Proses Kerja Penulis Naskah
Proses Kerja Penulis Naskah
Proses Kerja Penulis Naskah
Potret tidak harus mengenai seseorang atau individu, tetapi dapat pula
mengenai sebuah komunitas, sekelompok kecil individu atau sebuah lokasi.
Sedangkan biografi, jelas ini mengenai seorang tokoh atau individu, selain
mengenai profesi atau posisi, juga dikupas dan diketengahkan gambaran sejak
masa kecil hingga dewasa. Mabruri (2013:101)
Ciri karya visual tipe potret atau biografi banyak menampilkan proses sejarah
dari lingkungan, situasi, kondisi, tempat dan waktu sehingga kadang bisa mendekati
genre sejarah, maka dari itu penting peran seorang penulis naskah dalam
mengumpulkan data dan membuatnya menjadi suatu konsep yang sesuai dengan tetap
berfokus pada genre dokumenter yang dipilih.
Pra Produksi
Pra produksi merupakan tahapan kerja terpenting atau utama dalam setiap
produksi film, juga televisi baik fiksi maupun dokumenter. Produksi film
mampu berjalan lancar atau sukses karena berangkat dari persiapan produksi
yang mantap setiap permasalahan harus lebih dulu diselesaikan pada tahap pra
produksi (pre production). Ayawaila (2008:85).
Ide terkadang lahir dari lamunan tapi tidak disarankan untuk berlama-lama
melamun untuk mencari ide. Wawasan kita pada berbagai hal sangat
membantu bagaimana ide bisa di gali. Daya nalar dan sense kita bisa dilatih
kepekaan kita mampu menghadirkan ide-ide yang bisa jadi sebetulnya ada di
dekat kita, di depan mata kita. Artinya, ide itu sebetulnya ada dimana-mana,
tinggal bagaimana kita mampu untuk menangkapnya. Setelah ide didapat,
langkah selanjutnya adalah riset/observasi. Supriyadi et al (2014:46)
Pada tahap pra produksi penulis bersama kru membuat beberapa konsep dari
berbagai sumber berupa buku, maupun internet sampai akhirnya terpilih salah satu
konsep dengan judul Jolotundo Akses Penanggungan. Dari konsep yang sudah
disepakati, penulis bersama kru mulai melakukan pengumpulan data tentang sebuah
petirtaan di daerah Trawas, Mojokerto, tepatnya di desa Seloliman. Penulis juga
melakukan riset atau survey langsung ke lokasi untuk mengumpulkan informasi lebih
banyak lagi terkait objek yang penulis angkat baik dari juru pelihara, pengunjung,
maupun masyarakat sekitar, serta narasumber-narasumber terkait agar data yang
diperoleh lebih akurat.
Melalui riset pendahuluan (preliminary research) dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran bagi pengembang ide agar menjadi lebih mantap. Hal ini
dilakukan melalui analisis visi visual yang memang harus dimiliki seorang sineas,
yang juga dibarengi orientasi kritis. Ayawaila (2008:56)
Saat riset lapangan, penulis dan kru mencoba untuk membuka segala
kemungkinan dari segala aspek di lapangan yang mungkin dapat berpengaruh pada
pengembangan ide maupun konsep cerita dari objek yang tersebut. Pada saat riset
penulis harus dapat menentukan narasumber berdasarkan peran narasumber dari
objek yang akan diangkat sehingga dapat membantu dalam mengumpulkan faktafakta dari objek tersebut sehingga memudahkan dalam menyusun pertanyaanpertanyaan yang nantinya akan diajukan. Paada tahap ini pula baik penulis beserta kru
harus dapat membangun keakraban dengan narasumber sehingga
dapat
Dari Hasil riset, kurang lebih penulis harus mengetahui bagaimana struktur
penuturan yang akan ditulis. Penulis juga harus mengetahui adegan apa yang
akan divisualisasikan dan yang tidak, serta kemungkinan - kemungkinannya.
Apabila nanti dalam produksinya harus menggunakan materi visual (footage)
dari pihak lain, harus diteliti lebih dahulu apakah materi tersebut masih layak
pakai atau tidak,karena ini merupakan faktor penting atau faktor kemudi bagi
penulisan dokumenter. Ayawaila (2008:67)
Selain sebagai penulis naskah, saat produksi penulis juga berperan sebagai
reporter yang bertugas mewawancarai narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan
yang sudah disusun dengan acuan dari data-data pada tahap praproduksi sebelumnya
dan disesuaikan dengan siapa narasumber yang akan diwawancarai.
Ketika melakukan wawancara dengan narasumber, kru harus mampu
menciptakan suasana nyaman dan akrab dengan narasumber demi kelancaran proses
wawancara. Maka dari itu sangatlah penting pendekatan terhadap narasumber pada
tahap praproduksi, sehingga membantu sutradara dan penata gambar mengarahkan
narasumber agar tidak terlalu canggung dalam mengahdapi kamera dan juga
memudahkan penulis naskah saat menjadi reporter dilapangan untuk mengajukan
sejumlah pertanyaan.
Hal yang perlu diperhatikan di dalam melakukan wawancara ialah : harus
mengetahui lebih dulu yang menjadi objektivitasnya dan apa yang akan diangkat
dalam wawancara tersebut. Untuk lokasi wawancara, harus diperhatikan pula siapa
tokoh yang akan diwawancarai itu : posisi, pekerjaan, jabatan, pakar, dsbnya.
Supriyadi et al (2014:61)
Dengan memperhatikan faktor penting diatas, penulis dan kru dapat mengatur
jalannya proses wawancara dengan lebih baik dan mendapatkan visual seperti apa
yang dibutuhkan pada saat proses wawancara dilakukan.
Pasca Produksi
Pasca produksi merupakan tahapan akhir dari serentetan proses yang dilalui
dalam pembuatan dokumenter televisi. Pada pasca produksi penulis mereview
kembali hasil wawancara narasumber dan mulai membuat transkrip wawancara untuk
kebutuhan editing.
Dalam naskah dokumenter ada tiga elemen penting yakni : elemen visual,
elemen audio, serta elemen story/cerita. Naskah dokumenter tidak hanya
merupakan kumpulan kata atau kalimat saja, akan tetapi merupakan kompilasi
konsep elemen-elemen telling story. Perpaduan elemen penting inilah yang
menjadikan sebuah dokumenter yang baik. Supriyadi et al (2014 : 53)
Dari pendapat diatas, penting adanya kerjasama dari sutradara dan penulis
naskah dalam penyusunan hasil wawancara dari para narasumber menjadi suatu
rangkaian cerita yang nantinya disempurnakan dengan visualisasi dan kreativitas dari
editor sehingga dokumenter televise yang diproduksi menjadi lebih menarik dan lebih
mudah dipahami oleh para penonton.
Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Peran dan tanggung jawab penulis sebagai penulis naskah sekaligus reporter
dilapangan, dalam karya dokumenter ini adalah sebagai berikut:
b. Konsep Produksi
Pada konsep produksi penulis bertugas mendapingi sutradara dan penata
gambar untuk mendeskripsikan hasil dari naskah atau TOR (Term of Reference)
yang sudah dibuat pada saat praproduksi sehingga dapat di visualisasikan oleh
penata gambar dengan arahan dari sutradara dan mengingatkan detail-detail
yang dibutuhkan untuk keperluan editing. Selain itu, penulis juga merangkap
sebagai reporter lapangan yang bertugas mewawancarai narasumber yang
kemudian hasil wawancara tersebut di review kembali dan disusun menjadi
transkrip wawancara, dimana dari transkrip wawancara para narasumber
tersebut disatukan dan disusun menjadi satu rangkaian cerita yang dapat
dinikmati penonton.
c. Konsep Teknis
Penulis naskah mengumpulkan data-data baik dari berbagai sumber baik cetak
maupun internet dan juga hasil survey yang dilakukan bersama kru sebagai
bahan penyusunan TOR (Term of Reference) dan juga pertanyaan untuk masingmasing narasumber yang dikerjakan pada Microsoft Word 2013
Kendala Produksi
Kendala yang penulis alami pada pra produksi adalah sulitnya menentukan ide
cerita yang menarik dan belum pernah diangkat sebelumnya yang dapat disetujui
semua kru, dan pada tahap produksi kesulitannya adalah jadwal wawancara yang
tiba-tiba
berubah
dari
perencanaan
sebelumnya
karena
narasumber
yang
penulis dan kru untuk mencari narasumber baru yang masih memahami seluk beluk
objek yang penulis dan kru angkat karena waktu yang sudah mendesak pada saat itu.
:
1. TOR (Term Of Refrence)
2. Transkrip Wawancara
3. Pertanyaan Narasumber
Durasi
: 20 Menit
Produser
Director
Penulis Naskah
Masalah
Program dokumenter televisi ini menceritakan sebuah petirtaan di kaki
gunung penanggungan sebagai peninggalan masa kerajaan Jawa abad ke-10.
Bagaimana Petirtaan Jolotundo ini berdiri sebagai simbol kemuliaan gunung
penanggungan serta cerita dibalik
dinding Petirtaan Jolotundo awalnya terdapat beberapa relief dari pancuran airnya
namun saat ini hanya tersisa beberapa inskripsi yang jelas yakni tahun saka dan
ukiran sansekerta bertuliskan gempeng pada dindingnya sedangkan sebagian
bagian bangunan lainnya disimpan dan bahkan ada yang hilang
Sebagai salah satu peninggalan leluhur meski sudah tidak utuh lagi, Petirtaan
Jolotundo memiliki keistimewaan yakni dari awal pembuatannya air yang mengaliri
petirtaan tidak berhenti mengalir bahkan di musim kemarau, sehingga alirannya
banyak dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kebutuhan air sehari-hari juga untuk
mengaliri persawahan di desa-desa disekitarnya. Kualitas airnya sendiri sempat
diteliti memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan dan bahkan diyakini sebagian
masyarakat hampir setara dengan air zam-zam di Mekah sehingga dianggap sebagai
salah satu sumber air dengan kualitas terbaik di dunia
Sejak dibuka untuk umum sebagai tempat wisata, Petirtaan Jolotundo saat
makin banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara dan waktu
terpadat mengunjungi Petirtaan Jolotundo adalah sore menjelang malam dan
didominasi pengunjung yang melakukan kegiatan spiritual. Tidak hanya menjadi
objek wisata, Petirtaan Jolotundo dianggap sebagai pintu awal atau gerbang menuju
keburkalaan lainnya di situs gunung penanggungan, dimana gunung penanggungan
sendiri dianggap sebagai puncak dari gunung mahameru yang dipindahkan dari India
untuk menstabilkan pulau Jawa.
Fokus
Keberadaan Petirtaan Jolotundo sebagai salah satu peninggalan leluhur abad ke 10
yang berdiri di kaki gunung penanggungan serta sebagai pintu menuju kepurbakalaan
lainnya di gunung penanggungan.
Angle
Cerita berdirinya Petirtaan Jolotundo serta keistimewaannya dari segi bangunan,
kualitas airnya maupun berdirinya Petirtaan Jolotundo sebagai pintu atau titik awal
menuju situs kepurbakalaan lainnya di gunung penanggungan.
Durasi
: 20 Menit
Produser
Director
Penulis Naskah
9. Apa saja candi atau peninggalan yang berada disekitar Jolotundo dan
penanggungan ?
10. Mengapa gunung penangungan dipilih sebagai tempat membangun candicandi tersebut?
11. Candi apa saja yang dapat ditemui di jalur pendakian Jolotundo ?
12. Apa yang para arkeolog maupun pihak terkait lakukan dalam menanggulangi
banyaknya situs yang banyak dicuri di kepurbakalaan penanggungan?
13. Himbauan kepada para pengunjung yang datang baik ke Jolotundo maupun
peninggalan lainnya di penanggungan?
Narasumber : Bpk. Syafii
Humas Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH)
Penulis memilih Bapak SyafiI sebagai narasumber karena beliau merupakan
Humas PPLH yakni LSM yang bergerak dalam bidang pendidikan lingkungan dan
beliau sendiri sering diutus sebagai pemandu turis asing untuk wisata Jolotundo
maupun gunung penanggungan.
1. Apa itu PPLH ?
2. Awal mula penelitian tentang air Jolotundo?
3. Khasiat dari Petirtaan Jolotundo?
4. Apakah ikan-ikan di petirtaan tidak mempengaruhi kualitas air?
5. Penjelasan tentang air Jolotundo yang tidak berhenti mengalir?
6. Manfaat air Jolotundo untuk masyarakat sekitar?
7. Apa pengaruh lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas air ?
8. Yang seharusnya dilakukan masyrakat untuk menjaga kualitas dan debit air
Jolotundo?
9. Peran PPLH untuk Petirtaan Jolotundo?
Narasumber : Bpk. Muhaimin
Juru Pelihara Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)
Penulis memilih Bpk. Muhaimin sebagai narasumber karena beliau
merupakan salah satu juru pelihara yang bertugas menjaga lingkungan dan kebersihan
Jolotundo dari pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Jawa Timur.
1. Apa itu Petirtaan Jolotundo dan bagaimana awal mula berdirinya?
2. Apa tujuan dan fungsi dari Petirtaan Jolotundo?
3. Bisa dijelaskan berapa luas dan bagian-bagian dari Petirtaan Jolotundo?
4. Berapa kali petirtaan dipugar dan bagian mana saja yang sudah tidak utuh ?
5. Arti dari huruf sansekerta pada dinding?
6. Kapan Jolotundo mulai dibuka untuk wisata dan waktu terpadat dikunjungi?
TRANSKRIP WAWANCARA
Durasi
: 20 Menit
Produser
Director
Penulis Naskah
Narasumber
No
1
Time Logging
00.13
00.10
Statement
Ket
Petirtaan Jolotundo itu kalau dari inskripsi OK
yang ada disana itu menujuk angka tahun
899 saka ya, atau 977 masehi, lalu
disebelah kirinya ada inskripsi lagi
berbunyi gempeng, nah kalau menujuk
angka pahatan tahun itu didirikan sekitar
abad 10 masehi, dan kira kira dalam masa
pemerintahan raja siapa, itu masa
peralihan ya, antara jawa tengah ke jawa
timur jadi sangat mungkin itu masa
pemerintahan sebelum Airlangga berkuasa,
tetapi sesudah Empu Sindok memindahkan
ibukotanya ke Jawa Timur.
Di Petirtaan Jolotundo ada relief yang
menggambarkan cerita cerita Mahabrata
disana, dan akibatnya para ahli yang
membahas
petirtaan
Jolotundo
menguraikan bahwa ada hiasan yang
melengkapi petirtaan tersebut. Pada salah
satu panel yang dipahatkan disana ada
OK
04.49
OK
06.04
OK
07.11
OK
08.55
OK
11.11
banyak
rute
sebenarnya
untuk
OK
15.55
OK
11
16.11
Narasumber
OK
No
12
Time Logging
01.17
Statement
Ket
Dari Jolotundo itu kita bisa naik keatas OK
dan sampai pada ketinggian tertentu kita
sampai pada bagian hutan yang paling
akhir itu ada reruntuhan altar yang disebut
06.08
OK
09.27
OK
Narasumber
No
15
Time Logging
00.00
Statement
Ket
Boleh datang ke penanggungan tapi jangan OK
menggangu kepurbakalaan ya, jangan
coret moret, mengecet, atau ikut-ikut
memahat seperti itu para pujangga jaman
dulu gitu, pahat-pahat itu gak sama sekali,
itu
dilarang,
karena
beberapa
kepurbakalaan juga ada yang di cat gitu
oleh para pengunjung dengan piloks itu
yang tidak dianjurkan sama sekali karena
itu akan merusak, apa namanya,
permukaan batu. Lalu jangan membuat
jalur baru, karena jalur baru itu sebenarnya
akan merusak sistim air mengalir ketika
musim hujan, penanggungan itu diatas
gundul tidak ada pohonan, jadi ikut saja
jalur
lama,
yang
pertama
akan
mengganggu sistim jatuhnya air dari
puncak gunung ke lereng, yang kedua
berbahaya cari jalur baru, karena si
pendaki itu akan terpeleset, curam
penanggungan itu
TRANSKRIP WAWANCARA
Production Company : BSI
Project Title
Durasi
: 20 Menit
Produser
Director
Penulis Naskah
Narasumber
: Bpk. Syafii
Rekaman 00000
Table III.8
No
Time Logging
Statement
Ket
Narasumber
: Bpk. Safii
Rekaman 00003
No
9
Time Logging
01.17
Statement
Ket
Jadi air di Jolotundo itu kan di atas OK
candinya sendiri ada tandon yang akhirnya
ada pipa-pipa yang mengalir ke pancuranpancuran yang ada di petirtaan tersebut
ternyata masih tetap mengalir terusmenerus sampai ini gitu, nah perlu
penelitian secara geologi ya ada apa
dengan air yang ada di Jolotundo, dari
mana sumber yang ada yang keluar itu
perluas ada penelitian lebih lanjut untuk
orang-orang yang ahli gitu
Narasumber
: Bpk. Syafii
Rekaman 00004
No
10
Time Logging
Statement
Ket
Untuk air yang sumber-sumber yang ada C
di gunung pawitra atau penanggungan
memang bisa dikatakan tandon raksasa,
karena orang yang membuat pada jaman
tersebut
untuk
pembuatan
Petirtaan
apa
dengan
tandon
raksasa
sekali
makanya
itu
walaupun
sekitar
penanggungan
tapi
ahli, orang
No
11
Time Logging
Statement
Ket
Saya akan cerita tentang Petirtaan
C
Jolotundo, air yang keluar itu nggak abisabis mulai tahun 977 masehi sampai
sekarang kenapa, menurut orang-orang
biologi memang disana kan banyak hutan,
disana banyak hutan, kalo hutannya bagus
mangka air tersebut akan terus mengalir,
tapi ni kalo menurut orang budayawan
atau orang spiritual bahwa di dalam perut
bumi itu ada tandon raksasa yang mana
ada aliran sungai ya yang sealu mengalir
dibawahnya sampai menuju ke beberapa
petirtaan yang ada di lereng-lereng
penanggungan, termasuk di Jolotundo, ada
dibelahan atau sumber tetek, itu airnya
sampe sekarang selalu keluar nggak abisabis. Kenapa air tersebut nggak abis-abis
ini perlu penelitian lebih jauh
Narasumber
: Bpk. Syafii
Rekaman 00006
No
13
Time Logging
Statement
Ket
Peran PPLH untuk keberadaan Jolotundo C
ya, jadi Jolotundo sebelahnya tempat
wisata
sekarang,
bukan
hanya
diperuntukkan untuk orang hindu atau
orang kejawen yang untuk melakukan
sembahyangan disana tapi sekarang
universal jadi semua agama bisa masuk
kesitu karena sekarang sudah dikelola oleh
dinas , dinas pariwisata mojokerto, mereka
yang
datang
kesana
membayar,
medapatkan tiket masuk, dan untuk peran
PPLH terhadap Jolotundo, kita sudah
kordinasi dengan orang-orang yang ada di
Jolotundo untuk masalah sampah jadi
bagaimana sampah-sampah yang dibawa
oleh para pengunjung kita kelola karena
kadang kala orang banyak yang nggak
sadar terhadap lingkungan jadi seenakenaknya membuang sampah itu akhirnya
ada pengelola untuk mengumpulkan
sampah-sampah yang ada di sekitar
Jolotundo dan di hutan-hutan. PPLH
sendiri juga ada pendampingan masyarakat
yang setiap tahun juga untuk mengadakan
konservasi hutan itu kenapa, tujuannya
untuk adalah untuk menjaga sumber mata
air, itu tentang perang yang dilakukan
PPLH
TRANSKRIP WAWANCARA
Production Company : BSI
Project Title
Durasi
: 20 Menit
Produser
Director
Penulis Naskah
Narasumber
: Bpk. Muhaimin
Rekaman 00149
Table III.9
No
1
Time Logging
00.50
02.07
Statement
Petirtaan Jolotundo adalah apa ya, sebuah
kolam yang yang dibangun pada jaman
kerajaan kahuripan yang bangun dulu itu
raja
Udayana
dari
Bali.
Secara
administrasi si itu tempatnya di duku
biting, desa seloliman, kecamatan trawas,
kabupaten mojokerto. Petirtaan Jolotundo
ini dibangun sebagai bentuk cinta kasih
raja Udayana kepada anaknya, prabu
Airlangga.
Fungsinya disamping untuk, apa ya, fungsi
umum untuk masyarakat sekitar si, dari
airnya, disamping untuk konsumsi minum
sehari-hari, bisa dibuat obat juga.
Luasnya terakhir diukur itu sampai
sekarang tetap kan luas itu 16 x 13 meter,
keseluruhan. Itu luas candinya, tingginya
kurang lebih 5 meter
Candi ini dipugar pada tahun 1991 sampai
tahun 1994. Itu sebagian candi ini sudah
Ket
OK
OK
03.48
04.23
05.30
OK
OK
OK
10
11
12
Narasumber
: Bpk. Muhaimin
Rekaman 00150
No
13
Time Logging
00.37
Statement
Ket
Ini luas keseluruhan wiliyah Petirtaan OK
Jolotundo ini, inni kurang lebih kurang
lebih 1 hektar, 1 hekatar ini sebelahnya ni
kan sudah perumahan tani, diatas ada
pendepo bisa untuk bertedu nyantai
nyantai
sama keluarga , disamping
sampingnya itu ada gazebo2, dan disini
ada museum keci2an, dan itu apa ya.. mess
untuk tamu dari kantor pusat bisa untuk
istirahat disitu, apa ya hmm.
Untuk candi nya sendiri ini tingginya
kurang lebh 5 meter panjang nya 16
lebarnya 13, disini ada 2 kolam untuk
mandi, untuk laki laki dan untuk
perempuan disini dan di tengah itu ada
pancuran untuk ambil air,
Bagian bawah ini ada kolam ikan ya
kurang lebih itu tadi 16 meter luasnya
semua.
Apa ya, ini udah peninggalan dari nenek
moyang ini orang dlu itu ngasihkatanya sih
buat buang sebel gitu, kalau bisa memberi
kebebasan untuk makhluk hidup itu kata
nya bsa buat buang sebel gitu,
kepercayaannya gitu
Buang hal hal yang jelek itu, itu.. kalo
orang muslim sih katanya sih ya apa ya
istilah nya pancaan, beli .. beli apa..potong
ayam gitu..
Narasumber
: Bpk. Muhaimin
Rekaman 00151
No
14
Time Logging
Narasumber
Statement
Ket
Sebelah..ya dicandi ini ya sebelah kiri, eh C
sebelah iya sebelah kiri itu ada pemandian
untuk laki laki itu khusus untuk mandi
orang laki lak ya.. sebelah tengah itu ada
pancuran untuk ambil air, terus yang
sebelah kanan itu tempat mandinya untuk
perempuan dan di bawahnya itu ada kolam
ikan
: Bpk. Muhaimin
Rekaman 00152
No
15
Time Logging
00.18
Statement
Ket
Di candi ini di dinding sebelah kiri itu ada OK
tempat pemandian untuk laki laki, terus
disebelah kanan ada pemandian untuk
perempuan khusus perempuan dan di
tengahnya itu,, ditengah candi itu ada
pancuran pancuran itu buat ambil air
khusus buat ambil air dan di bawahnya
disitu ada kolam ikan, ikan ikan ini sudah
ada sejak zaman dahulu, sejak zaman
nenek moyang dulu sudah ada, katanya sih
orang naro situ buat buat sial
TRANSKRIP WAWANCARA
Production Company : BSI
Project Title
Durasi
: 20 Menit
Produser
Director
Penulis Naskah
Narasumber
: Bpk. Ahdhori
Rekaman 00054
Table III.10
No
1
Time Logging
Statement
Ket
Petirtaan Petirtaan Jolotundo ini biasanya C
untuk digunakan tamu-tamu ini untuk
mandi dan ritual-ritual apa keperluannya
karena banyak orang yang membawa air
dari Jolotundo ini untuk mengobati pasien-
pasiennya
Berdirinya Petirtaan Jolotundo ini adalah C
pada waktu itu yang bertapa adalah Empu
Sindok, Empu Barada, dan Udayana,
selesai dia bertapa dia dimandikan di
Petirtaan Jolotundo
Arti petirtaan Petirtaan Jolotundo ini C
adalah tempat prasasti, dalam arti Petirtaan
Jolotundo ini adalah tempat prasasti
pemandian
putri
itu
huruf
04.27
sini OK
Narasumber
: Bpk. Ahdhori
Rekaman 00055
No
8
Time Logging
Statement
Ket
Para tamu harus mempunyai tata krama C
berkunjung ke Petirtaan Jolotundo ini
: Bpk. Ahdhori
Rekaman 00056
No
9
Time Logging
Pengunjung
Statement
yang
datang
Ket
kesini C
: Bpk. Ahdhori
Rekaman 00057
No
10
Time Logging
Statement
Ket
Awalnya sebelumnya sebelum dipugar C
ndak seperti ini, sebelum dipugar itu air ini
terserakan semua ini terserakan ke ladangladang
ini
hanya
da
saluran-saluran
batu
batin aja
Luasnya petirtaan ini kurang lebih satu C
hektar, yang diatas itu sekitar ini ada
bangunan-bangunan itu bangunan baru,
bangunan
dinas
pariwisarta
untuk
atau
ingin
berkunjung
sini,
dari
atas
maupun
daerah
14
mandi
di
lokasi
Petirtaan
sering rusak.
Di dinding itu banyak ukiran yang diukir C
oleh pengunjung ini jaman pada waktu itu
tidak ada petugas karena banyak tangantangan jail brarti yang ngukir didinding di
batu-batu peninggalan itu brarti tamu yang
tidak bertanggung jawab dan tamu yang
tidak apa makna candi itu, orang yang
Narasumber
: Bpk. Ahdhori
Rekaman 00058
No
16
Time Logging
00.05
Statement
Ket
Orang yang masuk Petirtaan Jolotundo OK
harus tata krama harus sopan santun
karena yang punyai kepercayaan ini kalau
sopan santun lebih oditerima oleh yang
baurekso Petirtaan Jolotundo dan orang
yang ke Jolotundo ini kebiasaaanya itu
mandi, mandi ini memang aturan jaman
kerajaan dulu karena apa lebih capat
mandi dan termasuk lebih sempurna kalau
17
18
kesini
kepercayaan
termasuk
dia
memupunyai
bahwa
Petirtaan
19
20
adalah
huruf
dalam
arti