang upaya apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas dengan
judul "Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Discovery Learning dengan Media
Audio Visual pada Siswa Kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR"

PERUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
Bagaimanakah dengan model discovery learning dengan media audio visual dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR?
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

a) Bagaimanakah pendekatan saintifik dan model pembelajran dicovery learning dengan


media audiao visiua dapat meningkatkan aktivitas siswa dalamkegiatan Pembelajaran
IPS Di SMPN 31 MAKASSAR?

b) Bagaimanakah pendekatan saintifik dan model pembelajaran dicovery learning dengan


media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran?
c) Bagaimanakah pendekatan saintifik dan model pembelajaran dicovery learning dengan
media audio visual dapat meningkatkan pengetahuansiswa kelas VIII D SMPN 31
MAKASSAR?
d) Bagaimanakah pendekatan saintifik dan model pembelajaran dicovery learning dengan
media audio visual dapat meningkatkan keterampilan belajar IPS pada siswa kelas
VIIID SMPN 31 MAKASSAR?
Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti memilih model discovery learning untuk
memecahkan permasalahan belajar yang terjadi. Penggunaan langkah-langkah saintifik dengan model
discovery learning berbasis media audio visual dalam pembelajaran IPS mengacu pada sintaks model
discovery learning menurut Arends (2008: 161) dengan modifikasi sesuai kebutuhan sebagai berikut:
Langkah-langkah Pendekatan saintifik:
a. Mengamati Kegiatan membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan
alat).
b. Menanya, kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati
c. Mengumpulkan informasi atau eksperimen, kegiatan
 melakukan eksperimen

 membaca sumber lain selain buku teks

 mengamati objek/ kejadian/

 aktivitas

 wawancara dengan nara sumber

d. Mengasosiasikan/mengolah informasi, kegiatan


 mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
 Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
e. Mengkomunikasikan,Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Langkah-langkah model Pembalajaran divovery learning:
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya
yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi
untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

b. Problem statement(pernyataan/identifikasi masalah)


Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

c. Data collection (Pengumpulan Data)


Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian
anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d. Data Processing (Pengolahan Data)


Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan
dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan
agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya

f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)


Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip- prinsip yang mendasari generalisasi

Langkah-langkah penggunaan audio visual:


a. Merumuskan
tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media audio visual sebagai media
pembelajaran. Dimaksudkan bahwa penggunaan media audio visual ditulis dalam
tujuan pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa.

b. Persiapan guru.
Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media yang akan dipakai guna mencapai
tujuan. Media yang dipilih harus patut diperhatikan dan sesuai dengan materi atau
konsep mata pelajaran yang akan disampaikan

c. Persiapan kelas.
Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka menerima
pelajaran dengan menggunakan media ini. Persiapan tersebut meliputi kondisi fisik dan
psikis siswa serta segala sesuatu yang akan dibutuhkan oleh siswa misalnya, alat-alat
tulis.

d. penyajian pelajaran dan pemanfaatan media.


Penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran akan berjalan
lancar apabila guru telah memiliki keahlian dalam menggunakan media pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai tanpa ada hambatan dari guru.

e. Langkah kegiatan belajar siswa.


Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran yang ada. Sebagai
contoh, siswa mempraktekan mengenai isi dari media sesuaidengan kegiatan
pengajaran atau siswa dilatih cara mengerjakan soal latihan dengan media yang ada
dengan bimbingan guru.

f. Langkah evaluasi pengajaran.


Pada langkah ini siswa dievaluasi oleh guru mengenai sampai sejauh mana tujuan
pemgajaran yang dicapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai
alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum :
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS siswa kelas .
Tujuan khusus :
a. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS
melaluimodel discovery learning dengan media audio visual.
b. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model
discovery learning dengan media audio visual.
c. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model discovery
learning dengan media audio visual.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan akan membawa suatu kontribusi terhadap pengembangan di
berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, hasil penelitian ini juga di harapkan dapat
memberikan manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu :
Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan referensi atau pendukung penelitian yang selanjutnya.
b. Menambah kajian tentang hasil penelitian pembelajaran IPS.
c. Dapat memberikan solusi berupa langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar
IPS siswa melalui model discovery learning dengan media audio visual.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini, diharapakan bermanfaat, bagi
a. Siswa
Dengan penerapan model discovery learning dengan media audio visual, siswa dapat
menerima pengalaman belajar yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
b. Guru
Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang model pembelajaran yang
dapat dijadikan pedoman atas pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dapat
berbenah diri untuk lebih mengefektifkan pembelajaran pada mata pelajaran yang lain
dan meningkatkan keterampilan guru.

c. Sekolah/Lembaga
Menambah pengetahuan bagi guru-guru di SMPN 31 MAKASSAR tentang model
discovery learning dengan media audiovisual dan memberi kontribusi yang lebih baik
dalam perbaikan pembelajaran, sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN TEORI
Hakikat Belajar
Pengertian Belajar
Banyak definisi tentang belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain sebagai
berikut :
a. Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon (Asri,
2008: 21).
b. Menurut Slameto, dalam Hamdani (2011: 20), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
c. Menurut Travers, belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku
(Suprijono, 2009: 2).
d. Berdasarkan pengertian belajar tersebut , dapat diambil kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu proses interaksi antara stimulus dan respon yang dilakukan dengan sengaja
oleh individu sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari sebuah
pengalamannya sendiri dalam aktivitasnya berinteraksi dengan lingkungan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaruan
tingkah laku dan kecakapan. Dalam Thobroni (2011:31-34),berhasil atau tidaknya perubahan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut.
a) Faktor yang ada pada diri sendiri yang disebut faktor individual. Faktor individual meliputi
hal-hal berikut.
1) Faktor kematangan atau pertumbuhan
Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-organ
tubuh manusia.Kegiatan mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf
pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi-potensi jasmani, dan rohaninya
telah matang.

2) Faktor kecerdasan atau inteligensi


Disamping faktor kematangan,berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu
dipengaruhi pula oleh faktor kecerdasan.
3) Faktor latihan dan pengulangaN\
Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang kecakapan dan
pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam.

4) Faktor motivasi
Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.
Seseorang tidak akan mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik- baiknya jika
tidak mengetahui pentingnya dan faedahnya dari hasil yang akan dicapai dari belajar.

5) Faktor pribadi
Setiap manusia memiliki sifat kepripbadian masing-masing yang berbeda dengan
manusia lainnya.Sifat kepribadian tersebut turut berpengaruh dengan hasil belajar yang
dicapai.Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan
kondisi badan.

b) Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Faktor sosial meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan
sampai di mana belajar di alami anak-anak.

2) Faktor guru dan cara mengajarnya


Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimilki guru dan
bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada peserta didiknya turut
menentukan hasil belajar yang akan dicapai.

3) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajarFaktor guru dan cara megajarnya
berkaitan erat dengan ketersediaan alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah
yang memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam belajar ditambah dengan
guru yang berkualitas akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.

4) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dan kesempatan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.Seorang
anak yang memiliki intelegensi yang baik dan bersekolah di sekolah yang keadaan guru
dan fasilitasnya baik belum tentu pula dapat belajar dengan baik.Ada faktor yang
mempengaruhi hasil belajrnya seperti pengaruh lingkungan yang buruk dan tidak ada
kesempatan karena sibuk bekerja.

5) Faktor motivasisosial
Motivasi sosial dapat berasal dari orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar,
motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga, sanak- saudara, teman-teman sekolah, dan
teman sepermainan.Pada umumnya, motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan
sengaja, bahkan tidak dengan sadar yang dapat berpengaruh pada motivasi siswa untuk
belajar.
Dapat disimpulkan bahwa kedua faktor tersebut merupakan faktor yang saling mempengaruhi
dalam proses belajar individu sehingga pada akhirnya dapat menentukan kualitas pembelajaran dan
hasil belajar siswa.

HakikatPembelajaran

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.Belajar,


mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan
mengajar dan pembelajaran formal lain.Sedangkanmengajar
meliputisegalahalyanggurulakukandidalamkela
Pengertian pembelajaran dari beberapa ahli antara lain :
a. Menurut Darsono, pembelajaran merupakan cara guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang
dipelajari (Hamdani, 2011: 23).
b. Menurut Sardiman, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar dalam diri anak didik.(Djamarah, 2010: 324).
c. Menurut Rombepajung, pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran
atau pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau
pengajaran (Thobroni, 2011: 18).
Berdasarkan pengertian tentang pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses interaksi siswa dengan guru untuk memperoleh suatu keterampilan, ilmu dan
pengetahuan dengan menyediakan lingkungan, memanipulasi sumber-sumber belajar dalam diri siswa
agar memperoleh hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang melalui pelajaran, pengalaman
atau pengajaran.
Teori Perkembangan Kognitif Anak
Piaget dalam Thobroni (2011: 96), berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan
tahapan perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Tahapan tersebut dibagi menjadi empat tahap, yaitu
tahap sensori motor, tahap pra-operasional, tahap opersional konkret, dan tahap operasional formal.
a. Tahap sensori motor
Pada tahap sensori motor (0-2 tahun), seorang anak belajar mengembangkan dan
mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna.
b. Tahap pra-operasional
c. Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh
hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indra sehingga ia
belum mampu melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara
konsisten.
d. Tahap opersional konkret
Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), seorang anak dapat membuat
kesimpulan dari sesuatu pada situasi nyata atau dengan menggunakan benda
konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari situasi nyata secara
bersama-sama (misalnya, antara bentuk dan ukuran).
e. Tahap operasional formal\
Pada tahap operasional formal (11 tahun ke atas), kegiatan kognitif seseorang tidak
mesti menggunakan benda nyata.Pada tahap ini, kemampuan menalar secara
abstrak meningkat sehingga seseorang mampu untuk berpikir secara deduktif.Pada
tahap ini pula,seorang mampu mempertimbangkan beberapa aspek dari situasi
secara bersama-sama.
Berdasarkan teori kognitif tersebut dapat diketahui bahwa peserta didik usia SMP berada pada
tahap operasional formal (11 tahun keatas ), oleh karena itu dalam pembelajaran haruslah disesuaikan
dengan menggunakan benda-bendakonkret yaitu media dalam pembelajaran karena bahan materi IPS
penuh dengan konsep-konsep yang bersifat abstrak. Menurut Hamalik, dalam Hamdani (2011:244)
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologi terhadap siswa. Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran dapat lebih efektif dan
bermakna dengan menggunakan media karena siswa dapat memahami konsep-konsep yang diberikan
oleh guru dengan mudah. Dalam penelitian ini, pembelajaran IPS pada siswa kelas IV akan dilakukan
menggunakan model discovery learning dengan media audio visual.

Kualitas Pembelajaran
Pengertian Kualitas Pembelajaran
Menurut Etzioni, (dalam Hamdani, 2011: 194), kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu
atau juga keefektifan.Secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan atau sasarannya.Efektivitas merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup
berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi
produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sikap orangnya. Di samping itu, efektivitas juga
dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai oleh orang (Robbins dalam Hamdani,
2011: 194). Sedangkan menurut Robbins menyatakan bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang
lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah tinggi
rendahnya kelayakan atau keberhasilan yang dicapai dari peristiwa interaksi antara guru dengan siswa
agar diperoleh perubahan perilaku. Pembelajaran merupakan inti proses pendidikan, dan oleh sebab
itu upaya peningkatan kualitas pendidikan perlu difokuskan pada kualitas pembelajaran.
Indikator Kualitas Pembelajaran
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2004: 8-10), merumuskan indikator kualitas
pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain: perilaku pembelajaran oleh pendidik
(dosen/guru), perilaku dan dampak belajar peserta didik, iklim belajar, materi, media, dan sistem
pembelajaran yang berkualitas. Masing-masing aspek tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Perilaku pembelajaran pendidik /guru ( keterampilan guru)
Perilaku pembelajaran pendidik dapat dilihat dari kinerjanya sebagai berikut:
a. Membangun persepsi dan sikap positif peserta didik
b. Menguasai substansi keilmuan dari materi yang diajarkan
c. Memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik
d. Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik

e. Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan sebagai kemampuan yang mandiri


Menurut Satori (2008 : 1.18), guru dianggap sebagai suatu profesi bilamana memiliki
pernyataan dasar, keterampilan teknik serta didukung kepribadian yang mantap. Dengan demikian
guru yang professional harus memiliki kompetensi sebagai berikut :
a. Kompetensi professional, artinya ia memiliki pengetahuan yang luas serta dalam dari
bidang studi (subject matter) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam
arti memliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat serta
mampu menggunakan berbagai metode dalam proses belajar mengajar.
b. Kompetensi personal, artinya memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga
mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek.
c. Kompetensi sosial, artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik
dengan murid-muridnya maupun dengan sesame teman guru, dengan kepala sekolah
bahkan dengan masyarakat luas.
d. Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang berarti
mengutamakan nilai kemanusiaan daripada benda material.
Menurut Mulyasa (2011: 36-37) guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan
memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya
secara optimal.Untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru harus mampu memaknai pembelajaran, serta
menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi
peserta didik.
Berdasarkan kajian Pullias dan Young (1988) dapat diidentifikasikan ada beberapa peran guru,
diantaranya:
a. Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta
didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
b. Guru sebagai pengajar
Guru tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran tetapi juga menjadi fasilitator
yang bertugas memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik.
c. Guru sebagai pembimbing
Guru menjadi pembimbing atau penanggungjawab atas pembelajaran tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan
spiritual yang lebih dalam dan kompleks atas peserta didik.
d. Guru sebagai pembaharu (innovator)
Guru harus mampu menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan
yang bermakna bagi peserta didik sehingga peserta didik mampu menerima dan
memahami konsep-konsep yang lebih luas.
e. Guru sebagai model dan teladan
Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi setiap peserta didik harus
berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Maka dari itu,guru harus
memberikan teladan yang baik dalam sikap dasar, gaya bicara, kebiasaan bekerja,
pakaian, dan hubungan kemanusiaan.
f. Guru sebagai peneliti
Guru adalah seorang pencari atau peneliti. Guru merupakan subyek pembelajaran
karena untuk mengetahui sesuatu maka harus berusaha mencarinya melalui kegiatan
penelitian. Seperti dalam PTK, guru bertindak sebagai peneliti yang bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang terjadi di kelasnya.
g. Guru sebagai evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena
melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai
arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan
dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian
merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar atau proses untuk menentukan
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.
Selain itu.guru adalah cerminan pribadi yang mulia. Figur guru yang mulia adalah sosok guru
yang dengan rela hati menyisihkan waktunya demi kepentingan anak didik, demi membimbing anak
didik, mendengarkan keluhan anak didik, menasihati anak didik, membantu kesulitan anak didik dalam
segala hal yang bisa menghambat aktivitas belajarnya, merasakan kedukaan anak didik, bersama-sama
dengan anak didik pada waktu senggang, berbicara dan bersenda gurau di sekolah, di luar jam kegiatan
interaksi edukatif di kelas, bukan hanya duduk di kantordengan dewan guru, dan membuat jarak
dengan anak didiknya. Maka dari itu, guru dan anak didik adalah sebagai dwitunggal dan mitra dalam
kebaikan. (Djmarah : 2010)
b. Perilaku dan dampak belajar peserta didik ( aktivitas dan hasil belajar siswa) Perilaku dan
dampak belajar peserta didik dapat dilihat dari kompetensinyasebagai berikut:
 Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar, termasuk di dalamnya persepsi
dan sikap terhadap mata pelajaran, guru, media, dan fasilitas belajar serta iklim belajar.
 Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
derta membangun sikapnya.
 Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan keterampilan serta
memantapkan sikapnya.
 Mau dan mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya secara
bermakna.
 Mampu menguasai materi ajar mata pelajaran dalam kurikulum sekolah/ satuan
pendidikan.
c.Iklim pembelajaran mencakup:
 Suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran
yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan
profesionalitas kependidikan.
 Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan kreatifitas pendidik.
 Suasana sekolah dan tempat praktek lainnya yang kondusif bagi tumbuhnya
penghargaan peserta didik dan pendidik terhadap kinerjanya.
d.Materi pembelajaran yang berkualitas yang dapat dilihat dari:
 Kesesuaiannya dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
 Ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia.
 Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual
 Dapat mengakomodasikan partisipasi aktif peserta didik dalam belajar semaksimal mungkin.
 Dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi
dan seni.
 Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psikopedagogis, dan praktis.
e) Kualitas media pembelajaran yang tampak dari:
 Dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
 Mampu memfasilitasi proses interaksi antara peserta didik dan pendidik, sesama peserta didik,
serta peserta didik dengan ahli bidang ilmu yang relevan.
 Media pembelajaran dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik.
 Melalui media pembelajaran, mampu mengubah suasana belajar dari pesertadidik pasif
menjadi peserta didik yang aktif berdiskusi dan mencari informasi melalui berbagai sumber
belajar yang ada.
f) Sistem pembelajaran di sekolah
Sistem pembelajaran di sekolah dapat menunjukkan kualitasnya apabila:
 Sekolah dapat menonjol ciri khas keunggulannya
 Memiliki perencanaan yang matang dalam bentuk rencana strategis dan rencana
operasional sekolah, agar semua upaya dapat sinergis oleh seluruh komponen sistem
pendidikan dalam wadah sekolah.
 Ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam visi dan misi sekolah yang mampu
membangkitkan upaya kreatif dan inovatif dari semua sivitas akademika melalui
berbagai aktivitas pengembangan.
 Dalam rangka menjaga keselarasan antar komponen sistem pendidikan di sekolah,
pengendalian dan penjaminan mutu perlu menjadi salah satu mekanismenya.
Berdasarkan konsep tentang indikator kualitas pembelajaran di atas, dalam penelitian ini
dirangkum menjadi 3 fokus/ variabel penelitian yaitu: keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil
belajar.

Keterampilan Guru
Menurut Sanjaya (2011:13), pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dapat dimulai dengan menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
mempengaruhi proses pembelajaran. Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi
proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini dikarenakan guru merupakan ujung tombak yang
berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan
idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana danprasarana pendidikan, tanpa
diimbangi dengan keterampilan guru dalam mengimplementasikannya, semua akan kurang bermakna.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang
bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh seorang guru, dosen
dan instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. (Asril,
2011: 67)
Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau
keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara, karena dengan keterampilan dasar mengajar bahwa mengajar bukan
sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas
seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
Menurut Hasibuan (2011: 58-88), macam-macam komponen dasar mengajar sebagai berikut:
a. Keterampilan memberi penguatan
Memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespons secara positif
suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.Tujuan
dari memberikan penguatan tersebut adalah (1) meningkatkan perhatian siswa; (2) melancarkan atau
memudahkan proses belajar; (3) membangkitkan dan mempertahankan motivasi; (4) mengontrol atau
mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang produktif; (5) mengembangkan
dan mengatur diri sendiri dalam belajar; serta(6) mengarahkan kepada cara berpikir yang baik/divergen
dan inisiatif pribadi.
b. Keterampilan bertanya
Menurut Djamarah (2010:99), bagaimanapun tujuan pendidikan, secara universal guru akan
selalu menggunakan keterampilan bertanya kepada siswanya. Dengan bertanya akan membantu siswa
belajar dengan kawannya, membantu siswa lebih sempurna dalam menerima informasi, atau dapat
mengembangkan keterampilan kognitif tingkat tinggi.
Menurut Mulyasa (2013:33-38) keterampilan bertanya yang perlu dikuasai guru meliputi
keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
a. Keterampilan Bertanya Dasar
1) Pertanyaan yang jelas dan singkat Pertanyaan perlu diberikan dengan jelas dan singkat,
serta harus memperhitungkan kemampuan berpikir dan perbendaharaan kata yang
dikuasai peserta didik.
2) Memberi acuan Dalam pembelajaran, guru perlu memberikan acuan berupa pertanyaan
atau penjelasan singkat, sesuai dengan jawaban yang diharapkan. Acuan ini digunakan
untuk mendorong peserta didik menemukan jawaban yang tepat.
3) Memusatkan perhatianPertanyaan dapat digunakan untuk memusatkan perhatian.
Pertanyaan untuk memusatkan perhatian peserta didik perlu disesuaikan dengan
kepentingan pembelajaran.
4) Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan, Guru perlu memberi giliran kepada
setiap peserta didik dalam menjawab pertanyaan, agar mereka terlibat dan berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran. Pemberian giliran dalam menjawab pertanyaan, di samping
untuk melibatkan peserta didik, juga untuk menumbuhkan keberanian, dan menciptakan
iklim pembelajaran yang menyenangkan.
5) Memberi kesempatan berpikir, Setelah guru mengajukan pertanyaan berikan
kesempatan berpikir dalam beberapa saat sebelum menunjuk seseorang untuk
menjawabnya. Kesempatan berpikir diperlukan agar peserta didik dapat merumuskan
dan menyusun jawabannya.
6) Memberi tuntutan, Memberi tuntutan diperlukan agar peserta didik dapat menjawab
pertanyaan secara tepat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara: (1) mengulangi
pertanyaan dengan cara lain dan bahasa yang lebih sederhana, serta susunan kata yang
lebih mudah dipahami peserta didik; dan (2) menawarkan pertanyaan lain yang lebih
sederhana, dengan jawaban yang dapat menuntun peserta didik menemukan jawaban
pertanyaan semula.
b. Keterampilan Bertanya Lanjut
1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif
Pertanyaan yang diajukan dapat mengundang proses mental yang berbeda, bergantung pada guru
dalam mengajukan pertanyaan, dan kemampuan peserta didik. Ada pertanyaan yang menuntut proses
mental tingkat rendah, ada juga yang menuntut proses mental tingkat tinggi. Setiap pertanyaan perlu
disesuaikan dengan taraf kemampuan berpikir peserta didik.
2) Pengaturan urutan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan hendaknya pertanyaan pengetahuan, permasalahan, penerapan analisis,
situasi, dan evaluasi mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan.Dalam
hal ini, jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau yang sederhana kepada yang
sukar kemudian kepada yang sukar lagi.
3) Pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat.Sedikitnya
ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu klarifikasi, meminta peserta didik memberikan alasan,
meminta kesepakatan pandangan, meminta keteptan jawaban, meminta jawaban yang lebih relevan,
meminta contoh, dan meminta jawabn yang lebih kompleks.
4) Mendorong terjadinya interaksi
Mendorong terjadinya interaksi, dapat dilakukan dengan memperhatikan dua hal berikut.
1. Pertanyaan hendaknya dijawab oleh seorang peserta didik, tetapi seluruh peserta didik diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya.
2. Guru hendaknya menjadi dinding pemantul. Jika ada peserta didik yang bertanya, janganlah
dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik untuk didiskusikan.
Dengan cara ini, para peserta didik dapat mempelajari cara memberikan komentar yang wajar
terhadap pertanyaan temannya
3. Keterampilan menggunakan variasi Menurut Djamarah (2010:124) pada dasarnya semua
orang tidak menghendaki kebosanan dalam hidupnya. Demikian juga dalam proses belajar
mengajar, bila guru dalam proses mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan
membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, akibatnya tujuan belajar tidak
tercapai. Sedangkan menurut Mulyasa (2014:39) mengadakan variasi merupakan keterampilan
yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar
selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Sehingga guru tentu dituntut agar dapat menguasai
keterampilan mengadakan variasi ketika sedang melaksanakan pembelajaran di kelas.
Menurut Djamarah (2010:126-130) komponen keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai
berikut: 1) Variasi dalam gaya mengajar; 2) Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran;
dan 3) Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
1) Variasi dalam gaya mengajar
a)Menggunakan Variasi Suara
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah
dan cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih atau pada suatu saat memberikan
tekanan pada kata-kata tertentu.
b)Pemusatan perhatian siswa
Guru dapat memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting, dapat dengan
gaya bahasa menurut kebutuhan anak.
c)Kesenyapan Guru
Adanya kesenyapan, kebisuan, atau "selingan diam" yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru
menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.
d)Mengadakan kontak pandang dan gerak.
Apabila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan
menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya
hubungan yang akrab dengan mereka.
e)Gerak badan dan mimic
Variasi dari expresi wajah guru.Gerakan kepala dan gerakan badan adalah aspek yang sangat
penting dalam berkomunikasi.Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan
arti dan pesan lisan yang di maksudkan.
f)Pergantian posisi guru dalam kelas
Pergantian posisi guru dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian
siswa, terutama sekali dalam menyampaikan pelajaran dalam kelas, gerakan hendaknya
bebas. Tidak kaku dan hindarkan tingkah laku negatif . (E. Mulyosa, 2004 : Hasi Buan, dkk,
1994 : Raplis, 1985).

2)Variasi Dalam Menggunakan Media Pembelajaran


a)Variasi media yang dapat dilihat.
Media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah gerafik, bagan, poster, gambar.Film, dan slide.Variasi
media yang dapat di dengar.Media yang termasuk ke dalam jenis ini adalah rekaman suara, suara radio,
musik, dll.Variasi media yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan.Yang termasuk ke dalam
jenis ini ialah peragaannya dilakukan oleh guru atau siswa, patung, topeng, dan lain-lain.
b)Variasi media yang dapat di dengar, dilihat dan dapat diraba.
Media yang temasuk ke dalam jenis ini adalah film tv, cd, proyektor, yang diiringi oleh penjelasan
guru.

3)Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa


Penggunan variasi pola interaksi ini dimaksudkan untuk meningkatkan interaksi guru-siswa
dan siswa-siswa agar kegiatan pembelajaran tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan, suasana kelas
pun menjadi hidup.
a)Penggunaan di Kelas
Sebagai rambu-rambu penerapan keterampilan mengadakan variasi tidak semata-mata indiviual dan
berganti-ganti.Maksudnya dalam suatuketerampilan mengajar guru dapat memadukan secara
serempak beberapa keterampilan sekaligus.Namun, hal itu perlu dilandasi oleh prinsif-prinsif
penggunaan secara profesional. Sebagai gambaran dalam suatu penampilan guru dapat memadukan
penggunaan mimik gestural dan perubahan posisi sekaligus bakan dapat dipandukan dengan aspek
variasi lain
Tujuan menggunakan variasi adalah: (1) memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan aspek belajar; (2) meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa
ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi; (3) membentuk sikap positif terhadap guru dan
sekolah; (4) kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi kemudahan belajar;
serta (5) mendorong aktivitas belajar dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik
dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif
Keterampilan menjelaskan
Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan
tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa, dan
bukan indoktrinasi.
Komponen keterampilan menjelaskan menurut Djaramah (2010:133-137) adalah sebagai berikut: 1)
Analisis dan perencanaan menjelaskan; dan 2) Penyajian suatu penjelasan.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a) Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental
dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari.
b) menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya
adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar- mengajar.
Tujuan dari kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah: (1) menimbulkan perhatian dan
motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi; (2) memungkinkan siswa mengetahui batas-
batas tugasnya yang akan dikerjakan; (3) siswa dapat mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan
digunakan dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran; (4) memungkinkan siswa mengetahui
hubungan antara pengalaman- pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dia pelajari;
(5) memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan fakta- fakta, keterampilan-
keterampilan, konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa; serta (6) memungkinkan siswa
dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.

Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di
sekolah-sekolah tradisional.Aktivitas merupakan asas terpenting dalam belajar. Belajar adalah
aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah
dipelajari dan sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan sekitar. Aktivitas disini dipahami sebagai
serangkaian kegiatan jiwa, raga, psikofisik menuju perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang
menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif), karsa (psikomotorik)(Djamarah, 2008:2).
Djamarah (2008:38-45) menyatakan bahwa aktivitas belajar terdiri dari mendengarkan;
memandang; meraba, membau, dan mencicipi; menulis; membaca; membuat ikhtisar dan
menggarisbawahi; mengamati tabel, diagram dan bagan; menyusun kertas kerja; mengingat; berpikir;
latihan atau praktek.
Aktivitas siswa juga dipengaruhi oleh tingkah laku baik secara fisik maupun mental. Tingkah
laku siswa juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa, menurut Sutari dkk (dalam Djamarah, 2011 : 52)
karakteristik siswa adalah
a. Belum memiliki kepribadian dewasa sehingga masih menjadi tanggung jawab guru
b. Pada aspek tertentu masih memerlukan penyempurnaan sehingga masih menjadi tanggung
jawab guruc. Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu meliputi
aspek biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan bicara, anggota tubuh untuk bekerja,
latar belakang sosial, latar belakang biologis serta perbedaan individual.
Dengan mengetahui karakteristik peserta didik guru dapat mengantisipasi kemungkinan selama proses
pembelajaran. Sehingga guru mudah merencanakan pengalaman belajar dengan matang sebelumnya.
Aktivitas belajar siswa di kelas tidak hanya dilihat dari mendengar dan menulis, namun juga
melibatkan aktivitas beberapa indra atau multi indrawi.
Menurut Paul D. Dierich, kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok meliputi:
o Kegitan-kegiatan visual (Visual activities) Yang termasuk di dalamnya misalnya,
membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
o Kegiatan-kegiatan lisan (Oral activities) Seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
o Kegiatan-kegiatan mendengarkan (Listening activities) Sebagai contoh mendengarkan:
uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

o Kegitan-kegiatan menulis (Writing activities) Seperti misalnya menulis cerita,


karangan, laporan, angket, menyalin.
o Kegitan-kegiatan menggambar (Drawing activities) Misalnya menggambar, membuat
grafik, peta, diagram.
o Kegiatan-kegiatan metrik (Motor activities)Yang termasuk di dalamnya antara lain:
melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
beternak.
o Kegiatan-kegiatan mental (Mental activities)Sebagai contoh misalnya: menanggapi,
mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
o Kegiatan-kegiatan emosional (Emotional activities) Seperti menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup (Hamalik, 2008
:172-173).
klasifikasi aktivitas seperti diuraikan tersebut, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup
kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu
sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas
belajar yang maksimal dan bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi
kebudayaan.
Namun selain beberapa karakteristik siswa diatas sebagai guru sekolah menengah pertama
harus memahami perbedaan individu tiap siswa, karena di dalam kelas terdapat banyak faktor dalam
diri anak. Dalam mengajar, guru harus memahami tiap perbedaan antar siswa, perbedaan ini akan
menimbulkan kebutuhan dalam belajar. Anak berkebutuhan khusus menurut Suparno dkk (2008:1-2)
yakni anak berkebutuhan khusus digunakan untuk mengganti istilah anak cacat, anak berkelainan atau
anak luar biasa.Pandangan ini berarti melihat perbedaan individu berdasarkan kebutuhan bukan
kelainan pada dirinya.
Definisi tersebut dapat di simpulkan, bahwa aktivitas belajar siswa adalah segala kegiatan yang
dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) yang menekankan keaktifan siswa secara fisik,
mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Keaktivan siswa dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, oleh
karena itu guru harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa dalam KBM. Aktivitas siswa yang
diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa yang sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran discovery learning dengan media audio visual. Maka indikator aktivitas siswa yang akan
diobservasi dalam penelitian ini adalah yang terkait dengan penerapan model discovery learning
dengan media audio visual sebagai berikut:
o Kesiapan belajar siswa (emotional activities)Komponen kesiapan belajar siswa
meliputi siswa datang tepat waktu danmemasuki kelas sebelum pelajaran dimulai, siswa
membawa alat tulis untuk belajar, siswa menyiapkan menyiapkan buku pegangan yang
digunakan untuk belajar dan siswa memperhatikan penjelasan dari guru
o Kemampuan siswa mendiskusikan permasalahan (emotional activities, mental
activities, listening activities) Kemampuan siswa mendiskusikan permasalahan
meliputi siswa berusaha untuk memahami permasalahan dengan baik dan benar, siswa
memahami permasalahan sesuai dengan kemampuannya, berdiskusi dengan teman
satukelompok dalam memahami permasalahan dan berusaha mencari pemecahan
masalah bersama kelompok.
o Kemampuan siswa mengidentifikasi masalah (oral activities, mental activities, listening
activities)Siswa sungguh-sungguh dalam melakukan identifikasi, mengeluarkan
pendapat sesuai konteks, menghargai gagasan/ pendapat teman satu kelompok,
melakukan identifikasi dengan teliti dan hati-hati.
o Kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah (oral activities, mental
activities, listening activities) Siswa sungguh-sungguh dalam merencanakan
pemecahan permasalahan, dalam merencanakan pemecahan masalah sesuai dengan
masalah yang diberikan, cermat dan teliti dalam merencanakan pemecahan
permasalahan, berdiskusi dengan teman dalam merencanakan pemecahan masalah.
o Kemampuan siswa menerapkan pemecahan masalah (oral activities, mental activities,
listening activities) Siswa menerapkan pemecahan masalah dengan baik dan benar,
cermat dan teliti dalam menerapkan pemecahan masalah, sesuai dengan tahapan yang
telah diberikan, penerapan pemecahan masalah dapat mengatasi masalah yang
diberikan.
o Kemampuan siswa menyajikan hasil kerja kelompok berupa laporan (oral activities,
mental activities) Siswa bersungguh-sungguh dalam menyajikan hasil kerja kelompok,
hasil kerja sesuai yang telah diperintahkan, menyajikan hasil kerja kelompokdengan
baik dan benar, bekerjasama dengan kelompok dalam menyajikan hasil kerja.
o Keberanian mempresentasikan hasil kerja kelompok (visual activities, mental activities,
oral activities) Mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa percaya
diri dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok, menggunakan bahasa yang baik
dan benar, bertanggung jawab terhadap hasil kerja kelompok.
o Kemampuan siswa melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah (oral
activities, mental activities, emotional activities) Siswa bersungguh-sungguh dalam
melakukan analisis dan evaluasi, analisis dan evaluasi sesuai dengan masalah yang
diberikan, melakukan analisis dan evaluasi dengan baik dan benar, bertanggung jawab
terhadap analisis dan evaluasi yang diutarakan.
o Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
Discovery learningdengan media audio visual (visual activities, oral activities, mental
activities, listening activities) Siswa mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir,
siswa berani mengemukakan gagasan/ pendapat, siswa berani bertanya jika kurang
memahami penjelasan, siswa melakukan semua instruksi dari guru.
Dengan penggunaan model discovery learning dengan media audio visual dalam pembelajaran
IPS pada siswa kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR, diharapkan aktivitas siswa dapat meningkat
sesuai dengan indikator diatas, yaitu : (1) Kesiapan belajar siswa (emotional activities), (2)
Kemampuansiswa mendiskusikan permasalahan (emotional activities, mental activities, listening
activities), (3) Kemampuan siswa mengidentifikasi masalah (oral activities, mental activities, listening
activities), (4) Kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah (oral activities, mental activities,
listening activities), (5) Kemampuan siswa menerapkan pemecahan masalah (oral activities, mental
activities, listening activities), (6) Kemampuan siswa menyajikan hasil kerja kelompok berupa laporan
(oral activities, mental activities), (7) Keberanian mempresentasikan hasil kerja kelompok (visual
activities, mental activities, oral activities), (8) Kemampuan siswa melakukan analisis dan evaluasi
proses pemecahan masalah (oral activities, mental activities, emotional activities), dan (9) Keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model discovery learningdengan media
audio visual (visual activities, oral activities, mental activities, listening activities).
Hasil Belajar
Menurut Anni (2007: 5), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut
tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan.Menurut Gagne hasil belajar berupa informasi verbal, keterampilan
intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. (Suprijono, 2011: 5) Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didiksetelah mengalami kegiatan belajar.Untuk
mengetahui sejauh mana prosesbelajarmengajar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan maka
perlu diadakan teshasil belajar. Merujuk pada pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2011:5), hasil
belajar dikategorikan menjadi beberapa, yaitu berupa:
a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik
terhadap rangsangan spesifiks.
b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang.
c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi.
e. Sikap adalah kemampuanmenerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.
Sedangkan menurut Bloom (dalam Suprijono, 2011:6) hasil belajar mencakup:
a. Kemampuan kognitif, yaitu kemampuan dalam mengingat materi yang telah dipelajari
dan kemampuan mengembangkan intelegensi.
b. Kemampuan afektif, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan sikap kejiwaan
seperti kecenderungan akan minat dan motivasi.
c. Kemampuan psikomotor, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan
fisik.Lebih lanjut Anderson dalam e-learninggunadarma.ac.id (diunduh tanggal 21
Oktober 2019, jam 20.15 WIB) menjelaskan:
Ranah Kognitif
a. Remember (mengingat), yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dari
memori jangka panjang berupa recognizing (mengenali) dan recalling
(memanggilan/ mengingat kembali).
b. Understand (memahami), yaitu menentukan makna dari pesan dalam pelajaran-
pelajaran meliputi oral, tertulis ataupun grafik, diantaranya menginterpretasi,
mencontohkan, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan.
c. Apply (menerapkan), yaitu mengambil atau menggunakan suatu prosedur tertentu
bergantung situasi yang dihadapi, seperti mengeksekusi dan mengimplementasi.
d. Analyze (menganalisa), yaitu memecah-mecah materi hingga ke bagian yang lebih
kecil dan mendeteksi bagian apa yang berhubungan satu sama lain menuju satu struktur
atau maksud tertentu, seperti membedakan, mengelola, dan menghubungkan.
e. Evaluate (mengevaluasi), yaitu membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan
standar, contohnya memeriksa dan mengkritisi.
f. Create (menciptakan), yaitu menyusun elemen-elemen untuk membentuk sesuatu yang
berbeda atau membuat produk original, misalnya menghasilkan, merencanakan, dan
memproduksi.
Fadlillah (2014:215) penilaian pengetahuan merupakan penilaian yang berhubungan dengan
kompetensi kognitif.Penilaian kompetensi ini dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.
a. Instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi pengetahuan siswa
merupakan kompetensi kognitif siswa yang diperoleh melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan
yang diberikan oleh pendidik. Penilaian kompetensi pengetahuan diberikan untuk mengukur seberapa
besar pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dalam pembelajaran tema Cita-citaku pada
muatan IPS melalui pendekatan saintifik dengan model Discoveri Learning berbasis media
Audiovisual.
Ranah Afektif
Hasil belajar ini berkenaan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori tujuan
pembelajaran afektif adalah penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing),
pengorganisasian (Organization), danpem betukan pola hidup (organization by value complex).
Fadlillah (2014:211) pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.Instrumen yang
digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala
penilaian (ratting scale) yang diserta rubrik, sedangkan jurnal berupa catatan pendidik.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi sikap siswa merupakan
kompetensi psikomotorik siswa yang diperoleh melalui penilaian observasi dengan cara guru
mengamati sikap/perilaku siswa dalam pembelajaran tema Cita-citaku pada muatan IPS melalui
pendekatan saintifik dengan model Discovery Learning berbasis media Audiovisual.
Ranah Psikomotor
Tujuan pembelajaran psikomotorik adalah menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi obyek, dan koordinasi obyek. Kategori jenis prilaku
ranah psikomotorik yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response),
gerakan terbiasa (mechanism), dan gerakan kompleks (complex overt response) Elizabet Simson
dalam (Anni dkk, 2007:10).
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengolah data yang berupa nilai dari evaluasi/tes yang
diberikan kepada siswa setiap akhir siklus, sehingga evaluasi tersebut yang akan menentukan tingkat
ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran IPS. Apabila dalam tes yang diberikan, siswa memperoleh
hasil belajar yang optimal dan diatas KKM yang sudah ditentukan sekolah yaitu 67, maka kualitas
pembelajaran IPS yang dilihat dari aspek hasil belajar siswa akantercapai.Sedangkan pada ranah
afektif dan psikomotorik dapat diamati pada serangkaian aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Fadlillah (2014:215) penilaian keterampilan merupakan penilaian yang berhubungan dengan
kompetensi keterampilan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidik menilai
kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian
portofolio.
Fadlillah (2014:217-220) menjelaskan bahwa teknik dan instrumen yang berhubungan dengan
kompetensi keterampilan antara lain sebagai berikut:
a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b. Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning text) yang meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu
terterntu.
c. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi keterampilan siswa
merupakan kompetensi afektif siswa yang diperoleh melalui penilaian kinerja berupa tes praktek,
proyek dan penilaian portofolio yang diberikan oleh pendidik. Penilaian kompetensi keterampilan
diberikan untuk menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu pada
materiyang diajarkan dalam pembelajaran tema Cita-citaku pada muatan IPS melalui pendekatan
saintifik dengan model Discovery Learning berbasis media Audiovisual

Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Permendikbud (2013) menjelaskan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang
kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu serta berbagai aktivitas kehidupannya.
Puskur ( 2007 ) mengartikan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti:
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang dirumuskan atas dasar realitas
dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang
ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).
Somantri ( 2001:73 ) perbedaan antara Ilmu-ilmu Sosial ( Social Science ) dengan pendidikan
IPS (Social Studies) bukanlah perbedaan yang prinsipil, melainkan hanya perbedaan gradual.
Menurutnya Ilmu-ilmu sosial diorganisasikan secara sistematis dan dibangun melalui penyelidikan
ilmiah dan penelitian yang sudah direncanakan, sedangkan IPS terdiri atas bahan pilihan yang sudah
disederhanakan dan diorganisasikan secara psikologis dan ilmiah untuk kepentingan tujuan
pendidikan. Lebih jelasnya Somantri ( 2001) mendefinisikan pendidikan IPS sebagai berikut : "suatu
penyederhanaan disiplin atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologis, filsafat, ideologi
negara dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan" ( Somantri, 2001:44).
Menurut Mulyono (dalam Hidayati, 2008: 1.7), IPS merupakan suatu pendekatan
interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial.IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik,
dan sebagainya.Menurut Saidiharjo (dalam Taneo, 2008: 1.8), IPS merupakan hasil kombinasi atau
hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah,
antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh karena itu
dipadukan menjadi satubidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah
bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial yang
meliputi: sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik. IPS terdiri dari berbagai
himpunan pengetahuan tentang kehidupan sosial dan dari realita-realita kehidupan sehari- hari di
dalam masyarakat.IPS mengarahkan peserta didik untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan pendidikan IPS adalah “untuk menghasilkan warga negara yang memiliki pengetahuan
dan pemahaman tentang masyarakat dan bangsanya, religius, jujur, demokratif, kreatif, kritis, analitis,
senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan
fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi serta
produktif.”
Pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat adalah pengetahuan penting yang
memberikan wawasan kepada peserta didik mengenai siapa dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan
perkembangan kehidupan kebangsaan di masa lalu, masa sekarang, dan yang akan datang.
Sikap religius, jujur, demokratis adalah sikap yang diperlukan oleh seorang warganegara di
masa kini maupun masa depan. Kebiasaan senang membaca, kemampuan belajar, rasa ingin tahu
merupakan kualitas yang diperlukan untuk belajar seumur hidup.
Kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik memberikan kesempatan kepada siswa mata
pelajaran IPS untuk selalu sadar dan berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya. Kualitas lain
yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan
sosial dan budaya.
Komunikasi adalah kemempuan penting untuk kehidupan abad ke-21 (Dyer,
2006).Kemampuan komunikasi mendasariinteraksi sosial yang tak dapat dihindari, semakin baik
kemampuan berkomunikasisemakin baik interaksi yang terjadi. (KURIKULUM 2013)
Nursid Sumaatmadja, dalam Hidayati (2008:1.24) Tujuan pendidikan IPS adalah "membina
anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian
sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan Negara". Sedangkan secara rinci Oemar
Hamalik, (dalam Hidayati, 2008:1.24-25) merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada
tingkah laku para siswa, yaitu:
a.Pengetahuan dan pemahaman
Salah satu fungsi pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mentransmisikan pengetahuan dan
pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide- ide kepada anak.
b.Sikap belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya
dengan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk
menemukan ide-ide,konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan prespsektif untuk masa
yang akan datang.
c.Nilai-nilai sosial dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dinia sekitarnya, sehingga mereka
mampu melakukan prespektif.Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di dalam pengajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Berdasarkan nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan
berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, mayarakat, dan pribadi/tingkah laku guru
sendiri besar pengaruhnya terhadap perkembangan nilai-nilai dan sikap anak.
d.Keterampilan dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan
berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan
relevansi data, megklafikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS
adalah membina anak didik supaya menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan Negara sesuai dengan konsep-
konsep ilmu sosial dan humaniora. Ilmu Pengetahuan Sosial sangat penting bagi manusia, sehingga
IPS termasuk dalam jajaran mata pelajaran wajib bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Model Discovery Learning
Model Pembelajaran Dicovery Learning
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.Dapat juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis model
pembelajaran yaitu Model Pembelajaran Berbasis Proyek ( Based Projeck Learning ), Model
Pembelajaran Berbasis Masalah ( Based Problem Learning ), dan Model Pembelajaran Berbasis
Penemuan ( Discovery Learning ). Model pembelajaran tersebut sesuai dengan pendekatan saintifik
sehingga tepat untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran.Sebagai seorang guru, kita harus
mampu memilih dan mendesain model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Model
pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan dengan tema dan kompetensi dasar yang harus dimiliki
peserta didik.Di samping itu juga harus memperhatikan keadaan atau kondisi peserta didik, bahan
pelajaran, serta sumber - sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran tersebut dapat
diterapkan secara efektif dan dapat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Selain itu, seorang
guru harus mampu mengelola proses belajar mengajar yaitu mampu menguasai keterampilan dasar
mengajar seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, bertanya,dan lain - lain.Sehubungan
dengan kemampuan guru untuk memilih dan mendesain model pembelajaran yang tepat, penulis akan
memaparkan penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning ). Model pembelajaran
ini diharapkan dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar IPS pada siswa
SMPN 31 MAKASSAR.
Pengertian Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning ).
Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang
terjadi bila peserta didik tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya tetapi peserta didik
mengorganisasi sendiri pelajaran tersebut. Model pembelajaran ini menekankan pada ditemukannya
konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Guru berperan sebagai pembimbing dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif. Bahan ajar tidak disajikan
dalam bentuk akhir tetapi peserta didik dituntut untuk melakukan serangkaian kegiatan mulai dari
mengumpulkan informasi sampai dengan membuat kesimpulan dari materi yang disajikan.
Prosedur Aplikasi Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning ).
a. Menurut Syah ( 2004 : 244 ) dalam mengaplikasikan model Discovery Learning ada
beberapa prosedur dalam proses pembelajaran yaitu:Stimulation. Pada tahap ini, pesert
didik dibimbing untuk mengajukan pertanyaan, membaca buku, dan lain - lain
sehinggapeserta didik merasa tertarik untuk mengadakan eksplorasi terhaap materi
pembelajaran.
b. Problem Statemen ( pertanyaan / identifikasi masalah )Pada tahap ini pendidik
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak-
banyaknya tentang materi pembelajaran.
c. Data Collection ( pengumpulan data )Pada tahap ini pendidik memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak - banyaknya untuk
membuktikan benar tidaknya hipotesis materi yang dipelajari dengan cara membaca
literatur, mengamati objek dan lain - lain.
d. Data Processing ( pengolahan data ) Pada tahap ini semua informasi yang telah
diperoleh peserta didik diolah melalui wawancara, observasi, dan lain - lain kemudian
ditafsirkan
e. Verification ( pembuktian ) Pada tahap ini peserta didik melakukan pengamatan dengan
cermat untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis.
f. Generalization ( menarik kesimpulan / generalisasi ) pada tahap ini peserta didik
membuat kesimpulan yang dapat dijadikan prinsipumum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama dengan memerhatikan hasil verifikasi.
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
menstransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi barudengan aturan-aturan lama,
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. (Arrends, 2008 : 46)
Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan
adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk
proses ini dengan memberi kesempatan siswa menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri
dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar.
Teori Perkembangan Kognitif
Teori belajar kognitif pertama kali dikenalkan oleh Piaget.Menurutnya, perkembangan kognitif
sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.Piaget
membenarkan bahwa anak memiliki sifat bawaan ingin tahu dan terus berusaha memahami dunia di
sekitarnya.Keingintahuan ini, menurut Piaget, memotivasi mereka untuk mengonstruksikan secara
aktif representasi-representasi di benaknya tentang lingkungan yang mereka alami.Ketika umur
bertambah dan mendapatkan semakin banyak kapasitas bahasa dan ingatan, representasi mental
mereka tentang dunia menjadi lebih rumit dan abstrak.Kebutuhan anak untuk memahami
lingkungannya memotivasi mereka untuk menginvestigasi dan mengonstruksikan teori yang
menjelaskannya. (Arrends, 2008 : 46)
Teori Penemuan Jerome Bruner
Teori belajar yang paling melandasi discovery learning adalah teori belajar penemuan
(discovery learning) yang dikembangkan oleh Jerome Bruner pada tahun 1960-an. Bruner
menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia, dan dengan sendirinya member hasil yang paling baik. Berusaha sendiri mencari
pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-
benar bermakna (Arrends, 2008 : 47).
Ciri-Ciri Khusus Model Discovery Learning
Menurut Barom dalam Rusmono (2012:74), ciri-ciri khusus dari discovery learninga dalah
sebagai berikut :
a. Menggunakan permasalahan dalam dunia nyata
b. Pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah
c. Guru berperan sebagai fasilitator
Jadi dapat disimpulkan bahwa model discovery learning memiliki ciri-ciri khusus yang tidak
dimiliki oleh model pembelajaran lainnya.Model discovery learning mengggunakan permasalahan
dalam dunia nyata dan pembelajaran dipusatkan pada penemuan solusi atau penyelesaian masalah
yang dilakukan oleh siswa sedangkan guru dalam model discovery learning hanya berperan sebagai
fasilitator.
Langkah-langkah Model Discovery Learning
Menurut Syah ( 2004 : 244 ) dalam mengaplikasikan model Discovery Learning ada
beberapa prosedur dalam proses pembelajaran yaitu :
a. a.. Stimulation. Pada tahap ini, peserta didik dibimbing untuk mengajukan
pertanyaan, membaca buku, dan lain - lain sehingga peserta didik merasa
tertarik untuk mengadakan eksplorasi terhaap materi pembelajaran.
b. Problem Statemen ( pertanyaan / identifikasi masalah ).Pada tahap ini pendidik
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak- banyaknya tentang materi pembelajaran.
c. Data Collection ( pengumpulan data ).Pada tahap ini pendidik memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak -
banyaknya untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis materi yang dipelajari
dengan cara membaca literatur, mengamati objek dan lain - lain.
d. Data Processing ( pengolahan data ).Pada tahap ini semua informasi yang telah
diperoleh peserta didik diolah melalui wawancara, observasi, dan lain - lain
kemudian ditafsirkan
e. Verification ( pembuktian ).Pada tahap ini peserta didik melakukan pengamatan
dengan cermat untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis.
f. Generalization ( menarik kesimpulan / generalisasi ).pada tahap ini peserta didik
membuat kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama dengan memerhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut. penggunaan langkah-langkah model discovery learning
dengan media audio visual dalam pembelajaran IPS mengacu pada sintaks model discovery learning
dengan modifikasi sesuai kebutuhannya sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan dan tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa.
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
c. Siswa dibagikan "Lembar Kerja Kelompok" berupa permasalahan yang sama dengan
bantuan media audio visual pada setiap kelompok untuk mendiskusikannya dan mencari
penyelesaiannya.
d. Siswa bersama kelompok, membuat identifikasi masalah yang sesuai dengan permasalahan
dengan bimbingan guru.
e. Siswa bersama kelompok, merencanakan pemecahan masalah dengan bimbingan guru.
f. Siswa bersama kelompok, menerapkan pemecahan masalah dengan bimbingan guru.
g. Menyajikan hasil karya/ hasil kerja dalam bentuk laporan.
h. Perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
i. Guru bersama siswa melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dengan
mengkritisi dan menyempurnakan jawaban dari masing- masing kelompok.

Kelebihan dan Kelemahan Model Discovery Learning


Kelebihan dan kelemahan model discovery learning menurut Yadzani, dalam Nur (2011: 33-35) adalah
sebagai berikut :
a. Kelebihan discovery learning sebagai suatu model pembelajaran adalah :
 Menekankan pada pembelajaran yang bermakna;
 Meningkatkan pengarahan diri;
 Pemahaman lebih tinggi dan pengembangan keterampilan yang lebih baik; dan
 Keterampilan-keterampilan interpesonal dan kerja tim.
b.Selain kelebihan tersebut discovery learning juga memiliki beberapa kekurangan antara lain :
 Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks;
 Sulitnya mencari problem yang relevan;
 Konsumsi waktu, di mana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses
penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk proses tersebut.
Berdasarkan kajian di atas, peneliti memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
guru menguasai pengendalian kelass upaya masalah ketika melakukan penggunaan ruang kelas
maupun koordinasi ketika kegiatan pembelajaran dapat teratasi.Kemudian dalam penerapan model
discovery learning perlu diadakannya persiapan yang lebih matang sehingga pada penerapannya waktu
yang digunakan padapembelajaran dapat berjalan secara efektif. Pada penelitian ini,
penelitimenggunakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebagai alat perencanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
discovery learning.
Hakekat Pembelajaran
Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau
pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan menerima pesan (Hamdani, 2011: 243).
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007:3), media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.Setelah menentukan pilihan media yang akan
digunakan, selanjutnya guru dituntut untuk dapat memanfaatkan dalam proses pembelajaran. Media
yang baik belum tentu menjamin keberhasilan belajar siswa.Hal ini mungkin terjadi jika guru tidak
dapat menggunakannya dengan baik.Oleh karena itu, media yang telah dipilih dengan tepat harus dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai prinsip pemanfaatan media.Kriteria yang paling utama dalam
pemilihan media adalah sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Sudrajat (dalam Hamdani, 2011: 257-258) mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan
sumber belajar, yaitu
 Ekonomis, tidak harus terpatok pada harga yang mahal;
 Praktis, tidak memerlukan pengelolaan yang urmit, sulit dan langka;
 Mudah, dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita;
 Fleksibel, dimanfaatkan untuk berbagai tujuan intruksional
 Sesuai dengan tujuan, mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan
motivasi dan minat belajar siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat-alat fisik yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran
dari guru menuju ke siswa, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran,dan perasaan siswa
dalam kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan belajar.
Media Audio Visual
Menurut Hamdani (2011 : 249) media audio visual merupakan media yang tidak hanya dapat
melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan
atau media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan) yang dapat
dipandang maupun didengar suaranya.
Sedangkan menurut Arsyad (2007:30), pembelajaran yang menggunakan media audio visual
adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran
serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa.
Menurut Hamdani (2011 : 249) contoh media audio visual diantaranya adalah program video
atau televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide suara (soundslide). Dengan
menggunakan media audio visual siswa dapat lebih memahami konsep yang diberikan oleh guru secara
lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
Menurut Sudjana (dalam Djamarah, 2002 : 154-156) media audio visual memiliki kelebihan
dan kekurangan. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media audio visual adalah :
a. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta dapat memperlancar
penyampaian informasi yang disajikan dalam dua format yaitu verbal dan visual.
b. Pada teks terpogram, siswa akan berpartisipasi atau berinteraksi dengan aktif karena harus
memberi respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun, siswa dapat mengetahui
apakah jawabannya benar atau salah
c. Menampilkan obyek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam
kelas seperti gunung, sungai sehingga obyek tersebut dapat ditampilkan ke dalam bentuk
film, gambar dan foto.
d. Memberikan pengalaman yang nyata dapat menumbuhkan kegiatan usaha mandiri pada
setiap siswa
e. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat
mengurangi kepahaman yang bersifat verbalisme.
Selain kelebihan, media audio visual juga memiliki kelemahan, diantaranya:
a. Film dan video tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan
kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri
b. Pengadaannya pada umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang cukup banyak
c. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi siswa yang sudah mempunyai
kemampuan yang berpikir abstrak.
Media audio visual yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS melalui discovery learning ini
adalah video karena lebih praktis, dapat dirancang dan dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan siswa
dan materi belajar yang diinginkan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
KAJIAN EMPIRIS
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan tentang model discovery learning dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS memperkuat peneliti melakukan penelitian tindakan serupa.
Adapun hasil penelitian tersebut antara lain sebagai berikut :
Penelitian yang dilakukan oleh Khairulia Luthfiyani pada tahun 2012 dengan judul
"Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Discovery learning Pada Siswa Kelas
VIIA SMPN Krapyak Kota Kota Semarang". Hasil belajar siswa pada siklus I memperoleh persentase
rata-rata kelas 67,5 % sedangkan siklus II 75% .Siklus III memperoleh 87,5% . Berdasarkan penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar
IPS siswa kelas VII A SMPN Krapyak Kota Kota Semarang dengan saran guru mata pelajaran IPS
mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan untuk materi pelajaran yang lain dapat
meningkatkan aspek afektif, kognitif, dan psikomotor siswa(Skripsi PENDIDIDKAN IPS UNNES :
2012).
Selain itu, penelitian juga telah dilakukan oleh Wibi Gilang Saputro (2011) dengan judul
"Penerapan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan modelDiscovery Learning untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMPN Ketawanggede 2 Malang".Dari
hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) Pada pembelajaran IPS siklus I dengan pembelajaran
kontekstual dengan menggunakan model Discovery Learning kemampuan guru dalam membuat RPP
mencapai skor 90 dan pada siklus II mencapai skor 93,33. Kemampuan guru dalam pembelajaran
sesuai dengan RPP pada siklus I mencapai 87,5 dan pada siklus II mencapai 92,5. 2) Aktivitas belajar
siswa pada siklus I nilai rata-rata mencapai 55,97%, sedangkan siklus II rata-rata meningkat menjadi
72,27%. 3) Kentuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 43,47% dan pada siklus II ketuntasan
belajar siswa mencapai 95,65%.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Desi Ratna Sulistyowati dan Wibi Gilang Saputromelalui
model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang diteliti.Peneliti
mencoba menerapkan model pembelajaran Discoveri learning berbasis media audio visual.
Berdasarkan kajian teori dan empiris di tersebut, model discovery learning dapat dijadikan
alternatif penyelesaian pembelajaran IPS di SMPN 31 MAKASSAR kelas VIII D, karena dari berbagai
kajian empiris diketahui dapat meningkatkan keterampilan guru dengan memvariasikan model
pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran terutama saat diskusi kelompok, sehingga siswa
dapat mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal 67.
KERANGKA BERPIKIR
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi IPS masih rendah yang ditunjukkan dengan data
evaluasi pada mata pelajaran IPS di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan
sekolah yaitu 67. Dari data nilai rata-rata ulangan IPS siswa kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR,
nilai terendah yang didapat siswa adalah 33,3 dan nilai tertinggi 80, dengan rata-rata kelas 56,6. Siswa
yang tuntas KKM sebanyak 31,7% dan siswa tidak tuntas sebanyak 68,3%.
Kondisi seperti ini memerlukan suatu perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
yang belum optimal.kualitas pembelajaran yang belum optimal meliputi keterampilan guru,aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa.solusi dari permasalahan ini dapat kita gunakan dengan penggunaan
model pembelajaran yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas KBM. Mata pelajaran IPS,
yang mengintegrasikan konsep-konsep esensial dari ilmu-ilmu sosial, maka perlu dicari model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu diharapkan
guru sebagai fasilitator dapat menerapkan model pembelajaran serta menggunakan media yang variatif
dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal tersebut, penerapan
model discovery learning dengan media audio visual diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
kegiatan pembelajaran.
Model discovery learning merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada
banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang
membutuhkan penyelesaian nyata daripermasalahan yang nyata.Pembelajaran ini membantu siswa
untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.Selain itu siswa dapat mengembangkan inkuiri,
keterampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian, rasa percaya diri, siswa lebih aktif
baik dalam kegiatan belajar kelompok maupun belajar mandiri, memudahkan pemahaman siswa
sehingga kualitas pembelajaran meningkat. Dengan menggunakan media audio visual, siswa dapat
menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis, sehingga siswa tidak hanya membayangkan
saja namun juga dapat menggunakan indera penglihatan untuk memvisualisasikan konsep yang
diberikan oleh guru. Media audio visual dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru agar
kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan kondusif.
Berdasarkan uraian di atas peneliti berusaha mencari pemecahan masalah yaitu melalui
penerapkan model discovery learning dengan media audio visual untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS di kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR.Alur pikir tersebut dapat digambarkan
dalam bagan kerangka berfikir sebagai berikut.
Bagan alur berpikir dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir

Kualitas Pembelajaran IPS belum optimal dengan indikasi :

Keterampilan guru
Guru kurang adanya interaksi dan komunikasi dengansiswa.
Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang
tepat yaitu pada saat memberikan materi hanya berupa
ceramah dan lebih menekankan padahafalan.
Guru belum maksimal dalam memanfaatkanmedia
Aktivitassiswa
Siswa tidak berpartisipasi aktif dalam KBM sehingga prestasi
belajar yang dihasilkanrendah.
Siswa hanya menerima informasi saja tanpa adanya kegiatan
praktek, sehingga membuat siswa menjadi cepatbosan.
KONDISI AWAL Hasil belajarsiswa
Dari data hasil belajar menunjukkan, bahwa nilai msih dibawah KKM yang
ditetapkan sekolah yaitu 64. Hal ini ditunjukkan dengan siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM adalah 28 dari 41 siswa, sehingga ketuntasan
klasikalnya 31,7%.

Langkah-langkah atau tahapan model Discovery learning dengan media audio


visual pada pembelajaran IPS adalah :

a. Guru menyampaikan tujuan dan tahapan kegiatan yang akandilakukan


oleh siswa.
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untukberdiskusi.
c. Siswa dibagikan “Lembar Kerja Kelompok” berupa permasalahanyang
sama dengan bantuan media audio visualpada setiap kelompok untuk
PELAKSANAAN
mendiskusikannya dan mencaripenyelesaiannya.
TINDAKAN MELALUI d. Siswa bersama kelompok, membuat identifikasi masalah yangsesuai
MODEL DISCOVERY dengan permasalahan dengan bimbinganguru.
LEARNIN G DENGAN e. Siswa bersama kelompok, merencanakan pemecahan masalahdengan
MEDIA AUDIO bimbingan guru.
VISUAL PADA f. Siswa bersama kelompok, menerapkan pemecahan masalahdengan
PEMBELAJARAN IPS bimbingan guru.
g. Menyajikan hasil karya/ hasil kerja dalam bentuklaporan.
h. Perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
i. Guru bersama siswa melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan
masalah dengan mengkritisi dan menyempurnakan jawaban dari masing-
masingkelompok.

Kualitas pembelajaran IPS meningkat ditandai dengan keterampilan


KONDISI AKHIR
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar meningkat dengan perolehan
nilai diatas KKM yaitu 64
HIPOTESISTINDAKAN

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan maka hipotesis
tindakan penelitian ini adalah:

a. pendekatan saintifik dan model pembelajran dicovery learning berbasis

media audiao visiua dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan

Pembelajaran IPS SMP kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR

b. pendekatan saintifik dan model pembelajaran dicovery learning berbasis

media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru dalam

pembelajaran.

c. pendekatan saintifik dan model pembelajaran dicovery learning berbasis

media audio visual dapat meningkatkan sikap spirtual siswa kelas VIII D

SMPN 31 MAKASSAR

d. pendekatan saintifik dan model pembelajaran dicovery learning berbasis

media Audio visual dapat meningkatkan sikap sosial siswa kelas VIII D

SMPN 31 MAKASSAR

e. pendekatan saintifik dan model pembelajaran dicovery learning berbasis

media audio visual dapat meningkatkan pengetahuan siswa kelas VIII D

SMPN 31 MAKASSAR

Pendekatan saintifik dan model pembelajaran dicovery learning berbasis media audio visual dapat
meningkatkan keterampilan bealajar IPS pada siswa kelas VIIID SMPN 31 MAKASSAR
BAB III
METODE PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIID SMPN 31 MAKASSAR.Pemilihan di kelas ini
berdasarkan pada pertimbangan peneliti dan guru kolaborator (guru kelas).Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas, dimana peneliti juga berperan sebagai guru pelaksana tindakan.
SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah guru (peneliti), siswa kelas VIII D SMPN 1 MAKASSAR sebanyak 40
siswa, tahun ajaran 2019/ 2020, dan guru kelas VIII D yang bertindak sebagai observer.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.Variabel Tindakan
1.Model Discovery Learning
2 Model Audio Visual
b.Variabel Masalah
1. Keterampilan guru kelas VIIID SMPN 1 MAKASSAR dalam pembelajaran IPS melalui
model discovery learning dengan media audio visual.
2. Aktivitas siswa kelas VIII D SMPN 1 MAKASSAR dalam pembelajaran IPS melalui model
discovery learningdengan media audio visual.
3. Hasil belajar siswa kelas VIII D SMPN 1 MAKASSAR dalam pembelajaran IPS melalui
model discovery learning dengan media audio visual.
PROSEDUR/ LANGKAH-LANGKAH PTK

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Observasi

Refleksi Siklus II

Observasi

Perencanaan

Siklus III Pelaksanaan


Observasi

(Arikunto, 2009: 16) Bagan 3.1 Spiral Tindakan Kelas

Perencanaan
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mengkaji atau menelaah materi pembelajaran IPS dan indikator bersama tim kalaborasi.
b. Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran dengan
menggunakan model discovery learning dengan media audio visual.
c. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran.
d. Menyiapkan alat evaluasi hasil belajar yang berupa tes tertulis, dan lembar kerja kelompok melalui
pengamatan proses dan hasil.
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang telah ditetapkan yaitu
mengenai tindakan kelas (Arikunto, 2009: 18).Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari rancangan
strategi maupun skenario pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan ini
merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, pada saat bersamaan kegiatan pelaskanaan ini juga disertai dengan
kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.Dalam Pelaksanaan PTK ini
direncanakan beberapa siklus
Observasi
Observasi merupakan suatu teknik yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto,
2009: 19). Kegiatan observasi ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas untuk mengamati proses
pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII D SMPN 1 MAKASSAR. Observasi ini menitik beratkan pada
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model discovery
learning dengan media audio visual.
Refleksi
Menurut Arikunto (2009: 19), refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai
melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan.Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar
data yangtelah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang
berikutnya.Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas
tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang
melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang
sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi.
Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu mengenai keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar dalam pembelajaran IPS melalui model discovery learning dengan media audio visual, apakah sudah
efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan
membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama. Kemudian peneliti bersama
kolabolator membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.
Siklus Penelitian
Siklus I
a. Perencanaan
1. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku guru,buku siswa,leptop dan
LCD.
2. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar Kerja siswa.
3. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Guru mempesipakan kondisi kelas.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberikan motivasi diri kepada peserta didik agar terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
4. Peserta didik diminta untuk mengamati permasalahan sederhana yang diajukan
berkaitan dengan materi yang ditampilkan pada powerpoint. Dan vidio (Mengamati)
5. Dengan rasa ingin tahu peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan
dengan permasalahan yang ditampilkan.(Menanya)
6. Peserta didik dikelompokan dalamm beberapa kelompok.
7. Guru membagikan tugas dan lembar kerja siswa(LKS) kepada setiap kelompok untuk
didiskusikan dan dikerjakan secara berkelompok.
8. Peserta didik berdiskusi menyelesaikan kegiatan yang diberikan
(Mengeksplorasi)
9. Peserta didik secara kritis mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan materi.
(Mengeksplorasi)
10. Peserta didik secara kritis memecahkan maslah yang terdapat dalam materi tersebut.
dengan bimbingan guru melalui tanya jawab (Mengasosiasikan)
11. Salah satu dari perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi
dengan penuh percaya diri. (Mengomunikasikan)
12. 12. Dengan bimbingan dari guru, peserta didik mengevaluasi penyelidikan dan proses
pemecahan masalah yang digunakan.
13. Peserta didik diberi penguatan tentang materi yang didiskusikan.
14. Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan dari materi yang telah di
didiskusikan.
15. Guru menutup pelajaran dengn mengucapkan salam
c. Observasi
1. Selama penelitian berlangsung peneliti bersama kolaborasi melakukan pengamatam terhadap
keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru melalui lembar observasi keterampilan guru
dalam pembelajaran
3. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa melalui lembar observasi aktivitas siswa
selama pembelajaran.
4. Melakukan pengamatan hasil belajar siswa sebelum dan selama pembelajaran berlangsung
untuk mengetahui kualitas pembelajaran IPS SD kelas VIIID SMPN 31 MAKASSAR dengan
model Discovery Learning .

d. Refleksi
1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus 1
2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus 1
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 1
4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua dan selanjutnya
Siklus II
a. Perencanaan
1. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
2. Alat evaluasi berupa :
- Lembar Kerja Kelompok (LKK)
- Soal evaluasi
3. Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS.
4. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pendahuluan
- Guru memberi motivasi kepada siswa dengan bernyanyi agar siswa semangat dan
mengikuti pembelajaran dengan baik.
- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru melakukan apersepsi
2) Kegiatan inti
Eksplorasi
a) Siswa mengamati tayangan pada media audio visual.
b) Siswa menjelaskan cita - cita yang di inginkan
c) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
Elaborasi
1. Guru menyampaikan tujuan dan tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa sesuai
dengan penerapan model discovery learningdengan media audio visual.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
3. Siswa dibagikan "Lembar Kerja Kelompok" berupa permasalahan yang sama pada setiap
kelompok untuk mendiskusikannya dengan mengamati video dan mencari
penyelesaiannya.
4. Siswa bersama kelompok, membuat identifikasi masalah yang sesuai dengan
permasalahan dengan bimbingan guru.
5. Siswa bersama kelompok, merencanakan pemecahan masalah dengan bimbingan guru.
6. Siswa bersama kelompok, menerapkan rencana pemecahan dengan bimbingan guru.
7. Siswa bersama kelompok, menyajikan hasil karya/ hasil kerja mereka dalam bentuk
laporan.
8. Perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan untuk melakukan evaluasi terhadap
proses pemecahan masalah dengan mempresentasikan hasil diskusinya.
Konfirmasi
1. Guru bersama siswa melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dengan mengkritisi
dan menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok.
2. Guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang baru saja di pelajari.
3. Guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik.
2) Penutup
a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b) Siswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya kembali apabila di dalam penyampaian
materi masih kurang jelas.
c) Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan
membuat ringkasan.
d) Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan Evaluasi.
e) Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan.
c. Observasi
1) Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui penerapan discovery learning
dengan media audio visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
2) Mengamati aktivitas siswa dalam diskusi kelompok pada pembelajaran IPS melalui
penerapan discovery learning dengan media audio visual menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa.
3) Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tidak tercantum dalam lembar observasi

d. Refleksi
1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II
2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan discovery learning dengan media
audio visual,kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola
kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok.
3) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus II apakah efektif atau tidak.
4) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II.
5) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus III.

Siklus III
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
2) Alat evaluasi berupa :
- Lembar Kerja Kelompok (LKK)
- Soal evaluasi
3) Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS.
4) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS.
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Pendahuluan
a) Guru memberi motivasi dengan bernyanyi agar siswa semangat mengikuti pembelajaran
dengan baik.
b) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Guru melakukan apersepsi
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
a) Siswa mengamati tayangan-tayangan yang sesuai dengan materi pembelajaran.
b) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
c) Siswa mengidentifikasi hal yang ditayangkan dalam media.

Elaborasi
a) Guru menyampaikan tujuan dan tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa sesuai
dengan penerapan model discovery learning dengan media audio visual.
b) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
c) Siswa dibagikan "Lembar Kerja Kelompok" berupa permasalahan yang sama pada setiap
kelompok untuk mendiskusikannya dengan mengamati video dan mencari penyelesaiannya.
d) Siswa bersama kelompok, membuat identifikasi masalah yang sesuai dengan permasalahan
dalam bentuk gambar dengan bimbingan guru.
e) Siswa bersama kelompok, merencanakan pemecahan masalah dengan bimbingan guru.
f) Siswa bersama kelompok, menerapkan rencana pemecahan bimbingan guru.
g) Siswa bersama kelompok, menyajikan hasil karya/ hasil kerja mereka dalam bentuk laporan.
h) Perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan untuk melakukan evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah dengan mempresentasikan hasil diskusinya
Konfirmasi
a) Guru bersama siswa melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dengan mengkritisi dan
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok.
b) Guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang baru saja di pelajari.
c) Guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik.
3. Kegiatan akhir
a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b) Siswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi
masih kurang jelas.
c) Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat
ringkasan.
d) Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan Evaluasi
e) Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan.
c. Observasi
1) Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui penerapan discovery learning
dengan media audio visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
2) Mengamati aktivitas siswa dalam diskusi kelompok pada pembelajaran IPS melalui penerapan
discovery learning dengan media audio visual menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
3) Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tidak tercantum dalam lembar observasi.
d. Refleksi
1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus III.
2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model discovery learning
3) dengan media audio visual, kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam
mengelola kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok.
4) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus III.
5) Mengukur keberhasilan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS
melalui model discovery Learning dengan media audio visual pada siklus I, II dan III.

DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA


Sumber Data
Arikunto (2006:129)mengatakan bahwa sumber data merupakan subyek darimana data dapat diperoleh.
Dalam PTK ini sumber data adalah sebagai berikut :
a. Siswa
Sumber data dari siswa diperoleh dari observasi yang dilakukan pada siklus pertama dan kedua, hasil
evaluasi dan hasil wawancara guru.
b. Guru
Diperoleh dari lembar pengamatan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menerapkan
modeldiscovery learning dengan media audio visual.
c. Data Dokumen
Sumber data dokumen berupa daftar nilai awal sebelum dilakukan tindakan/solusi.
d. Data Catatan Lapangan
Sumber data ini berupa catatan-catatan kegiatan-kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran
berupa data hasil observasi terhadap keterampilan guru dan aktivitas siswa pada saat berlangsungnya
proses pembelajaran.
Jenis Data
Data Kuantitatif
Data kuantitatif ini berupa hasil nilai ulangan materi IPS yang diperoleh siswa.Data ini berupa angka.
Data Kualitatif
Data kualitatif berupa gambaran/deskripsi kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari hasil observasi
dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa, wawancara, serta catatan
lapangan dalam pembelajaran menggunakan menerapkan model discovery learningdengan media audio
visual.
Teknik Pengumpulan Data
Secara umum ada dua macam teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan non tes.Dengan teknik tes,
asesmen dilakukan dengan menguji peserta didik.Sementara dengan teknik non tes, asesmen dilakukan tanpa
menguji peserta didik. (Poerwanti, 2008: 3.16)Dalam penelitian ini digunakan dua macam teknik pengumpulan
data, yaitu teknik tes dan non tes yang dijabarkan sebagai berikut.
Teknik Tes
Menurut Arikunto (2006: 150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.Penggunaan teknik tes biasanya bertujuan untuk:
a. Menilai kemampuan belajar siswa
b. Memberikan bimbingan belajar kepada siswa
c. Mengecek kemampuan belajar siswa
d. Memahami kesulitan-kesulitan belajar
e. Menilai efektifitas keberhasilan mengajar
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran IPS
menggunakan model discovery learning dengan media audio visual.
Teknik Non Tes
Observasi
Menurut Arikunto (2006: 156) observasi disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Observasi dalam penelitian digunakan
untuk menggambarkan aktivitas siswa dan guru dalam proses pembalajaran menggunakan model discovery
learning dengan media audio visual. Dalam penelitian ini juga, peneliti menggunakan observasi tertutup yaitu
observasi dimana sejumlah kategori/indikator telah didefinisikan dan difokuskan pada perilaku tertentu.
Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006: 155). Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk
mengambil data awal dalam identifikasi masalah.
Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis (Arikunto, 2006:
158).Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menemukan data-data dari siswa yang menggunakan
dokumen-dokumen yang ada.

Teknik Analisis Data


Kuantitatif
Data ini berupa hasil belajar yang mengukur tingkat kognitif siswa.Jika penilaian menggunakan skor
tertinggi (maksimal) 100, maka dapat diketahui rumus untuk menentukan skor pada siswa.Menurut Poerwanti
(2008:6-15) skala 100 berangkat dari persentase yang mengatikan skor prestasi sebagai proporsi penguasaan
peserta didik pada suatu perangkat tes dengan batas minimal angka 0 sampai 100 persen (%). Adapun langkah-
langkah PAP sebagai berikut:
1)Menentukan skor berdasar proporsi
Skor = x 100% (rumus bila menggunakan skala-100%)
Dimana:
B = Jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/ item soal pada tes bentuk penguraian).
= skor teoritis
2) Menentukan ketuntasan klasikal
Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah dikontrakan dalam pembelajaran.Untuk menentukan batas minimal
nilaiketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada.Hasil perhitungan dibandingkan dengan
kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria
sebagai berikut.
Kualifikasi Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa
Kriteria Ketuntasan Minimal Kualifikasi

>67 Tuntas

<67 Tidak Tuntas


( SMPN 31 MAKASSAR)

Menurut Aqib (2009: 40-41), untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal siswa dapat dihitung
dengan rumus sebagai berik
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%)
Tingkat Kualifikasi

Keberhasilan %
≥ 80% Sangat Baik (SB)
60-79% Baik (B)
40-59% Cukup (C)
20-39% Kurang (K)
≤ 20% Sangat Kurang

Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan model discovery Learning dengan media audio visual, serta hasil catatan lapangan dan hasil
wawancara yang kemudian dijabarkan dalam bentuk deskriptif kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-
pisahkan menurut kategori dalam beberapa paragraf menurut kriteria agar diperoleh kesimpulan.
Untuk data keterampilan guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan kriteria menurut Herrhyanto
(2007: 5.3-5.4) dalam mengolah data skor dapat dilakukan langkah sebagai berikut :
 Menentukan skor terendah
 Menentukan skor tertinggi
 Mencari median
 Membagi rentang nilai menjadi 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang)
Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel kriteria ketuntasan data
kualitatif.
Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif
Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian Kualifikasi
Q3 ≤ skor ≤ T Sangat Baik Tuntas
Q2 ≤ skor < Q3 Baik Tuntas
Q1 ≤ skor < Q2 Cukup Tidak Tuntas
R ≤ skor < Q1 Kurang Tidak Tuntas
Dari perhitungan tersebut maka tabel klasifikasi untuk keterampilan guru adalah sebagai berikut.
Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru
Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian Kualifikasi
29≤ skor ≤ 36 Sangat Baik Tuntas
22 ≤ skor <29 Baik Tuntas
15 ≤ skor <22 Cukup Tidak tuntas
9 ≤ skor <15 Kurang Tidak tuntas
Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa
Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian Kualifikasi
23 ≤ skor ≤ 28 Sangat Baik Tuntas
17 ≤ skor <23 Baik Tuntas
12 ≤ skor <17 Cukup Tidak tuntas
7 ≤ skor <12 Kurang Tidak tuntas

INDIKATOR KEBERHASILAN
Pembelajaran IPS melalui model discovery learning dengan media audio visual dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS di kelas VIII D SMAN 31 MAKASSAR dengan indikator sebagai berikut :
1) Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model discoverylearning dengan media
audio visual meningkat dengan kriteria minimal baik 22 dalam lembar observasi pengamatan.
2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model discovery learning dengan media
audio visual meningkat dengan kriteria minimal baik 17
3) Hasil belajar dalam pembelajaran IPS melalui model discovery learning dengan media Audio
visua meningkat dengan ketuntasan belajar individu. < 67 dan ketuntasan belajar siswa
sebesar 85% dari 38 siswa.
BAB V
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model discovery
learning dengan media audio visual pada siswa kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR, peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Model discovery learning dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran IPS di kelas VIII D. Hal ini terlihat dari peningkatan yang
diperoleh dari hasil observasi, yaitu pada siklis I mendapat jumlah skor 22 dengan kategori baik,
sedangkan pada siklus II mendapatkan jumlah skor 28 dengan kriteria baik, dan pada Sikuls III
mendapatkan jumlah skor 35 dengan kriteria sangat baikM
b. model discovery learning dengan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas siswa
pembelajaran IPS di kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR, hal itu terbukti dari peningkatan hasil
observasi aktivitas siswa dimana pada siklus I mendapatkan rata-rata skor 19,41 dengan kriteria
baik. Siklus II mendapatkan rata-rata skor 25,22 dengan kriteria baik dan pada siklus III
mendapatkan rata-rata skor 29,08 dengan kriteria sangat baik.
c. Model discovery learning dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS di kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR. Hal itu terbukti dengan
ketercapaian hasil belajar siswa berdasarkan tes evaluasi yang diberikan guru, dimana hasil belajar
pada siklus I mencapai ketuntasan belajar klasikal 67% , sedangkan pada siklus II mencapai 75%,
meningkat pada siklus III dengan ketuntasan klasikal sebesar 86%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah ditetapkan dapat diterima kebenarannya
yaitu dengan menerapkan Model discovery learning dengan media audio visual dapat meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas VIII D
SMPN 31 MAKASSAR. Dan saran yang disampaikan peneliti adalah sebagai berikut:

Secara Teoritis
Secara teoritis manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu untuk menambah khasanah ilmu
pendidikan khususnya tentang meningkatkan prestasi belajar menggunakan Model discovery learning dengan
media audio visual.

Secara Praktis
1.Bagi guru
Penerapan Model discovery learning dengan media audio visual terbukti dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS yaitu pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Oleh karena itu, Model
discovery learning dengan media audio visual dapat dijadikan acuan guru sebagai solusi untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran pada mata pelajaran yang lain. diharapkan guru menggunakan model pembelajaran
kooperatif yang tepat disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa agar siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Serta mampu menciptakan kegiatan belajar yang bermakna, menarik, dan menyenangkan. Salah
satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah discovery learning.
2.Bagi siswa
Melalui penerapan Model discovery learning dengan media audio visual terbukti dapat meningkatkan
aktivitas siswa dan hasil belajar karena dalam pembelajaran tersebut siswa dapat, diharapkan dapat berperan
aktif, menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa, melakukan penyelidikan autentik, mengembangkan rasa
percaya diri dan dapat bekerja sama dengan kelompok untuk menyelesaikan suatu pokok permasalahan yang
diajukan oleh guru.
3.Bagi Administrator Sekolah
Penelitian melalui Model discovery learning dengan media audio visual ini diharapkan dapat
dikembangkan lebih lanjut, baik oleh guru, lembaga maupun pengembangkan pendidikan lainya, sehingga
Model discovery learning denganmedia audio visual menjadi lebih baik, dan tujuan pembelajaran semakin efektif
dan efisien. Selain itu menambah pengetahuan bagi guru-guru di SMPN 31 MAKKASSAR. Model discovery
learning dengan media audio visual dan memberi kontribusi yang lebih baik dalam perbaikan pembelajaran,
sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri dan Ahmad Rifa?i. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


Aryani, Ine Kusuma. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai. Bogor: Ghalia Indonesia.
Awaluddin, Tjalla. 2008. Statistika Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta. Daryanto. 2010. Media
Pembelajaran. Bandung: Satu nusa.
Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Djamarah, Syaiful Bahri. 2008
.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta:Rineka Cipta.
Hamdani. 2011. Model pembelajaranMengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hidayati, dkk. 2008.
Pengembangan Pendidikan IPS SD. Dirjen Dikti
DEPDIKNAS
Huda, Miftahul. 2012. CooperatIVBe Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hamalik, Oemar. 2009.
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hopkins, Davin. 2011. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lapono, Nabisi. Dkk. 2008.Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Malyno, Jufry. 2012.
Pengertian Catatan Lapangan (Field
Note).http://juprimalino.blogspot. com/2012/03/catatan-deskriptif-dan- reflektif.html. diakses
tanggal 12 Januari 2013 0:20
Mulyasa, H. E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas

Sardiman. 2011. Interaksi dan motIVBasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Sharan, Shlomo. 2012. The handbook of cooperatIVBe learning inovasi pengajaran dan pembelajaran
untuk memacu keberhasilan siswa di kelas. Yogyakarta: Familia.
Slameto.2010. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:Rineka Cipta

Slavin, E.Robert. 2010. CooperatIVBe Learning. Penerjemah Yusron, Narulita.


Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana dan Ahmad RIVBai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES PRESS Sukiman.2012.
Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.

Suprijono, Agus.2011. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Trianto.2007. Model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktIVBisme.Jakarta: Prestasi


Pustaka.
Undang-undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003
Undang-undang Guru dan Dosen UU RI No.14 Tahun 2005
Uno, Hamzah B. 2009. Model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B dan Satria Koni. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Winataputra, Udin S. 2004. Model pembelajaran Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
http://007indien.blogspot.com/2011/12/konstruktIVBisme-pembelajaran.html
LAMPIRAN 1

RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP N 31 MAKASSAR


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VIII D / Satu
Tema : Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju Sub Tema :
Potensi Sumber Daya Alam Indonesia
Alokasi Waktu : 4 x pertemuan (8 JP)

A. Kompetensi

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


I 3.1 Menerapkan aspek keruangan dan 1. Menyebutkan lima negara dengan hutan
konektivitas antarruang dan waktu terluas di dunia.
dalam mewujudkan kesatuan wilayah 2. Membandingkan luas hutan Indonesia
Nusantara yang mencakup perubahan dengan negara lainnya.
dan keberlanjutan kehidupan manusia 3. Menjelaskan potensi kekeyaan hutan yang
(ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dimiliki oleh Indonesia
dan politik). 4. Menjelaskan potensi minyak bumi, batu
bara dan gas alam terbesar di dunia.
Menyebutkan kecenderungan kondisi
negara yang dimiliki hutan yang luas di
dunia, minyak bumi,batu bara, dan gas
alam terbesar di dunia (negara maju atau
negara berkembang).
5. Membandingkan potensi minyak bumi,
batu bara, dan gas alam Indonesia dengan
negara lainnya.
6. Menjelaskan potensi sumber daya
laut.

II 4.1 Menyajikan hasil olahan telaah 4.1.1 Mempresentasikan data hasil


tentang hasil-hasil kebudayaan diskusi tentang potensi sumber daya
dan fikiran masyarakat Indonesia alam Indonesia.
pada masa pergerakan
kemerdekaan sampai sekarang
dalam aspek geografis, ekonomi,
budaya, dan politik dalam
kehidupan berbangsa dan
bernegara

C. Materi Pembelajaran
1) Materi Inti
a. Luas dan sebaran hutan di dunia.
b. Potensi minyak bumi di Indonesia.
c. Sebaran batu bara dan gas alam di Indonesia.
d. Kekayaan sumber daya laut di Indonesia.
2) Materi Remedial
a. Luas dan sebaran hutan di dunia.
b) Membandingkan potensi minyak bumi Indonesia dengan negara lainnya.

3) Materi Pengayaan
a. Pemanfaatan batu bara dan gas alam di Indonesia.
b. Pemanfaatan sumber daya laut di Indonesia.
a. Luas dan sebaran hutan di dunia.
Peta sebaran hutan Indonesia dan dunia menunjukkan bahwa luas hutan di tiap negara beragam, Oleh karena itu,
tidak semua negara mampu memenuhi kebutuhan akan sumber daya yang dihasilkan dari hutan. Sejumlah negara
menjadi importir hasil hutan, khususnya kayu. Indonesia menjadi pengekspor hasil hutan ke sejumlah negara seperti
Malaysia dan Jepang.

Hasil hutan tidak hanya sekedar kayu, tetapi juga kekayaan sumber daya hayati yang hidup di dalamnya. Hutan
menjadi sumber pangan dan obat-obatan untuk kebutuhan saat ini maupun untuk kebutuhan masa depan.
Keanekaragaman hayati hutan di Indonesia juga sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan negara lainnya, hanya brasizl
dan Zaire yang bisa menandingi keanekaragaman hutan Indonesia. Oleh karena itu, kita memiliki tanggung jawab
untuk melestarikan hutan dengan berbagai keanekragaman hayatinya, sehingga hutan kita tidak hanya bermanfaat untuk
generasi mendatang saat ini, tetapi juga generasi yang akan datang.

b. Kekayaan hutan di Indonesia serta pemanfaatan hutan di Indonesia.


Hutan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, luasnya mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari luas
wilayah Indonesia (Kemenhut, 2011). Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat dijumpai di Papua,
Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra. Selain hutannya yang luas, hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan flora dan
fauna atau keanekaragaman hayati yang sangat besar.

Hutan di Indonesia dapat dibedakan menjadi hutan produksi, hutan konservasi, hutan lindung. Hutan produksi
adalah hutan yang sengaja ditanam untuk diambil kayunya. Hutan produksi mencapai 69,4 juta hektar yang diusahakan
melalui Hak Pengusahaan Hutan ( HPH) oleh siswa maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hasil hutan yang
dimanfaatkan dapat berupa kayu dan non kayu. Kayu yang dihasilkan dapat berupa kayu bulat dan kayu olahan. Kayu
bulat dihasilkan dari hutan dalam bentuk batangan pohon yang belum dioalh seperti kayu jati, mahoni, akasia, cendana,
pinus. Sedangkan kayu olahan telah mengalami pengolahan lebih lanjut seperti kayu getah dan resin, madu, rotan,
terpenti, minyak kayu putih , damar, sagu, sutera dan lain-lain.

c. Potensi minyak bumi di Indonesia.


Sumber daya alam berikutnya yang dimiliki Indonesia adalah minyak bumi. Minyak bumi (petroleum) atau dikenal
juga sebagai emas hitam merupakan cairan kental, cokelat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar yang terdapat
pada lapisan teratas dari beberapa area di kerak bumi. Sebagaimana hutan, tidak semua negara memiliki minyak bumi.
Kita patut bersyukur, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki minyak bumi. Jika kamu perhatikan peta
sebaran minyak bumi dunia, tampak hanya negara-negara tertentu yang memiliki cadangan minyak bumi.

Potensi minyak bumi Indonesia terus mengalami penurunan karena dimanfaatkan secara terus menerus. Bahkan
saat ini, Indonesia telah mulai mengimpor minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tak lagi
mencukupi. Minyak bumi dimanfaatkan sebagai sumber energi kendaraan bermotor, mesin pabrik, dan lain-lain.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagian menggunakan minyak bumi untuk menghasilkan listrik. Oleh karena itu,
kamu perlu melakukan tindakan penghematan listrik maupun bahan bakar minyak agar cadangannya tidak cepat habis.

d. Membandingkan potensi minyak bumi Indonesia dengan negara lainnya.


Sumber daya alam berikutnya yang dimiliki Indonesia adalah minyak bumi. Minyak bumi petroleum) atau dikenal
juga sebagai emas hitam merupakan cairan kental, cokelat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar yang terdapat
pada lapisan teratas dari beberapa area di kerak bumi. Sebagaimana hutan, tidak semua negara memiliki minyak bumi.
Kita patut bersyukur, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki minyak bumi. Jika kamu perhatikan peta
sebaran minyak bumi dunia, tampak hanya negara-negara tertentu yang memiliki cadangan minyak bumi.

e. Pemanfaatan minyak bumi di Indonesia.

Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk keperluan industri,
tranportasi, dan rumah tangga. Cadangan minyak bumi Indonesia terus berkurang seiring dengan pengambilan atau
eksploitasi yang terus dilakukan. Ada yang memperkirakan dalam kurun waktu 14 tahun ke depan, cadangan tersebut
akan habis dan Indonesia terpaksa harus membeli atau mengimpor dari negara lain. Hal itu tidak akan terjadi dengan
cepat jika ditemukan cadangan baru yang diperkirakan masih besar.

f. Sebaran batu bara dan gas alam di Indonesia.

g. Kekayaan batu bara dan gas alam di Indonesia.


Batu bara meriupakan bahanbakar fosil yang terbentuk dati tumbuhan yang mati dan kemudian selama jutaan tahun.
Pohon-pohon tinggi yang tumbuh saat itu seperti lycopods dan pakis raksasa. Kemudian mati dan jatuh ke dalam rawa
dan genangan air. Pohon-pohon mati tersebut kemudian tertimbun lumpur dan pasir dalam keadaan basah dan asam.
Selain itu, lapisan tersebut terputus dari udara langsung dan mendapat tekanan terus-menerus dari lapisan atasnya.

Indonesia merupakan negara penghasil batu bara terbesar kelima di dunia. Negara ini
menjadi negara pengekspor batu bara terbesar di dunia karena masih minimnya pemanfaatan batu bara di
dalam negeri. Negara tujuan ekspor batu bara Indonesia diantaranya adalah Hongkong, Taiwan, China,
Korea Selatan, Jepang, India, Eropa, dan Italia.
Sumber daya alam lain yang banyak tersedia di Indonesia adalah gas alam. Indonesia memiliki cadangan gas alam
sebesar 2,8 triliun meter kubik (97 triliun kaki kubik). Jumlah ini tidak terlampau besar jika dibandingkan dengan
jumlah gas alam yang dihasilkan beberapa penghasil gas alam lainnya. Cadangan gas alam Indonesia hanya 1,5% dari
cadangan gas alam dunia. Negara yang memiliki cadangan gas alam secara berurutan: Rusia 48 triliun meter kubik,
Iran 27 triliun meter kubik, dan Qatar 26 triliun meter kubik. Walaupun persentasenya kecil, namun Indonesia
merupakan negara pengekspor gas alam terbesar di dunia. Negara tujuan ekspor gas alam Indonesia adalah Jepang,
Korea, Taiwan, China, dan AS.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan 1) Peserta didik dan guru menyampaikan salam dan berdoa. 15
2) Peserta didik bersama guru mengkondisikan kelas. menit
3) Apersepsi:
- Guru menanyakan kepada siswa tentang apa saja jenis
kekayaan alam di daerahnya masing-masing dan dibuat
tabel sesuai buku pegangan peserta didik halaman 9.
- Guru menstimulasi peserta didik dengan mengajukan
masalah : bagaimanakah kekayaan hutan Indonesia jika
dibandingkan dengan negara lainnya.
- Guru Menyampaikan tujuan dan langkah-langkah
pembelajaran.

Inti Peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok 45 Menit


beranggotakan 4 orang.
a) Mengamati
1) Peserta didik mengamati video dan gambar sebaran
hutan di dunia.
2) Peserta didik mengamati kecenderungan tertentu dari
sebaran hutan dunia.
3) Peserta didik membaca buku teks tentang kekayaan
hutan Indonesia dan pemanfaatannya.
Setelah mengamati video dan gambar peserta didik
mencatat hal-hal yang belum diketahui atau mengidentifikasi
permasalahan yang mereka belum ketahui.
b) Menanya
Peserta didik berdiskusi dengan kelompok yang sudah
dibentuk diawal dan merumuskan pertanyaan dari hal-hal
yang belum diketahui yang telah ditentukan terkait dari
mengamati video dan gambar sebaran hutan di dunia serta
kekayaan hutan Indonesia dan pemanfaatannya sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
c) Mengumpulkan Data/Informasi
Peserta didik diminta mengumpulkan informasi/data untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dari berbagai
sumber, seperti: membaca buku teks di
perpustakaan atau mencari di internet.

d) Mengasosiasi/Mengolah informasi
1) Peserta didik mengidentifikasi pola persebaran hutan
dunia
2) Peserta didik menganalisis faktor yang mempengaruhi
sebaran hutan dunia.
3) Peserta didik mengkaji keterkaitan antara sebaran hutan
dunia dan kondisi negara yang memilikinya.
4) Peserta didik mendiskusikan dan mengolah informasi
dari hasil membaca buku atau mengumpulkan dari
referensi yang ada untuk menjawab pertanyaan yang
telah dirumuskan
5) Peserta didik merumuskan kesimpulan dari hasil
mengolah informasi terkait materi.
e) Mengomunikasikan
1) Setelah peserta didik melakukan diskusi, masing-
masing kelompok diminta mempresentasikan materi
yang didiskusikan.
2) Beberapa peserta didik diminta memberi tanggapan atas
hasil simpulan yang dipresentasikan temannya.
Peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas jawaban dari
pertanyaan.
Penutup 1) Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal 20
menit
yang belum dipahami.
2) Guru memberikan penjelasan ataspertanyaan yang
disampaikan oleh peserta didik.
3) Peserta didik dan guru membuat kesimpulan.
4) Refleksi : Peserta didik diminta menyampaikan apa yang
sudah mereka peroleh selama proses pembelajaran.
Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral.

E.Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar


1. Media:

a. Peta, Atlas Indonesia & video potensi sumber daya alam Indonesia dan peta-peta sebaran sumber daya
alam Indonesia.
b. Slide power point (ppt) yang telah disiapkan berisi potensi sumber daya alam Indonesia dan peta-peta
sebaran sumber daya alam Indonesia.
2. Alat Dan Bahan

a. LCD Proyektor
b. Laptop
c. Spidol, penghapus dan penggaris
3. Sumber Pembelajaran

a. KEMENDIKBUD. 2015. Buku Peserta Didik. Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelas IX.
a. Jakarta: KEMENDIKBUD. Halaman 9 - 17
b. KEMENDIKBUD. 2015. Buku Guru. Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelas IX. Jakarta:
c. KEMENDIKBUD. Halaman 46 - 57
d. Peta Indonesia di perpustakaan
e. Internet

6. Penilaian, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan Penilaian


a. Teknik
Teknik Penilaian
No Kompetensi Dasar Pengetahuan Keterampilan Sikap Keterangan
1 3.1 Menerapkan aspek Tes tertulis Instrumen
keruangan dan konektivitas terlampir
antar ruang dan waktu
dalam mewujudkan
kesat
uan wilayah Nusantara
yang mencakup perubahan
dan keberlanjutan
kehidupan manusia
(ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan dan
politik).
4.1 Menyajikan hasil Praktek Instrumen
olahan telaah tentang hasil- terlampir
hasil kebudayaan dan
fikiran masyarakat
Indonesia pada
masa
pergerak
an kemerdekaan sampai
sekarang dalam aspek
geografis, ekonomi,
budaya, dan politik dalam
kehidupan berbangsa
dan bernegara.

b. Pembelajaran Remedial dan Pembelajaran Pengayaan


Pada akhir sub tema, peserta didik diberi tes. Hasil tes dianalisis untuk mengetahui ketercapaian
ketercapaian KKM, serta mengidentifkasi indikator-indikator mana yang belum dicapai peserta didik atau
materi-materi yang belum dikuasai oleh peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberi
program remidial yaitu mempelajari kembali materi yang belum dikuasai tentang luas sebaran lautan serta
potensi minyak bumi di Indonesia dengan tutor sebaya.

Bagi peserta didik yang sudah memenuhi KKM, maka diberi program pengayaan misalnya melalui
program pemberian tugas yang lebih menantang (challence) tentang pemanfaatan gas alam, batu bara, dan
sumber daya laut di Indonesia. Pelaksanaan program pengayaan dan remidial dapat dilaksanaan dalam waktu
yang bersamaan
G. Lampiran - lampiran Instrumen penilaian

1. Pengetahuan :
KOMPETENSI BENTUK JUML
No MATERI INDIKATOR SOAL AH
DAAR SOAL
SOAL
1 3.1 Menerapkan Potensi - Peserta didik dapat Tes 5
aspek Lokasi dan mendeskripsikan Tertulis
keruangan Upaya pengertian sumber daya Pilihan
dan Pemanfatan alam. Ganda
konektivitas nya - Peserta didik dapat
antar ruang menyebutkan salah satu
dan waktu contoh upaya pelestarian
dalam hutan.
mewujudkan - Peserta didik dapat
kesatuan menyebutkan salah satu
wilayah contoh pemanfaatan
Nusantara potensi sumber daya alam
yang di Indonesia berdasarkan
mencakup gambar.
perubahan - Peserta didik dapat
dan menyebutkan salah satu
keberlanjuta daerah penghasil sumber
n kehidupan daya alam berupa minyak
manusia bumi di Indonesia.
(ekonomi, - Peserta didik dapat
sosial, menyebutkan salah satu
budaya, daerah penghasil sumber
pendidikan daya alam berupa gas
dan politik). alam di Indonesia.
BUTIR SOAL
1. Segala kekayaan yang berada di alam disebut...
a. Kenampakan alam
b. Sumber daya alam
c. Peristiwa alam
d. Alam semesta
2. Berikut ini yang merupakan salah satu contoh upaya pelestarian hutan adalah ...
a. Ladang berpindah
b. Pemangkasan pohon secara rutin
c. Reboisasi
d. Membuat lahan terasering
3. Gambar disamping merupakan salah satu contoh
potensi sumber daya alam Indonesia yang berupa ...
a. Minyak bumi
b. Gas alam
c. Batu bara
d. Tambang emas
4. Berikut ini yang merupakan salah satu daerah penghasil minyak bumi di Indonesia adalah ...
a. Cepu (Jawa Tengah)
b. Bukit Asam dan Tanjung Enim (Sumatera Selatan)
c. Timika (Papua)
d. Lembah sungai Berau (Kalimantan Utara)
5. Berikut ini yang merupakan salah satu daerah penghasil batu bara di Indonesia adalah
...

a. Pereula dan Lhokseumawe (Aceh Darussalam)


b. Jati Barang Majalengka (Jawa Barat)
c. Sorong (Papua)
d. Ombilin dan Sawahlunto (Sumatera Barat)
2. Keterampilan :
Rubrik Penilaian Keterampilan (Presentasi)

Kemampuan Kemampuan Portofolio Proyek

No Nama Diskusi Presentasi Rerata


1
2
3
4

3. Instrumen Sikap : Catatan Jurnal


No Hari Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap Keterangan
/ Tanggal
LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS I
Nama siswa:

1. Jelaskan pengertian sumber daya alam ?

2. Apa pentingnya hutan bagi kehidupan manusia ?

3. Tuliskan sumber daya alam yang paling banyak di daerahmu?

4. Apa itu sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui?


5. Jelaskan menurut kalian apa pentingnmya menjaga kelestarian sumber daya alam?
SOAL EVALUASI SIKLUS I

Hari/Tanggal : ………………
Nama : ………………
Nomer absen :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !

1. Berbagai hasil dari bentukan alam yang berguna bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
manusia adalah...
a. Barang-barang tambang
b. Sumber energi
c. Sumber daya alam
d. Potensi alam
e. Hasil bumi
Jawaban : C.

Soal + Jawaban Materi Pelajaran Geografi


2. Berdasarkan sifatnya, Sumber Daya Alam dibagi menjadi dua yaitu...
a. Sumber Daya Alam yang melimpah dan yang terbatas
b. Sumber Daya Alam materi dan hayati
c. Sumber Daya Alam dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui
d. Sumber Daya Alam energi dan waktu
e. Sumber Daya Alam materi dan waktu
Jawaban : A.
3. Sumber daya alam hanya berasal dari tumbuh-tumbuhan disebut sumber daya alam...
a. Hidroponik
b. Hewani
c. Nabati
d. Agronomi
e. Natural
Jawaban : C.

4. Sumber daya alam disebut unrenewable resources jika...


a. Memerlukan waktu sangat lama untuk memulihkan sumber daya alam
b. Memerlukan waktu sangat cepat untuk memulihkan sumber daya alam
c. Tidak membutuhkan waktu untuk memulihkan sumber daya alam
d. Keberadaannya di daerah daratan
e. Keberadaannya di daerah perairan
Jawaban : A.
5. Di bawah ini yang merupakan contoh dari Sumber Daya Alam exhaustible adalah...
a. Udara
b. Matahari
c. Hujan
d. Angin
e. Uang
Jawaban : C.
6. Sumber Daya Alam yang terbentuk oleh proses alamiah dan membutuhkan jangka waktu yang
lama disebut dengan....
a. Sumber Daya fisik-abiotik
b. Sumber Daya biotik
c. Sumber Daya Alam yang terbatas
d. Sumber Daya Alam melimpah
e. Sumber Daya Alam materi
Jawaban : A.
7. Di bawah ini yang merupakan contoh dari Sumber Daya Alam energi adalah....
a. Mineral tambang, bahan galian, udara, tanah
b. Flora dan fauna dalam wujud pertanian
c. Hutan produksi dan peternakan
d. Bensin, solar, dan minyak tanah
e. Sinar matahari, udara, dan angin
Jawaban : D.
8. Sumber Daya Alam yang tidak akan habis bila terus-menerus digunakan karena masih bisa
diusahakan agar tetap ada atau tersedia disebut dengan....
a. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui
b. Sumber Daya Alam waktu
c. Sumber Daya Alam ruang
d. Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharus
e. Sumber Daya Alam yang terbatas
Jawaban : A.
9. Sumber Daya Alam yang berupa benda mati, seperti tanah, air, angin, udara, dan sinar matahari
disebut dengan....
a. Sumber Daya Alam fisik
b. Sumber Daya Alam nonfisik
c. Sumber Daya Alam hayati
d. Sumber Daya Alam energi
e. Sumber Daya Alam energi
Jawaban : A.
10. Sumber daya alam akuatik adalah sumber daya alam yang....
a. Dapat diperbaharui
b. Tidak dapat diperbaharui
c. Terbatas ketersediaannya
d. Terbentuk cair
e. Terletak diperairan
Jawaban : E.
PENILAIAN
LEMBAR PENGAMATAN SAAT MENJAWAB PERTANYAAN DAN
PADA SAAT BEKERJA BERPASANGN DAN BERKELOMPOK

No Kriteria Ketercapaian
Ya Tidak
1 Siswa mampu menjelaskan pekerjaan sesuai dengn kondisi wilayah
atau geografis dengan benar
2 Siswa mampu mampu mebuat rute perjalanan dari rumah mereka
masing-masing sesuai arah mata angin dengan benar.
3 Sisiwa mampu bekerjasama dan berkreasi dalam pembauatan pigur
dengan baik.
4 Siswa mampu menjelasakan langkah-langkah pengawetan ikan
dengan cara pengasapan secara baik.

LEMBAR PENILAIAN SIKAP


Minggu ke-...... Bulan ...... 2019 Subtema

No Nama Perubahan Tingkah


Laku
Peserta
Percaya Diri Tekun Cermat Teliti
Didik
BT T M BT T M BT T M BT T M
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. ……………….
.
2. …………….....
.
3. ……………….
Keterangan :
BT = Belum TerlihatT = TerlihatM = Menonjol
Berilah dengan tanda centang (√) pada kolom yang sesuai.

LAMPIRAN 2
Hari/Tanggal : ………………
Nama : ………………
Nomer absen :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !

1. APA YANG DIMAKSUD BATU BARA?


2. DIMANAKAH NEGARA TUJUAN EKSPOR INDONESIA?
3. BATU BARA DIGUNAKAN SEBAGAI?
4. MENGAPA NEGARA INDONESIA BELUM BISA MAJU
PADAHAL INDONESIA MEMILIKI KEKAYAAN ALAM
YANG MELIMPAH?
5. AP ITU MINYAK BUMI?

KUNCI JAWABAN
evaluasi

1. Batu bara meriupakan bahanbakar fosil yang terbentuk dati tumbuhan


yang mati dan kemudian selama jutaan tahun
2. Hongkong, Taiwan, China, Korea Selatan, Jepang, India, Eropa, dan Italia.

3. Sumber bahan bakar


4. Karena indonresia belum bisa mengelola kekayaan alamnya secara optimal
5. Minyak bumi petroleum) atau dikenal juga sebagai emas hitam merupakan cairan kental,
cokelat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar yang terdapat pada lapisan teratas dari
beberapa area di kerak bumi.
PENILAIAN
LEMBAR PENGAMATAN SAAT MENJAWAB PERTANYAAN DAN
PADA SAAT BEKERJA BERPASANGN DAN BERKELOMPOK
(MATEMATIKA,IPS,SBDP,DAN IPA?)

No Krite Ketercapaian
ria
Ya Tidak
1 Siswa mampu menjelaskan pekerjaan sesuai dengn kondisi
wilayah atau geografis dengan benar
2 Siswa mampu mampu mebuat rute perjalanan dari rumah mereka
masing-masing sesuai arah mata angin dengan benar.
3 Sisiwa mampu bekerjasama dan berkreasi dalam pembauatan
pigur dengan baik.
4 Siswa mampu menjelasakan langkah-langkah pengawetan ikan
dengan cara pengasapan secara baik.
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Minggu ke-...... Bulan ...... 2019 Subtema

No Nama Perubahan Tingkah


Laku
Peserta
Percaya Diri Tekun Cermat Teliti
Didik
BT T M BT T M BT T M BT T M
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. ……………….
.
2. …………….....
.
3. ……………….
Keterangan :
BT = Belum TerlihatT = TerlihatM = Menonjol
Berilah dengan tanda centang (√) pada kolom yang sesuai.
LAMPIRAN 4
Pedoman Penetapan Indikator Keterampilan Guru IPS melalui Model
Discovery Learning dengan Media Audiovisual

Keterampilan Langkah-langkah pendekatan Indikator keterampilan guru


dasar mengajar saintifik melalui model Discovery dengan pendekatan saintifik
Learning dengan media audiovisual melalui model Discovery
Learning dan media
Audiovisual
1. Keterampilan 1. guru menganalisis materi 1. Membuka pelajaran .
membuka pembelajaran dan menuangkan 2. Mengajukan pertanyaan
pelajaran materi tersebut dalam bentuk media tentang informasi yang tidak
2. Keterampilan audiovisual. dipahami dari apa yang
bertanya 2. Guru menyiapkan perangkat diamati atau pertanyaan
3. keterampilan pembelajaran dan media untuk mendapatkan
memberi audiovisual. informasi tambahan tentang
penguatan 3. Guru membuka pelajaran dengan apa yang diamati .
4. keterampilan memberi salam dan berdoa, serta 3. menggunakan media
mengadakan mempresensi siswa dan pembelajaran untuk
variasi memberikan apersepsi. memperdalam materi .
5. keterampilan 4. Guru menyampaikan tujuan 4. Menjelaskan materi
menjelaskan pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran.
6. keterampilan logistik yang dibutuhkan dalam 5. guru mengondisikan siswa
membimbing pembelajaran. dalam kelompok untuk
diskusi 5. Guru memotivasi peserta didik belajar .
kelompok kecil untuk terlibat aktif dalam 6. membimbing siswa dalam
7. keterampilan pembelajaran. diskusi kelompok.
mengelola kelas 6. guru mengorganisasikan peserta 7. Memberi penguatan kepada
8. keterampilan didik untuk belajar. siswa dalam presentasi dan
pembelajaran 7. Guru menayangkan media tanya jawab.
perseorangan audiovisual tentang tempat tingal di 8. membimbing siswa untuk
9. keterampilan daerah pesisir pantai. menyampaikan hasil
menutup 8. Guru dan siswa bertanya jawab diskusi.
pelajaran tentang video yang ditayangkan. 9. menutup pelajaran .
9. Guru menstimulus siswa agar
bertanya terkait video yang
ditayangkan.
10. Guru menjelaskan secra singkat
tentang video yang ditayangkan.
11. Guru memberntuk siswa kedalam
kelompok belajar.
12. Guru membagikan LKS kepada
tiap-tiap kelompok.
13. Guru memberikan arahan kepada
siswa untuk berdiskusi
mengerjakan LKS secara bersama-
sama dalam kelompok.
14. Guru menginformasikan kepada
siswa untuk mencari informasi dari
berbagai sumber guna mendapat
penjelasan dan memecahkan
masalah.
15. Guru mendukung informasi yang
diperoleh siswa dengan
menayangkan video yang sesuai
dengan masalah yang dibahas
dalam kelompok.
16. Guru memotivasi siswa untuk
berdiskusi
17. Guru membimbing jalannya
diskusi kelompok.
18. Guru membantu peserta didik
merencanakan dan menyiapkan
laporan hasil diskusi.
19. Guru meminta peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.

20. Guru memberi penguatan dan


motivasi kepada peserta didik dalam
presentasi hasil diskusi.
21. Guru mengonfirmasi hasil diskusi
kelompok.
22. Guru menjelaskan pembelajaran
secara menyeluruh.
23. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya terkait materi
yang belum dipahami.
24. Guru dan peserta didik
menyimpulkan pembelajaran.
25. Guru melakukan evaluasi dengan
meminta peserta didik mengerjakan
evaluasi untuk mengetahui hasil
belajar tentang materi yang telah
dipelajari.
26. Guru meminta laporan hasil diskusi
kelompok.
27. Guru memberikan tindak lanjut
berupa motivasi untuk
mempersiapkan diri peserta didik
mempelajari materi selanjutnya.
LAMPIRAN 5

Pedoman Penetapan Indikator Aktivitas Siswa muatan IPS


Discovery Learning dengan Media Audiovisual

Aktivitas siswa Langkah-langkah pendekatan Indikator aktivitas siswa


saintifik melalui model Discovery melalui pendekatan saintifik
Learning dan media audiovisual dan model Discovery Learning
dengan media audiovisual
1. Kegiatan-kegiatan 1. Siswa mengkondisikan diri 1. kesiapan siswa menerima
visual (visual untuk siap mengikuti pembelajaran .
activities). Yang pembelajaran. 2. memperhatikan
termasuk didalamnya 2. Siswa memeberi salam kepada permasalahan yang
meliputi membaca, guru. diberikan .
melihat gambar, 3. Siswa berdoa sebelum memulai 3. mendengarkan penjelasan
mengamati pembelajaran. guru .
eksperimen, 4. Siswa mendengarkan dan 4. kesiapan sisiwa berdiskusi
demonstrasi, menaggapi apersepsi yang kelompok.
pameran, dan disampaikan guru. 5. siswa melakukan diskusi
mengamti orang lain 5. Siswa mendengarkan tujuan kelompok sesuai petunjuk
bekerja atau bermain. pembelajaran LKS.
2. Kegiatan–kegiatan 6. Siswa menerima motivasi yang 6. mempresentasikan hasil
lisan (oral activities). diberikan guru. diskusi .
Yang termasuk 7. Siswa mengamati tayangan 7. melakukan refleksi .
didalamnya meliputi audio visual (mengamati)
mengemukakan 8. Siswa bertanya dan menjawab
suatu fakta atau tentang video yang
prisip, ditayangkan (menanya)
menghubungkan 9. Siswa mendengarkan
suatu kejadian, penjelasan guru.
mengajukan 10. Siswa menempatkan diri
pertanyaan, member kedalam kelompok yang telah
saran, dibagikan.
mengemukakan 11. Siswa dalam kelompok
pendapat, wawancra, mengerjakan LKS yang
diskusi, interupsi. dibagikan (menalar)
3. Kegiatan-kegiatan 12. Siswa berdiskusi untuk
mendengarkan mengerjakan LKS (mengamati,
(listening activities) menanya, mengumpulkan
Yang termasuk informasi, menalar)
didalamnya meliputi 13. Siswa mencari informai dari
mendengarkan berbagai sumber untuk
penyajian bahan, mendapatkan penjelasan dan
mendengarkan memcahkan masalah
percakapan atau (mengamati, menanya,
diskusi kelompok, mengumpulkan informasi,
mendengarkan suatu menalar)
permainan, 14. Siswa menulis hasil diskusi
mendengarkan radio, pada lembar jawaban kelompok
mendengarkan pidato yang telah disediakan
4. Kegiatan-kegiatan (mengominikasikan.
menulis (writing 15. Siswa menyiapkan laporan
activities). Yang hasil diskusi.
termasuk didalamnya 16. Perwakilan masing-masing
meliputi menulis kelompok menyampaikan hasil
cerita, menulis diskusi di depan kelas
laporan, memeriksa (mengomunikasi-kan)
karangan, bahan- 17. Siswa lain menyimak presentasi
bahan kopi, membuat temannya.
rangkuman, 18. Siswa dari kelompok lain
mengerjakan tes, dan menanggapi presentasi
mengisi bahan temannya
angket. (mengomunikasikan)
5. Kegiatan-kegiatan 19. Siswa mendengarkan
menggambar penjelasan guru (mengamati,
(drawing activities). menalar)
Yang termasuk 20. Siswa menyiapkan laporan
didalamnya meliputi hasil diskusi.
menggambar, 21. Perwakilan masing-masing
membuat grafik, kelompok menyampaikan hasil
chart, diagram, peta, diskusi di depan kelas
dan pola. (mengomunikasi-kan)
6. Kegiatan-kegiatan 22. Siswa lain menyimak presentasi
metrik (motor temannya.
activities). Yang 23. Siswa dari kelompok lain
termasuk didalamnya menanggapi presentasi
meliputi melakukan temannya (mengomunikasi-
percobaan, memilih kan)
alat-alat, 24. Siswa mendengarkan
melaksanakan penjelasan guru (mengamati,
pameran, membuat menalar)
model, 25. Siswa mendengarkan
menyelenggarakan penjelasan guru dengan
permainan, menari, seksama.
dan berkebun. 26. Siswa menanyakan materi yang
7. Kegiatan-kegiatan belum dipahami.
mental (mental 27. Siswa mendengarkan
activities). Yang penjelasan guru.
termasuk didalamnya 28. Siswa menyimpulkan materi
meliputi pembelajaran.
merenungkan, 29. Siswa mengerjakan evalasi.
mengingat, 30. Siswa mengumpulkan hasil
menanggapi, evaluasi.
memecahkan 31. Siswa mendengarkan informasi
masalah, yang disampaikan.
menganalisis fakot- 32. Salah satu siswa mempimpin
faktor, melihat doa untuk menutupi pelajaran.
hubungan, dan 33. Siswa memberikan salam
membuat keputusan. penutup.
8. Kegiatan-kegiatan
emosional
(emotional
activities). Yang
termasuk didalamnya
meliputi menaruh
minat, merasa bosan,
gembira,
bersemangat,
bergairah, berani,
tenang, gugup.

9. Keaktifan siswa 34. 8.


dalam mengikuti
pembelajaran dengan
menggunakan model
discovery
Learningdengan
media audio visual
LAMPIRAN 6
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tema potensi sumber daya alam
Muatan IPS Melalui Model Discovery Learning dengan Media Audiovisual
Pada Siswa Kelas SMP KELAS VIII

No Variabel Indiktor Sumber Alat/ instrumen


Data
1 Keterampilan guru 1. Membuka pembelajaran Guru 1. Lembar
pada muatan IPS (keterampilan membuka) pengamatan
tema tempat tingal 2. menggunakan media pembelajaran keterampilan
ku melalui model untuk memperdalam materi guru
Discovery Learning (keterampilan mengadakan variasi) 2. Catatan
dengan media 3. Mengajukan pertanyaan tentang lapangan
audiovisual informasi yang tidak dipahami dari 3. Dokumentasi
apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati)
(keterampilan bertanya )
4. Menjelaskan materi pembelajaran
(keterampilan menjelaskan,)
5. Guru mengondisikan siswa dalam
kelompok untuk belajar
(keterampilan mengelola kelas)
6. Membimbing siswa dalam diskusi
kelompok (keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil)
7. Memberi penguatankepada siswa
dalam presentasi dan tanya jawab
(keterampilan memberi penguatan)
8. Membimbing siswa untuk
menyampaikan hasil diskusi
(keterampilan mengelola kelas)
9. Menutup pelajaran (keterampilan
menutup pelajaran).
2 Aktivitas siswa pada 1. kesiapan siswa menerima Siswa 1. Lembar
muatan IPS tema pembelajaran (emotional activities) pengamatan
Tempat tingal ku 2. Memperhatikan permasalahan yang aktivitas
melalui model diberikan (visual activities) siswa
Discovery Learning 3. Mendengarkan penjelasan guru 2. Catatan
dengan media audio (listening activities) lapangan
visual 4. Kesiapan siswa berdiskusi kelompok 3. Dokumentasi
(mental activities)
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
sesuai petunjuk LKS (motor activities,
writing activities)
6. Mempresentasikan hasil diskusi (oral
activities,
7. Melakukan refleksi (mental
activities).
3 Hasil belajar siswa 1. Penilaian sikap spiritual dan sosial Siswa 1. Jurnal
dalam pembelajaran a. Perilaku syukur dan hasil penilaian KI
IPS melalui b. Berdoa sebelum dna sesudah belajar 1 dan KI 2
pendekatan saintifik pembelajaran 2. Lembar
dan model c. Cermat evaluasi
pembelajaran d. Teliti tertulis
Discovery Learning e. Tanggung jawab 3. Lembar kerja
dengan media audio f. Percaya diri siswa
visual. 2. Aspek pengetahuan 4. Rubrik
a. Memberi contoh penghargaan
yang diberikan pemerintah
kepada pahlawan Islam.
b. menjelaskan sikap yang dapat
ditiru dari tokoh-tokoh kerajaan
Islam.
c. menjelaskan cara melestarikan
benda-benda peninggalan
sejarah kerajaan Islam.
d. mengklasifikasi perubahan
kehidupan masyarakat
Indonesia di bidang ekonomi,
sosial, pendidikan, dan budaya
dari masa ke masa
e. Mengidentifikasi jenis-jenis
sudut dari benda-benda sekitar.
f. mengidentifikasi manfaat
penggunaan sudut dalam
kehidupan sehari-hari .
3. aspek keterampilan
a. menggambar benda-benda
dalam kehidupan sehari-hari
yang memanfaatkan sudut
b. membuat lini masa perubahan
dari masa ke masa bidang
ekonomi, sosial, pendidikan dan
budaya dari masa ke masa
Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI

Keterampilan Guru Melalui Model Discovery Learning Dengan Media


Audivisual

Siklus......

Nama SD : SMPN 31 MAKASSAR


Nama Guru : AMIR MAHMUD
Kelas : VIII D
Hari / tanggal :
Nama pengamat : ....................

Petunjuk :

1. Bacalah indikator keterampilan guru!


2. Penilaian mengacu pada deskriptor yang telah ditetapkan.
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia!
4. Kriteria penilaian (Rusman, 2014: 100):
Skor 4 jika semua indikator atau item tampak.
Skor 3 jika hanya 3 indikator atau item yang tampak. Skor
2 jika hanya 2 indikator atau item yang tampak. Skor 0 jika
tidak ada indikator atau item yang tampak.

5. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, ditulis dalam catatan lapangan.

Indikator Deskriptor Tampak Skor


Membuka pembelajaran a. Memberi salam dan berdoa
b. Melakukan apersepsi dan
menyampaikan materi pembelajaran
c. Memberikan motivasi awal
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengajukan pertanyaan a. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
tentang informasi yang b. Memotivasi siswa untuk tidak takut
tidak dipahami dari apa dalam bertanya
yang diamati atau c. Menunjukan masalah yang
pertanyaan untuk mendorong siswa untuk bertanya.
mendapatkan informasi d. Penditribusian pertanyaan secara
tambahan tentang apa merata.
yang diamati
Menggunakan media a. Kesesuaian media dengan materi yang
pembelajaran diajarkan
b. Memperhatikan prinsi-prinsip
penggunaan media.
c. Memiliki keterampilan dalam
menggunakan media.
d. Media membantu meningkatkan
perhatian siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Menjelaskan materi a. Penyampaian materi dengan bahasa
pembelajaran yang jelas dan mudah dipahami
b. Materi yang disampaikan sesuai
tujuan pembelajaran
c. Materi dikaitkan dengan lingkungan
siswa
d. Menggunakan media audio visual
untuk memperjelas materi
Pengkondisian kelompok a. Mengatur pembagian kelompok
untuk belajar b. Memperjelas permasalahan yang
diberikan
c. Mengarahkan siswa untuk berdiskusi
d. Mengarahkan siswa untuk tertib
Membimbing siswa a. Memusatkan perhatian siswa pada
dalam diskusi kelompok topik diskusi
kecil b. Memotivasi siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok
c. Berkeliling untuk membimbing tiap
kelompok
d. Memberikan penjelasan kepada
kelompok yang belum memahami
tugas yang diberikan.
Membimbing siswa a. Memusatkan perhatian siswa pada
melaksanakan presentasi presentasi kelompok
dan tanya jawab b. Memusatkan perhatian siswa pada
presentasi kelompok
c. Membantu siswa memperjelas
jawaban yang ditemukan
d. Memberi siswa kesempatan bertanya
Memberikan penguatan a. Penguatan verbal (menucapkan kata-
dan penghargaan kepada kata: bagus, pintar,hebat)
siswa b. Penguatan non verbal (acungan
jempol, anggukan
c. Member semangat kepada kelompok
yang lemah
d. Memberikan penghargaan kepada
siswa yang aktif dalam pembelajaran
Menutup pembelajaran a. Menyimpulkan materi yang sudah
dipelajari
b. Melakukan evaluasi
c. Memberikan motivasi
d. Memberikan tindak lanjut
Mengolah data keterampilan guru
Indikator keterampilan guru = 9

Data diurutkan : 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36.
R = skor terendah = 9 T
= skor tertinggi = 36

n = banyaknya skor = (T - R) + 1= (36 - 9) + 1= 28

a. Q1 = kuartil 1
Letak Q1 = ( n +2)

Letak Q1 = ( 28 + 2)

Letak Q1 = (30)

Letak Q1 = 7,5 ( terletak diantara n7 dan n8) Q1


= n7 + 0,5 ( n8 – n7 )

Q1 = 15 + 0,5 ( 16 – 15)
Q1 = 15 + 0,5. 1
Q1 = 15 + 0,5
Q1 = 15,5
Jadi, Q1 = 15,5

b. Q2 = median
Letak Q2 = ( n+1 )

Letak Q2 = (28 +1 )

Letak Q2 = (29)

Letak Q2 = 14,5 ( terletak diantara n14 dan n15) Q2


= n14 + 0,5 (n15 – n14)

Q2 = 22 + 0,5 ( 23 – 22)
Q2 = 22 + 0,5 . 1
Q2 = 22 + 0,5
Q2 = 22,5
Jadi Q2 adalah 22,5

c. Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 = (3n+ 2)

Letak Q3 = (3.28+ 2)

Letak Q3 = (86)

Letak Q3 = 21,5 (terletak diantara n21 dan n22)

Q3 = n21 + 0,5 (n22 −n21)


Q3 = 29 + 0,5 (22 − 21)

Q3 = 29 + 0,5 . 1
Q3 = 29 + 0,5
Q3 = 29,5
Jadi Q3 adalah 29,5

d. Q4 = skor maksimal = 36

Klasifikasi Kategori keterampilan guru

Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian Kualifikasi


29,5 ≤ skor ≤ 36 Sangat baik Tuntas
22,5 ≤ skor ≤ 29,5 Baik Tuntas
15,5 ≤ skor ≤22,5 Cukup Tidak tuntas
9 ≤ skor ≤ 15,5 Kurang Tidak tuntas

Jumlah skor = ........kategori ........

Makassar, .......November…….. .2019


Observer
Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI

Aktivitas Siswa Muatan IPS Melalui Model Discovery Learning Dengan


Media Audio Visual

Siklus .........

Nama SD : SMPN 31 MAKASSAR

Nama Guru : Amir Mahmud

Kelas : VIII D
Hari / tanggal :
Nama pengamat : .............

Petunjuk :

1. Bacalah indikator aktivitas siswa!


2. Penilaian mengacu pada deskriptor yang telah ditetapkan.
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia!
4. Kriteria penilaian (Rusman, 2014: 100)
Skor 4 jika semua indikator atau item tampak.
Skor 3 jika hanya 3 indikator atau item yang tampak. Skor
2 jika hanya 2 indikator atau item yang tampak. Skor 0 jika
tidak ada indikator atau item yang tampak.

5. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, ditulis dalam catatan lapangan.
No Indikator Deskriptor Tampak Skor
1 Kesiapan siswa menerima a. Datang tepat waktu
pembelajaran b. Berdoa sebelum pembelajaran
dimulai
c. Siswa mengeluarkan peralatan
menulis
d. Siswa menyiapkan buku
pembelajaran
2 Memperhatikan a. Siswa mendengarkan pertanyaan
permasalahan yang diberikan
b. Siswa menanggapi pertanyaan
yang diberikan
c. tidak mengganggu kelompok lain

d. Menjawab pertanyaan dengan


jelas
3 Mendengarkan penjelasan a. Memperhatikan tayangan media
guru audio visual
b. Memusatkan perhatian pada guru
c. Bertanya bila kurang paham
d. Tidak membuat gaduh dalam
pembelajaran
4 Kesiapan siswa berdiskusi a. Memperhatikan petunjuk
kelompok penyelesaian masalah
b. Duduk berkelompok sesuai yang
sudah dibagikan
c. Berdiskusi dengan kelompoknya
d. Saling menghargai teman dalam
kelompok
5 Siswa melakukandiskusi a. Bekerja sama dengan temandalam
kelompok sesuai petunjuk kelompok
LKS b. Memberikan pendapat
c. Aktif dalam diskusi kelompok
d. Memberikan penjelasan kepada
teman kelompok yang belum
Paham
6 Mempresentasikan hasil a. Berani dalam
diskusi mempresentasikan
b. Penyampaian hasil diskusi
dengan jelas
c. Penyampaian dengan suara
lantang
d. Bersikap baik
7 Melakukan refleksi a. Tidak gaduh dalam
mengerjakan soal
b. Mengerjakan dengan sendiri-
sendiri
c. Mengerjakan dengan
sungguh-sungguh
d. Melakukan penilaian diri
Skor maksimal 28
Skor minimal 0 7

Mengolah data aktivitas siswa


Indikator aktivitas siswa dalam penelitian = 7
Data diurutkan: 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28.
R = skor terendah = 7 T
= skor tertinggi = 28

n = banyaknya skor = (T - R) + 1 n
= (28 - 7) + 1

n = 22

a. Q1 = kuartil 1
Letak Q1 = ( n +2)

Letak Q1 = ( 22 + 2)

Letak Q1 = (24)
Letak Q1 = 6 (data ke 6)
Jadi Q1 adalah 12

b. Q2 = median
Letak Q2 = ( n+1 )

Letak Q2 = (22 +1 )

Letak Q2 = (23)

Letak Q2 = 11,5 (diantara data ke 11 dan data ke 12) Q2


= n11 + 0,5 (n12 –n11)

Q2 = 17 + 0,5 ( 18− 19)


Q2 = 17 + 0,5 (1)
Q2 = 17 +0,5
Q2 = 17,5
Jadi Q2 adalah 17,5

c. Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 = (n + 2)

Letak Q3 = (22+ 2)

Letak Q3 = (72)

Letak Q3 = 18 (data ke 18)


Jadi Q3 adalah 24
d. Q4 = skor maksimal = 28
LAMPIRAN 9

LEMBAR OBSERVASI
Keterampilan Guru Pada Tema Tempat Tingal ku Melalui Model Discovery
Learning Dengan Media Audivisual

Siklus I

Nama SD : SMPN 31 MAKASSAR


Nama Guru : Amir Mahmud
Kelas : IVB
Hari / tanggal :3 november 2015
Nama pengamat :

Petunjuk :

6. Bacalah indikator keterampilan guru!


7. Penilaian mengacu pada deskriptor yang telah ditetapkan.
8. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia!
9. Kriteria penilaian (Rusman, 2014: 100):
Skor 4 jika semua indikator atau item tampak.
Skor 3 jika hanya 3 indikator atau item yang tampak. Skor
2 jika hanya 2 indikator atau item yang tampak. Skor 0 jika
tidak ada indikator atau item yang tampak.

10. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, ditulis dalam catatan lapangan.

Indikator Deskriptor Tampak Skor


Membuka pembelajaran e. Memberi salam dan berdoa √
f. Melakukan apersepsi dan
2
1 menyampaikan materi pembelajaran
g. Memberikan motivasi awal
h. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
2 Mengajukan pertanyaan e. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa √
tentang informasi yang tidak f. Memotivasi siswa untuk tidak takut √ 3
dipahami dari apa yang dalam bertanya
diamati atau pertanyaan g. Menunjukan masalah yang √
untuk mendapatkan mendorong siswa untuk bertanya.
informasi tambahan tentang h. Penditribusian pertanyaan secara
apa yang diamati merata.
Menggunakan media e. Kesesuaian media dengan materi yang √
pembelajaran diajarkan
f. Memperhatikan prinsi-prinsip
penggunaan media. 3
3 g. Memiliki keterampilan dalam √
menggunakan media.
h. Media membantu meningkatkan
perhatian siswa dalam kegiatan √
pembelajaran.
Menjelaskan materi e. Penyampaian materi dengan bahasa
pembelajaran yang jelas dan mudah dipahami
f. Materi yang disampaikan sesuai √
tujuan pembelajaran
4 3
g. Materi dikaitkan dengan lingkungan √
siswa
h. Menggunakan media audio visual √
untuk memperjelas materi
Pengkondisian kelompok e. Mengatur pembagian kelompok √
untuk belajar f. Memperjelas permasalahan yang √
5 diberikan
4
g. Mengarahkan siswa untuk berdiskusi √
h. Mengarahkan siswa untuk tertib √
Membimbing siswa dalam e. Memusatkan perhatian siswa pada
diskusi kelompok kecil topik diskusi
f. Memotivasi siswa untuk bekerja sama √
dalam kelompok
6 2
g. Berkeliling untuk membimbing tiap
kelompok
h. Memberikan penjelasan kepada
kelompok yang belum memahami √
tugas yang diberikan.
Membimbing siswa e. Memusatkan perhatian siswa pada √
melaksanakan presentasi dan presentasi kelompok
4
tanya jawab f. Memusatkan perhatian siswa pada √
7 presentasi kelompok
g. Membantu siswa memperjelas √
jawaban yang ditemukan
h. Memberi siswa kesempatan bertanya √
Memberikan penguatan dan e. Penguatan verbal (menucapkan kata- √
penghargaan kepada siswa kata: bagus, pintar,hebat)
f. Penguatan non verbal (acungan √
jempol, anggukan 3
8
g. Member semangat kepada kelompok √
yang lemah
h. Memberikan penghargaan kepada
siswa yang aktif dalam pembelajaran
Menutup pembelajaran e. Menyimpulkan materi yang sudah √
dipelajari
3
9 f. Melakukan evaluasi √
g. Memberikan motivasi √
h. Memberikan tindak lanjut √

Kriteria ketuntasan Skala penilaian Kualifikasi


24,5≤ skor ≤ 28 Sangat baik Tuntas
17,5 ≤ skor ≤ 24,5 Baik Tuntas
12,5 ≤ skor ≤ 17,5 Cukup Tidak tuntas
7 ≤ skor ≤ 12,5 Kurang Tidak tuntas

Jumlah skor = ........kategori ........


LAMPIRAN 10

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

No Nama Indikator Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Agus Ari T 2 3 2 2 3 1 1 2 1 17

2 Alnanda Wahyu R 2 2 2 3 2 2 1 2 1 17

3 Ananta Fitriana P 3 1 2 3 2 2 1 2 2 18

4 Alfrito Juan K 2 2 2 2 2 2 1 2 2 17

5 Aryzal Aldrin A 3 2 1 3 2 2 0 2 1 16

6 Anastha Sheva 3 3 3 2 3 3 3 2 2 24

7 Aljazeera Widya 3 2 2 3 2 2 1 2 1 18

8 Anisa Meiana 2 2 2 3 2 3 0 2 1 17

9 Charoline Juniar 3 2 4 2 3 3 0 2 2 21

10 Dina Kinasih 2 2 1 3 2 2 2 2 2 18

11 Diandinanda Rahul 2 2 1 3 2 1 2 2 1 16

12 Dika Bayu W 3 1 2 2 1 2 0 2 1 14

13 Danito Fajria 3 2 3 3 3 4 1 2 2 23

14 Dannisa Wirna 3 2 4 4 3 3 1 2 2 24

15 Danisa Pravda P 3 2 3 3 3 3 2 2 2 23

16 Emiliana Catherine 2 2 2 3 2 2 1 2 2 18

17 Hildan Auliya 3 2 3 3 3 2 3 2 2 23
18 Hanifatun Nabila 3 2 2 4 3 2 1 2 2 21
19 Irfan Bagus 3 2 3 3 3 3 3 2 2 24

20 Kevin Bramasta 2 2 2 3 2 2 2 2 2 19

21 Kevin Rahyan R 3 1 2 4 2 2 0 2 1 17

22 Kanya Audy 2 2 2 4 3 3 0 2 2 20

23 Melanie Natasya 3 2 3 3 2 3 0 2 2 20

24 Muhammad Yoga I 3 1 2 3 2 1 1 2 2 17

25 Muhammad Hisyam 3 2 3 4 3 4 0 2 2 23

26 Mahardika Yassin F 2 1 2 3 1 1 1 2 1 14

27 Rizal Hafid Nur H 3 2 3 4 2 2 0 2 2 20

28 Ratna Anggraeni 3 2 2 4 2 2 1 2 2 20

29 Regina Rahmatika 3 1 2 4 2 3 0 2 1 18

30 Sukma Dyas Safitri 3 2 2 4 2 2 1 2 2 20

31 Siti Ayu P 3 2 3 3 3 2 1 2 2 21

32 Sundari Intan M 3 2 2 3 3 2 1 2 2 20

33 Safrina Gesiliana P 3 2 2 4 3 3 1 2 1 21

34 Vianda Muharoma 3 2 2 4 1 2 1 2 2 19

35 Septian Putri A 3 1 3 4 2 3 1 2 2 21

36 Milla Fatina 3 2 3 3 2 2 1 2 2 20

37 Yuke Tamalania 3 2 2 3 2 3 1 2 2 20

38 Zidane Aria Putera 3 1 3 4 2 3 1 2 2 21

Jumlah 699

Rata-Rata 19,41
Skor Nilai

28,5 ≤ skor ≤ 36 Sangat Baik (A)

19 ≤ skor < 28,5 Baik (B)

9,5 ≤ skor < 19 Cukup (C)

0 ≤ skor < 9,5 Kurang (D)

Makassar, November 2019

Obsever
LAMPIRAN 11

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II

No Nama Indikator Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Agus Ari T 3 2 3 3 2 3 3 2 2 23

2 Alnanda Wahyu R 3 3 4 3 2 2 1 3 3 24

3 Ananta Fitriana P 3 2 2 3 3 3 2 3 3 24

4 Alfrito Juan K 3 3 4 3 3 3 3 3 3 28

5 Aryzal Aldrin A 3 2 3 4 3 3 1 2 3 24

6 Anastha Sheva 4 3 4 4 3 3 2 3 3 29

7 Aljazeera Widya 3 2 3 3 3 3 4 3 3 27

8 Anisa Meiana 3 2 4 3 3 3 1 3 3 25

9 Charoline Juniar 3 3 3 4 3 4 1 3 3 27

10 Dina Kinasih 3 3 4 4 2 2 1 3 3 25

11 Diandinanda Rahul 3 2 3 3 3 2 1 2 3 22

12 Dika Bayu W 3 3 3 4 3 3 2 2 2 25

13 Danito Fajria 3 3 3 4 3 3 2 3 3 27

14 Dannisa Wirna 3 3 4 3 4 3 3 3 4 30

15 Danisa Pravda P 3 3 3 3 4 3 2 3 3 27

16 Emiliana Catherine 3 3 4 3 3 3 1 2 3 25

17 Hildan Auliya 3 2 3 3 3 3 2 3 3 25

18 Hanifatun Nabila 3 3 3 4 3 3 1 2 2 24
19 Irfan Bagus 3 3 3 4 3 3 1 3 2 25

20 Kevin Bramasta 2 3 3 3 3 3 3 2 3 25

21 Kevin Rahyan R 3 2 4 3 3 3 1 2 2 23

22 Kanya Audy 3 2 3 4 3 3 1 3 3 25

23 Melanie Natasya 3 3 3 3 3 3 1 2 3 24

24 Muhammad Yoga I 3 2 4 3 3 3 1 2 2 23

25 Muhammad Hisyam 3 3 3 3 4 3 1 3 3 26

26 Mahardika Yassin F 2 2 4 3 3 3 1 2 2 22

27 Rizal Hafid Nur H 2 3 3 4 3 3 1 3 3 25

28 Ratna Anggraeni 3 3 3 4 4 3 1 2 2 25

29 Regina Rahmatika 3 3 3 2 4 4 1 2 3 25

30 Sukma Dyas Safitri 3 3 3 3 3 3 1 3 3 25

31 Siti Ayu P 2 2 3 3 4 4 3 3 2 26

32 Sundari Intan M 3 3 3 4 3 3 2 2 3 26

33 Safrina Gesiliana P 3 3 3 4 3 4 1 3 3 27

34 Vianda Muharoma 3 2 4 3 3 3 1 2 3 24

35 Septian Putri A 3 3 3 4 3 3 1 2 3 25

36 Milla Fatina 2 2 3 3 4 4 2 3 3 26

37 Yuke Tamalania 3 3 3 4 3 4 1 3 3 27

38 Zidane Aria Putera 3 3 3 4 3 3 2 2 3 26

Jumlah 908

Rata-Rata 25,22
Skor Nilai

28,5 ≤ skor ≤ 36 Sangat Baik (A)

19 ≤ skor < 28,5 Baik (B)

9,5 ≤ skor < 19 Cukup (C)

0 ≤ skor < 9,5 Kurang (D)

Makassar, Maret 2019

Obsever
LAMPIRAN 12

Hasil Belajar Siswa Siklus III

No Nama Nilai Ketuntasan


1 Agus Ari T 55 Tidak Tuntas
2 Alnanda Wahyu R 85 Tuntas
3 Ananta Fitriana P 80 Tuntas
4 Alfrito Juan K 75 Tuntas
5 Aryzal Aldrin A 85 Tuntas
6 Anastha Sheva 100 Tuntas
7 Aljazeera Widya 95 Tuntas
8 Anisa Meiana 90 Tuntas
9 Charoline Juniar 70 Tuntas
10 Dina Kinasih 75 Tuntas
11 Diandinanda Rahul 55 Tidak Tuntas
12 Dika Bayu W 85 Tuntas
13 Danito Fajria 100 Tuntas
14 Dannisa Wirna 95 Tuntas
15 Danisa Pravda P 95 Tuntas
16 Emiliana Catherine 90 Tuntas
17 Hildan Auliya 70 Tuntas
18 Hanifatun Nabila 95 Tuntas
19 Irfan Bagus 75 Tuntas
20 Kevin Bramasta 80 Tuntas
21 Kevin Rahyan R 80 Tuntas
22 Kanya Audy 95 Tuntas
23 Melanie Natasya 55 Tidak Tuntas
24 Muhammad Yoga I 90 Tuntas
25 Muhammad Hisyam 85 Tuntas
26 Mahardika Yassin F 55 Tidak Tuntas
27 Rizal Hafid Nur H 70 Tuntas
28 Ratna Anggraeni 95 Tuntas
29 Regina Rahmatika 80 Tuntas
30 Sukma Dyas Safitri 100 Tuntas
31 Siti Ayu P 70 Tuntas
32 Sundari Intan M 55 Tidak Tuntas
33 Safrina Gesiliana P 90 Tuntas
34 Vianda Muharoma 100 Tuntas
35 Septian Putri A 55 Tidak Tuntas
36 Milla Fatina 85 Tuntas
37 Yuke Tamalania 80 Tuntas
38 Zidane Aria Putera 100 Tuntas
LAMPIRAN 13
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa melalui Model Discocvery Learning dengan
Media Audio Visual

No Nama Siklus I Siklus II Siklus III


1 Agus Ari T 70 65 55
2 Alnanda Wahyu R 55 80 85
3 Ananta Fitriana P 85 70 80
4 Alfrito Juan K 70 70 75
5 Aryzal Aldrin A 75 70 85
6 Anastha Sheva 85 95 100
7 Aljazeera Widya 55 85 95
8 Anisa Meiana 40 50 90
9 Charoline Juniar 75 65 70
10 Dina Kinasih 75 60 75
11 Diandinanda Rahul 80 70 55
12 Dika Bayu W 45 55 85
13 Danito Fajria 60 90 100
14 Dannisa Wirna 80 95 95
15 Danisa Pravda P 90 90 95
16 Emiliana Catherine 85 85 90
17 Hildan Auliya 67 80 70
18 Hanifatun Nabila 85 80 95
19 Irfan Bagus 45 50 75
20 Kevin Bramasta 55 75 80
21 Kevin Rahyan R 80 70 80
22 Kanya Audy 80 70 95
23 Melanie Natasya 50 55 55
24 Muhammad Yoga I 80 70 90
25 Muhammad Hisyam 50 55 85
26 Mahardika Yassin F 70 55 55
27 Rizal Hafid Nur H 75 70 70
28 Ratna Anggraeni 55 80 95
29 Regina Rahmatika 40 55 80
30 Sukma Dyas Safitri 60 80 100
31 Siti Ayu P 50 55 70
32 Sundari Intan M 67 65 55
33 Safrina Gesiliana P 45 55 90
34 Vianda Muharoma 67 80 100
35 Septian Putri A 80 65 55
36 Milla Fatina 80 85 85
37 Yuke Tamalania 80 80 80
38 Zidane Aria Putera 80 89 100
Nilai terendah 40 50 55
Nilai tertinggi 90 95 100
Jumlah 2395 2545 2910
Rata-Rata 66,52777778 70,69444444 80,83333333
Ketuntasan Klasikal 67% 75% 86%
LAMPIRAN 14

Anda mungkin juga menyukai