Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Adaptasi SY

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 49

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


ILMU PENGETAHUAN ALAM
(SCIENCE EDUCATION DEVELOPMENT CENTRE)
JL. DIPONEGORO NO.12, TELP. (022) 4231191, FAX. (022) 4207922
BANDUNG 40115
2007
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Kompetensi Dasar 1
C. Tujuan 1
BAB II. PENYESUAAN MAKHLUK HIDUP DENGAN 3
LINGKUNGANNYA
2.1. Bentuk-bentuk Adaptasi 4
2.1.1. Adaptasi Morfologi 4
2.1.2. Adaptasi Fisiologi 9
2.1.3. Adaptasi Tingkah Laku 11
2.2. Contoh Adaptasi pada Hewan 14
2.3. Contoh Adaptasi pada Tumbuhan 17
BAB III. ALTERNATIF KEGIATAN 21
3.1. Penyesuaian diri hewan terhadap lingkungannya 22
3.2. Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya 34
BAB IV. RANGKUMAN 40
BAB V. EVALUASI 41
GLOSSARIUM 44
DAFTAR PUSTAKA 45

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal
2.1 Bermacam-macam bentuk paruh burung sesuai kegunaannya 5
untuk mendapatkan makanan
2.2 Bermacam-macam bentuk kaki burung sesuai kegunaannya 6
untuk mendapatkan makanan
2.3 Berbagai bentuk mulut pada bermacam-macam serangga 7
sesuai dengan kegunaannya untuk mencari makan
2.4.A, B A. Hydrilla B. Enceng gondok 7
2.5 A. Teratai termasuk Tumbuhan Hidrofit 8
2.5 B. Kaktus termasuk Tumbuhan Xerofit 8
2.5 C. Keladi termasuk tumbuhan Hidrofit 8
2.6 Cara penyesuaian ikan air laut dan ikan air tawar terhadap 10
lingkungannya
2.7 Lalat lebah sangat mirip dengan lebah 12
2.8 A, B A. Tupai B. Keluwing 12
2.9 Membuka dan menutupnya daun Pudica mimosa 14
2.10 Mekanisme menutupnya daun karena sentuhan pada pudica 14
mimosa
2.11 Serangga daun (Phylium) memiliki bentuk dan warna seperti 15
kayu tempat ia hinggap
2.12 Belalang daun memiliki bentuk dan warna yang menyerupai 15
daun tempat ia hinggap
2.13 Warna Bunglon yang mirip dengan yang ditempatinya 16
2.14 Musang dapat mensekresikan bau busuk 16
2.15 Kalajengking yang memiliki racun di ekornya 16
2.16 Cicak (Hemidactylus frenatus) akan memutuskan ekornya jika 17
ada musuhnya
2.17 Cumi-cumi akan mengeluarkan tinta jika ada musuhnya 17
2.18 Kantung Semar 18
2.19 Serangga terperangkap Pada Nephentes 18
2.20 Bunga mawar yang indah dan harum tapi batangnya berduri 19
2.21 Kaktus dengan duri yang tajam dan panjang 19
2.22 Kamboja dengan getahnya 19
2.23 Jelatang 20
2.24 Bunga raflesia disebut juga bunga bangkai 20
2.25 Cabai dengan rasanya yang pedas 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Materi pelatihan ini dikembangkan sebagai bahan pelatihan berjenjang tingkat
lanjut guru IPA SD. Materi pelatihan berjudul Penyesuaian diri makhluk hidup
terhadap lingkungannya, berisi materi untuk guru dalam rangka membantu
mempersiapkan proses pembelajaran di kelas, alternatif kegiatan pembelajaran,
serta alat dan bahan yang sesuai untuk diterapkan pada siswa SD. Materi ini berisi
uraian dan kegiatan yang mengacu pada standar isi IPA SD. Dalam
mempersiapkan pembelajaran topik Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya, guru dituntut memiliki wawasan yang lebih luas dari materi yang
terdapat pada buku pegangan siswa. Oleh karena itu serta karena kurangnya buku-
buku yang dimiliki oleh guru maka materi pelatihan ini juga memuat pengayaan
materi dan alternatif pengelolaan proses belajar mengajar baik dalam persiapan
pendahuluan, kegiatan inti, maupun penutup.

B. Kompetensi Dasar
Materi pelatihan ini disusun untuk membimbing peserta pelatihan dalam mencapai
kompetensi sesuai dengan standar isi yaitu” Mengidentifikasi cara makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungannya”.
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan guru memiliki kompetensi
untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi penyesuaian
diri hewan dan tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan
hidup. Pentingnya mempelajari materi ini akan bermanfaat bagi siswa untuk
memahami pentingnya penyesuaiaan diri makluk hidup untuk mempertahankan
diri dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjaga
kelestariannya.

1
C. Tujuan
a. Menjelaskan makna adaptasi
b. Menyebutkan bentuk-bentuk adaptasi dan fungsinya
c. Membedakan bentuk-bentuk adaptasi
d. Memberikan contoh cara hewan beradaptasi untuk memperoleh makanan
dan melindungi diri dari musuhnya.
e. Memberikan contoh cara tumbuhan beradaptasi untuk melindungi diri dari
musuhnya

2
BAB II

PENYESUAAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

Di alam bebas organisme mengalami banyak tantangan yang setiap saat


bisa memusnahkan kehidupan organisme tersebut. Tantangan itu dapat berupa
perubahan musim, bencana alam dan persaingan dengan sesama organisme
maupun dengan organisme lainnya. Sebagai contoh, pada saat kemarau panjang
banyak tumbuh-tumbuhan yang mati kekeringan, dan hewan-hewan kesulitan
mendapatkan makanan maupun air untuk kelangsungan hidupnya. Dalam kondisi
yang demikian itu hanya organisme tertentu yang mampu bertahan hidup.
Organisme yang mampu bertahan hidup dalam keadaan yang sangat sulit sering
disebut survive. Agar organisme tetap survive dalam menghadapi berbagai
tantangan di sekitarnya salah satu cara yang dilakukan adalah melakukan adaptasi
atau penyesuaian diri.
Proses adaptasi atau penyesuaian diri bisa berlangsung secara alamiah atau
dapat juga hasil dari suatu proses pembelajaran atau pembiasaan. Pohon jati
dimusim kemarau menggugurkan daun secara alamiah sebagai langkah adaptasi
terhadap lingkungannya yang kering sehingga penguapan air oleh tubuh bisa
ditekan. Seekor kucing secara alamiah merupakan hewan karnivora (pemakan
daging) akhirnya mau juga melalap nasi yang termasuk produk tumbuhan karena
dibiasakan oleh lingkungannya, dalam hal ini yang memelihara kucing tersebut.
Oleh karena itu bukan hal yang aneh bila diperkampungan nelayan yang
lingkungannya lebih banyak ikan dari pada tumbuhan didapati kambing yang
sering mencuri jemuran ikan, padahal seharusnya secara alamiah kambing bukan
jenis hewan pemakan daging. Kebiasaan-kebiasaan baru yang menyimpang
seperti yang digambarkan pada contoh tersebut menunjukkan adanya suatu proses
penyesuaian diri yang dilakukan oleh suatu organisme untuk tetap
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didunia tumbuhan dijumpai beberapa
jenis kaktus yang secara alamiah memiliki habitat di daerah yang panas dan
kering semacam padang pasir, dapat tumbuh bagus didaerah berudara sejuk

3
seperti di kota Bandung, hal yang demikian menunjukkan adanya kemampuan
beradaptasi pada diri organisme untuk tetap menjaga kelangsungan hidupnya.

2.1 BENTUK BENTUK ADAPTASI


Setiap jenis organisme menempati daerah dengan corak lingkungan
tertentu yang disebut habitat. Habitat jenis makhluk hidup tertentu berbeda dengan
habitat jenis makhluk hidup yang lain. Agar dapat hidup dihabitat tertentu, jenis
makhluk hidup harus mempunyai bentuk tubuh, bentuk bagian-bagian tubuh,
ataupun tingkah laku yang memungkinkannya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
suatu organisme adalah makanan. Oleh sebab itu, bentuk-bentuk penyesuaian
makhluk hidup terhadap lingkungannya pada umumnya bertujuan untuk
mempermudah memperoleh makanan di habitatnya, dan melindungi diri dari
musuhnya.
Penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya dapat berupa
penyesuaian bentuk (adaptasi morfologi), adaptasi fisiologi, dan kesesuaian
tingkah laku. Karena habitat jenis-jenis makhluk hidup berbeda-beda, maka
bentuk-bentuk adaptasinya pun berbeda-beda pula.

2.1.1 Adaptasi Morfologi


Jika kita memperhatikan paruh bermacam-macam burung, tampak jelas
perbedaannya. Paruh burung pemakan daging berstruktur kuat, berbeda dengan
paruh burung pemakan biji atau burung pemakan ikan. Perbedaan bentuk paruh
burung tersebut disesuaikan dengan fungsi masing-masing paruh, antara lain
untuk merobek daging, memecah biji, mengisap madu atau menangkap ikan.
Penyesuaian bentuk tubuh atau alat-alat tubuh terhadap lingkungannya disebut
adaptasi morfologi.
Paruh burung merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
makanan. Paruh burung terdiri atas rahang atas dan rahang bawah. Pada burung
bangau, kedua rahang itu panjang dan runcing sehingga sesuai untuk menusuk
ikan-ikan kecil serta katak di air yang dangkal. Meskipun burung pelikan juga
pemakan ikan, namun susunan paruhnya berbeda dengan paruh burung bangau.

4
Rahang atas pada burung pelikan melengkung ke bawah sampai pada ujung
paruhnya. Sebuah kantung lunak merentang pada bagian sisi rahang bawahnya.
Burung pelikan menangkap ikan dengan paruh tersebut. Apabila burung pelikan
telah mendapatkan ikan, ia menyondongkan kepalanya kebelakang dan
menjatuhkan ikan ke dalam kantung, sehingga ikan tersebut tidak dapat
meloloskan diri, dan akhirnya ditelannya.
Paruh yang kuat pada burung elang dengan struktur rahang atas yang
melengkung dan berujung tajam sangat bermanfaat untuk merobek-robek daging
mangsanya. Burung pelatuk merupakan jenis burung pemanjat yang memiliki
paruh kuat seperti pahat untuk memotong kayu yang membusuk agar ia dapat
memperoleh larva serangga yang terdapat pada kayu tersebut. Burung pelatuk
juga memiliki lidah yang mengandung zat tanduk dan berfungsi seperti lembing
untuk menusuk larva di dalam kulit pohon yang telah ia lubangi.

Gambar 2.1. Bermacam-macam bentuk paruh burung sesuai


kegunaannya untuk mendapatkan makanan

5
Burung kolibri merupakan jenis burung yang berparuh panjang dan
runcing untuk mengisap madu. Paruh yang panjang dan kecil pada burung ini
dapat mengambil madu dari sekuntum bunga tanpa harus merusakkan bunganya.
Bentuk adaptasi morfologi yang lain dapat diamati pada bentuk kaki atau
cakar berbagai jenis burung. Bentuk kaki burung pipit yang kecil dan
mencengkram merupakan bentuk yang ideal untuk bertengger dengan aman di
tempat-tempat atau percabangan yang kecil, seperti batang-batang padi, dan
kabel-kabel listrik.

Gambar 2. 2. Bermacam-macam bentuk kaki burung sesuai


kegunaannya untuk mendapatkan makanan

Kaki burung elang memiliki kuku-kuku yang kuat dan tajam untuk
menyambar dan mencengkeram mangsanya erat-erat kemudian dibawa terbang ke

6
sarangnya. Kaki bebek memiliki selaput diantara jari-jarinya yang digunakan
untuk menapak di tempat yang berair supaya kakinya tidak tenggelam dilumpur.
Berbagai bentuk mulut serangga sesuai dengan jenis makanannya yang
terlihat pada gambar berikut juga menunjukkan contoh adaptasi morfologi
serangga. Sebagai contoh lipas memiliki tipe mulut penggigit, nyamuk memiliki
tipe mulut penusuk, lalat memiliki tipe mulut penghisap atau penjilat, dan kupu-
kupu memiliki tipe mulut penghisap. Warna serta struktur sayap belalang daun
yang mirip sekali dengan urat-urat daun dan warna harimau yang menyerupai
rumput kering juga merupakan salah satu bentuk adaptasi morfologi. Warna serta
struktur kulit/sayap hewan yang sesua dengan keadaan lingkungannya membuat
hewan aman dari ancaman bahaya atau mudah menyembunyikan diri.

Gambar 2.3. Berbagai bentuk mulut pada bermacam-macam serangga


sesuai dengan kegunaannya untuk mencari makan

Adaptasi morfologi pada tumbuh-tumbuhan dapat dijumpai pada jenis


tumbuhan air (hidrofit),. Jenis tumbuhan yang seluruhnya tumbuh terbenam di
dalam air seperti hydrilla, memiliki kemampuan menyerap oksigen yang terlarut
di dalam air melalui permukaan tubuh. Tumbuhan yang sebagian tubuhnya
terbenan didalam air dan sebagian terapung memiliki saluran udara pada bagian
batangnya memiliki gelembung udara, misalnya enceng gondok.

7
Gambar 2.4.A. Hydrilla Gambar 2.4.B. Enceng gondok
Tumbuhan yang hidup di gurun, menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang sangat kekurangan air, kering dan panas. Umumnya tumbuhan berupa jenis
xerofit berbentuk tumbuhan sukulenta yang mampu menyimpan air dalam
tubuhnya, akarnya biasanya panjang dan daunnya yang kecil menyerupai duri dan
tebal.
Tumbuhan yang habitatnya lembab (higrofit) juga merupakan bentuk-
bentuk adaptasi morfologi, seperti keladi.

.
Gambar 2.5.A. Teratai termasuk Gambar 2.5.B. Kaktus termasuk
Tumbuhan Hidrofit Tumbuhan Xerofit

8
Gambar 2.5.C. Keladi termasuk Tumbuhan Higrofit

9
Perhatikan bagaimana bentuk dan susunan tubuh ikan beserta perilakunya!
Ikan hidup di media air yang mempunyai kerapatan lebih tinggi dari pada udara
atmosfer. Air akan menghambat gerak ikan. Untuk bentuk adaptasi terhadap
kondisi tersebut umumnya bentuk ikan adalah pipih punggung perut (dorso-
lateral) misalnya: pari. Ramping/pipih pada sisi-sisi samping dan berbentuk
tertutup oleh sisik yang tersusun seperti genting dan berlendir. Bentuk adaptasi ini
penting untuk mempermudah gerakan ikan dalam medium cair. Untuk dapat
mengambil oksigen yang berdifusi dalam air, tubuh ikan dilengkapi dengan
insang, bukan dengan paru-paru. Karena paru-paru tidak dapat atau tidak sesuai
untuk mengambil oksigen dalam air.

2.1.2 Adaptasi Fisiologi


Makanan cacing tanah berupa daun-daunan atau sampah yang telah
membusuk, yang bersifat asam. Meskipun demikian cacing tanah dapat mencerna
makanan yang bersifat asam tersebut. Hal ini karena di dalam kerongkongan
cacing tanah terdapat kelenjar zat kapur yang berfungsi menetralkan makanan
yang bersifat asam. Dalam hal ini cacing tanah telah melakukan penyesuaian
fungsi alat tubuh. Penyesuaian fungsi alat-alat tubuh terhadap lingkungan tersebut
dinamakan adaptasi fisiologi.
Adaptasi fisiologi pada suatu organisme tidak dapat dilihat dengan mudah
seperti halnya pada bentuk adaptasi morfologi. Adaptsi fisiologi tersebut berkaitan
dengan fungsi/kerja organ tubuh tertentu yang mengalami penyesuaian untuk
kelangsungan hidup organisme. Misalnya, hewan pemakan rumput (herbivora),
didalam alat pencernaan makanannya terdapat enzim khusus yaitu enzim selulosa
yang berfungsi sebagai pencerna rerumputan atau dedaunan secara kimiawi.
Pupil mata kita akan mengecil ketika mata kita menatap langsung matahari
diwaktu tengah hari, usus hewan-hewan karnifora yang lebih banyak protease
dibandingkan karbohidrase, adanya enzim selulase yang dihasilkan oleh mikroba
yang ada disaluran pencernaan makanan hewan pemakan rumput yang dapat
mengubah selulosa menjadi glukosa adalah salah satu contoh-contoh bentuk
adaptasi fisiologi.

10
Cacing teredo merupakan jenis cacing yang hidup dikayu-kayu kapal atau
tiang-tiang kapal. Cacing tersebut beradaptasi terhadap lingkungan dengan
mengeluarkan sejenis enzim khusus yang berfungsi untuk mencerna kayu-kayu
menjadi makanannya.
Kondisi urine ikan air tawar berbeda dengan ikan air laut. Ikan yang
habitatnya air laut memiliki urine yang lebih pekat untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang berkadar garam lebih tinggi dibandingkan dengan kadar garam
pada air tawar.
Ikan air laut mempunyai tekanan osmosis dalam sel yang jauh lebih rendah
dari pada tekanan osmosis air laut. Oleh sebab itu ikan air laut harus mempunyai
cara khusus untuk menanggulangi kesukaran pengaturan (regulasi) osmose,
supaya tidak mati kekeringan.
Cara ikan air laut mengatasi hal tersebut, bisa dilihat pada gambar berikut:

Δo = tekanan osmosis dalam sel


ΔI = tekanan osmosis di luar sel

Gambar 2.6. Cara penyesuaian ikan air laut dan ikan air tawar terhadap
lingkungannya

Orang-orang yang hidup di daerah dataran tinggi memiliki butir-butir


darah merah yang lebih banyak dibandingkan dengan orang-orang didaratan
rendah karena kadar oksigen di dataran tinggi lebih rendah dibandingkan dengan
daerah dataran rendah. Dengan kadar oksigen yang rendah di daerah dataran

11
tinggi, di dalam tubuh terjadi adaptasi fisiologi berupa peningkatan jumlah butir-
butir darah merah.
Beberapa jenis tumbuhan mengandung racun atau menghasilkan getah
beracun dan bau atau rasa yang tidak enak sehingga aman dari jamahan organisme
lain termasuk manusia. Sebagai contoh, daun ceri hutan yang mengandung asam
prusia dan mampu membunuh hewan yang memakannya dalam beberapa menit
saja. Banyak duri pelindung pada tanaman kaktus yang tumbuh sampai panjang
dan sedemikian kuat sehingga mampu mencegah hewan-hewan yang tergoda
ingin memakan batang-batang kaktus.

2.1.3 Adaptasi Tingkah Laku


Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan dalam bentuk
tingkah laku. Bentuk adaptasi tingkah laku mudah diamati karena organisme
tampak jelas melakukan sesuatu berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap
keadan lingkungannya.
Beberapa bentuk adaptasi tingkah laku pada hewan yang dapat kita amati
antara lain, pada mamalia yang hidup di air (misalnya paus dan lumba-lumba),
hewan tersebut sewaktu-waktu muncul ke permukaan air untuk mengambil
oksigen dan melepaskan karbodioksida serta air yang berasal dari uap air sisa
pernapasan yang telah jenuh sehingga terjadilah semburan air.
Serangga tertentu yang tidak berdaya, dapat melakukan adaptasi dengan
cara kamuflase, yaitu menyerupai serangga jenis lain yang ditakuti oleh hewan
lain. Sebagai contoh adalah lalat lebah (Eristrophe balteata) yang berbulu dan
berwarna menyerupai lebah. Walaupun lalat tersebut tidak memiliki sengat, lalat
ini ditakuti hewan lain, sehingga dengan leluasa dapat masuk ke sarang lebah
untuk mencuri makanan.

12
Gambar 2.7. Lalat lebah sangat mirip dengan lebah
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati apabila didekati oleh
musuhnya atau ada bahaya, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring
tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing. Keluwing akan
menggulung diri rapat-rapat apabila didekati oleh musuh dengan harapan
musuhnya akan menyepaknya atau tak mengusiknya sama sekali

Gambar 2.8.A. Tupai Gambar 2.8.B. Keluwing

Adaptasi tingkah laku juga dilakukan oleh seekor rayap. Ia seringkali


memakan kembali kelupasan kulitnya karena pada kelupasan kulit tersebut
terdapat pula kelupasan usus bagian belakang yang mengandung banyak
flagellata. Flagellata bermanfaat untuk membantu proses pencernaan makanan,
yaitu mencerna kayu. Demikian juga anak rayap, sering menjilati dubur induknya.
Dengan kelakuannya tersebut anak rayap memperoleh flagellata yang membantu
rayap mencerna kayu di dalam ususnya.

13
Beberapa jenis hewan melakukan istirahat pada musim tertentu untuk
menghemat energi yang sering di sebut dormansi. Istirahat dilakukan dengan cara
tidur panjang di dalam tempat-tempat persembunyian yang aman untuk
menghindari keadaan iklim atau musim yang tidak memungkinkan untuk hidup
biasa. Dengan melakukan dormansi, hewan atau tumbuhan mampu bertahan hidup
sampai pada musim berikutnya yang sesuai dengan kehidupannya. Kegiatan
dormansi pada musim dingin dinamakan hibernasi dan dimusim kering atau panas
dinamakan estivasi. Jenis siput, bekicot, dan cacing tanah melakukan estivasi pada
musim kering dengan membenamkan diri dilapisan tanah tanpa melakukan
aktivitas apapun sampai musim hujan tiba.
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari
tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem
dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk sepanjang
Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke hulu sungai. Saat di hulu sungai,
ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah
itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal
di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan
akhirnya ke laut.
Hewan ada yang aktif mencari makanan pada siang hari, ada pula yang
malam hari, jenis-jenis burung tertentu bermigrasi dari daerah yang dingin ke
daerah yang panas untuk menghindari suhu udara yang terlalu dingin dan mencari
makanan. Kucing mengincar dan menyergap tikus dengan gesitnya merupakan
contoh-contoh bentuk adaptasi tingkah laku.
Tumbuh-tumbuhan juga melakukan adaptasi tingkah laku, misalnya
membuka dan menutupnya daun polong-polongan pada pagi dan sore hari, karena
rangsangan cahaya. Penyelidikan menunjukkan terjadinya perubahan turgor di
dalam sel-sel pada persendian daun, tangkai dan batang karena perpindahan cairan
sel dari tempat persinggungan ke tempat-tempat lain yang menyebabkan
perubahan turgor.

14
Gambar 2.9. Membuka dan menutupnya daun Putri malu (Pudica mimosa)

Gambar 2.10. Mekanisme menutupnya daun karena sentuhan


pada Pudica mimosa

Beberapa jenis jahe-jahean, bakung-bakungan dan rumput-rumputan


melakukan estivasi pada musim kemarau. Daun-daunnya tidak tumbuh untuk
mengurangi penguapan selama musim kering, dan akan tumbuh lagi saat musim
hujan tiba. Pohon jati, randu dan flamboyan merupakan jenis tropofit, yaitu
tumbuhan yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan musim. Tumbuhan
tersebut menggugurkan daunnya di musim kering untuk menghemat penguapan
dan akan tumbuh rimbun di musim hujan.

2.2 CONTOH ADAPTASI PADA HEWAN


Pada hewan penyesuaian diri dengan lingkungannya untuk melindungi diri
dari musuhnya dengan bermacam-macam cara. Cara-cara penyesuaian itu antara
lain sebagai berikut.

15
1. Penyamaran atau kamuflase, misalnya belalang daun, belalang kayu, kupu-
kupu daun dan serangga daun memiliki bentuk dan warna yang sangat
menyerupai sehelai daun tempat ia hinggap. Permukaan atas sayapnya yang
berwarna hijau mempunyai pola coklat yang sangat mirip dengan urat-urat
helaian daun besar, kaki-kakinya lurus, dan bergurat sehingga menyerupai
daun yang lebih kecil. Burung puyuh memiliki warna bulu gelap seperti tanah.
Dengan cara demikian hewan itu dapat terhindar dari musuhnya. Warna tubuh
ikan bagian punggung lebih gelap sehingga sesuai dengan dasar perairan yang
gelap. Dengan warna itu ikan tidak tampak oleh musuhnya dari atas.
Sebaliknya warna bagian perutnya lebih cerah. Warna tersebut sesuai dengan
warna permukaan air. Dengan warna yang demikian ikan tidak tampak dari
bawah oleh musuhnya.

Gambar 2.11. Serangga daun (Phylium Sp) memiliki bentuk dan warna
seperti daun

Gambar 2.12. Belalang daun memiliki bentuk dan warna


yang menyerupai daun tempat ia hinggap

16
2. Mimikri, yaitu perubahan warna tubuh sesuai dengan tempat hewan berada.
Contoh: bunglon;

Gambar 2.13. Warna tubuh Bunglon yang mirip dengan lingkungan


yang ditempatinya
Kulit bunglon dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya.
Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor
luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.

3. Bau yang sangat menyengat atau tidak sedap, misalnya pada walang sangit
dan tikus busuk serta musang. Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan
cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut
berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.

Gambar 2.14. Musang dapat mensekresikan bau busuk


4. Racun, misalnya pada kalajengking, dan ular;

Gambar 2.15. Kalajengking yang memiliki racun di ekornya

17
5. Autotomi, yaitu memutuskan bagian tertentu, misalnya cecak, kadal
memutuskan ekornya;

Gambar 2.16. Cicak (Hemidactylus frenatus) akan


memutuskan ekorna jika ada musuhnya

6. Memberi kejutan dan menakuti musuh dengan mengadakan perubahan


bentuk tubuh menjadi lebih besar dan memiliki gambaran yang menakutkan
contoh pada kpu-kupu tertentu dan ulat. Kupu-kupu tertentu mempunyai
gambaran seperti mata burung hantu pada sayapnya pada waktu kupu-kupu
hinggap;
7. Mengeluarkan cairan tinta untuk mengelabui musuh. Contohnya pada cumi-
cumi dan gurita.

Gambar 2.17. Cumi-cumi akan mengeluarkan tinta jika ada musuhnya

Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila
musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh
tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita, kemudian mereka
melarikan diri menjauhi musuhnya.

2.3 CONTOH ADAPTASI PADA TUMBUHAN


Selain hewan, tumbuhanpun mempunyai bentuk-bentuk adaptasi tertentu
bergantung pada macam habitatnya. Tumbuhan enceng gondok, teratai dan keladi

18
yang hidup di air atau tempat yang berair misalnya, mempunyai daun yang tipis
dan lebar untuk mempercepat penguapan. Tangkai daun enceng gondok
menggelembung dan banyak rongga udaranya sehingga dapat mencegah
tumbuhan tersebut tenggelam dalam air. Tumbuhan apu-apu yang banyak
dijumpai disawah, mempunyai daun yang ringan, bulu-bulu daun yang banyak
dan tidak mudah basah sehingga tumbuhan tersebut tidak tenggelam di air sebagai
habitatnya. Tumbuhan yang hidup di habitat yang kekurangan air, seperti kaktus,
mempunyai batang yang dapat menyimpan air, daun yang tebal, atau amat kecil
atau berbentuk duri dengan tertutupi lapisan lilin, untuk mencegah kehilangan air
melalui penguapan.
Beberapa tumbuhan mempunyai cara tersendiri dalam mengurangi
penguapan misalnya pohon jati dan mahoni mengurangi penguapan dengan cara
menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Dengan mengurangi penguapan
kebutuhan air untuk tumbuhnya tercukupi.
Tumbuhan pemakan serangga seperti kantung semar yang berbentuk piala
dengan permukaan dalam yang licin, hidup didalam habitat yang kekurangan
senyawa nitrogen, yang sangat penting untuk membuat protein. Pada daun
kantung semar terdapat kantung yang berisi cairan dan enzim protease atau
pemecah protein yang berfungsi menangkap serangga dan menghancurkannya
menjadi senyawa nitrogen yang diperlukannya.

Gambar 2.18 Kantung semar Gambar 2.19. Serangga terperangkap


Pada Nephentes

Bentuk-bentuk perlindungan tumbuh-tumbuhan terhadap musuhnya antara


lain sebagai berikut:

19
1. Duri tajam, misalnya pada mawar, randu, dan tanaman-tanaman berduri yang
lain. Dengan adanya duri-duri yang tajam, hewan tidak berani mengganggu
tanaman itu.

Gambar 2.20. Bunga mawar yang indah dan harum tapi batangnya berduri
Banyak duri pelindung pada tanaman kaktus yang tumbuh sampai panjang dan
sedemikian kuat sehingga mampu mencegah hewan-hewan yang tergoda ingin
memakan batang-batang kaktus

Gambar 2.21. Kaktus dengan duri yang tajam dan panjang


2. Getah, tumbuh-tumbuhan tertentu, misalnya nangka, kamboja, jambu monyet
memiliki getah yang dapat melekat pada tubuh hewan yang akan
memakannya. Dengan terkena getahnya, hewan-hewan pemangsa tidak dapat
bergerak.

Gambar 2.22. Kamboja dengan getahnya

20
3. Bulu racun, pada tumbuh-tumbuhan tertentu, misalnya jelatang daunnya
berbulu (miang) yang dapat menyebabkan gatal pada kulit jika bersentuhan.
Bila hewan memakan tumbuh-tumbuhan ini maka akan terkena racun dari
bulu-bulunya. Dengan demikian tumbuh-tumbuhan dapat terhindar dari
musuh.

Gambar 2.23. Jelatang


4. Bau tidak sedap. Seperti halnya hewan, jenis-jenis tumbuhan tertentu juga
dapat menghasilkan bau yang sangat tidak enak, misalnya tumbuhan bunga
bangkai. Dengan adanya bau yang tidak enak ini, hewan-hewan yang menjadi
musuhnya tidak mau mendekat.

Gambar 2.24. Bunga raflesia disebut bunga bangkai karena baunya tidak sedap

5. Rasa menyengat, misalnya rasa sangat masam, pahit, atau pedas. Adanya rasa
yang demikian menyebabkan hewan-hewan pemangsa tidak akan merusak
tumbuhan yang bersangkutan.

Gambar 2.25. Cabai dengan rasanya yang pedas

21
BAB III
ALTERNATIF KEGIATAN

Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya merupakan salah


satu materi pokok dalam mata pelajaran IPA bagi siswa SD kelas V. materi ini
tidak asing bagi siswa, karena yang dibahas merupakan sesuatu yang sangat dekat
dengan siswa. bahkan tidak lepas dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini
peranan guru sangat penting untuk membimbing siswa agar siswa mengenali
keadaan lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan tentang penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya, lebih menarik bagi siswa apabila disampaikan tidak secara
informatif, namun disertai dengan kegiatan mengidentifikasi keadaan lingkungan
sekitar siswa, mendiskusikan dan mengungkap pengalaman yang mereka temui
sehari-hari.
Setiap memulai pelajaran, disarankan untuk menyampaikan tujuan agar
siswa dapat mengetahui kemana arah pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Didalam mempelajari materi Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya
Tujuan pembelajaran yang disarankan antara lain.
1. Mengidentifikasi berbagai bentuk adaptasi pada hewan dan tumbuhan.
2. Menjelaskan fungsi adaptasi bagi hewan dan tumbuhan.
3. Menyebutkan berbagai contoh bentuk adaptasi morfologi, fisiologi dan
tingkah laku pada hewan dan tumbuhan.
Disaat menyampaikan materi, usahakan siswa mengetahui apa manfaat
mempelajari pokok bahasan tersebut bagi kehidupan sehari-hari. Antusiasme anak
dalam mempelajari materi sistem Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya akan meningkat apabila ia merasa perlu mempelajari karena ia
memang ingin/membutuhkan materi tersebut. Untuk memotivasi anak, Anda bisa
menyampaikan perlunya siswa mempelajari Penyesuaian diri makhluk hidup
terhadap lingkungannya yaitu bermanfaat bagi siswa agar selain dapat memahami
juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

22
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester :V / 1
Materi : Penyesuaian Hewan dengan Lingkungannya
Pertemuan :1
Alokasi Waktu : 4 jp
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi cara makluk hidup menyesuaikan diri
dengan lingkungan
Kompetensi Dasar :Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan
Lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.
Indikator :
- Menjelaskan bentuk dan fungsi macam paruh pada burung.
- Menjelaskan bentuk dan fungsi macam kaki pada burung.
- Menyebutkan ciri-ciri bentuk ikan untuk mempermudah mencari makan.
- Menjelaskan bentuk tubuh dan fungsinya pada hewan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup jenisnya.
- Menyebutkan berbagai bentuk adaptasi pada hewan untuk melindungi diri dari
musuhnya.
- Menyebutkan berbagai bentuk adaptasi pada hewan untuk memperoleh makan.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa dapat:
1. Menjelaskan bentuk dan fungsi macam-macam paruh pada burung.
2. Menjelaskan bentuk dan fungsi macam kaki pada burung.
3. Menyebutkan ciri-ciri bentuk ikan untuk mempermudah mencari makan.
4. Menjelaskan fungsi perlindungan diri pada hewan.
5. Menjelaskan bentuk tubuh dan fungsinya pada hewan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
6. Menyebutkan berbagai bentuk adaptasi pada hewan untuk melindungi diri
dari musuhnya.
7. Menyebutkan berbagai bentuk adaptasi pada hewan untuk memperoleh
makan.

23
II. Materi Pembelajaran
- Penyesuaian diri hewan terhadap lingkungannya
- Bentuk-bentuk penyesuaian diri pada hewan

III. Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Ketrampilan Proses
2. Metode : Diskusi/Ceramah/Tugas

IV. Langkah-langkah Pembelajaran


Kegiatan Awal
Guru meyebar dan mengacak puzzle kartu binatang di atas meja di depan
kelas. Kemudian menunjuk dua pasang siswa wakil dari dua kelompok untuk
maju ke depan berlomba menyusun sebanyak-banyaknya kartu binatang pada
meja. Pasangan yang berhasil menyusun paling banyak kartu binatang yang benar
menjadi pemenangya. Apabila kartu binatang tersusun dengan benar, maka akan
terbentuk binatang tertentu. Setelah itu guru meminta siswa untuk menempelkan
di papan tulis kartu binatang yang membentuk gambar burung, khususnya gambar
burung elang, burung bangau, dan itik. Selanjutnya siswa diminta mengamati
dengan cermat susunan tubuh ketiga jenis burung dan menemukan perbedaannya.
Guru memandu dengan beberapa pertanyaan untuk mengarahkan pengamatan
siswa pada bentuk paruh, kaki, dan habitatnya, misalnya;
• Perbedaan apa yang dapat kamu temukan dari ketiga hewan tersebut?
• Dari kegiatan tersebut diharapkan timbul permasalahan pada siswa yang
dapat dituliskan guru antara lain sebagal berikut.

• Mengapa bentuk paruh keempat jenis burung tersebut berbeda beda? Adakah
manfaatnya bagi burung tersebut?
• Mengapa bentuk kaki keempat jenis burung tersebut berbeda-beda? Adakah
man faatnya bagi burung tersebut?

24
Kegiatan Inti
Kegiatan 1 : Manfaat bentuk paruh hewan
Guru menugaskan siswa mengamati bentuk paruh keempat burung
tersebut (elang, bangau, pelatuk, dan itik). Selanjutnya, tanyakan kepada siswa:
1. Apakah manfaat bentuk paruh burung yang berbeda-beda itu?
2. Dimanakah hewan-hewan tersebut mudah dilihat/dijumpai?
3. Bagaimana ciri-cini habitatnya? Apakah makanan utamanya?
4. Apakah ada kaitan antara bentuk paruh burung tertentu dalam upaya mencari
makan di habitatnya?
Berdasarkan hasil pengamatan, guru membimbing siswa menarik
kesimpulan bahwa:
Kesimpulan:

• Paruh burung elang berbentuk runcing untuk menyobek daging mangsa



• Paruh bangau berbentuk panjang runcing untuk mengambil makanan di
tempat yang berair

• Paruh itik berbentuk sudu untuk mengambil cacing di lumpur dan itik
mempunyai bentuk paruh yang dapat mempermudah burung tersebut
memperoleh makanan di habitatnya.

Siswa diminta untuk menyebutkan contoh-contoh lain dan menjelaskan


hubungan antara bentuk paruh dengan habitat dan jenis makanannya. Misalnya;
paruh burung gereja dan burung pipit yang pendek-runcing dan kuat untuk
memudahkan burung-burung tersebut memakan biji-bijian.

25
Kegiatan 2: Manfaat Bentuk Alat Gerak Hewan.
Pembelajaran dimulai dengan mengajak siswa memperhatikan dan
mencermati gambar kaki itik, elang, dan bangau yang sudah tertempel di papan
tulis. Pengamatan difokuskan pada bentuk dan ukuran kaki hewan tersebut, dan
mencatat hasil pengamatannya.

Selanjutnya, tanyakan kepada siswa:


1. Bagaimana ciri-ciri habitat hewan tersebut?
2. Apa makanan utamanya? Bagaimana cara memperolehnya?
3. Apakah ada kaitan antara bentuk dan ukuran kaki tersebut bagi hewan yang
bersangkutan dalam rangka mencari makan dan berjalan di habitatnya?
Kemungkinan jawaban yang sesuai adalah sebagai berikut:
a. Kaki itik berselaput memudahkan itik berenang di air dan mencegah itik
tenggelam di habitatnya yang berlumpur.
b. Kaki bangau panjang, dapat mencegah tenggelamnya hewan tersebut di
habitatnya yang berlumpur.
c. Kaki elang berkuku tajam, kuat mencengkeram, memudahkan hewan tersebut
menangkap mangsanya serta bertengger di ranting pepohonan.
Bimbing siswa melalui diskusi untuk menarik kesimpulan sebagai berikut:
Kesimpulan:

Bentuk dan ukuran kaki hewan tertentu menyesuaikan dengan kondisi


habitatnya dan mempermudah hewan tersebut untuk bergerak dan
memperoleh makanan

26
Kegiatan 3: Apakah ikan mempunyai bentuk yang sesuai untuk
mempermudah memperoleh makanan di habitatnya?

Tugaskan dua orang siswa mencari gambar ikan dan set gambar-gambar
yang telah disusun pada kegiatan permainan di awal pelajaran, kemudian
menempelkannya di papan tulis. Tanyakan kepada siswa
• Apakah ikan mempunyai bentuk-bentuk adaptasi yang mempermudah
mencari makanan di habitatnya?
Tuliskan beberapa jawaban atau opini yang diberikan siswa di papan tulis!
Ajaklah siswa untuk melakukan percobaan atau jika alatnya terbatas
dilakukan dengan demonstrasi. Beri siswa penjelasan tentang langkah-angkah
percobaan dan pastikan bahwa siswa benar-benar memahaminya.
Alat dan bahan:
1. Neraca pegas
2. pemberat yang berbentuk kerucut
3. Ember
4. Air
5. Benang
Langkah-langkah percobaan:
1. Bagikan alat-alat yang diperlukan, dan bimbinglah siswa merangkai alat
seperti gambar berikut.

2. Bimbing siswa melakukan kegiatan menarik neraca pegas di dalam ember


yang berisi air secara pelan-pelan searah dengan arah ujung kerucut yang
runcing. Tugaskan siswa mengamati perubahan yang terjadi pada neraca
pegas, dan mencatatnya pada tabel yang tersedia. Kegiatan diulang tiga kali.

27
3. Bimbing siswa melakukan kegiatan menarik neraca pegas di dalam ember
yang berisi air secara pelan-pelan searah dengan bagian kerucut yang datar.
Mencatat hasil pengamatan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada skala
neraca pegas. Kegiatan ini diulang tiga kali dan mencatat hasilnya pada tabel.

Tabel 1: Bentuk yang sesuai dan ikan

Ulangan Berat Beban Lebih Berat atau


Kegiatan/Gambar Percobaan ke (N) Lebih Ringan

1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
Berdasarkan hasil pengamatannya, siswa diminta merumuskan kesimpulan
melalui diskusi di kelompoknya.
Kesimputan:

Menarik kerucut di dalam air searah dengan arah ujungnya yang runcing
memerlukan gaya yang lebih kecil daripada menarik kerucut yang sama tetapi
dengan arah yang berbeda.

Jelaskan kepada siswa, jika kerucut tersebut dapat bergerak sendiri, maka
rumusan kesimpulannya sebagai berikut:

Kesimpulan:

Kerucut yang bergerak di dalam air searah dengan arah ujungnya yang runcing
lebih mudah/cepat daripada kerucut yang sama yang bergerak searah dengan
arah alasnya yang datar.

Arahkan kembali perhatian siswa pada gambar ikan di papan tulis, dan
tanyakan kepada siswa bagian mana dari tubuh ikan yang lebih runcing? Apakah

28
keuntungan ikan mempunyai bentuk tubuh seperti itu? (Mempermudah
gerakannya di dalam air).

Tanyakan kepada siswa apa makanan ikan dan bagaimana cara


memperolehnya? (Makanan ikan berupa plankton, hewan/ikan kecil, partikel
partikel organik dalam air). Untuk mendapatkan hewan-hewan kecil, ikan harus
mengejar/memburunya, berkompetisi dengan ikan dan hewan air yang lain, serta
kadang-kadang harus lari menghindari kejaran pemangsanya.

Tanyakan lebih lanjut; dengan bentuk tubuh yang sedemikian itu, apakah
ikan menjadi lebih mudah untuk bersaing dengan hewan lain guna memperoleh
makanannya? Arahkan mereka pada kesimpulan sebagai berikut:

Kesimpulan:

Ikan mempunyai bentuk tubuh langsing pipih (streamline) yang


mempermudahkannya bergerak di dalam air sehingga mampu bersaing
dengan hewan lain untuk memperoleh makanannya

Selanjutnya, apa fungsi makanan bagi makhluk hidup? (Sebagai sumber


energi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya). Berdasarkan kesimpulan
kegiatan-kegiatan di atas, siswa dibimbing merumuskan generalisasi sebagai
berikut:

Kesimpulan umum:

Bentuk tubuh dan bentuk bagian-bagian tubuh makhluk hidup mempermudah


memperoleh makanan di habitatnya guna mempertahankan kelangsungan
hidup jenisnya

Penjelasan Tambahan:
Bentuk paruh, bentuk kaki pada burung serta bentuk tubuh ikan adalah
merupakan beberapa contoh bentuk adaptasi morfologi pada hewan.

29
Kegiatan 4: Bentuk Adaptasi Tingkah Laku
Kegiatan dapat diawali dengan mengingatkan kembali pengertian bentuk
adaptasi morfologis, dan minta siswa memberikan contohnya.
Ceritakan kepada siswa bahwa ada jenis-jenis hewan tertentu, misalnya
bebek dan angsa liar, yang hidup di daerah perairan yang banyak ikannya. Pada
musim dingin hewan-hewan tersebut bermigrasi ke daerah lain yang suhunya
tidak dingin untuk hidup sementara dan mencari makanan. Pada musim dingin, air
di lingkungan hidup (habitat) kedua hewan tersebut membeku dan tidak
memungkinkannya untuk memperoleh makanan berupa ikan. Di samping itu,
suhu yang dingin tidak menunjang aktivitas hewan-hewan tersebut. Pola tingkah
laku semacam ini, pindah habitat sementara untuk memperoleh makanan demi
kelangsungan hidupnya, disebut bentuk adaptasi tingkah-laku.
Mintalah kepada siswa mencari contoh lain tentang bentuk adaptasi
tingkah laku, misalnya:
• Bagaimana tingkah kucing yang sedang mengintip dan menyergap cecak atau
tikus sebagai mangsanya?
• Bagaimana jentik-jentik nyamuk yang secara berkala muncul ke permukaan
air untuk mendapatkan tambahan oksigen?
• Mengapa luwing (kaki seribu) melingkarkan tubuhnya ketika diganggu oleh
manusia atau hewan lain yang menyentuhnya?
• Mengapa ikan buntal menggembungkan tubuhnya seperti bola dengan
permukaan tubuh yang penuh dengan duri-duri?

30
Kegiatan 5: Bentuk Adaptasi Fisiologi (Sebagai Kegiatan Pengayaan)

Ajaklah siswa untuk melakukan percobaan berikut. Mintalah siswa


mengamati perubahan ukuran pupil temannya pada saat berada di tempat terang
dan pindah ke tempat gelap.

Tanyakan kepada siswa:

1. Mengapa pupil mata menyempit ketika terkena cahaya terang, dan kembali
menjadi lebih lebar ketika tidak ada/sedikit cahaya yang mengenainya?
(Lebar-sempitnya lubang pupil berkaitan dengan pengaturan jumlah cahaya
yang masuk ke mata, jika terlalu kuat atau banyak, maka pupil akan mengecil
sehingga cahaya yang masuk berkurang. Jika cahaya yang masuk terlalu
banyak dapat mengganggu atau merusak sistem penglihatan. Pada saat cahaya
kurang, maka pupil akan melebar untuk mendapatkan cahaya lebih banyak).

2. Apa yang kamu lakukan dan rasakan ketika harus mencari benda-benda kecil
di ruangan yang agak gelap atau remang-remang? Matamu harus terbuka lebar
dengan akomodasi yang kuat. Artinya saat itu pupil harus terbuka lebih lebar
dari pada saat melihat dengan cahaya normal.

Berdasarkan kegiatan di atas rumuskan kesimpulan bersama siswa:

Kesimpulan:

Lebar pupil mata berubah-ubah menyesuaikan dengan jumlah berkas cahaya


yang mengenai mata.
Kegiatan Akhir
Evaluasi
1. Jelaskan tiga bentuk adaptasi pada makhluk hidup, berikan masing-masing 3
contoh!
2. Bentuk adaptasi apakah yang dialami oleh anak katak (berudu) dalam
perkembangannya menjadi katak dewasa? Jelaskan jawabanmu!

31
Kegiatan 6. Ciri dan manfaat berbagai bentuk adaptasi
Persiapan
Sebelum pembelajaran siapkan selembar koran (2 halaman). Buatlah
beberapa model kupu-kupu, 5 dari kertas koran, 2 dari kertas manila berwarna
merah, 3 dari kertas manila berwarna hijau, 3 dari kertas manila berwarna kuning
dan 2 kertas manila warna biru. Tempelkan model kupu-kupu pada halaman
dalam kertas koran lembar belakang, dan gunakan lembar depan sebagai tutup.

Kegiatan awal
Pasang koran yang telah ditempeli model kupu-kupu di papan tulis. Tutup
model kupu-kupi dengan lembar depan dari koran. Bukalah selama kira-kira 10
detik saja, dan tugaskan siswa menghitung berapa jumlah kupu-kupu yang
terdapat dalam koran tersebut. Hasil pengamatan siswa dicatat di tabel
pengamatan yang telah disiapkan di papan tulis.
Tugaskan pula siswa mengamati jumlah kupu-kupu kembali secara lebih
cermat (siswa boleh maju kepapan tulis untuk menghitung dengan teliti). Hasilnya
dicatat dalam tabel.
No Nama Siswa Jumlah kupu dilihat dari Jumlah kupu setelah dilihat
jarak 2 m (Pengamatan I) secara teliti (Pengamatan II)
1.
3.
4.
Rata-rata

32
Tugaskan siswa membandingkan data dari kedua pengamatan dan
merumuskan masalah menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Samakah jumlah kupu-kupu pada pengamatan I dan pengamatan II ? (jumlah
kupu-kupu pada pengamatan I lebih sedikit dibandingkan pada pengamatan
II).
• Jelaskan, mengapa terdapat perbedaan jumlah kupu-kupu pada pengamatan I
dan pengamatan II ? (kupu-kupu yang warnanya sama dengan warna koran
tidak terlihat pada pengamatan I).
• Apa keuntungannya bagi kupu-kupu yang warnanya sama dengan warna
lingkungannya ? (tidak mudah dikenali musuhnya).
Guru menginformasikan bahwa peristiwa yang ditunjukkan oleh kupu-kupu
tersebut dikenal dengan istilah adaptasi (penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya).
Siswa merumuskan masalah
Apakah adaptasi juga terjadi pada hewan lain selain kupu-kupu ?

Kegiatan Inti
Dalam kegiatan ini siswa bekerja dalam kelompok kecil yang
beranggotakan 3-4 orang siswa. Setiap kelompok diberi beberapa puzzel gambar-
gambar binatang. Siswa ditugaskan untuk menentukan nama hewan yang
tergambar dalam kartu yang diterima dan mengidentifikasi cara-cara adaptasi
hewan tersebut terhadap lingkungannya dan menentukan manfaat adaptasi
tersebut. Hasil pengamatan siswa dicatat dalam tabel di papan tulis sebagai
berikut.
No. Nama Hewan Ciri-ciri yang menunjukkan Manfaat Adaptasi
bentuk adaptasi
1. Ikan (contoh) Warna perutnya putih dan warna Tidak mudah dikenali
punggungnya hitam (gelap) musuhnya
2. Cumi-cumi
3. Bunglon
Itik
4. Kura-kura
5. dll

33
Dari pengamatan ini siswa dapat merumuskan kesimpulan.
Kesimpulan:

• Hewan memiliki berbagai bentuk adaptasi guna melindungi diri terhadap


musuhnya.
• Hewan memiliki berbagai bentuk adaptasi guna memperoleh makanannya.

Kegiatan Akhir
• Pemantapan
1. Pada kegiatan ini guru menempelkan poster binatang pada papan tulis.
Siswa mengidentifikasi jenis hewan yang terdapat dalam poster,
mengidentifikasi bentuk adaptasi dan menentukan manfaat dari cara
adaptasi tersebut
2. Siswa ditugaskan membuat rangkuman hasil pembelajaran. Rangkuman
tersebut misalnya sebagai berikut:

Hewan memiliki bentuk adaptasi untuk melindungi diri dari musuhnya yaitu:
1. Melakukan kamuflase atau memiliki warna tubuh yang sama dengan
warna lingkungannya, misalnya bunglon.
2. Melakukan autotomi atau memutuskan ekornya, misalnya cicak
3. Menghasilkan bau busuk, misalnya walang sangit
4. Memiliki bentuk menyerupai lingkungannya misalnya belalang daun
warna dan bentuknya menyerupai daun
5. Menghasilkan cairan tinta, misalnya cumi-cumi
6. Memiliki duri yang tajam, misalnya landak.
Hewan memiliki berbagai bentuk adaptasi untuk memperoleh makanannya,
yaitu:
1. Memiliki kuku dan gigi taring yang tajam, misalnya harimau, kucing
2. Memiliki cakar dan paruh yang kuat, misalnya elang
3. Memiliki paruh yang lebar, misalnya bebek dan angsa
4. Memiliki penglihatan yang tajam untuk menangkap mangsa, misalnya
burung hantu.

34
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester :V / 1
Materi : Bagaimana Tumbuhan Beradaptasi
Pertemuan :2
Alokasi Waktu : 4 jp
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi cara makluk hidup menyesuaikan diri
dengan lingkungan
Kompeensi Dasar : Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan
lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup
Indikator :
- Menjelaskan mengapa tumbuhan meranggas pada musim kemarau
- Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang habitatnya di daerah basah.
- Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang habitatnya di daerah kering
- Menjelaskan fungsi perlindungan diri tumbuhan
- Menyebutkan macam-macam perlindungan diri pada tumbuhan
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa dapat:
1. Menjelaskan mengapa tumbuhan meranggas pada musim kemarau.
2. Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang habitatnya di daerah basah.
3. Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang habitatnya di daerah kering.
4. Menjelaskan fungsi perlindungan diri pada tumbuhan.
5. Menyebutkan macam-macam perlindungan diri pada tumbuhan.
6. Memberikan contoh tumbuhan yang perlindungan dirinya dengan duri.
7. Memberikan contoh tumbuhan yang perlindungan dirinya dengan bau,
dan rasa yang sangat menyengat.
II Materi Pembelajaran
- Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya
- Bentuk-bentuk penyesuaian diri pada tumbuhan

35
III Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Ketrampilan Proses
2. Metode : Diskusi/Ceramah/Tugas
IV Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
Pada pembelajaran sebelumnya siswa telah mengetahui bahwa hewan
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada pembelajaran ini guru
menanyakan kepada siswa apakah tumbuhan juga dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Setelah siswa memberikan jawaban, guru menunjukkan gambar
tumbuhan yang meranggas (daunnya telah rontok). Berkaitan dengan
gambar itu guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, misalnya:
• Bagaimana keadaan tumbuhan pada gambar ini?
• Menurutmu kapankah keadaan daun yang rontok ini terjadi ? di musim
kemarau atau musim penghujankah ? (kemarau)
Jika demikian, maka rumusan permasalahannya adalah:

Mengapa tumbuhan meranggas pada musim kemarau ?

36
Kegiatan Inti
Kegiaan 1 : Adaptasi Fisiologi pada Tumbuhan
Guru menanyakan dua gambar tumbuhan yang sejenis (jati) dengan
keadaan yang berbeda (gambar pertama pohon jati berdaun lebat, gambar
kedua pohon jati yang meranggas). Siswa ditugasi mengamati keadaan
tumbuhan yang ditanyakan oleh guru, sambil mengajukan pertanyaan:
• Adakah perbedaan keadaan air tanah pada musim penghujan dan musim
kemarau ? (ada)
• Pada musim apa lingkungan cukup air ? (penghujan)
• Pada musim apa lingkungan kekurangan air ? (kemarau)
• Adakah perbedaan keadaan tumbuhan di musim penghujan dan musim
kemaru ? (dimusim penghujan = daun lebat, dimusim kemarau =
meranggas)
• Sehelai kain basah akan kita jemur manakah yang cepat kering, kain
yang direntangkan atau dilipat ?
• Jika kain yang direntangkan diibaratkan tumbuhan berdaun lebat, dan
kain yang dilipat diibaratkan tumbuhan yang meranggas, manakah
tumbuhan yang cepat kehabisan air ? (berdaun lebat)
• Menurutmu apa kegunaan menggugurkan daun bagi tumbuhan ? (agar
tidak cepat kehabisan air)
• Adakah hubungan antara keadaan tumbuhan dan keadaan lingkungan ?
Berdasarkan diskusi kelas antara siswa dan guru, bimbinglah siswa
pada kesimpulan bahwa :
Kesimpulan

• Tumbuhan meranggas untuk menyesuaikan diri dengan keadaan


lingkungannya yang kekurangan air pada musim kemarau
• Tumbuhan meranggas di musim kemarau untuk mengurangi
penguapan air dari tubuhnya sehingga tetap hidup.

37
Kegiatan 2: Adaptasi Tumbuhan terhadap Habitatnya
Guru menanyakan gambar tumbuhan yang memiliki habitat berbeda
(tumbuhan yang hidup di daerah basah; teratai keladi dan tumbuhan yang
hidup di daerah kering; kaktus). Siswa disuruh mengamati bersama
kelompoknya. Hasilpengamatannya ditulis dalam tabel pengamatan sebagai
berikut:

Nama Keadaan Daun


No. Tempat Hidup
Tumbuhan Ada/Tidak Lebar/Sempit
1. Keladi Tempat basah/lembab
2. Kaktus
3. Kangkung
4. Teratai
5. dll
Guru menugaskan salah satu kelompok menuliskan hasil
pengamatannya di papan tulis, kelompok lain menanggapi. Selanjutnya
ajukan pula beberapa pertanyaan kepada siswa misalnya:
• Diantara tumbuhan diatas, tumbuhan apakah yang memiliki habitat
sama? (keladi, teratai)
• Tumbuhan apakah yang memiliki habitat berbeda ? (kaktus)
• Adakah kesamaan daun untuk tumbuhan yang habitatnya sama ? kalau
ada sebutkan !
• Apakah keuntungan teratai dan keladi yang memiliki daun yang lebar?
• Adakah keuntungan kaktus memiliki daun yang sempit?
Dengan diskusi kelas bimbinglah siswa pada kesimpulan sebagai
berikut:
Kesimpulan:

• Tumbuhan yang habitatnya di daerah basah (teratai, keladi) mempunyai


daun lebar. Daun yang lebar mempercepat penguapan air dari tubuhnya.
• Tumbuhan yang habitatnya di daerah kering (Kaktus) mempunyai daun
sempit. Daun sempit dapat mengurangi penguapan air dari tubuhnya

38
Kegiatan 3: Adaptasi untuk perlindungan diri pada tumbuhan
Pada kegiaan ini guru memberikan tanaman berduri di setiap kelompok
(mawar, putri malu, atau tanaman lain yang berduri). Guru menyuruh
masing-masing kelompok untuk memetik tangkai tanaman tersebut.
Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi setiap kelompok saat
memetik tanaman itu, selanjutnya guru menanyakan kepada siswa di kelas,
apa kegunaan duri bagi tanaman tersebut?
Dari diskusi kelas diharapkan kesimpulan bahwa :
Kesimpulan :
Duri bagi tanaman mawar, putri malu dan salak berguna untuk melindungi
diri terhadap musuhnya agar tidak
Guru menginformasikan diganggu
kepada siswa, selain dengan durinya, ada cara
lain bagi tumbuhan untuk melindungi diri dari musuhnya.
Guru menugaskan kepada setiap kelompok untuk menuliskan contoh
tumbuhan, bagian yang dilindungi dari tumbuhan tersebut dan cara
perlindungannya. Hasil diskusi kelompoknya ditulis dalam tabel seperti
berikut:
No. Nama Bagian yang Cara Perlindungannya
Tumbuhan Dilindungi
1. Mangga Buah mudanya Rasa masam

Guru menyuruh salah satu kelompok menuliskan hasil kerja


kelompoknya di papan tulis, kelompok lain menanggapi. Guru dapat
melengkapi jawaban apabila dianggap perlu. Dari diskusi kelas diharapkan
siswa merumuskan kesimpulan bahwa:
Kesimpulan:

Tumbuhan memiliki kemampuan untuk melindungi diri terhadap musuh.


Cara perlindungan dari tumbuhan terhadap musuhnya berbeda-beda. Ada
yang menggunakan duri (mawar, putri malu), getah (karet, nangka), rasa
(mangga), bau yang tidak menyenangkan (bunga bangkai), atau bulu
yang gatal (jelatang).

39
Kegiatan Akhir
Tugas
Guru memberi PR kepada siswa untuk menuliskan contoh-contoh
1. Tumbuhan yang melindungi diri dengan:
a. durinya
b. getahnya
c. bulu yang gatal
2. Tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau !
3. Tumbuhan yang habitatnya di daerah basah !
4. Tumbuhan yang habitatnya di daerah kering !

V. Sumber Belajar
1. Buku Pelajaran IPA kelas V
2. Gambar

VI. Penilaian
1. Teknik : tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Tes Pilihan Ganda

40
BAB IV
RANGKUMAN

Kelangsungan hidup suatu organisme dapat tetap terjaga melalui proses


adaptasi, seleksi alam dan perkembangbiakan. Adaptasi adalah penyesuaian diri
organisme terhadap lingkungannya yang bertujuan untuk mempertahankan
kelangsunganhidupnya. Secara ilmiah organisme memiliki tiga bentuk adaptasi,
yakni adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku. Adaptasi
morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh atau alat-alat tubuh terhadap
lingkungannya. Misalnya, penyesuaian bentuk paruh burung dengan jenis
makanannya. Adaptasifisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh terhadap
lingkungannya.misalnya, hewan herbivora memiliki enzim selulose pada alat
pencernaannya yang berfungsi untuk mencerna makanannya yang kaya serat.
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya dalam bentuk tingkah laku. Misalnya, pohon jati menggugurkan
daunnya pada musim kering untuk mengurangi penguapan.

41
BAB V
EVALUASI

A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1. Kelangsungan hidup suatu organisme dapat dilihat dari …
a. perkembangbiakannya
b. adaptasinya
c. kelestariannya
d. seleksinya

2. Burung camar mempunyai bentuk kaki/cakar yang berbeda dengan burung


kakak tua. Hal tersebut termasuk dalam adaptasi …:
a. morfologi
b. fisiolofi
c. lingkungan
d. tingkah laku

3. Berikut ini bentuk adaptasi fisiologi, kecuali


a. enzim selulosa dalam perut herbivora
b. kelanjar zat kapur di sekitar kerongkongan cacing tanah
c. enzim pencerna kayu pada cacing teredo
d. bentuk paruh burung elang

4. Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang:


a. penyesuaian diri makhluk hidup dalam bentuk tingkah laku
b. penyesuaian fungsi alat-alat tubuh terhadap lingkungan
c. penyesuaian bentuk tubuh atau alat-alat tubuh terhadap lingkungannya
d. penyesuaian karena perubahan lingkungan sekitarnya.

42
5. Lalat lebah (Eristrophe) tubuhnya berbulu dan berwarna seperti lebah,
walaupun tidak memiliki sengat sehingga ditakuti hewan lain dan leluasa
masuk kesarang lebah untuk mencuri makanan. Ini adalah salah satu
bentuk adaptasi tingkah laku yang disebut …
a. kamuflase
b. mimikri
c. adaptasi sementara
d. adaptasi selamanya/abadi

6. Organisme yang mampu bertahan hidup dalam keadaan yang tidak


memungkinkan/sulit disebut ….
a. survival
b. survive
c. hibernasi
d. estivasi

7. Paruh burung yang berfungsi untuk memotong kayu yang membusuk


diperlihatkan oleh paruh burung …
a. elang
b. itik
c. pelatuk
d. kolibri

8. Banyaknya duri pelindung pada tanaman kaktus yang tumbuh sampai


panjang dan sedemikin kuatnya sehingga mampu mencegah-hewanhewan
yang tergoda ingin memakan batang-batang tersebut, hal ini contoh dari
adaptasi …
a. tingkah laku
b. morfologi
c. fisiologi
d. bentuk tubuh

43
9. Beberapa jenis jahe-jahean, bakung-bankungan, dan rumput-rumputan
melakukan estivasi pada musim kemarau, hal ini contoh dari adaptasi …
a. tingkah laku
b. morfologi
c. fisiologi
d. bentuk tubuh

10. Salah satu bentuk adaptasi morfologi adalah …


a. pengeluaran urine yang lebih pekat pada ikan yang hidup di dalam air
yang berkadar garam tinggi
b. pengeluaran urine yang lebih banyak bila berada pada tempat yang
dingin
c. pembentukan butir darah merah pada tubuh lebih banyak karena
berpindah tempat dari dataran rendah ke dataran tinggi
d. pembentukan rongga-rongga udara pada tanaman terapung agar
tanaman tidak tenggelam

B. Jawablah dengan tepat


1. Mengapa adaptasi morfologi lebih mudah dikenal dari pada adaptasi
fisiologi?
2. Apakah hubungan antara kemampuan organisme beradaptasi dan
kelestarian hidupnya?
3. Apa fungsi adaptasi bagi makhluk hidup?
4. Ada berapa macam bentuk organisme pada makluk hidup dan berikan
contohnya!
5. Bagaimana manusia dapat menyesuaikan diri di tempat yang dingin dan
panas ? Jelaskan !

44
GLOSARIUM

Adaptasi : penyesuaian makluk hidup terhadap lingkungannya.


Dormansi : makhluk hidup mengadakan masa tidak aktif pada musim-
musim tertentu.
Estivasi : masa istirahat pada musim kering/kemarau.
Habitat : tempat tinggal.
Hidrofit : tumbuhan yang hidupnya di air.
Higrofit : tumbuhan yang habitatnya lembab.
Hibernasi : masa istirahat pada saat musim dingin.
Herbivora : hewan pemakan tumbuh-tumbuhan.
Xerofit : tumbuhan yang habitatnya kering dan panas.
Mutasi : perubahan pada makhluk hidup yang bersifat menurun.
Survive : organisme yang mampu bertahan hidup dalam keadaan yang
sangat sulit.
Streamline : bentuk tubuh ikan yang ramping dan pipih.
Tropofit : tumbuhan yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan
musim.

45
DAFTAR PUSTAKA

Baker, Allen. (1983). The Study of Biology. Addison Wesley: New York.

Camphell N.A., J.B. Reece, 2002. Biology. International Edition. Sixth Edition.
San Fransisco, Boston New York: Pearson Education, Inc, publishing as
Benjamin Cummings.

Camphell N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchel M.R. Taylor. 2003. Biology. Concepst
& Connections. Fourth Edition. San Fransisco. California, Boston New
York: Pearson Education, Inc, publishing as Benjamin Cummings.

Hododimoelyo, I.S. (1990). Pegangan Biologi SMP 3, Bandung: Penerbit CV.


Armico

Idananta, C. (1986). Biologi 3. Klaten: Penerbit Intan Pariwara.

Joko wilarso, (2000). Biologi (untuk SMP kls 3). Surakarta: PT Pabelan

Kimbal, Hohn W. 1(990). Biology. Sugiri, Nawangsari (penterjemah), Jakarta


Penerbit Erlangga,

Lucy Daniel. (1998). Biology, Mc. Graw-Hill Book Co.

Tjitrosoepomo, G. dkk., Makhluk Hidup 1,2,3 untuk SMP, (1984). Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.P.N. Balai Pustaka

46

Anda mungkin juga menyukai