Makalah Evaluasi Formatif Dan Sumatif
Makalah Evaluasi Formatif Dan Sumatif
Makalah Evaluasi Formatif Dan Sumatif
TUGAS KELOMPOK 3:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
SUHARIADI
TUTI ALAWIAH
IQBAL FAHRI
SUCIPTO
JUN JUN JUNAEDI
RAHMAWATI
NOVI CAHYANINGRUM
AAM AMELIA
20147270210
20147270236
20147270254
20147270264
20147270265
20147270270
20147270273
20147270292
Penulisan bentuk tes merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam
menyiapkan bahan ulangan harian, ujian semesteran, ujian sekolah dan lainnya. Setiap butir
tes yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator tes yang sudah disusun dalam kisi-kisi
dan berdasarkan kaidah penulisan tes bentuk objektif dan kaidah penulisan soal uraian.
Ditinjau dari segi kegunaan tes untuk mengukur kemampuan siswa, secara garis besarnya
dapat dibedakan menjadi 3 macam tes yaitu: tes formatif, tes diagnostik, tes sumatif.
Penggunaan bentuk tes tertulis, sangat tergantung pada perilaku/ kompetensi yang
akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat diukur/ ditanyakan dengan menggunakan tes
tertulis dalam bentuk tes objektif, ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan
menggunakan tes perbuatan/ praktik. Dengan demikian tidak semua perilaku harus
dinyatakan dengan bentuk tes uraian atau objektif mengingat setiap bentuk tes, masingmasing memiliki keunggulan dan juga memiliki kelemahan.
Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat, untuk
memperoleh berbagai informasi ketercapaian kompetensi peserta didik (Mimin, 2006:16).
Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan
proses dan hasil belajar para peserta didik dan hasil mengajar guru.
Informasi mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu
berupa penguasaan indikator-indikator dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Informasi hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta
didik dalam pencapaian kompetensi dasar,
serta
Pada dasarnya tugas guru mendidik mengajar, melatih serta mengevaluasi siswa, agar
peserta didik dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan kehidupan selaras dengan
kodratnya sebagai manusia. Berkaitan dengan tugas guru didalam mengevaluasi siswa maka
guru hendaknya memiliki ketrampilan membuat tes. Kegunaan tes adalah untuk mengukur
kemampuan siswa setelah mendapat proses pembelajaran. Dengan demikian guru memiliki
kewajiban untuk membuat tes. Hanya guru bersangkutan yang tahu tentang kemajuan
akademik siswa melalui hasil tes. Menyusun tes untuk mengetahui tingkat kemampuan
akademik pada semester ganjil guna mempersiapkan pembelajaran disemester berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka dapat dirumuskan dua masalah yaitu:
1. Bagaimana kriteria penyusunan soal tes formatif?
2. Bagaimana kriteria penyusunan soal tes sumatif?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tes Formatif
Tes formatif (formative test) juga disebut sebagai tes pembinaan, adalah tes yang
diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, diselenggarakan secara
periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah diajarkan.
Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/topik.
Dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar
berlangsung, untuk memberikan umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan program
pembelajaran serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan
sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik.
Dengan kata lain tes formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan
yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa
saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil
tindakan-tindakan yang tepat.
Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan
diberikan remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami
kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil
akan melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki kemampuan
yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang sifatnya perluasan dan
pendalaman dari topik yang telah dibahas.
a. Fungsi Tes Formatif
1. Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui keberasilan dan kegagalan
proses belajar mengajar, dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki dan
menyempurnakannya.
2. Fungsi tes formatif adalah untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan belajar
mengajar termasuk metode belajar dan pembelajaran yang digunakan guru,
kelemahan dan kelebihan seorang siswa.
b. Kegunaan Tes Formatif dalam Kegiatan Belajar Mengajar
1. Manfaat bagi siswa
a) Untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara
menyeluruh.
b) Merupakan penguatan bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa tes yang dikerjakan
sudah menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan, maka siswa
merasa mendapat anggukan kepala dari guru, dan ini merupakan suatu tanda
4
bahwa apa yang sudah dimiliki merupakan pengetahuan yang benar. Dengan
demikian maka pengetahuan itu akan bertambah membekas diingatan. Disamping
itu tanda keberhasilan suatu pelajaran akan memperbesar motivasi siswa untuk
belajar lebih giat, agar dapat mempertahankan nilai yang sudah baik itu atau
memperoleh lebih baik itu.
c) Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah
melakukan tes siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Sehingga siswa
mengetahui bab mana yang dirasa belum dikuasainya. Dengan demikian ada
motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
d) Sebagai diagnosa. Bahwa pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan
serangkaian pengetahuan dan ketrampilan. Dengan mengetahui hasil tes formatif,
siswa dengan jelas dapat mengetahui bagianmana dari bahan pelajaran yang masih
dirasakan sulit.
2. Manfaat bagi guru
a) Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh
siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu harus menggantikan cara
menerangkan (strategi mengajar) atau tetap dapat menggunakan cara (strategi)
yang lama.
b) Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik
siswa. Apabila bagian yang belum dikuasai kebetulan merupakan bahan prasyarat
bagi bagian pelajaran yang lain, maka bagian itu harus diterangkan lagi, dan
barangkali memerlukan cara atau media lain untuk memperjelas. Apabila bahan
ini tidak diulangi, maka akan mengganggu kelancaran pemberian bahan pelajaran
selanjutnya, dan siswa akan semakin tidak dapat menguasainya.
c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.
3. Manfaat bagi program
a) Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti
sesuai dengan kecakapan anak.
b) Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang
belum diperhitungkan.
c) Apakah diperlukan alat, sarana dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan
dicapai.
d) Apakah metode, pendekatan dan evaluasi yang digunakan sudah tepat.
Sebagai solusi bantuan yang bisa dikembangkan oleh para pengajar agar tingkat
penguasaan mereka semakin baik antara lain dengan:
pelaksanaan
sumatif
maka
Sumatif
Tujuannya untuk mengetahui hasil atau
tungkat kemajuan belajar siswa
Dilaksanakan setelah mengajarkan
seluruh unit pengajaran yang menjadi
porsisesuatu semester
Frekuensinya 1x dalam satu semester
Lingkup bahannya luas
Objeknya meliputi berbagai aspek
perilaku
Bobot nilainya tinggi
Penyusunan tes sangat besar pengaruhnya terhadap siswa yang akan mengikuti
tes, untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran maka tes harus direncanakan secara
cermat. Dalam perencanaan tes ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan guru
sebagai pendidik yaitu:
1. Menentukan cakupan materi yang akan diukur.
Ada empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem penilaian berbasis
kompetensi dasar, yaitu (1) Menulis kompetensi dasar, (2) Menulis materi pokok, (3)
Menentukan indikator, (4) Menentukan jumlah soal.
2. Memilih Bentuk Tes.
Pemilihan bentuk tes akan dapat dilakukan dengan tepat bila didasarkan pada tujuan tes,
jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan
materi tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.
3. Menetapkan Panjang Tes
Ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal, yaitu: (1)
Bobot masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, (2) Keandalan yang
diinginkan, dan (3) Waktu yang tersedia.
Kegiatan di atas tentunya sudah dapat dilakukan pada waktu mengerjakan tugas
pada tutorial pertama. Selanjutnya mulai mengembangkan atau menulis butir pertanyaan
sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Ada 3 kegiatan pokok dalam menulis butir
soal yaitu: a) menulis draft soal, b) Memantapkan Content Validity, c) Melakukan try
out. Selanjutnya ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
instrumen yaitu: menjaga objektivitas pelaksanaan, memberikan skor pada hasil tes, dan
melakukan analisis hasil tes.
Setelah langkah-langkah pokok yang seharusnya dilakukan dalam pelaksanaan
tes dipahami maka selanjutnya yang dilakukan adalah memahami langkah-langkah
mengembangkan tes sebagai instrumen asesmen di kelas.
a. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator Pencapaian Hasil Belajar.
Kegiatan ini dalam langkah kegiatan umum masuk dalam langkah Menentukan
cakupan materi yang akan diukur Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciriciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar. Sesuai dengan Kurikulum Tngkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka
indikator
pencapaian
hasil
belajar
dikembangkan
oleh
pendidik
dengan
jawaban
tes.
Dalam menyusun
instrumen
penilaian
tertulis
perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut (1) materi, (2) konstruksi, (3) bahasa, dan (4) kaidah
penulisan.
c. Mengembangkan tes pada Kawasan Kognitif, Afektif dan Psikomotor
Dalam mengukur indikator pencapaian hasil belajar baik kognitif, afektif maupun
psikomotor dapat menggunakan berbagai macam bentuk tes baik tertulis maupun
lisan. Domain kognitif dapat diukur menggunakan seperti misalnya tes lisan, tes
pilihan ganda, tes obyektif, tes uraian, tes jawaban singkat, menjodohkan, dan tes
unjuk kerja. Tes pada domain afektif untuk mengukur sikap dengan teknik antara lain
observasi, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi yang diukur dengan
menggunakan skala Likert. Sedang hasil belajar psikomotor yang indikator
keberhasilannya lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi fisik
atau keterampilan tangan.
2.4 Kriteria Tes Yang Baik
Ada beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk menyusun butir-butir tes yang
berkualitas yaitu a) Valid, b) Relevan, c) Spesifik, d) Representatif, e) Seimbang, f)
Sensitif , g) Fair, h) Praktis.
Kualitas instrumen sebagai alat ukur ataupun alat pengumpul data diukur dari
kemampuan alat ukur tersebut untuk dapat mengungkapkan dengan secermat mungkin
fenomena-fenomena ataupun gejala yang diukur. Kualitas yang menunjuk pada tingkat
keajekan, kemantapan serta konsistensi dari data yang diperoleh itulah yang disebut
dengan validitas dan Reliabilitas.
Validitas alat ukur menunjukkan kualitas kesahihan suatu instrument, Alat
pengumpul data dapat dikatakan valid atau sahih apabila alat ukur tersebut mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur /diingikan. Jenis-jenis validitas yang dapat
dipakai sebagai kriterium, dalam menetapkan tingkat kehandalan tes, diantaranya adalah
Soal Tes
1.
2.
3.
4.
10
Contoh:
Lay out test BIOLOGI
Sekolah
: SMP/SMA
Kelas
: VII-XII
Semester
: I/II
Waktu
: --------
Isi
Penget
ahuan
Ha
Pema
Ap
Ev
Kre
pa
haman
lik
na
alu
asi
asi
lis
asi
la
n
is
10
II
10
III
10
IV
10
10
VI
10
VII
10
VIII
10
IX
10
X
Jumla
30
20
25
10
10
10
100
h
Dalam contoh ini seluruh isi mata pengetahuan diperinci menjadi 10 unit yang sama
bobotnya (masing-masing bobot 10%), sedangkan ke kanan taraf tingkah laku menurut
teksonomi belum diberi bobot yang berbeda-beda (masing-masing 30%, 20%, 25%, 0%,
10%, 5%), dalam banyak hal penentuan perincian mata pengetahuan dan masing-masing
bobotnya serta bobot masing-masing taraf tingkah laku akan tergantung kepada penilaian (jud
menit) si perancang test mengenai spesifikasi yang bagai mana yang paling representatif bagi
populasi isi test. Dalam hal-hal tertentu dimana terdapat rencana pelajaran terurai, maka
rencana pelajaran tersebut akan berguna bagi penyusunan spesipikasi isi test tersebut.
Tujuan penyusunan garis-garis besar tersebut adalah merumuskan setepat mungkin
cakupan dan tekanan test dan bagian-bagian, sehingga perumusan tersebut dapat menjadi
11
petunjuk yang efektif bagi si penyusun tes. Garis-garis besar tes itu adalah rancangan tujuantujuan khas dan tingkah laku khusus yang akan menjadi dasar dari pada penyusunan itemitem itu. Item-item yang disusun itu akan merupakan sampel dari pada item-item yang tak
terhingga banyaknya, karena itu harus diusahakan benar-benar supaya setiap daerah dalam
garis-garis besar itu mempunyai sampel yang representatif bagi populasinya. Caranya ialah
menganalisa isi test dari segi mata pengetauan dan dari segi tingkah laku yang mencerminkan
dikuasainya mata pengetahuan tersebut.
Isi test mencakup 2 hal yaitu:
1. Analisa isi pengetahuan
Hendaknya terdiri atas analisa mengunsur mengenai daerah kurikulum yang akan
ditest.
2. Analisa behavioral obyektives (tujuan menurut tingkah laku)
Sebaiknya tujuan pengajaran itu dianalisa dari arah tingkah laku (aktivitas dan
keterampilan).
12
BAB III
KESIMPULAN
Tes formatif adalah tes yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir program satuan
pengajaran. Memonitor kemajuan siswa selama proses pembelajaran bertujuan untuk
mengarahkan siswa/peserta didik pada jalur yang membawa hasil-hasil belajar yang
maksimal. Memonitoring dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus
Dari arti kata Form yang merupakan dasar dari istilah Formatif maka evaluasi
formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti
sesuatu program tertentu.
Tes sumatif adalah tes yang dilakukan tiap akhir semester/caturwulan, setelah para
siswa menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran tertentu
selama satu perode waktu tertentu. dilakukan pada perempat semester atau caturwulan dan
pada pertengahan semester/caturwulan yang lazim kita ketahui sebagai midsemester. Tes
sumatif ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa, fungsi dari penilaian ini adalah
untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau mata pelajaran
selama satu semester atau caturwulan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Ni Luh Putu Puji., 2009. Analisis Tes Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi
Pendekatan Komunikatif dan Integratif pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar No I
Penebel. JIPP: Juni.
Kartono. 2011. Efektivitas Penilaian Diri dan Teman Sejawat Untuk Penilaian Formatif dan
Sumatif pada Pembelajaran Mata Kuliah Analisis Kompleks. Prosiding Seminar
Nasional Matematika. Surakarta. Dipublikasi.
Kunandar. 2007. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya:
Bandung.
Sukardu, M., 2001. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. PT Bumi Aksara:
Jakarta
14