Tugas PTK Fiks Ceba
Tugas PTK Fiks Ceba
Tugas PTK Fiks Ceba
DISUSUN OLEH:
HAIRIL 1764041014
JENNY DIRGAH 1764042012
MUNIRAH SANGKALA 1764040011
PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 67 tahun 2013 tentang
kerangka dasar dan struktur kurikulum SMP bahwa kurikulum 2013 dikembangkan dengan pola pikir
sebagai berikut (1) pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta
didik, (2) pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif guru, peserta didik, lingkungan
dan masyarakat, (3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, (4) pola
pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari, (5) pola belajar sendiri menjadi belajar
kelompok (berbasis tim), (6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia, (7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik, (8) pola pembelajaran
ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karekteristik sebagai berikut, 1.mengembangkan
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuanintelektual dan psikomotorik, (2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar,(3) mengembangkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat, (4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, (5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran, 6. kompetensi inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti, 7.
kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced)
dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
Adapun tujuan kurikulum 2013 adalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Struktur kurikulum terdiri dari kompetensi inti dirancang
seiring dengan meningkatnya usia didik pada kelas tertentu. Kompetensi inti 1 (KI-1)untuk sikap
spiritual, Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial, Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk
kompetensi inti pengetahuan, dan Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti
keterampilan.Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai matapelajaran ke dalam berbagai tema.
Menurut Program for International Student Assesment / PISA (2011) pada literasi membaca,
matematika dan IPA menunjukkan Indonesia baru berada pada 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil
studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia
berada pada ranking amat rendah pada kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori,
analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4)
melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa perlu ada perubahan orientasi kurikulum
dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang
diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa mendatang.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi
manajemen pendidikan.Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar
9 tahun.Peningkatan mutu pendidikan diarahkanuntuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global.Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam
Indonesia.Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen
berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah dan
berkesinambungan (Depdiknas, 2006).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial.Pada jenjang SMP mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang
akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman,dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1)
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2)
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global (KTSP,
2006:575).Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Mulyono, dalam Hidayati (2008: 17), merupakan
suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya.Sedangkan menurut Saidiharjo, dalam Taneo (2008: 1.8), IPS
merupakan hasil kombinasi atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi,
sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh karena
itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Perlu diterapkan pembelajaran yang inovatif sehingga dapat menarik minat siswa serta
mengundang partisipasi aktif dari siswa. Karena berawal dari jenjang sekolah dasar akan menjadi bekal
bagi siswa untukkehidupan bermasyarakat nantinya. Sesuai dengan tujuan pendidikan IPS menurut
Nursid Sumaatmadja, dalam Hidayati (2008:1.24) adalah "membina anak didik menjadi warga negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya
serta bagi masyarakat dan Negara". Sedangkan menurut Fenton, dalam Taneo (2008:1.26), tujuan
pengajaran IPS adalah mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik, mengajar anak
didik agar mempunyai kemampuan berpikir dan dapat melanjutkan kebudayaan bangsa.
Berdasarkan pengalaman pribadi kami, menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran belum
optimal, hal ini dikarenakan penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat belum sesuai dengan
keadaan siswa, belum maksimalnya penggunaan media menyebabkan siswa kurang aktif dan cepat
merasa bosan, sehingga perolehan hasil belajar siswa belum optimal. Perilaku anak di dalam kelas
tidak menunjukkan perilaku yang ideal. Pada saat guru sedang menyampaikan materi, beberapa siswa
malah membuat suasana menjadi tidak kondusif yaitu berbicara sendiri dengan siswa lain. Hal ini
mengakibatkan konsentrasi siswa yang lain menjadi terganggu. Siswa hanya menerima informasi
tanpa adanya kegiatan praktek, sehingga membuat siswa menjadi cepat bosan.Siswa belum diberikan
permasalahan-permasalahan yang nyata tentang materi. Siswapun cenderung pasif dan kurang
konsentrasi karena anak hanya mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat dan dibantu dengan
media gambar seadanya, kemudian mengerjakan soal yang diberikan. Serta kurang keterampilan
aktivitas siswa.Hal-hal tersebut mengakibatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi rendah yang
ditunjukkan dengan data evaluasi pada mata pelajaran IPS masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 67. Berdasarkan identifakasi kamii pembelajaran IPS
dalam tema indahnya kebersamaan pada kompetensi dasar 3.3 ditunjukkan dengan data, dari 38 siswa
hanya 15 siswa (39,4%) yang mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 67
, sedangkan sisanya 23 siswa (60,6%) nilainya dibawah KKM. Sesuai dengan data hasil belajar dan
pelaksanaan pembelajaran IPS, sangat perlu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
menggunakan model discovery learning dengan media audio visual.
Menurut Arrends (2008:68) mengemukakan bahwa discovery learning merupakan suatu
pendekatan pembelajaran, siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiry dan kemampuan berfikir tingkat
lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Menurut Resnick, dalam Arrends (2008: 44) discovery learning didasarkan pada rasional yang
kuat untuk membantu siswa menjadi mandiri dan siswa yang mengatur dirinya sendiri (self-regulated
learner). Pada pembelajaran IPS melalui model discovery learning ini, dimulai dengan menyajikan
permasalahan nyata sesuai dengan materi IPS kepada siswa dan penyelesaiannya membutuhkan kerja
sama diantara siswa-siswa. Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan
pemecahan masalah, menetapkanpemecahanmasalahdanjuga memfasilitasi siswa saat menyajikan
hasil karya/hasil kerja kelompok. Bimbingan guru yang mengarahkandan mendorong siswa dalam
melakukan penyelesaian masalah secara nyata, siswa dapat belajar menyelesaikan tugas-tugas secara
mandiri.Sehingga siswa dapat lebih memahami konsep-konsep materi IPS yang dipelajari karena
langsungdihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang nyata.
Meningkatkan konsentrasi, minat dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS, peneliti
menggunakan media audio visual. Menurut Hamdani (2011 : 249) media audio visual merupakan
media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar
sesuatu yang divisualisasikan atau media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun
visual (penglihatan) yang dapat dipandang maupun didengar suaranya. Sedangkan menurut Arsyad
(2007: 30), pembelajaran yang menggunakan media audio visual adalah produksi dan penggunaan
materi yang penyerapannya melalui pandangan danpendengaran serta tidak seluruhnya tergantung
kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa.
Media audio visual dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru agar kegiatan belajar
mengajar lebih efektif dan efisien.Dengan menggunakan media audio visual, guru dapat menyajikan
pokok masalah lebih realistis (konkret) dan dapat memperjelas suatu masalah pokok bahasan dalam
pembelajaran IPS. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa efektifitas kegiatan pembelajaran IPS akan
optimal jika dilengkapi dengan media yang relevan.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas
sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan menerapkan model discovery learning
dilengkapi media audio visual pada siswa kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR.
Penelitian relevan yang memperkuat kegiatan yang akan peneliti lakukan antara lain penelitian
yang dilakukan oleh Khairulia Luthfiyani pada tahun 2012 dengan judul "Peningkatan Kualitas
Pembelajaran IPS Melalui model Discovery learning Pada Siswa Kelas VIIIA SMPN Krapyak Kota
Kota Semarang ". Hasil belajar siswa pada siklus I memperoleh persentase rata-rata kelas 67,5 %
sedangkan siklus II 75%.Siklus III memperoleh 87,5% (Skripsi PGSD UNNES : 2012)
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Khoirudin Akhmad Fauzi pada tahun 2012 dengan
judul "Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Discovery learning Menggunakan
Media Visual padaSiswa Kelas VIII D SMPN Ngaliyan 01". Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran discovery learning dengan media audio visual dikategorikan baik,
dengan melihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dari pratindakan, Siklus I ke siklus
II, yaitu dari rata-rata kelas sebesar 72%, meningkat menjadi 91%. (Skripsi PGSD FIP UNNES : 2012)
Bertolak dari permasalahan tersebut, maka peneliti mengkaji tentang upaya apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas dengan
judul "Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Discovery Learning dengan Media
Audio Visual pada Siswa Kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR"
PERUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
Bagaimanakah dengan model discovery learning dengan media audio visual dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR?
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
aktivitas
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan
dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan
agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya
b. Persiapan guru.
Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media yang akan dipakai guna mencapai
tujuan. Media yang dipilih harus patut diperhatikan dan sesuai dengan materi atau
konsep mata pelajaran yang akan disampaikan
c. Persiapan kelas.
Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka menerima
pelajaran dengan menggunakan media ini. Persiapan tersebut meliputi kondisi fisik dan
psikis siswa serta segala sesuatu yang akan dibutuhkan oleh siswa misalnya, alat-alat
tulis.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum :
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS siswa kelas .
Tujuan khusus :
a. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS
melaluimodel discovery learning dengan media audio visual.
b. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model
discovery learning dengan media audio visual.
c. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model discovery
learning dengan media audio visual.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan akan membawa suatu kontribusi terhadap pengembangan di
berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, hasil penelitian ini juga di harapkan dapat
memberikan manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu :
Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan referensi atau pendukung penelitian yang selanjutnya.
b. Menambah kajian tentang hasil penelitian pembelajaran IPS.
c. Dapat memberikan solusi berupa langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar
IPS siswa melalui model discovery learning dengan media audio visual.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini, diharapakan bermanfaat, bagi
a. Siswa
Dengan penerapan model discovery learning dengan media audio visual, siswa dapat
menerima pengalaman belajar yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
b. Guru
Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang model pembelajaran yang
dapat dijadikan pedoman atas pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dapat
berbenah diri untuk lebih mengefektifkan pembelajaran pada mata pelajaran yang lain
dan meningkatkan keterampilan guru.
c. Sekolah/Lembaga
Menambah pengetahuan bagi guru-guru di SMPN 31 MAKASSAR tentang model
discovery learning dengan media audiovisual dan memberi kontribusi yang lebih baik
dalam perbaikan pembelajaran, sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN TEORI
Hakikat Belajar
Pengertian Belajar
Banyak definisi tentang belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain sebagai
berikut :
a. Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon (Asri,
2008: 21).
b. Menurut Slameto, dalam Hamdani (2011: 20), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
c. Menurut Travers, belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku
(Suprijono, 2009: 2).
d. Berdasarkan pengertian belajar tersebut , dapat diambil kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu proses interaksi antara stimulus dan respon yang dilakukan dengan sengaja
oleh individu sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari sebuah
pengalamannya sendiri dalam aktivitasnya berinteraksi dengan lingkungan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaruan
tingkah laku dan kecakapan. Dalam Thobroni (2011:31-34),berhasil atau tidaknya perubahan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut.
a) Faktor yang ada pada diri sendiri yang disebut faktor individual. Faktor individual meliputi
hal-hal berikut.
1) Faktor kematangan atau pertumbuhan
Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-organ
tubuh manusia.Kegiatan mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf
pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi-potensi jasmani, dan rohaninya
telah matang.
4) Faktor motivasi
Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.
Seseorang tidak akan mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik- baiknya jika
tidak mengetahui pentingnya dan faedahnya dari hasil yang akan dicapai dari belajar.
5) Faktor pribadi
Setiap manusia memiliki sifat kepripbadian masing-masing yang berbeda dengan
manusia lainnya.Sifat kepribadian tersebut turut berpengaruh dengan hasil belajar yang
dicapai.Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan
kondisi badan.
b) Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Faktor sosial meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan
sampai di mana belajar di alami anak-anak.
3) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajarFaktor guru dan cara megajarnya
berkaitan erat dengan ketersediaan alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah
yang memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam belajar ditambah dengan
guru yang berkualitas akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.
4) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dan kesempatan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.Seorang
anak yang memiliki intelegensi yang baik dan bersekolah di sekolah yang keadaan guru
dan fasilitasnya baik belum tentu pula dapat belajar dengan baik.Ada faktor yang
mempengaruhi hasil belajrnya seperti pengaruh lingkungan yang buruk dan tidak ada
kesempatan karena sibuk bekerja.
5) Faktor motivasisosial
Motivasi sosial dapat berasal dari orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar,
motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga, sanak- saudara, teman-teman sekolah, dan
teman sepermainan.Pada umumnya, motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan
sengaja, bahkan tidak dengan sadar yang dapat berpengaruh pada motivasi siswa untuk
belajar.
Dapat disimpulkan bahwa kedua faktor tersebut merupakan faktor yang saling mempengaruhi
dalam proses belajar individu sehingga pada akhirnya dapat menentukan kualitas pembelajaran dan
hasil belajar siswa.
HakikatPembelajaran
Kualitas Pembelajaran
Pengertian Kualitas Pembelajaran
Menurut Etzioni, (dalam Hamdani, 2011: 194), kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu
atau juga keefektifan.Secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan atau sasarannya.Efektivitas merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup
berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi
produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sikap orangnya. Di samping itu, efektivitas juga
dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai oleh orang (Robbins dalam Hamdani,
2011: 194). Sedangkan menurut Robbins menyatakan bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang
lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah tinggi
rendahnya kelayakan atau keberhasilan yang dicapai dari peristiwa interaksi antara guru dengan siswa
agar diperoleh perubahan perilaku. Pembelajaran merupakan inti proses pendidikan, dan oleh sebab
itu upaya peningkatan kualitas pendidikan perlu difokuskan pada kualitas pembelajaran.
Indikator Kualitas Pembelajaran
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2004: 8-10), merumuskan indikator kualitas
pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain: perilaku pembelajaran oleh pendidik
(dosen/guru), perilaku dan dampak belajar peserta didik, iklim belajar, materi, media, dan sistem
pembelajaran yang berkualitas. Masing-masing aspek tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Perilaku pembelajaran pendidik /guru ( keterampilan guru)
Perilaku pembelajaran pendidik dapat dilihat dari kinerjanya sebagai berikut:
a. Membangun persepsi dan sikap positif peserta didik
b. Menguasai substansi keilmuan dari materi yang diajarkan
c. Memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik
d. Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik
Keterampilan Guru
Menurut Sanjaya (2011:13), pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dapat dimulai dengan menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
mempengaruhi proses pembelajaran. Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi
proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini dikarenakan guru merupakan ujung tombak yang
berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan
idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana danprasarana pendidikan, tanpa
diimbangi dengan keterampilan guru dalam mengimplementasikannya, semua akan kurang bermakna.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang
bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh seorang guru, dosen
dan instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. (Asril,
2011: 67)
Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau
keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara, karena dengan keterampilan dasar mengajar bahwa mengajar bukan
sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas
seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
Menurut Hasibuan (2011: 58-88), macam-macam komponen dasar mengajar sebagai berikut:
a. Keterampilan memberi penguatan
Memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespons secara positif
suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.Tujuan
dari memberikan penguatan tersebut adalah (1) meningkatkan perhatian siswa; (2) melancarkan atau
memudahkan proses belajar; (3) membangkitkan dan mempertahankan motivasi; (4) mengontrol atau
mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang produktif; (5) mengembangkan
dan mengatur diri sendiri dalam belajar; serta(6) mengarahkan kepada cara berpikir yang baik/divergen
dan inisiatif pribadi.
b. Keterampilan bertanya
Menurut Djamarah (2010:99), bagaimanapun tujuan pendidikan, secara universal guru akan
selalu menggunakan keterampilan bertanya kepada siswanya. Dengan bertanya akan membantu siswa
belajar dengan kawannya, membantu siswa lebih sempurna dalam menerima informasi, atau dapat
mengembangkan keterampilan kognitif tingkat tinggi.
Menurut Mulyasa (2013:33-38) keterampilan bertanya yang perlu dikuasai guru meliputi
keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
a. Keterampilan Bertanya Dasar
1) Pertanyaan yang jelas dan singkat Pertanyaan perlu diberikan dengan jelas dan singkat,
serta harus memperhitungkan kemampuan berpikir dan perbendaharaan kata yang
dikuasai peserta didik.
2) Memberi acuan Dalam pembelajaran, guru perlu memberikan acuan berupa pertanyaan
atau penjelasan singkat, sesuai dengan jawaban yang diharapkan. Acuan ini digunakan
untuk mendorong peserta didik menemukan jawaban yang tepat.
3) Memusatkan perhatianPertanyaan dapat digunakan untuk memusatkan perhatian.
Pertanyaan untuk memusatkan perhatian peserta didik perlu disesuaikan dengan
kepentingan pembelajaran.
4) Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan, Guru perlu memberi giliran kepada
setiap peserta didik dalam menjawab pertanyaan, agar mereka terlibat dan berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran. Pemberian giliran dalam menjawab pertanyaan, di samping
untuk melibatkan peserta didik, juga untuk menumbuhkan keberanian, dan menciptakan
iklim pembelajaran yang menyenangkan.
5) Memberi kesempatan berpikir, Setelah guru mengajukan pertanyaan berikan
kesempatan berpikir dalam beberapa saat sebelum menunjuk seseorang untuk
menjawabnya. Kesempatan berpikir diperlukan agar peserta didik dapat merumuskan
dan menyusun jawabannya.
6) Memberi tuntutan, Memberi tuntutan diperlukan agar peserta didik dapat menjawab
pertanyaan secara tepat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara: (1) mengulangi
pertanyaan dengan cara lain dan bahasa yang lebih sederhana, serta susunan kata yang
lebih mudah dipahami peserta didik; dan (2) menawarkan pertanyaan lain yang lebih
sederhana, dengan jawaban yang dapat menuntun peserta didik menemukan jawaban
pertanyaan semula.
b. Keterampilan Bertanya Lanjut
1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif
Pertanyaan yang diajukan dapat mengundang proses mental yang berbeda, bergantung pada guru
dalam mengajukan pertanyaan, dan kemampuan peserta didik. Ada pertanyaan yang menuntut proses
mental tingkat rendah, ada juga yang menuntut proses mental tingkat tinggi. Setiap pertanyaan perlu
disesuaikan dengan taraf kemampuan berpikir peserta didik.
2) Pengaturan urutan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan hendaknya pertanyaan pengetahuan, permasalahan, penerapan analisis,
situasi, dan evaluasi mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan.Dalam
hal ini, jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau yang sederhana kepada yang
sukar kemudian kepada yang sukar lagi.
3) Pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat.Sedikitnya
ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu klarifikasi, meminta peserta didik memberikan alasan,
meminta kesepakatan pandangan, meminta keteptan jawaban, meminta jawaban yang lebih relevan,
meminta contoh, dan meminta jawabn yang lebih kompleks.
4) Mendorong terjadinya interaksi
Mendorong terjadinya interaksi, dapat dilakukan dengan memperhatikan dua hal berikut.
1. Pertanyaan hendaknya dijawab oleh seorang peserta didik, tetapi seluruh peserta didik diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya.
2. Guru hendaknya menjadi dinding pemantul. Jika ada peserta didik yang bertanya, janganlah
dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik untuk didiskusikan.
Dengan cara ini, para peserta didik dapat mempelajari cara memberikan komentar yang wajar
terhadap pertanyaan temannya
3. Keterampilan menggunakan variasi Menurut Djamarah (2010:124) pada dasarnya semua
orang tidak menghendaki kebosanan dalam hidupnya. Demikian juga dalam proses belajar
mengajar, bila guru dalam proses mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan
membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, akibatnya tujuan belajar tidak
tercapai. Sedangkan menurut Mulyasa (2014:39) mengadakan variasi merupakan keterampilan
yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar
selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Sehingga guru tentu dituntut agar dapat menguasai
keterampilan mengadakan variasi ketika sedang melaksanakan pembelajaran di kelas.
Menurut Djamarah (2010:126-130) komponen keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai
berikut: 1) Variasi dalam gaya mengajar; 2) Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran;
dan 3) Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
1) Variasi dalam gaya mengajar
a)Menggunakan Variasi Suara
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah
dan cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih atau pada suatu saat memberikan
tekanan pada kata-kata tertentu.
b)Pemusatan perhatian siswa
Guru dapat memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting, dapat dengan
gaya bahasa menurut kebutuhan anak.
c)Kesenyapan Guru
Adanya kesenyapan, kebisuan, atau "selingan diam" yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru
menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.
d)Mengadakan kontak pandang dan gerak.
Apabila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan
menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya
hubungan yang akrab dengan mereka.
e)Gerak badan dan mimic
Variasi dari expresi wajah guru.Gerakan kepala dan gerakan badan adalah aspek yang sangat
penting dalam berkomunikasi.Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan
arti dan pesan lisan yang di maksudkan.
f)Pergantian posisi guru dalam kelas
Pergantian posisi guru dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian
siswa, terutama sekali dalam menyampaikan pelajaran dalam kelas, gerakan hendaknya
bebas. Tidak kaku dan hindarkan tingkah laku negatif . (E. Mulyosa, 2004 : Hasi Buan, dkk,
1994 : Raplis, 1985).
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di
sekolah-sekolah tradisional.Aktivitas merupakan asas terpenting dalam belajar. Belajar adalah
aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah
dipelajari dan sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan sekitar. Aktivitas disini dipahami sebagai
serangkaian kegiatan jiwa, raga, psikofisik menuju perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang
menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif), karsa (psikomotorik)(Djamarah, 2008:2).
Djamarah (2008:38-45) menyatakan bahwa aktivitas belajar terdiri dari mendengarkan;
memandang; meraba, membau, dan mencicipi; menulis; membaca; membuat ikhtisar dan
menggarisbawahi; mengamati tabel, diagram dan bagan; menyusun kertas kerja; mengingat; berpikir;
latihan atau praktek.
Aktivitas siswa juga dipengaruhi oleh tingkah laku baik secara fisik maupun mental. Tingkah
laku siswa juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa, menurut Sutari dkk (dalam Djamarah, 2011 : 52)
karakteristik siswa adalah
a. Belum memiliki kepribadian dewasa sehingga masih menjadi tanggung jawab guru
b. Pada aspek tertentu masih memerlukan penyempurnaan sehingga masih menjadi tanggung
jawab guruc. Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu meliputi
aspek biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan bicara, anggota tubuh untuk bekerja,
latar belakang sosial, latar belakang biologis serta perbedaan individual.
Dengan mengetahui karakteristik peserta didik guru dapat mengantisipasi kemungkinan selama proses
pembelajaran. Sehingga guru mudah merencanakan pengalaman belajar dengan matang sebelumnya.
Aktivitas belajar siswa di kelas tidak hanya dilihat dari mendengar dan menulis, namun juga
melibatkan aktivitas beberapa indra atau multi indrawi.
Menurut Paul D. Dierich, kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok meliputi:
o Kegitan-kegiatan visual (Visual activities) Yang termasuk di dalamnya misalnya,
membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
o Kegiatan-kegiatan lisan (Oral activities) Seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
o Kegiatan-kegiatan mendengarkan (Listening activities) Sebagai contoh mendengarkan:
uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
Keterampilan guru
Guru kurang adanya interaksi dan komunikasi dengansiswa.
Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang
tepat yaitu pada saat memberikan materi hanya berupa
ceramah dan lebih menekankan padahafalan.
Guru belum maksimal dalam memanfaatkanmedia
Aktivitassiswa
Siswa tidak berpartisipasi aktif dalam KBM sehingga prestasi
belajar yang dihasilkanrendah.
Siswa hanya menerima informasi saja tanpa adanya kegiatan
praktek, sehingga membuat siswa menjadi cepatbosan.
KONDISI AWAL Hasil belajarsiswa
Dari data hasil belajar menunjukkan, bahwa nilai msih dibawah KKM yang
ditetapkan sekolah yaitu 64. Hal ini ditunjukkan dengan siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM adalah 28 dari 41 siswa, sehingga ketuntasan
klasikalnya 31,7%.
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan maka hipotesis
tindakan penelitian ini adalah:
pembelajaran.
media audio visual dapat meningkatkan sikap spirtual siswa kelas VIII D
SMPN 31 MAKASSAR
media Audio visual dapat meningkatkan sikap sosial siswa kelas VIII D
SMPN 31 MAKASSAR
SMPN 31 MAKASSAR
Pendekatan saintifik dan model pembelajaran dicovery learning berbasis media audio visual dapat
meningkatkan keterampilan bealajar IPS pada siswa kelas VIIID SMPN 31 MAKASSAR
BAB III
METODE PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIID SMPN 31 MAKASSAR.Pemilihan di kelas ini
berdasarkan pada pertimbangan peneliti dan guru kolaborator (guru kelas).Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas, dimana peneliti juga berperan sebagai guru pelaksana tindakan.
SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah guru (peneliti), siswa kelas VIII D SMPN 1 MAKASSAR sebanyak 40
siswa, tahun ajaran 2019/ 2020, dan guru kelas VIII D yang bertindak sebagai observer.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.Variabel Tindakan
1.Model Discovery Learning
2 Model Audio Visual
b.Variabel Masalah
1. Keterampilan guru kelas VIIID SMPN 1 MAKASSAR dalam pembelajaran IPS melalui
model discovery learning dengan media audio visual.
2. Aktivitas siswa kelas VIII D SMPN 1 MAKASSAR dalam pembelajaran IPS melalui model
discovery learningdengan media audio visual.
3. Hasil belajar siswa kelas VIII D SMPN 1 MAKASSAR dalam pembelajaran IPS melalui
model discovery learning dengan media audio visual.
PROSEDUR/ LANGKAH-LANGKAH PTK
Observasi
Refleksi Siklus II
Observasi
Perencanaan
Perencanaan
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mengkaji atau menelaah materi pembelajaran IPS dan indikator bersama tim kalaborasi.
b. Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran dengan
menggunakan model discovery learning dengan media audio visual.
c. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran.
d. Menyiapkan alat evaluasi hasil belajar yang berupa tes tertulis, dan lembar kerja kelompok melalui
pengamatan proses dan hasil.
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang telah ditetapkan yaitu
mengenai tindakan kelas (Arikunto, 2009: 18).Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari rancangan
strategi maupun skenario pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan ini
merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, pada saat bersamaan kegiatan pelaskanaan ini juga disertai dengan
kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.Dalam Pelaksanaan PTK ini
direncanakan beberapa siklus
Observasi
Observasi merupakan suatu teknik yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto,
2009: 19). Kegiatan observasi ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas untuk mengamati proses
pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII D SMPN 1 MAKASSAR. Observasi ini menitik beratkan pada
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model discovery
learning dengan media audio visual.
Refleksi
Menurut Arikunto (2009: 19), refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai
melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan.Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar
data yangtelah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang
berikutnya.Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas
tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang
melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang
sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi.
Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu mengenai keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar dalam pembelajaran IPS melalui model discovery learning dengan media audio visual, apakah sudah
efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan
membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama. Kemudian peneliti bersama
kolabolator membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.
Siklus Penelitian
Siklus I
a. Perencanaan
1. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku guru,buku siswa,leptop dan
LCD.
2. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar Kerja siswa.
3. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Guru mempesipakan kondisi kelas.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberikan motivasi diri kepada peserta didik agar terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
4. Peserta didik diminta untuk mengamati permasalahan sederhana yang diajukan
berkaitan dengan materi yang ditampilkan pada powerpoint. Dan vidio (Mengamati)
5. Dengan rasa ingin tahu peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan
dengan permasalahan yang ditampilkan.(Menanya)
6. Peserta didik dikelompokan dalamm beberapa kelompok.
7. Guru membagikan tugas dan lembar kerja siswa(LKS) kepada setiap kelompok untuk
didiskusikan dan dikerjakan secara berkelompok.
8. Peserta didik berdiskusi menyelesaikan kegiatan yang diberikan
(Mengeksplorasi)
9. Peserta didik secara kritis mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan materi.
(Mengeksplorasi)
10. Peserta didik secara kritis memecahkan maslah yang terdapat dalam materi tersebut.
dengan bimbingan guru melalui tanya jawab (Mengasosiasikan)
11. Salah satu dari perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi
dengan penuh percaya diri. (Mengomunikasikan)
12. 12. Dengan bimbingan dari guru, peserta didik mengevaluasi penyelidikan dan proses
pemecahan masalah yang digunakan.
13. Peserta didik diberi penguatan tentang materi yang didiskusikan.
14. Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan dari materi yang telah di
didiskusikan.
15. Guru menutup pelajaran dengn mengucapkan salam
c. Observasi
1. Selama penelitian berlangsung peneliti bersama kolaborasi melakukan pengamatam terhadap
keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru melalui lembar observasi keterampilan guru
dalam pembelajaran
3. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa melalui lembar observasi aktivitas siswa
selama pembelajaran.
4. Melakukan pengamatan hasil belajar siswa sebelum dan selama pembelajaran berlangsung
untuk mengetahui kualitas pembelajaran IPS SD kelas VIIID SMPN 31 MAKASSAR dengan
model Discovery Learning .
d. Refleksi
1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus 1
2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus 1
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 1
4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua dan selanjutnya
Siklus II
a. Perencanaan
1. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
2. Alat evaluasi berupa :
- Lembar Kerja Kelompok (LKK)
- Soal evaluasi
3. Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS.
4. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pendahuluan
- Guru memberi motivasi kepada siswa dengan bernyanyi agar siswa semangat dan
mengikuti pembelajaran dengan baik.
- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru melakukan apersepsi
2) Kegiatan inti
Eksplorasi
a) Siswa mengamati tayangan pada media audio visual.
b) Siswa menjelaskan cita - cita yang di inginkan
c) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
Elaborasi
1. Guru menyampaikan tujuan dan tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa sesuai
dengan penerapan model discovery learningdengan media audio visual.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
3. Siswa dibagikan "Lembar Kerja Kelompok" berupa permasalahan yang sama pada setiap
kelompok untuk mendiskusikannya dengan mengamati video dan mencari
penyelesaiannya.
4. Siswa bersama kelompok, membuat identifikasi masalah yang sesuai dengan
permasalahan dengan bimbingan guru.
5. Siswa bersama kelompok, merencanakan pemecahan masalah dengan bimbingan guru.
6. Siswa bersama kelompok, menerapkan rencana pemecahan dengan bimbingan guru.
7. Siswa bersama kelompok, menyajikan hasil karya/ hasil kerja mereka dalam bentuk
laporan.
8. Perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan untuk melakukan evaluasi terhadap
proses pemecahan masalah dengan mempresentasikan hasil diskusinya.
Konfirmasi
1. Guru bersama siswa melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dengan mengkritisi
dan menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok.
2. Guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang baru saja di pelajari.
3. Guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik.
2) Penutup
a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b) Siswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya kembali apabila di dalam penyampaian
materi masih kurang jelas.
c) Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan
membuat ringkasan.
d) Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan Evaluasi.
e) Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan.
c. Observasi
1) Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui penerapan discovery learning
dengan media audio visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
2) Mengamati aktivitas siswa dalam diskusi kelompok pada pembelajaran IPS melalui
penerapan discovery learning dengan media audio visual menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa.
3) Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tidak tercantum dalam lembar observasi
d. Refleksi
1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II
2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan discovery learning dengan media
audio visual,kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola
kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok.
3) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus II apakah efektif atau tidak.
4) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II.
5) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus III.
Siklus III
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
2) Alat evaluasi berupa :
- Lembar Kerja Kelompok (LKK)
- Soal evaluasi
3) Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS.
4) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS.
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Pendahuluan
a) Guru memberi motivasi dengan bernyanyi agar siswa semangat mengikuti pembelajaran
dengan baik.
b) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Guru melakukan apersepsi
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
a) Siswa mengamati tayangan-tayangan yang sesuai dengan materi pembelajaran.
b) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
c) Siswa mengidentifikasi hal yang ditayangkan dalam media.
Elaborasi
a) Guru menyampaikan tujuan dan tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa sesuai
dengan penerapan model discovery learning dengan media audio visual.
b) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
c) Siswa dibagikan "Lembar Kerja Kelompok" berupa permasalahan yang sama pada setiap
kelompok untuk mendiskusikannya dengan mengamati video dan mencari penyelesaiannya.
d) Siswa bersama kelompok, membuat identifikasi masalah yang sesuai dengan permasalahan
dalam bentuk gambar dengan bimbingan guru.
e) Siswa bersama kelompok, merencanakan pemecahan masalah dengan bimbingan guru.
f) Siswa bersama kelompok, menerapkan rencana pemecahan bimbingan guru.
g) Siswa bersama kelompok, menyajikan hasil karya/ hasil kerja mereka dalam bentuk laporan.
h) Perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan untuk melakukan evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah dengan mempresentasikan hasil diskusinya
Konfirmasi
a) Guru bersama siswa melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dengan mengkritisi dan
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok.
b) Guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang baru saja di pelajari.
c) Guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik.
3. Kegiatan akhir
a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b) Siswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi
masih kurang jelas.
c) Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat
ringkasan.
d) Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan Evaluasi
e) Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan.
c. Observasi
1) Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui penerapan discovery learning
dengan media audio visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
2) Mengamati aktivitas siswa dalam diskusi kelompok pada pembelajaran IPS melalui penerapan
discovery learning dengan media audio visual menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
3) Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tidak tercantum dalam lembar observasi.
d. Refleksi
1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus III.
2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model discovery learning
3) dengan media audio visual, kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam
mengelola kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok.
4) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus III.
5) Mengukur keberhasilan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS
melalui model discovery Learning dengan media audio visual pada siklus I, II dan III.
>67 Tuntas
Menurut Aqib (2009: 40-41), untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal siswa dapat dihitung
dengan rumus sebagai berik
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%)
Tingkat Kualifikasi
Keberhasilan %
≥ 80% Sangat Baik (SB)
60-79% Baik (B)
40-59% Cukup (C)
20-39% Kurang (K)
≤ 20% Sangat Kurang
Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan model discovery Learning dengan media audio visual, serta hasil catatan lapangan dan hasil
wawancara yang kemudian dijabarkan dalam bentuk deskriptif kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-
pisahkan menurut kategori dalam beberapa paragraf menurut kriteria agar diperoleh kesimpulan.
Untuk data keterampilan guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan kriteria menurut Herrhyanto
(2007: 5.3-5.4) dalam mengolah data skor dapat dilakukan langkah sebagai berikut :
Menentukan skor terendah
Menentukan skor tertinggi
Mencari median
Membagi rentang nilai menjadi 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang)
Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel kriteria ketuntasan data
kualitatif.
Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif
Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian Kualifikasi
Q3 ≤ skor ≤ T Sangat Baik Tuntas
Q2 ≤ skor < Q3 Baik Tuntas
Q1 ≤ skor < Q2 Cukup Tidak Tuntas
R ≤ skor < Q1 Kurang Tidak Tuntas
Dari perhitungan tersebut maka tabel klasifikasi untuk keterampilan guru adalah sebagai berikut.
Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru
Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian Kualifikasi
29≤ skor ≤ 36 Sangat Baik Tuntas
22 ≤ skor <29 Baik Tuntas
15 ≤ skor <22 Cukup Tidak tuntas
9 ≤ skor <15 Kurang Tidak tuntas
Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa
Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian Kualifikasi
23 ≤ skor ≤ 28 Sangat Baik Tuntas
17 ≤ skor <23 Baik Tuntas
12 ≤ skor <17 Cukup Tidak tuntas
7 ≤ skor <12 Kurang Tidak tuntas
INDIKATOR KEBERHASILAN
Pembelajaran IPS melalui model discovery learning dengan media audio visual dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS di kelas VIII D SMAN 31 MAKASSAR dengan indikator sebagai berikut :
1) Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model discoverylearning dengan media
audio visual meningkat dengan kriteria minimal baik 22 dalam lembar observasi pengamatan.
2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model discovery learning dengan media
audio visual meningkat dengan kriteria minimal baik 17
3) Hasil belajar dalam pembelajaran IPS melalui model discovery learning dengan media Audio
visua meningkat dengan ketuntasan belajar individu. < 67 dan ketuntasan belajar siswa
sebesar 85% dari 38 siswa.
BAB V
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model discovery
learning dengan media audio visual pada siswa kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR, peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Model discovery learning dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran IPS di kelas VIII D. Hal ini terlihat dari peningkatan yang
diperoleh dari hasil observasi, yaitu pada siklis I mendapat jumlah skor 22 dengan kategori baik,
sedangkan pada siklus II mendapatkan jumlah skor 28 dengan kriteria baik, dan pada Sikuls III
mendapatkan jumlah skor 35 dengan kriteria sangat baikM
b. model discovery learning dengan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas siswa
pembelajaran IPS di kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR, hal itu terbukti dari peningkatan hasil
observasi aktivitas siswa dimana pada siklus I mendapatkan rata-rata skor 19,41 dengan kriteria
baik. Siklus II mendapatkan rata-rata skor 25,22 dengan kriteria baik dan pada siklus III
mendapatkan rata-rata skor 29,08 dengan kriteria sangat baik.
c. Model discovery learning dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS di kelas VIII D SMPN 31 MAKASSAR. Hal itu terbukti dengan
ketercapaian hasil belajar siswa berdasarkan tes evaluasi yang diberikan guru, dimana hasil belajar
pada siklus I mencapai ketuntasan belajar klasikal 67% , sedangkan pada siklus II mencapai 75%,
meningkat pada siklus III dengan ketuntasan klasikal sebesar 86%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah ditetapkan dapat diterima kebenarannya
yaitu dengan menerapkan Model discovery learning dengan media audio visual dapat meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas VIII D
SMPN 31 MAKASSAR. Dan saran yang disampaikan peneliti adalah sebagai berikut:
Secara Teoritis
Secara teoritis manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu untuk menambah khasanah ilmu
pendidikan khususnya tentang meningkatkan prestasi belajar menggunakan Model discovery learning dengan
media audio visual.
Secara Praktis
1.Bagi guru
Penerapan Model discovery learning dengan media audio visual terbukti dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS yaitu pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Oleh karena itu, Model
discovery learning dengan media audio visual dapat dijadikan acuan guru sebagai solusi untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran pada mata pelajaran yang lain. diharapkan guru menggunakan model pembelajaran
kooperatif yang tepat disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa agar siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Serta mampu menciptakan kegiatan belajar yang bermakna, menarik, dan menyenangkan. Salah
satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah discovery learning.
2.Bagi siswa
Melalui penerapan Model discovery learning dengan media audio visual terbukti dapat meningkatkan
aktivitas siswa dan hasil belajar karena dalam pembelajaran tersebut siswa dapat, diharapkan dapat berperan
aktif, menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa, melakukan penyelidikan autentik, mengembangkan rasa
percaya diri dan dapat bekerja sama dengan kelompok untuk menyelesaikan suatu pokok permasalahan yang
diajukan oleh guru.
3.Bagi Administrator Sekolah
Penelitian melalui Model discovery learning dengan media audio visual ini diharapkan dapat
dikembangkan lebih lanjut, baik oleh guru, lembaga maupun pengembangkan pendidikan lainya, sehingga
Model discovery learning denganmedia audio visual menjadi lebih baik, dan tujuan pembelajaran semakin efektif
dan efisien. Selain itu menambah pengetahuan bagi guru-guru di SMPN 31 MAKKASSAR. Model discovery
learning dengan media audio visual dan memberi kontribusi yang lebih baik dalam perbaikan pembelajaran,
sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri dan Ahmad Rifa?i. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: Yrama Widya.
Sardiman. 2011. Interaksi dan motIVBasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Sharan, Shlomo. 2012. The handbook of cooperatIVBe learning inovasi pengajaran dan pembelajaran
untuk memacu keberhasilan siswa di kelas. Yogyakarta: Familia.
Slameto.2010. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:Rineka Cipta
Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES PRESS Sukiman.2012.
Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Materi Pembelajaran
1) Materi Inti
a. Luas dan sebaran hutan di dunia.
b. Potensi minyak bumi di Indonesia.
c. Sebaran batu bara dan gas alam di Indonesia.
d. Kekayaan sumber daya laut di Indonesia.
2) Materi Remedial
a. Luas dan sebaran hutan di dunia.
b) Membandingkan potensi minyak bumi Indonesia dengan negara lainnya.
3) Materi Pengayaan
a. Pemanfaatan batu bara dan gas alam di Indonesia.
b. Pemanfaatan sumber daya laut di Indonesia.
a. Luas dan sebaran hutan di dunia.
Peta sebaran hutan Indonesia dan dunia menunjukkan bahwa luas hutan di tiap negara beragam, Oleh karena itu,
tidak semua negara mampu memenuhi kebutuhan akan sumber daya yang dihasilkan dari hutan. Sejumlah negara
menjadi importir hasil hutan, khususnya kayu. Indonesia menjadi pengekspor hasil hutan ke sejumlah negara seperti
Malaysia dan Jepang.
Hasil hutan tidak hanya sekedar kayu, tetapi juga kekayaan sumber daya hayati yang hidup di dalamnya. Hutan
menjadi sumber pangan dan obat-obatan untuk kebutuhan saat ini maupun untuk kebutuhan masa depan.
Keanekaragaman hayati hutan di Indonesia juga sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan negara lainnya, hanya brasizl
dan Zaire yang bisa menandingi keanekaragaman hutan Indonesia. Oleh karena itu, kita memiliki tanggung jawab
untuk melestarikan hutan dengan berbagai keanekragaman hayatinya, sehingga hutan kita tidak hanya bermanfaat untuk
generasi mendatang saat ini, tetapi juga generasi yang akan datang.
Hutan di Indonesia dapat dibedakan menjadi hutan produksi, hutan konservasi, hutan lindung. Hutan produksi
adalah hutan yang sengaja ditanam untuk diambil kayunya. Hutan produksi mencapai 69,4 juta hektar yang diusahakan
melalui Hak Pengusahaan Hutan ( HPH) oleh siswa maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hasil hutan yang
dimanfaatkan dapat berupa kayu dan non kayu. Kayu yang dihasilkan dapat berupa kayu bulat dan kayu olahan. Kayu
bulat dihasilkan dari hutan dalam bentuk batangan pohon yang belum dioalh seperti kayu jati, mahoni, akasia, cendana,
pinus. Sedangkan kayu olahan telah mengalami pengolahan lebih lanjut seperti kayu getah dan resin, madu, rotan,
terpenti, minyak kayu putih , damar, sagu, sutera dan lain-lain.
Potensi minyak bumi Indonesia terus mengalami penurunan karena dimanfaatkan secara terus menerus. Bahkan
saat ini, Indonesia telah mulai mengimpor minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tak lagi
mencukupi. Minyak bumi dimanfaatkan sebagai sumber energi kendaraan bermotor, mesin pabrik, dan lain-lain.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagian menggunakan minyak bumi untuk menghasilkan listrik. Oleh karena itu,
kamu perlu melakukan tindakan penghematan listrik maupun bahan bakar minyak agar cadangannya tidak cepat habis.
Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk keperluan industri,
tranportasi, dan rumah tangga. Cadangan minyak bumi Indonesia terus berkurang seiring dengan pengambilan atau
eksploitasi yang terus dilakukan. Ada yang memperkirakan dalam kurun waktu 14 tahun ke depan, cadangan tersebut
akan habis dan Indonesia terpaksa harus membeli atau mengimpor dari negara lain. Hal itu tidak akan terjadi dengan
cepat jika ditemukan cadangan baru yang diperkirakan masih besar.
Indonesia merupakan negara penghasil batu bara terbesar kelima di dunia. Negara ini
menjadi negara pengekspor batu bara terbesar di dunia karena masih minimnya pemanfaatan batu bara di
dalam negeri. Negara tujuan ekspor batu bara Indonesia diantaranya adalah Hongkong, Taiwan, China,
Korea Selatan, Jepang, India, Eropa, dan Italia.
Sumber daya alam lain yang banyak tersedia di Indonesia adalah gas alam. Indonesia memiliki cadangan gas alam
sebesar 2,8 triliun meter kubik (97 triliun kaki kubik). Jumlah ini tidak terlampau besar jika dibandingkan dengan
jumlah gas alam yang dihasilkan beberapa penghasil gas alam lainnya. Cadangan gas alam Indonesia hanya 1,5% dari
cadangan gas alam dunia. Negara yang memiliki cadangan gas alam secara berurutan: Rusia 48 triliun meter kubik,
Iran 27 triliun meter kubik, dan Qatar 26 triliun meter kubik. Walaupun persentasenya kecil, namun Indonesia
merupakan negara pengekspor gas alam terbesar di dunia. Negara tujuan ekspor gas alam Indonesia adalah Jepang,
Korea, Taiwan, China, dan AS.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan 1) Peserta didik dan guru menyampaikan salam dan berdoa. 15
2) Peserta didik bersama guru mengkondisikan kelas. menit
3) Apersepsi:
- Guru menanyakan kepada siswa tentang apa saja jenis
kekayaan alam di daerahnya masing-masing dan dibuat
tabel sesuai buku pegangan peserta didik halaman 9.
- Guru menstimulasi peserta didik dengan mengajukan
masalah : bagaimanakah kekayaan hutan Indonesia jika
dibandingkan dengan negara lainnya.
- Guru Menyampaikan tujuan dan langkah-langkah
pembelajaran.
d) Mengasosiasi/Mengolah informasi
1) Peserta didik mengidentifikasi pola persebaran hutan
dunia
2) Peserta didik menganalisis faktor yang mempengaruhi
sebaran hutan dunia.
3) Peserta didik mengkaji keterkaitan antara sebaran hutan
dunia dan kondisi negara yang memilikinya.
4) Peserta didik mendiskusikan dan mengolah informasi
dari hasil membaca buku atau mengumpulkan dari
referensi yang ada untuk menjawab pertanyaan yang
telah dirumuskan
5) Peserta didik merumuskan kesimpulan dari hasil
mengolah informasi terkait materi.
e) Mengomunikasikan
1) Setelah peserta didik melakukan diskusi, masing-
masing kelompok diminta mempresentasikan materi
yang didiskusikan.
2) Beberapa peserta didik diminta memberi tanggapan atas
hasil simpulan yang dipresentasikan temannya.
Peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas jawaban dari
pertanyaan.
Penutup 1) Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal 20
menit
yang belum dipahami.
2) Guru memberikan penjelasan ataspertanyaan yang
disampaikan oleh peserta didik.
3) Peserta didik dan guru membuat kesimpulan.
4) Refleksi : Peserta didik diminta menyampaikan apa yang
sudah mereka peroleh selama proses pembelajaran.
Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral.
a. Peta, Atlas Indonesia & video potensi sumber daya alam Indonesia dan peta-peta sebaran sumber daya
alam Indonesia.
b. Slide power point (ppt) yang telah disiapkan berisi potensi sumber daya alam Indonesia dan peta-peta
sebaran sumber daya alam Indonesia.
2. Alat Dan Bahan
a. LCD Proyektor
b. Laptop
c. Spidol, penghapus dan penggaris
3. Sumber Pembelajaran
a. KEMENDIKBUD. 2015. Buku Peserta Didik. Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelas IX.
a. Jakarta: KEMENDIKBUD. Halaman 9 - 17
b. KEMENDIKBUD. 2015. Buku Guru. Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelas IX. Jakarta:
c. KEMENDIKBUD. Halaman 46 - 57
d. Peta Indonesia di perpustakaan
e. Internet
Bagi peserta didik yang sudah memenuhi KKM, maka diberi program pengayaan misalnya melalui
program pemberian tugas yang lebih menantang (challence) tentang pemanfaatan gas alam, batu bara, dan
sumber daya laut di Indonesia. Pelaksanaan program pengayaan dan remidial dapat dilaksanaan dalam waktu
yang bersamaan
G. Lampiran - lampiran Instrumen penilaian
1. Pengetahuan :
KOMPETENSI BENTUK JUML
No MATERI INDIKATOR SOAL AH
DAAR SOAL
SOAL
1 3.1 Menerapkan Potensi - Peserta didik dapat Tes 5
aspek Lokasi dan mendeskripsikan Tertulis
keruangan Upaya pengertian sumber daya Pilihan
dan Pemanfatan alam. Ganda
konektivitas nya - Peserta didik dapat
antar ruang menyebutkan salah satu
dan waktu contoh upaya pelestarian
dalam hutan.
mewujudkan - Peserta didik dapat
kesatuan menyebutkan salah satu
wilayah contoh pemanfaatan
Nusantara potensi sumber daya alam
yang di Indonesia berdasarkan
mencakup gambar.
perubahan - Peserta didik dapat
dan menyebutkan salah satu
keberlanjuta daerah penghasil sumber
n kehidupan daya alam berupa minyak
manusia bumi di Indonesia.
(ekonomi, - Peserta didik dapat
sosial, menyebutkan salah satu
budaya, daerah penghasil sumber
pendidikan daya alam berupa gas
dan politik). alam di Indonesia.
BUTIR SOAL
1. Segala kekayaan yang berada di alam disebut...
a. Kenampakan alam
b. Sumber daya alam
c. Peristiwa alam
d. Alam semesta
2. Berikut ini yang merupakan salah satu contoh upaya pelestarian hutan adalah ...
a. Ladang berpindah
b. Pemangkasan pohon secara rutin
c. Reboisasi
d. Membuat lahan terasering
3. Gambar disamping merupakan salah satu contoh
potensi sumber daya alam Indonesia yang berupa ...
a. Minyak bumi
b. Gas alam
c. Batu bara
d. Tambang emas
4. Berikut ini yang merupakan salah satu daerah penghasil minyak bumi di Indonesia adalah ...
a. Cepu (Jawa Tengah)
b. Bukit Asam dan Tanjung Enim (Sumatera Selatan)
c. Timika (Papua)
d. Lembah sungai Berau (Kalimantan Utara)
5. Berikut ini yang merupakan salah satu daerah penghasil batu bara di Indonesia adalah
...
SIKLUS I
Nama siswa:
Hari/Tanggal : ………………
Nama : ………………
Nomer absen :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !
1. Berbagai hasil dari bentukan alam yang berguna bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
manusia adalah...
a. Barang-barang tambang
b. Sumber energi
c. Sumber daya alam
d. Potensi alam
e. Hasil bumi
Jawaban : C.
No Kriteria Ketercapaian
Ya Tidak
1 Siswa mampu menjelaskan pekerjaan sesuai dengn kondisi wilayah
atau geografis dengan benar
2 Siswa mampu mampu mebuat rute perjalanan dari rumah mereka
masing-masing sesuai arah mata angin dengan benar.
3 Sisiwa mampu bekerjasama dan berkreasi dalam pembauatan pigur
dengan baik.
4 Siswa mampu menjelasakan langkah-langkah pengawetan ikan
dengan cara pengasapan secara baik.
LAMPIRAN 2
Hari/Tanggal : ………………
Nama : ………………
Nomer absen :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !
KUNCI JAWABAN
evaluasi
No Krite Ketercapaian
ria
Ya Tidak
1 Siswa mampu menjelaskan pekerjaan sesuai dengn kondisi
wilayah atau geografis dengan benar
2 Siswa mampu mampu mebuat rute perjalanan dari rumah mereka
masing-masing sesuai arah mata angin dengan benar.
3 Sisiwa mampu bekerjasama dan berkreasi dalam pembauatan
pigur dengan baik.
4 Siswa mampu menjelasakan langkah-langkah pengawetan ikan
dengan cara pengasapan secara baik.
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Minggu ke-...... Bulan ...... 2019 Subtema
LEMBAR OBSERVASI
Siklus......
Petunjuk :
5. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, ditulis dalam catatan lapangan.
Data diurutkan : 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36.
R = skor terendah = 9 T
= skor tertinggi = 36
a. Q1 = kuartil 1
Letak Q1 = ( n +2)
Letak Q1 = ( 28 + 2)
Letak Q1 = (30)
Q1 = 15 + 0,5 ( 16 – 15)
Q1 = 15 + 0,5. 1
Q1 = 15 + 0,5
Q1 = 15,5
Jadi, Q1 = 15,5
b. Q2 = median
Letak Q2 = ( n+1 )
Letak Q2 = (28 +1 )
Letak Q2 = (29)
Q2 = 22 + 0,5 ( 23 – 22)
Q2 = 22 + 0,5 . 1
Q2 = 22 + 0,5
Q2 = 22,5
Jadi Q2 adalah 22,5
c. Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 = (3n+ 2)
Letak Q3 = (3.28+ 2)
Letak Q3 = (86)
Q3 = 29 + 0,5 . 1
Q3 = 29 + 0,5
Q3 = 29,5
Jadi Q3 adalah 29,5
d. Q4 = skor maksimal = 36
LEMBAR OBSERVASI
Siklus .........
Kelas : VIII D
Hari / tanggal :
Nama pengamat : .............
Petunjuk :
5. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, ditulis dalam catatan lapangan.
No Indikator Deskriptor Tampak Skor
1 Kesiapan siswa menerima a. Datang tepat waktu
pembelajaran b. Berdoa sebelum pembelajaran
dimulai
c. Siswa mengeluarkan peralatan
menulis
d. Siswa menyiapkan buku
pembelajaran
2 Memperhatikan a. Siswa mendengarkan pertanyaan
permasalahan yang diberikan
b. Siswa menanggapi pertanyaan
yang diberikan
c. tidak mengganggu kelompok lain
n = banyaknya skor = (T - R) + 1 n
= (28 - 7) + 1
n = 22
a. Q1 = kuartil 1
Letak Q1 = ( n +2)
Letak Q1 = ( 22 + 2)
Letak Q1 = (24)
Letak Q1 = 6 (data ke 6)
Jadi Q1 adalah 12
b. Q2 = median
Letak Q2 = ( n+1 )
Letak Q2 = (22 +1 )
Letak Q2 = (23)
c. Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 = (n + 2)
Letak Q3 = (22+ 2)
Letak Q3 = (72)
LEMBAR OBSERVASI
Keterampilan Guru Pada Tema Tempat Tingal ku Melalui Model Discovery
Learning Dengan Media Audivisual
Siklus I
Petunjuk :
10. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, ditulis dalam catatan lapangan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Agus Ari T 2 3 2 2 3 1 1 2 1 17
2 Alnanda Wahyu R 2 2 2 3 2 2 1 2 1 17
3 Ananta Fitriana P 3 1 2 3 2 2 1 2 2 18
4 Alfrito Juan K 2 2 2 2 2 2 1 2 2 17
5 Aryzal Aldrin A 3 2 1 3 2 2 0 2 1 16
6 Anastha Sheva 3 3 3 2 3 3 3 2 2 24
7 Aljazeera Widya 3 2 2 3 2 2 1 2 1 18
8 Anisa Meiana 2 2 2 3 2 3 0 2 1 17
9 Charoline Juniar 3 2 4 2 3 3 0 2 2 21
10 Dina Kinasih 2 2 1 3 2 2 2 2 2 18
11 Diandinanda Rahul 2 2 1 3 2 1 2 2 1 16
12 Dika Bayu W 3 1 2 2 1 2 0 2 1 14
13 Danito Fajria 3 2 3 3 3 4 1 2 2 23
14 Dannisa Wirna 3 2 4 4 3 3 1 2 2 24
15 Danisa Pravda P 3 2 3 3 3 3 2 2 2 23
16 Emiliana Catherine 2 2 2 3 2 2 1 2 2 18
17 Hildan Auliya 3 2 3 3 3 2 3 2 2 23
18 Hanifatun Nabila 3 2 2 4 3 2 1 2 2 21
19 Irfan Bagus 3 2 3 3 3 3 3 2 2 24
20 Kevin Bramasta 2 2 2 3 2 2 2 2 2 19
21 Kevin Rahyan R 3 1 2 4 2 2 0 2 1 17
22 Kanya Audy 2 2 2 4 3 3 0 2 2 20
23 Melanie Natasya 3 2 3 3 2 3 0 2 2 20
24 Muhammad Yoga I 3 1 2 3 2 1 1 2 2 17
25 Muhammad Hisyam 3 2 3 4 3 4 0 2 2 23
26 Mahardika Yassin F 2 1 2 3 1 1 1 2 1 14
28 Ratna Anggraeni 3 2 2 4 2 2 1 2 2 20
29 Regina Rahmatika 3 1 2 4 2 3 0 2 1 18
31 Siti Ayu P 3 2 3 3 3 2 1 2 2 21
32 Sundari Intan M 3 2 2 3 3 2 1 2 2 20
33 Safrina Gesiliana P 3 2 2 4 3 3 1 2 1 21
34 Vianda Muharoma 3 2 2 4 1 2 1 2 2 19
35 Septian Putri A 3 1 3 4 2 3 1 2 2 21
36 Milla Fatina 3 2 3 3 2 2 1 2 2 20
37 Yuke Tamalania 3 2 2 3 2 3 1 2 2 20
Jumlah 699
Rata-Rata 19,41
Skor Nilai
Obsever
LAMPIRAN 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Agus Ari T 3 2 3 3 2 3 3 2 2 23
2 Alnanda Wahyu R 3 3 4 3 2 2 1 3 3 24
3 Ananta Fitriana P 3 2 2 3 3 3 2 3 3 24
4 Alfrito Juan K 3 3 4 3 3 3 3 3 3 28
5 Aryzal Aldrin A 3 2 3 4 3 3 1 2 3 24
6 Anastha Sheva 4 3 4 4 3 3 2 3 3 29
7 Aljazeera Widya 3 2 3 3 3 3 4 3 3 27
8 Anisa Meiana 3 2 4 3 3 3 1 3 3 25
9 Charoline Juniar 3 3 3 4 3 4 1 3 3 27
10 Dina Kinasih 3 3 4 4 2 2 1 3 3 25
11 Diandinanda Rahul 3 2 3 3 3 2 1 2 3 22
12 Dika Bayu W 3 3 3 4 3 3 2 2 2 25
13 Danito Fajria 3 3 3 4 3 3 2 3 3 27
14 Dannisa Wirna 3 3 4 3 4 3 3 3 4 30
15 Danisa Pravda P 3 3 3 3 4 3 2 3 3 27
16 Emiliana Catherine 3 3 4 3 3 3 1 2 3 25
17 Hildan Auliya 3 2 3 3 3 3 2 3 3 25
18 Hanifatun Nabila 3 3 3 4 3 3 1 2 2 24
19 Irfan Bagus 3 3 3 4 3 3 1 3 2 25
20 Kevin Bramasta 2 3 3 3 3 3 3 2 3 25
21 Kevin Rahyan R 3 2 4 3 3 3 1 2 2 23
22 Kanya Audy 3 2 3 4 3 3 1 3 3 25
23 Melanie Natasya 3 3 3 3 3 3 1 2 3 24
24 Muhammad Yoga I 3 2 4 3 3 3 1 2 2 23
25 Muhammad Hisyam 3 3 3 3 4 3 1 3 3 26
26 Mahardika Yassin F 2 2 4 3 3 3 1 2 2 22
28 Ratna Anggraeni 3 3 3 4 4 3 1 2 2 25
29 Regina Rahmatika 3 3 3 2 4 4 1 2 3 25
31 Siti Ayu P 2 2 3 3 4 4 3 3 2 26
32 Sundari Intan M 3 3 3 4 3 3 2 2 3 26
33 Safrina Gesiliana P 3 3 3 4 3 4 1 3 3 27
34 Vianda Muharoma 3 2 4 3 3 3 1 2 3 24
35 Septian Putri A 3 3 3 4 3 3 1 2 3 25
36 Milla Fatina 2 2 3 3 4 4 2 3 3 26
37 Yuke Tamalania 3 3 3 4 3 4 1 3 3 27
Jumlah 908
Rata-Rata 25,22
Skor Nilai
Obsever
LAMPIRAN 12