Laporan Praktik Kunjungan Lapangan Di Lapangan Sukowati PT Pertamina Ep Asset
Laporan Praktik Kunjungan Lapangan Di Lapangan Sukowati PT Pertamina Ep Asset
Laporan Praktik Kunjungan Lapangan Di Lapangan Sukowati PT Pertamina Ep Asset
DI LAPANGAN SUKOWATI PT
PERTAMINA EP ASSET-4
Oleh :
Ahmad Albaihaqi
NIM. 191420003
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
III.1 Kesimpulan............................................................................................................
III.2 Saran......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Sektor energi dan sumber daya mineral, minyak dan gas bumi memiliki peranan
yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan manusia. Mengingat kebutuhan
manusia yang semakin meningkat menjadikan eksplorasi, eksploitasi dan produksi
minyak dan gas bumi terus dilakukan. Berbagai macam metode diterapkan dalam
produksi minyak dan gas bumi. Dalam memenuhi kebutuhan gas alam dan minyak
untuk industri, diperlukan spesifikasi gas alam dan minyak yang memadahi disesuaikan
dengan kebutuhan industri dan penggunaan gas alam dan minyak tersebut. Kandungan
impurities yang terkandung didalam gas alam dan minyak tersebut akan mempengaruhi
komposisi gas alam dan minyak yang akan di jual ke konsumen.
Lapangan block Tuban terletak di wilayah cekungan Jawa Timur (Back Arc Basin
Jawa Timur). Lapangan tersebut tertutup oleh endapan alluvial sungai Bengawan Solo.
Dibawah endapan alluvial secara berturut ditembus lapisan formasi Lidah, Kawengan
(anggota Ledok dan Mundu), Wonocolo, Ngrayong, Tuban, Kujung, dan Ngimbang.
Batuan induk terdapat pada formasi ngimbang yang berumur eosen tengah - oligosen
bawah.
Reservoir minyak terdapat pada formasi kujung (oligosen atas) sampai formasi
tuban yang berumur miosen bawah. Pada formasi ini berkembang sebagai batuan klastik
selang - seling antara batuan lempung, gamping dan pasir gampingan. Dibagian
bawahnya terdapat batuan karbonat masif yang merupakan batu gamping terumbu.
Sebagai penutup (cap rock) adalah formasi Tuban dan formasi Ngrayong yang berumur
miosen tengah. Batuan karbonat Tuban umumnya terdiri mudstone, wackstone,
packstone, grainstone dan boundstone dengan fosil koral, alga, dan foraminifera.
Porositas batuan reservoir tergolong cukup sampai baik dengan permeabilitas antara 129
md sampai 699 md.
a. Formasi Ngimbang
Dari penampang stratigrafi, secara umum Formasi Ngimbang dibagi menjadi
tiga kelompok litologi. Kelompok pertama adalah kelompok klastik yang terdiri dari
batu pasir bawah, lapisan batu bara bawah, batu pasir atas, dan perselingan batu bara
atas dengan serpih. Kelompok terakhir adalah batu gamping (karbonat).
b. Formasi Kujung
Tersusun oleh serpih dengan sisipan lempung dan secara setempat berupabatu
gamping baik klastik maupun terumbu. Diendapkan pada lingkungan lautdalam sampai
dangkal pada kala Oligosen akhir sampai Miosen awal.
c. Formasi Tuban
Formasi Tuban Limestone disusun oleh litologi yang terdiri dari
batugamping dengan endapan batu lempung. Lokasi terletak di Desa Drajat, Paciran,
Tuban, Jawa Timur. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah Paparan Dangkal
dengan ketebalan 50-150 m. Formasi ini merupakan tempat terakumulasinya minyak
pada X dan “Y” pada lapangan “Y”.
d. Formasi Ngrayong
Formasi Ngrayong disusun oleh batu pasir kuarsa dengan selingan batu
lempung, batu pasir dan batu gamping. Tebal formasi ini mencapai 90 meter.
e. Formasi Wonocolo
Formasi Wonocolo diendapkan selaras diatas formasi Ngrayong. Batuanpenyusun
formasi Wonocolo terdiri atas perulangan napal pasiran dan napal dengan sisipan
kalkarenit atau lempung, kaya akan kandungan foraminifera planktonik. Lingkungan
pengendapan formasi ini adalah neritik dalam hingga batial tengah pada Miosen
Tengah-Miosen Atas. Pada bagian bawahnya dijumpai sisipan batu gamping pasiran dan
batu pasir gampingan dengan ketebalan bervariasi antara 5-20 meter.
f. Formasi Ledok
Formasi Ledok secara umum tersusun oleh batu pasir glaukonit dengan
sisipan kalkarenit yang berlapis bagus serta batu lempung yang berumur Miosen akhir.
Ketebalan formasi Ledok mencapai 230 meter.
g. Formasi Mundu
Formasi ini tersusun oleh napal masiv berwarna putih abu-abu, kaya
akanforaminifera planktonik. Secara stratergis terletak tidak selaras diatas fromasi
Ledok, penyebarannya luas, dengan ketebalan 200 -300 meter di daerah antiklin sekitar
Cepu, ke arah selatan menebal menjadi 700 meter. Formasi ini terbentuk antara Miosen
Akhir hingga Pliosen pada lingkungan laut dalam (Batial)
h. Formasi Selorejo
Formasi Selorejo ini tersusun oleh batu gamping yang kaya
akanforaminifera planktonik dan mineral glaukonit. Penyebaran formasi Selorejo ini
meliputi daerah sekitar Blora, sebelah utara Cepu (Desa Gadu) dan di selatan Pati.
Kondisi Reservoir
Lapisan produktif yang ada di lapangan adalah reservoir yang terdapat pada
interval lapisan 8200’-8900’ TVD dan dengan harga porositas (ϕ) 15.5%, permeabilitas
23 mD dan saturasi air initial (S wi) 28.9%. Reservoir menghasilkan minyak dengan
viskositas minyak (µo) 0.67 cp, gas dengan specific gravity gas
(SGg) 0.96 dan faktor kompresibilitas (z) 0.958, dimana kandungan impurities
H2S. Tekanan reservoir initial adalah 3715 psia dan temperatur initial 282 oF. Dari
perhitungan secara volumetris besarnya Original Oil In Place lapangan sebesar
Uji produksi sumur harus rutin dilakukan karena dari uji produksi sumur ini
bisa diketahui laju produksi sumur tersebut dan dapat diketahui juga kondisi sumur
apakah sumur tersebut dalam kondisi normal atau terdapat masalah pada sumur
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Heat Exchanger
Heat exchanger berfungsi sebagai alat penukar panas antara 2 jenis fluida.
HE-4000 pada gambar diatas berfungsi adalah untuk menaikkan suhu minyak
selain itu untuk menurunkan suhu air yang keluar dari FWKO sampai di bawah
titik didih, sehingga air yang tertampung di tanki air tidak menimbulkan steam,
yang mana apabila banyak steam yang keluar dari tanki akan mengakibatkan api
di flare sering mati.
5. Kolom Stripper
Kolom stripper adalah alat berbentuk kolom yang berfungsi untuk memisahkan
fraksi minyak bumi yang terdiri dari dua atau lebih jenis fraksi. Proses
pemisahan dilakukan dengan prinsip perbedaan titik didih antara jenis fraksi
yang berada dalam satu campuran yang di sebut dengan stripping.
6. Pompa
Pompa berfungsi untuk mengalirkan suatu zat cair dari suatu tempat ke tempat
lain dengan cara menaikkan tekanan zat cair tersebut. Pompa digerakkan oleh
motor listrik atau steam turbin.
Terdapat pompa pengirim di lapangan Sukowati yang berfungsi mengirimkan
minyak dari CPA MUDI ke kapal pengangkut (Tanker) yang berada di tengah
laut, kira–kira 22 km dari pantai Palang Tuban. Terdapat tiga buah pompa
pengirim jenis sentrifugal multistage dengan kapasitas masing-masing 16.000
BOPD, dua buah digerakkan oleh motor dan satu buah digerakkan oleh diesel
engine.
7. Kompressor
Kompressor berfungsi untuk mengalirkan gas dari suatu tempat ke tempat lain
dengan cara memampatkan dan menaikkan terkanan gas tersebut.
Terdapat dua unit gas compressor dengan penggerak gas engine yang
berfungsi untuk menaikan tekanan gas. Satu kompressor sebagai sweet gas
compressor untuk mensuplai gas ke turbine dan satunya sebagai sour gas
compressor untuk menaikkan tekanan gas keluaran stripper untuk disuplai ke
SRU. Dengan merubah suction dan discharge, sour gas compressor dapat
difungsikan sebagai sweet gas compressor apabila pada sweet gas compressor
timbul masalah atau dalam perbaikan sehingga suplai gas ke turbin tidak
terputus.
Terdapat tiga unit kompressor udara berpenggerak motor yang bekerja
secara bergantian dan otomatis yang berfungsi mensuplai kebutuhan udara
bertekanan untuk peralatan instrumentasi. Unit ini dilengkapi dengan pengering
udara (air dryer) untuk mencegah masalah pada alat instrumentasi akibat
kondensasi udara.
8. Nitrogen Plant
Nitrogen plant adalah unit yang menghasilkan nitrogen yang digunakan untuk
purging, inert gas, dan blanketing.
9. Flare Stack
Flare Stack adalah menara atau cerobong terakhir dari suatu proses pengolahan
minyak pada sektor upstream dimana semua gas yang telah dipisahkan dari
minyak akan dialirkan ke flare stack tersebut untuk dibakar
10. Tanki
Tanki berfungsi untuk menyimpan feed, produk intermediate (setengah jadi)
dan produk minyak atau gas. Secara umum, tangki merupakan alat yang
berfungsi untuk menyimpan atau menampung feed, produk minyak atau gas,
serta produk yang masih setengah jadi (intermediet product). Pada tangki Crude
Oil digunakan untuk menampung minyak mentah atau crude oil.
11. Absorber
Absorber adalah alat yang digunakan untuk proses absorbsi, yaitu proses
penyerapan fluida gas oleh seluruh bagian zat cair sebagai absorben. Pada
Pertamina Asset 4 Sukowati field, absorber digunakan untuk memisahkan H₂S
dan membentuknya menjadi sulfur cake (padatan). Absorber digunakan untuk
proses ionisasi dari gas yang dialirkan dari coalescing filter dengan cara
mensirkulasikan larutan kimia dengan metoda countercurrent (aliran terbalik)
antara gas dengan larutan tersebut.
12. Scrubber
Scrubber dapat di definisikan sebagai alat pemisahan suatu partikel solid (debu)
yang ada di gas atau udara dengan menggunakan cairan sebagai alat bantu.
Pada Water Process (Proses Air), air outlet separator akan dialirkan menuju
HE-4000 untuk dimanfaatkan sebagai pemanas minyak. Selain itu, HE-
4000 berfungsi untuk menurunkan tekanan air karena temperaturnya turun.
Kemudian air dialirkan menuju Gas Boot PV-580 untuk meenghilangkan
kandungan gas (Degassing) dan menurunkan tekanan air. Tekanan air
dikontrol persis seperti tekanan minyak untuk mencegah over pressure pada
tanki. Air ditampung pada tanki TK-8002A/B. Kemudian air diinjeksikan
kembali menuju Water Injected Well karena air hasil separasi crude oil
mengandung H₂S dan impurities lain yang berbahaya apabila diibuang ke
lingkungan sekitar. Air buangan ini juga dapat berfungsi untuk
meningkatkan tekanan sumur minyak sehingga produksi Crude Oil pada
sumur – sumur minyak mengalami kenaikan. Air yang diolah pada CPA
(Central Processing Area) Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field sebesar
52MBSD.
Pada Gas Process (Proses Gas), gas outlet separator yang masih
berupa Sour Gas akan dialirkan menuju cooler berupa Air Fan Cooler
berjumlah 4 buah yaitu PBC-01, PBC-02, AC-3010, & AC-3050. Apabila
pada separator terjadi kenaikan tekanan yang signifikan karena produksi
gas yang berlebih, maka gas outlet separator dapat dialirkan langsung
menuju KO Drum V-700, dan Seal Drum V-4000 & V-400 sebelum
kemudian dibakar pada HP (High Pressure Flare). Sour Gas outlet Cooler
Fan kemudian dialirkan menuju 2 buah Scrubber PV-3500 & PV-3700
supaya gas dapat terpisah dari kotoran debu dan condensate minyak,
sehingga condensate dapat ditampung dalam tanki TK-8006 untuk dijual
dan meningkatkan margin. Sour gas yang sudah bersih dari debu dan
condensate minyak, dibagi menjadi dua. Sour gas sejumlah 8 MMSCFD
langsung dijual dan dialirkan menuju PT Gasuma, sedangkan sisa sour gas
4 MMSCFD akan detreating lagi pada unit SRU (Sulfur Recovery Unit)
untuk memisahkan antara gas dengan sulfur sehingga menghasilkan Sweet
Gas dengan kandungan H2S rendah sebesar 2 ppm dan Sulfur Cake
(padatan sulfur). Sweet Gas produk SRU dapat digunakan sebagai blanket
system pada tanki closed system untuk mencegah terjadinya kekurangan
tekanan dalam tanki karena dapat mengakibatkan tanki kempot. Selain itu,
juga dapat digunakan sebagai media stripper pada kolom stripper dan
media bahan bakar penggerak turbin Power Supply Generator (Pembangkit
Listrik CPA). Gas – gas sisa (excess gas) keluaran Gas Boot akan dialirkan
menuju LP (Low Pressure) Flare untuk dibakar.
Di dalam absorber H2S akan dirubah menjadi S0, terjadi reaksi reduksi
sehingga Fe3+ menjadi Fe2+ . .Sementara larutan yang telah mengikat S0 akan di
alirkan menuju oxidizer TK-1130. Didalam oxidizer terjadi proses oksidasi Fe2+
Sebagian larutan yang mengandung sulfur yang berbentuk bubur akan dipompa
PP-1160 dan disaring dengan filter press unit untuk dipisahkan antara sulfur padat
dengan larutan. Sulfur padat akan ditampung di bag sementara larutan akan dialirkan
kembali ke dalam oxidizer. Sementara sebagian larutan akan dipompa recirculation
pump PP-1150 kembali ke absorber. Untuk penjelasan lebih lanjut flow diagram SRU
dapat dilihat pada gambar 3.1.
Proses Sulfur Recovery Unit dengan larutan katalis (solution catalyst) ini
dikembangkan dari reaksi Claus yang telah dimodifikasi dan diselesaikan
dengan menambahkan sejumlah oksigen ke dalam suatu cairan untuk
mengoksidasi gas Hidrogen Sulfida (H2S) menjadi sulfur padat.
Dimana proses ini merupakan suatu proses isothermal , reaksi Claus sebagai
berikut:
H2S + ½ O2 H2O + S0
menggunakan ion besi (Fe+++) yang dapat larut di dalam air dan dapat
teroksidasi oleh oksigen dalam proses aliran gas, dimana ion ini dapat
memindahkan muatan- muatan negatif (electron) dari sebuah ion sulfida
menjadi sulfur padat.
kemudian dioksidasi oleh ion – ion Besi (Fe+++) yang merupakan cairan katalis
menjadi sulfur padat.
oxidizer yaitu reaksi pembentukan kembali ion besi (Fe+++) dari ion besi (Fe+
+) sisa hasil reaksi absorpsi.
II.1.4 CoalescingFilte
II.3.1 Absorber
Absorber digunakan untuk proses ionisasi dari gas yang dialirkan dari
coalescing filter dengan cara mensirkulasikan larutan kimia dengan metoda
countercurrent (aliran terbalik) antara gas dengan larutan tersebut.
H2S + ½ O2 H2O + S0
Regenerasi:
2. Pengujian Solution
Pada pengujian solution terdapat dua proses yang terjadi, yaitu proses pada
Absorber dan proses pada Oksidiser, dimana kedua alat tersebut memiliki fungsi
yang berbeda. Pada Absorber terjadi proses penyerapan H2S yang kemudian
akan diolah menjadi bentuk padatan atau solid dengan bantuan katalis Fe 3+. Pada
Oksidiser terjadi proses regenerasi katalis yang telah digunakan pada Absorber
sehingga ion-ion Fe2+ akan kembali menjadi Fe3+.
3. Pengujian Air Formasi
Pada pengujian air formasi, analisa yang dilakukan meliputi dua hal yaitu,
pengujian atau testing pada turbiditas dan oil content. Pada proses analisa
turbiditas dimaksudkan untuk menguji kekeruhan yang terkandung di dalam air
tersebut. Pada pengujian oil content dimaksudkan untuk menguji kandungan
minyak yang terikut di dalam air.
4. Pengujian Gas
Pada analisa gas, testing atau pengujian dilakukan pada kandungan H2S yang
terdapat di dalam Sweet Gas. Kandungan H2S yang terdapat dalam Sweet Gas
harus sesuai dengan standar ppm yang telah ditentukan dengan tujuan agar tidak
merusak peralatan.
Dalam laboratorium juga terdapat peralatan-peralatan yang mendukung proses
pengujian
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 KESIMPULAN
III.2 SARAN