Jenis-Jenis Metamorfisme
Jenis-Jenis Metamorfisme
Jenis-Jenis Metamorfisme
Metamorfisme kontak terjadi akibat adanya intrusi tubuh magma panas pada
batuan yang dingin dalam kerak bumi. Akibat kenaikan suhu, maka rekristalisasi
kimia memegang peran utama. Sedangkan deformasi mekanik sangat kecil,
bahkan tidak ada, karena stress disekitar magma relatif homogen. Batuan yang
terkena intrusi akan mengalami pemanasan dan termetamorfosa, membentuk
suatu lapisan di sekitar intrusi yang dinamakan aureole metamorphic (batuan
ubahan). Tebal lapisan tersebut tergantung pada besarnya tubuh intrusi dan
kandungan H2O di dalam batuan yang diterobosnya. Misalkan pada korok
ataupun sill yang seharusnya terbentuk lapisan setebal beberapa meter hanya
akan terbentuk beberapa centimeter saja tebalnya apabila tanpa H2O. Batuan
metamorf yang terjadi sangat keras terdiri dari mineral yang seragam dan halus
yang saling mengunci (interlocking), dinamakan Hornfels.Pada intrusi berskala
besar, bergaris tengah sampai ribuan meter menghasilkan energy panas yang
jauh lebih besar, dan dapat mengandung H2O yang sangat banyak. Aureol yang
terbentuk dapat sampai ratusan meter tebalnya dan berbutir kasar. Di dalam
lapisan yang tebal yang sudah dilalui cairan ini, terjadi zonasi himpunan mineral
yang konsentris. Zona ini mencirikan kisaran suhu tertentu. Dekat intrusi dimana
suhu sangat tinggi dijumpai mineral bersifat anhidrous seperti garnet dan
piroksen. Kemudian mineral bersifat hidrous seperti amphibol dan epidot.
Selanjutnya mika dan klorit.Tektur dari zonasi tersebut tergantung pada
komposisi kimia batuan yang diterobosnya, cairan yang melaluinya serta suhu
dan tekanan.
METAMORFISME REGIONAL (
metamorphism)
Regional
Batuan metamorf yang dijumpai di kerak bumi dengan penyebaran sangat luas
sampai puluhan ribu kilometer persegi, dibentuk oleh metamorfisme regional
dengan melibatkan deformasi mekanik dan rekristalisasi kimia sehingga
memperlihatkan adanya foliasi. Batuan ini umumnya dijumpai pada deretan
pegunungan atau yang sudah tererosi, berupa batu sabak (slate), filit, sekis dan
gneiss. Deretan pegunungan dengan batuan metamorf regional terbentuk akibat
subduksi atau collision. Pada collision batuan sedimen sepanjang batas lempeng
akan mengalami diferensial stress yang intensif sehingga muncul bentuk foloiasi
yang khas seperti batu sabak, sekis dan gneiss. Sekis hijau dan amfibolit
dijumpai dimana segmen kerak samudra purba yang berkomposisi masuk zona
subduksi dan bersatu dengan kerak benua dan kemudian termetamorfosa. Ketika
segmen kerak mengalami stress kompresi horizontal, batuan dalam kerak akan
terlipat dan melengkung (bukling). Akibatnya bagian dasar mengalami
peningkatan suhu dan tekanan, dan mineral baru mulai tumbuh.
Sumber: Sapiie, Benyamin. anonim. Geologi Fisik. Bandung: ITB