Adaptasi SY
Adaptasi SY
Adaptasi SY
Halaman
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Kompetensi Dasar 1
C. Tujuan 1
BAB II. PENYESUAAN MAKHLUK HIDUP DENGAN 3
LINGKUNGANNYA
2.1. Bentuk-bentuk Adaptasi 4
2.1.1. Adaptasi Morfologi 4
2.1.2. Adaptasi Fisiologi 9
2.1.3. Adaptasi Tingkah Laku 11
2.2. Contoh Adaptasi pada Hewan 14
2.3. Contoh Adaptasi pada Tumbuhan 17
BAB III. ALTERNATIF KEGIATAN 21
3.1. Penyesuaian diri hewan terhadap lingkungannya 22
3.2. Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya 34
BAB IV. RANGKUMAN 40
BAB V. EVALUASI 41
GLOSSARIUM 44
DAFTAR PUSTAKA 45
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Bermacam-macam bentuk paruh burung sesuai kegunaannya 5
untuk mendapatkan makanan
2.2 Bermacam-macam bentuk kaki burung sesuai kegunaannya 6
untuk mendapatkan makanan
2.3 Berbagai bentuk mulut pada bermacam-macam serangga 7
sesuai dengan kegunaannya untuk mencari makan
2.4.A, B A. Hydrilla B. Enceng gondok 7
2.5 A. Teratai termasuk Tumbuhan Hidrofit 8
2.5 B. Kaktus termasuk Tumbuhan Xerofit 8
2.5 C. Keladi termasuk tumbuhan Hidrofit 8
2.6 Cara penyesuaian ikan air laut dan ikan air tawar terhadap 10
lingkungannya
2.7 Lalat lebah sangat mirip dengan lebah 12
2.8 A, B A. Tupai B. Keluwing 12
2.9 Membuka dan menutupnya daun Pudica mimosa 14
2.10 Mekanisme menutupnya daun karena sentuhan pada pudica 14
mimosa
2.11 Serangga daun (Phylium) memiliki bentuk dan warna seperti 15
kayu tempat ia hinggap
2.12 Belalang daun memiliki bentuk dan warna yang menyerupai 15
daun tempat ia hinggap
2.13 Warna Bunglon yang mirip dengan yang ditempatinya 16
2.14 Musang dapat mensekresikan bau busuk 16
2.15 Kalajengking yang memiliki racun di ekornya 16
2.16 Cicak (Hemidactylus frenatus) akan memutuskan ekornya jika 17
ada musuhnya
2.17 Cumi-cumi akan mengeluarkan tinta jika ada musuhnya 17
2.18 Kantung Semar 18
2.19 Serangga terperangkap Pada Nephentes 18
2.20 Bunga mawar yang indah dan harum tapi batangnya berduri 19
2.21 Kaktus dengan duri yang tajam dan panjang 19
2.22 Kamboja dengan getahnya 19
2.23 Jelatang 20
2.24 Bunga raflesia disebut juga bunga bangkai 20
2.25 Cabai dengan rasanya yang pedas 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Materi pelatihan ini dikembangkan sebagai bahan pelatihan berjenjang tingkat
lanjut guru IPA SD. Materi pelatihan berjudul Penyesuaian diri makhluk hidup
terhadap lingkungannya, berisi materi untuk guru dalam rangka membantu
mempersiapkan proses pembelajaran di kelas, alternatif kegiatan pembelajaran,
serta alat dan bahan yang sesuai untuk diterapkan pada siswa SD. Materi ini berisi
uraian dan kegiatan yang mengacu pada standar isi IPA SD. Dalam
mempersiapkan pembelajaran topik Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya, guru dituntut memiliki wawasan yang lebih luas dari materi yang
terdapat pada buku pegangan siswa. Oleh karena itu serta karena kurangnya buku-
buku yang dimiliki oleh guru maka materi pelatihan ini juga memuat pengayaan
materi dan alternatif pengelolaan proses belajar mengajar baik dalam persiapan
pendahuluan, kegiatan inti, maupun penutup.
B. Kompetensi Dasar
Materi pelatihan ini disusun untuk membimbing peserta pelatihan dalam mencapai
kompetensi sesuai dengan standar isi yaitu” Mengidentifikasi cara makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungannya”.
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan guru memiliki kompetensi
untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi penyesuaian
diri hewan dan tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan
hidup. Pentingnya mempelajari materi ini akan bermanfaat bagi siswa untuk
memahami pentingnya penyesuaiaan diri makluk hidup untuk mempertahankan
diri dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjaga
kelestariannya.
1
C. Tujuan
a. Menjelaskan makna adaptasi
b. Menyebutkan bentuk-bentuk adaptasi dan fungsinya
c. Membedakan bentuk-bentuk adaptasi
d. Memberikan contoh cara hewan beradaptasi untuk memperoleh makanan
dan melindungi diri dari musuhnya.
e. Memberikan contoh cara tumbuhan beradaptasi untuk melindungi diri dari
musuhnya
2
BAB II
3
seperti di kota Bandung, hal yang demikian menunjukkan adanya kemampuan
beradaptasi pada diri organisme untuk tetap menjaga kelangsungan hidupnya.
4
Rahang atas pada burung pelikan melengkung ke bawah sampai pada ujung
paruhnya. Sebuah kantung lunak merentang pada bagian sisi rahang bawahnya.
Burung pelikan menangkap ikan dengan paruh tersebut. Apabila burung pelikan
telah mendapatkan ikan, ia menyondongkan kepalanya kebelakang dan
menjatuhkan ikan ke dalam kantung, sehingga ikan tersebut tidak dapat
meloloskan diri, dan akhirnya ditelannya.
Paruh yang kuat pada burung elang dengan struktur rahang atas yang
melengkung dan berujung tajam sangat bermanfaat untuk merobek-robek daging
mangsanya. Burung pelatuk merupakan jenis burung pemanjat yang memiliki
paruh kuat seperti pahat untuk memotong kayu yang membusuk agar ia dapat
memperoleh larva serangga yang terdapat pada kayu tersebut. Burung pelatuk
juga memiliki lidah yang mengandung zat tanduk dan berfungsi seperti lembing
untuk menusuk larva di dalam kulit pohon yang telah ia lubangi.
5
Burung kolibri merupakan jenis burung yang berparuh panjang dan
runcing untuk mengisap madu. Paruh yang panjang dan kecil pada burung ini
dapat mengambil madu dari sekuntum bunga tanpa harus merusakkan bunganya.
Bentuk adaptasi morfologi yang lain dapat diamati pada bentuk kaki atau
cakar berbagai jenis burung. Bentuk kaki burung pipit yang kecil dan
mencengkram merupakan bentuk yang ideal untuk bertengger dengan aman di
tempat-tempat atau percabangan yang kecil, seperti batang-batang padi, dan
kabel-kabel listrik.
Kaki burung elang memiliki kuku-kuku yang kuat dan tajam untuk
menyambar dan mencengkeram mangsanya erat-erat kemudian dibawa terbang ke
6
sarangnya. Kaki bebek memiliki selaput diantara jari-jarinya yang digunakan
untuk menapak di tempat yang berair supaya kakinya tidak tenggelam dilumpur.
Berbagai bentuk mulut serangga sesuai dengan jenis makanannya yang
terlihat pada gambar berikut juga menunjukkan contoh adaptasi morfologi
serangga. Sebagai contoh lipas memiliki tipe mulut penggigit, nyamuk memiliki
tipe mulut penusuk, lalat memiliki tipe mulut penghisap atau penjilat, dan kupu-
kupu memiliki tipe mulut penghisap. Warna serta struktur sayap belalang daun
yang mirip sekali dengan urat-urat daun dan warna harimau yang menyerupai
rumput kering juga merupakan salah satu bentuk adaptasi morfologi. Warna serta
struktur kulit/sayap hewan yang sesua dengan keadaan lingkungannya membuat
hewan aman dari ancaman bahaya atau mudah menyembunyikan diri.
7
Gambar 2.4.A. Hydrilla Gambar 2.4.B. Enceng gondok
Tumbuhan yang hidup di gurun, menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang sangat kekurangan air, kering dan panas. Umumnya tumbuhan berupa jenis
xerofit berbentuk tumbuhan sukulenta yang mampu menyimpan air dalam
tubuhnya, akarnya biasanya panjang dan daunnya yang kecil menyerupai duri dan
tebal.
Tumbuhan yang habitatnya lembab (higrofit) juga merupakan bentuk-
bentuk adaptasi morfologi, seperti keladi.
.
Gambar 2.5.A. Teratai termasuk Gambar 2.5.B. Kaktus termasuk
Tumbuhan Hidrofit Tumbuhan Xerofit
8
Gambar 2.5.C. Keladi termasuk Tumbuhan Higrofit
9
Perhatikan bagaimana bentuk dan susunan tubuh ikan beserta perilakunya!
Ikan hidup di media air yang mempunyai kerapatan lebih tinggi dari pada udara
atmosfer. Air akan menghambat gerak ikan. Untuk bentuk adaptasi terhadap
kondisi tersebut umumnya bentuk ikan adalah pipih punggung perut (dorso-
lateral) misalnya: pari. Ramping/pipih pada sisi-sisi samping dan berbentuk
tertutup oleh sisik yang tersusun seperti genting dan berlendir. Bentuk adaptasi ini
penting untuk mempermudah gerakan ikan dalam medium cair. Untuk dapat
mengambil oksigen yang berdifusi dalam air, tubuh ikan dilengkapi dengan
insang, bukan dengan paru-paru. Karena paru-paru tidak dapat atau tidak sesuai
untuk mengambil oksigen dalam air.
10
Cacing teredo merupakan jenis cacing yang hidup dikayu-kayu kapal atau
tiang-tiang kapal. Cacing tersebut beradaptasi terhadap lingkungan dengan
mengeluarkan sejenis enzim khusus yang berfungsi untuk mencerna kayu-kayu
menjadi makanannya.
Kondisi urine ikan air tawar berbeda dengan ikan air laut. Ikan yang
habitatnya air laut memiliki urine yang lebih pekat untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang berkadar garam lebih tinggi dibandingkan dengan kadar garam
pada air tawar.
Ikan air laut mempunyai tekanan osmosis dalam sel yang jauh lebih rendah
dari pada tekanan osmosis air laut. Oleh sebab itu ikan air laut harus mempunyai
cara khusus untuk menanggulangi kesukaran pengaturan (regulasi) osmose,
supaya tidak mati kekeringan.
Cara ikan air laut mengatasi hal tersebut, bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.6. Cara penyesuaian ikan air laut dan ikan air tawar terhadap
lingkungannya
11
tinggi, di dalam tubuh terjadi adaptasi fisiologi berupa peningkatan jumlah butir-
butir darah merah.
Beberapa jenis tumbuhan mengandung racun atau menghasilkan getah
beracun dan bau atau rasa yang tidak enak sehingga aman dari jamahan organisme
lain termasuk manusia. Sebagai contoh, daun ceri hutan yang mengandung asam
prusia dan mampu membunuh hewan yang memakannya dalam beberapa menit
saja. Banyak duri pelindung pada tanaman kaktus yang tumbuh sampai panjang
dan sedemikian kuat sehingga mampu mencegah hewan-hewan yang tergoda
ingin memakan batang-batang kaktus.
12
Gambar 2.7. Lalat lebah sangat mirip dengan lebah
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati apabila didekati oleh
musuhnya atau ada bahaya, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring
tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing. Keluwing akan
menggulung diri rapat-rapat apabila didekati oleh musuh dengan harapan
musuhnya akan menyepaknya atau tak mengusiknya sama sekali
13
Beberapa jenis hewan melakukan istirahat pada musim tertentu untuk
menghemat energi yang sering di sebut dormansi. Istirahat dilakukan dengan cara
tidur panjang di dalam tempat-tempat persembunyian yang aman untuk
menghindari keadaan iklim atau musim yang tidak memungkinkan untuk hidup
biasa. Dengan melakukan dormansi, hewan atau tumbuhan mampu bertahan hidup
sampai pada musim berikutnya yang sesuai dengan kehidupannya. Kegiatan
dormansi pada musim dingin dinamakan hibernasi dan dimusim kering atau panas
dinamakan estivasi. Jenis siput, bekicot, dan cacing tanah melakukan estivasi pada
musim kering dengan membenamkan diri dilapisan tanah tanpa melakukan
aktivitas apapun sampai musim hujan tiba.
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari
tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem
dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk sepanjang
Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke hulu sungai. Saat di hulu sungai,
ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah
itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal
di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan
akhirnya ke laut.
Hewan ada yang aktif mencari makanan pada siang hari, ada pula yang
malam hari, jenis-jenis burung tertentu bermigrasi dari daerah yang dingin ke
daerah yang panas untuk menghindari suhu udara yang terlalu dingin dan mencari
makanan. Kucing mengincar dan menyergap tikus dengan gesitnya merupakan
contoh-contoh bentuk adaptasi tingkah laku.
Tumbuh-tumbuhan juga melakukan adaptasi tingkah laku, misalnya
membuka dan menutupnya daun polong-polongan pada pagi dan sore hari, karena
rangsangan cahaya. Penyelidikan menunjukkan terjadinya perubahan turgor di
dalam sel-sel pada persendian daun, tangkai dan batang karena perpindahan cairan
sel dari tempat persinggungan ke tempat-tempat lain yang menyebabkan
perubahan turgor.
14
Gambar 2.9. Membuka dan menutupnya daun Putri malu (Pudica mimosa)
15
1. Penyamaran atau kamuflase, misalnya belalang daun, belalang kayu, kupu-
kupu daun dan serangga daun memiliki bentuk dan warna yang sangat
menyerupai sehelai daun tempat ia hinggap. Permukaan atas sayapnya yang
berwarna hijau mempunyai pola coklat yang sangat mirip dengan urat-urat
helaian daun besar, kaki-kakinya lurus, dan bergurat sehingga menyerupai
daun yang lebih kecil. Burung puyuh memiliki warna bulu gelap seperti tanah.
Dengan cara demikian hewan itu dapat terhindar dari musuhnya. Warna tubuh
ikan bagian punggung lebih gelap sehingga sesuai dengan dasar perairan yang
gelap. Dengan warna itu ikan tidak tampak oleh musuhnya dari atas.
Sebaliknya warna bagian perutnya lebih cerah. Warna tersebut sesuai dengan
warna permukaan air. Dengan warna yang demikian ikan tidak tampak dari
bawah oleh musuhnya.
Gambar 2.11. Serangga daun (Phylium Sp) memiliki bentuk dan warna
seperti daun
16
2. Mimikri, yaitu perubahan warna tubuh sesuai dengan tempat hewan berada.
Contoh: bunglon;
3. Bau yang sangat menyengat atau tidak sedap, misalnya pada walang sangit
dan tikus busuk serta musang. Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan
cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut
berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
17
5. Autotomi, yaitu memutuskan bagian tertentu, misalnya cecak, kadal
memutuskan ekornya;
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila
musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh
tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita, kemudian mereka
melarikan diri menjauhi musuhnya.
18
yang hidup di air atau tempat yang berair misalnya, mempunyai daun yang tipis
dan lebar untuk mempercepat penguapan. Tangkai daun enceng gondok
menggelembung dan banyak rongga udaranya sehingga dapat mencegah
tumbuhan tersebut tenggelam dalam air. Tumbuhan apu-apu yang banyak
dijumpai disawah, mempunyai daun yang ringan, bulu-bulu daun yang banyak
dan tidak mudah basah sehingga tumbuhan tersebut tidak tenggelam di air sebagai
habitatnya. Tumbuhan yang hidup di habitat yang kekurangan air, seperti kaktus,
mempunyai batang yang dapat menyimpan air, daun yang tebal, atau amat kecil
atau berbentuk duri dengan tertutupi lapisan lilin, untuk mencegah kehilangan air
melalui penguapan.
Beberapa tumbuhan mempunyai cara tersendiri dalam mengurangi
penguapan misalnya pohon jati dan mahoni mengurangi penguapan dengan cara
menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Dengan mengurangi penguapan
kebutuhan air untuk tumbuhnya tercukupi.
Tumbuhan pemakan serangga seperti kantung semar yang berbentuk piala
dengan permukaan dalam yang licin, hidup didalam habitat yang kekurangan
senyawa nitrogen, yang sangat penting untuk membuat protein. Pada daun
kantung semar terdapat kantung yang berisi cairan dan enzim protease atau
pemecah protein yang berfungsi menangkap serangga dan menghancurkannya
menjadi senyawa nitrogen yang diperlukannya.
19
1. Duri tajam, misalnya pada mawar, randu, dan tanaman-tanaman berduri yang
lain. Dengan adanya duri-duri yang tajam, hewan tidak berani mengganggu
tanaman itu.
Gambar 2.20. Bunga mawar yang indah dan harum tapi batangnya berduri
Banyak duri pelindung pada tanaman kaktus yang tumbuh sampai panjang dan
sedemikian kuat sehingga mampu mencegah hewan-hewan yang tergoda ingin
memakan batang-batang kaktus
20
3. Bulu racun, pada tumbuh-tumbuhan tertentu, misalnya jelatang daunnya
berbulu (miang) yang dapat menyebabkan gatal pada kulit jika bersentuhan.
Bila hewan memakan tumbuh-tumbuhan ini maka akan terkena racun dari
bulu-bulunya. Dengan demikian tumbuh-tumbuhan dapat terhindar dari
musuh.
Gambar 2.24. Bunga raflesia disebut bunga bangkai karena baunya tidak sedap
5. Rasa menyengat, misalnya rasa sangat masam, pahit, atau pedas. Adanya rasa
yang demikian menyebabkan hewan-hewan pemangsa tidak akan merusak
tumbuhan yang bersangkutan.
21
BAB III
ALTERNATIF KEGIATAN
22
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester :V / 1
Materi : Penyesuaian Hewan dengan Lingkungannya
Pertemuan :1
Alokasi Waktu : 4 jp
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi cara makluk hidup menyesuaikan diri
dengan lingkungan
Kompetensi Dasar :Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan
Lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.
Indikator :
- Menjelaskan bentuk dan fungsi macam paruh pada burung.
- Menjelaskan bentuk dan fungsi macam kaki pada burung.
- Menyebutkan ciri-ciri bentuk ikan untuk mempermudah mencari makan.
- Menjelaskan bentuk tubuh dan fungsinya pada hewan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup jenisnya.
- Menyebutkan berbagai bentuk adaptasi pada hewan untuk melindungi diri dari
musuhnya.
- Menyebutkan berbagai bentuk adaptasi pada hewan untuk memperoleh makan.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa dapat:
1. Menjelaskan bentuk dan fungsi macam-macam paruh pada burung.
2. Menjelaskan bentuk dan fungsi macam kaki pada burung.
3. Menyebutkan ciri-ciri bentuk ikan untuk mempermudah mencari makan.
4. Menjelaskan fungsi perlindungan diri pada hewan.
5. Menjelaskan bentuk tubuh dan fungsinya pada hewan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
6. Menyebutkan berbagai bentuk adaptasi pada hewan untuk melindungi diri
dari musuhnya.
7. Menyebutkan berbagai bentuk adaptasi pada hewan untuk memperoleh
makan.
23
II. Materi Pembelajaran
- Penyesuaian diri hewan terhadap lingkungannya
- Bentuk-bentuk penyesuaian diri pada hewan
• Mengapa bentuk paruh keempat jenis burung tersebut berbeda beda? Adakah
manfaatnya bagi burung tersebut?
• Mengapa bentuk kaki keempat jenis burung tersebut berbeda-beda? Adakah
man faatnya bagi burung tersebut?
24
Kegiatan Inti
Kegiatan 1 : Manfaat bentuk paruh hewan
Guru menugaskan siswa mengamati bentuk paruh keempat burung
tersebut (elang, bangau, pelatuk, dan itik). Selanjutnya, tanyakan kepada siswa:
1. Apakah manfaat bentuk paruh burung yang berbeda-beda itu?
2. Dimanakah hewan-hewan tersebut mudah dilihat/dijumpai?
3. Bagaimana ciri-cini habitatnya? Apakah makanan utamanya?
4. Apakah ada kaitan antara bentuk paruh burung tertentu dalam upaya mencari
makan di habitatnya?
Berdasarkan hasil pengamatan, guru membimbing siswa menarik
kesimpulan bahwa:
Kesimpulan:
• Paruh itik berbentuk sudu untuk mengambil cacing di lumpur dan itik
mempunyai bentuk paruh yang dapat mempermudah burung tersebut
memperoleh makanan di habitatnya.
25
Kegiatan 2: Manfaat Bentuk Alat Gerak Hewan.
Pembelajaran dimulai dengan mengajak siswa memperhatikan dan
mencermati gambar kaki itik, elang, dan bangau yang sudah tertempel di papan
tulis. Pengamatan difokuskan pada bentuk dan ukuran kaki hewan tersebut, dan
mencatat hasil pengamatannya.
26
Kegiatan 3: Apakah ikan mempunyai bentuk yang sesuai untuk
mempermudah memperoleh makanan di habitatnya?
Tugaskan dua orang siswa mencari gambar ikan dan set gambar-gambar
yang telah disusun pada kegiatan permainan di awal pelajaran, kemudian
menempelkannya di papan tulis. Tanyakan kepada siswa
• Apakah ikan mempunyai bentuk-bentuk adaptasi yang mempermudah
mencari makanan di habitatnya?
Tuliskan beberapa jawaban atau opini yang diberikan siswa di papan tulis!
Ajaklah siswa untuk melakukan percobaan atau jika alatnya terbatas
dilakukan dengan demonstrasi. Beri siswa penjelasan tentang langkah-angkah
percobaan dan pastikan bahwa siswa benar-benar memahaminya.
Alat dan bahan:
1. Neraca pegas
2. pemberat yang berbentuk kerucut
3. Ember
4. Air
5. Benang
Langkah-langkah percobaan:
1. Bagikan alat-alat yang diperlukan, dan bimbinglah siswa merangkai alat
seperti gambar berikut.
27
3. Bimbing siswa melakukan kegiatan menarik neraca pegas di dalam ember
yang berisi air secara pelan-pelan searah dengan bagian kerucut yang datar.
Mencatat hasil pengamatan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada skala
neraca pegas. Kegiatan ini diulang tiga kali dan mencatat hasilnya pada tabel.
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
Berdasarkan hasil pengamatannya, siswa diminta merumuskan kesimpulan
melalui diskusi di kelompoknya.
Kesimputan:
Menarik kerucut di dalam air searah dengan arah ujungnya yang runcing
memerlukan gaya yang lebih kecil daripada menarik kerucut yang sama tetapi
dengan arah yang berbeda.
Jelaskan kepada siswa, jika kerucut tersebut dapat bergerak sendiri, maka
rumusan kesimpulannya sebagai berikut:
Kesimpulan:
Kerucut yang bergerak di dalam air searah dengan arah ujungnya yang runcing
lebih mudah/cepat daripada kerucut yang sama yang bergerak searah dengan
arah alasnya yang datar.
Arahkan kembali perhatian siswa pada gambar ikan di papan tulis, dan
tanyakan kepada siswa bagian mana dari tubuh ikan yang lebih runcing? Apakah
28
keuntungan ikan mempunyai bentuk tubuh seperti itu? (Mempermudah
gerakannya di dalam air).
Tanyakan lebih lanjut; dengan bentuk tubuh yang sedemikian itu, apakah
ikan menjadi lebih mudah untuk bersaing dengan hewan lain guna memperoleh
makanannya? Arahkan mereka pada kesimpulan sebagai berikut:
Kesimpulan:
Kesimpulan umum:
Penjelasan Tambahan:
Bentuk paruh, bentuk kaki pada burung serta bentuk tubuh ikan adalah
merupakan beberapa contoh bentuk adaptasi morfologi pada hewan.
29
Kegiatan 4: Bentuk Adaptasi Tingkah Laku
Kegiatan dapat diawali dengan mengingatkan kembali pengertian bentuk
adaptasi morfologis, dan minta siswa memberikan contohnya.
Ceritakan kepada siswa bahwa ada jenis-jenis hewan tertentu, misalnya
bebek dan angsa liar, yang hidup di daerah perairan yang banyak ikannya. Pada
musim dingin hewan-hewan tersebut bermigrasi ke daerah lain yang suhunya
tidak dingin untuk hidup sementara dan mencari makanan. Pada musim dingin, air
di lingkungan hidup (habitat) kedua hewan tersebut membeku dan tidak
memungkinkannya untuk memperoleh makanan berupa ikan. Di samping itu,
suhu yang dingin tidak menunjang aktivitas hewan-hewan tersebut. Pola tingkah
laku semacam ini, pindah habitat sementara untuk memperoleh makanan demi
kelangsungan hidupnya, disebut bentuk adaptasi tingkah-laku.
Mintalah kepada siswa mencari contoh lain tentang bentuk adaptasi
tingkah laku, misalnya:
• Bagaimana tingkah kucing yang sedang mengintip dan menyergap cecak atau
tikus sebagai mangsanya?
• Bagaimana jentik-jentik nyamuk yang secara berkala muncul ke permukaan
air untuk mendapatkan tambahan oksigen?
• Mengapa luwing (kaki seribu) melingkarkan tubuhnya ketika diganggu oleh
manusia atau hewan lain yang menyentuhnya?
• Mengapa ikan buntal menggembungkan tubuhnya seperti bola dengan
permukaan tubuh yang penuh dengan duri-duri?
30
Kegiatan 5: Bentuk Adaptasi Fisiologi (Sebagai Kegiatan Pengayaan)
1. Mengapa pupil mata menyempit ketika terkena cahaya terang, dan kembali
menjadi lebih lebar ketika tidak ada/sedikit cahaya yang mengenainya?
(Lebar-sempitnya lubang pupil berkaitan dengan pengaturan jumlah cahaya
yang masuk ke mata, jika terlalu kuat atau banyak, maka pupil akan mengecil
sehingga cahaya yang masuk berkurang. Jika cahaya yang masuk terlalu
banyak dapat mengganggu atau merusak sistem penglihatan. Pada saat cahaya
kurang, maka pupil akan melebar untuk mendapatkan cahaya lebih banyak).
2. Apa yang kamu lakukan dan rasakan ketika harus mencari benda-benda kecil
di ruangan yang agak gelap atau remang-remang? Matamu harus terbuka lebar
dengan akomodasi yang kuat. Artinya saat itu pupil harus terbuka lebih lebar
dari pada saat melihat dengan cahaya normal.
Kesimpulan:
31
Kegiatan 6. Ciri dan manfaat berbagai bentuk adaptasi
Persiapan
Sebelum pembelajaran siapkan selembar koran (2 halaman). Buatlah
beberapa model kupu-kupu, 5 dari kertas koran, 2 dari kertas manila berwarna
merah, 3 dari kertas manila berwarna hijau, 3 dari kertas manila berwarna kuning
dan 2 kertas manila warna biru. Tempelkan model kupu-kupu pada halaman
dalam kertas koran lembar belakang, dan gunakan lembar depan sebagai tutup.
Kegiatan awal
Pasang koran yang telah ditempeli model kupu-kupu di papan tulis. Tutup
model kupu-kupi dengan lembar depan dari koran. Bukalah selama kira-kira 10
detik saja, dan tugaskan siswa menghitung berapa jumlah kupu-kupu yang
terdapat dalam koran tersebut. Hasil pengamatan siswa dicatat di tabel
pengamatan yang telah disiapkan di papan tulis.
Tugaskan pula siswa mengamati jumlah kupu-kupu kembali secara lebih
cermat (siswa boleh maju kepapan tulis untuk menghitung dengan teliti). Hasilnya
dicatat dalam tabel.
No Nama Siswa Jumlah kupu dilihat dari Jumlah kupu setelah dilihat
jarak 2 m (Pengamatan I) secara teliti (Pengamatan II)
1.
3.
4.
Rata-rata
32
Tugaskan siswa membandingkan data dari kedua pengamatan dan
merumuskan masalah menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Samakah jumlah kupu-kupu pada pengamatan I dan pengamatan II ? (jumlah
kupu-kupu pada pengamatan I lebih sedikit dibandingkan pada pengamatan
II).
• Jelaskan, mengapa terdapat perbedaan jumlah kupu-kupu pada pengamatan I
dan pengamatan II ? (kupu-kupu yang warnanya sama dengan warna koran
tidak terlihat pada pengamatan I).
• Apa keuntungannya bagi kupu-kupu yang warnanya sama dengan warna
lingkungannya ? (tidak mudah dikenali musuhnya).
Guru menginformasikan bahwa peristiwa yang ditunjukkan oleh kupu-kupu
tersebut dikenal dengan istilah adaptasi (penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya).
Siswa merumuskan masalah
Apakah adaptasi juga terjadi pada hewan lain selain kupu-kupu ?
Kegiatan Inti
Dalam kegiatan ini siswa bekerja dalam kelompok kecil yang
beranggotakan 3-4 orang siswa. Setiap kelompok diberi beberapa puzzel gambar-
gambar binatang. Siswa ditugaskan untuk menentukan nama hewan yang
tergambar dalam kartu yang diterima dan mengidentifikasi cara-cara adaptasi
hewan tersebut terhadap lingkungannya dan menentukan manfaat adaptasi
tersebut. Hasil pengamatan siswa dicatat dalam tabel di papan tulis sebagai
berikut.
No. Nama Hewan Ciri-ciri yang menunjukkan Manfaat Adaptasi
bentuk adaptasi
1. Ikan (contoh) Warna perutnya putih dan warna Tidak mudah dikenali
punggungnya hitam (gelap) musuhnya
2. Cumi-cumi
3. Bunglon
Itik
4. Kura-kura
5. dll
33
Dari pengamatan ini siswa dapat merumuskan kesimpulan.
Kesimpulan:
Kegiatan Akhir
• Pemantapan
1. Pada kegiatan ini guru menempelkan poster binatang pada papan tulis.
Siswa mengidentifikasi jenis hewan yang terdapat dalam poster,
mengidentifikasi bentuk adaptasi dan menentukan manfaat dari cara
adaptasi tersebut
2. Siswa ditugaskan membuat rangkuman hasil pembelajaran. Rangkuman
tersebut misalnya sebagai berikut:
Hewan memiliki bentuk adaptasi untuk melindungi diri dari musuhnya yaitu:
1. Melakukan kamuflase atau memiliki warna tubuh yang sama dengan
warna lingkungannya, misalnya bunglon.
2. Melakukan autotomi atau memutuskan ekornya, misalnya cicak
3. Menghasilkan bau busuk, misalnya walang sangit
4. Memiliki bentuk menyerupai lingkungannya misalnya belalang daun
warna dan bentuknya menyerupai daun
5. Menghasilkan cairan tinta, misalnya cumi-cumi
6. Memiliki duri yang tajam, misalnya landak.
Hewan memiliki berbagai bentuk adaptasi untuk memperoleh makanannya,
yaitu:
1. Memiliki kuku dan gigi taring yang tajam, misalnya harimau, kucing
2. Memiliki cakar dan paruh yang kuat, misalnya elang
3. Memiliki paruh yang lebar, misalnya bebek dan angsa
4. Memiliki penglihatan yang tajam untuk menangkap mangsa, misalnya
burung hantu.
34
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester :V / 1
Materi : Bagaimana Tumbuhan Beradaptasi
Pertemuan :2
Alokasi Waktu : 4 jp
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi cara makluk hidup menyesuaikan diri
dengan lingkungan
Kompeensi Dasar : Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan
lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup
Indikator :
- Menjelaskan mengapa tumbuhan meranggas pada musim kemarau
- Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang habitatnya di daerah basah.
- Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang habitatnya di daerah kering
- Menjelaskan fungsi perlindungan diri tumbuhan
- Menyebutkan macam-macam perlindungan diri pada tumbuhan
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa dapat:
1. Menjelaskan mengapa tumbuhan meranggas pada musim kemarau.
2. Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang habitatnya di daerah basah.
3. Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang habitatnya di daerah kering.
4. Menjelaskan fungsi perlindungan diri pada tumbuhan.
5. Menyebutkan macam-macam perlindungan diri pada tumbuhan.
6. Memberikan contoh tumbuhan yang perlindungan dirinya dengan duri.
7. Memberikan contoh tumbuhan yang perlindungan dirinya dengan bau,
dan rasa yang sangat menyengat.
II Materi Pembelajaran
- Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya
- Bentuk-bentuk penyesuaian diri pada tumbuhan
35
III Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Ketrampilan Proses
2. Metode : Diskusi/Ceramah/Tugas
IV Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
Pada pembelajaran sebelumnya siswa telah mengetahui bahwa hewan
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada pembelajaran ini guru
menanyakan kepada siswa apakah tumbuhan juga dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Setelah siswa memberikan jawaban, guru menunjukkan gambar
tumbuhan yang meranggas (daunnya telah rontok). Berkaitan dengan
gambar itu guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, misalnya:
• Bagaimana keadaan tumbuhan pada gambar ini?
• Menurutmu kapankah keadaan daun yang rontok ini terjadi ? di musim
kemarau atau musim penghujankah ? (kemarau)
Jika demikian, maka rumusan permasalahannya adalah:
36
Kegiatan Inti
Kegiaan 1 : Adaptasi Fisiologi pada Tumbuhan
Guru menanyakan dua gambar tumbuhan yang sejenis (jati) dengan
keadaan yang berbeda (gambar pertama pohon jati berdaun lebat, gambar
kedua pohon jati yang meranggas). Siswa ditugasi mengamati keadaan
tumbuhan yang ditanyakan oleh guru, sambil mengajukan pertanyaan:
• Adakah perbedaan keadaan air tanah pada musim penghujan dan musim
kemarau ? (ada)
• Pada musim apa lingkungan cukup air ? (penghujan)
• Pada musim apa lingkungan kekurangan air ? (kemarau)
• Adakah perbedaan keadaan tumbuhan di musim penghujan dan musim
kemaru ? (dimusim penghujan = daun lebat, dimusim kemarau =
meranggas)
• Sehelai kain basah akan kita jemur manakah yang cepat kering, kain
yang direntangkan atau dilipat ?
• Jika kain yang direntangkan diibaratkan tumbuhan berdaun lebat, dan
kain yang dilipat diibaratkan tumbuhan yang meranggas, manakah
tumbuhan yang cepat kehabisan air ? (berdaun lebat)
• Menurutmu apa kegunaan menggugurkan daun bagi tumbuhan ? (agar
tidak cepat kehabisan air)
• Adakah hubungan antara keadaan tumbuhan dan keadaan lingkungan ?
Berdasarkan diskusi kelas antara siswa dan guru, bimbinglah siswa
pada kesimpulan bahwa :
Kesimpulan
37
Kegiatan 2: Adaptasi Tumbuhan terhadap Habitatnya
Guru menanyakan gambar tumbuhan yang memiliki habitat berbeda
(tumbuhan yang hidup di daerah basah; teratai keladi dan tumbuhan yang
hidup di daerah kering; kaktus). Siswa disuruh mengamati bersama
kelompoknya. Hasilpengamatannya ditulis dalam tabel pengamatan sebagai
berikut:
38
Kegiatan 3: Adaptasi untuk perlindungan diri pada tumbuhan
Pada kegiaan ini guru memberikan tanaman berduri di setiap kelompok
(mawar, putri malu, atau tanaman lain yang berduri). Guru menyuruh
masing-masing kelompok untuk memetik tangkai tanaman tersebut.
Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi setiap kelompok saat
memetik tanaman itu, selanjutnya guru menanyakan kepada siswa di kelas,
apa kegunaan duri bagi tanaman tersebut?
Dari diskusi kelas diharapkan kesimpulan bahwa :
Kesimpulan :
Duri bagi tanaman mawar, putri malu dan salak berguna untuk melindungi
diri terhadap musuhnya agar tidak
Guru menginformasikan diganggu
kepada siswa, selain dengan durinya, ada cara
lain bagi tumbuhan untuk melindungi diri dari musuhnya.
Guru menugaskan kepada setiap kelompok untuk menuliskan contoh
tumbuhan, bagian yang dilindungi dari tumbuhan tersebut dan cara
perlindungannya. Hasil diskusi kelompoknya ditulis dalam tabel seperti
berikut:
No. Nama Bagian yang Cara Perlindungannya
Tumbuhan Dilindungi
1. Mangga Buah mudanya Rasa masam
39
Kegiatan Akhir
Tugas
Guru memberi PR kepada siswa untuk menuliskan contoh-contoh
1. Tumbuhan yang melindungi diri dengan:
a. durinya
b. getahnya
c. bulu yang gatal
2. Tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau !
3. Tumbuhan yang habitatnya di daerah basah !
4. Tumbuhan yang habitatnya di daerah kering !
V. Sumber Belajar
1. Buku Pelajaran IPA kelas V
2. Gambar
VI. Penilaian
1. Teknik : tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Tes Pilihan Ganda
40
BAB IV
RANGKUMAN
41
BAB V
EVALUASI
42
5. Lalat lebah (Eristrophe) tubuhnya berbulu dan berwarna seperti lebah,
walaupun tidak memiliki sengat sehingga ditakuti hewan lain dan leluasa
masuk kesarang lebah untuk mencuri makanan. Ini adalah salah satu
bentuk adaptasi tingkah laku yang disebut …
a. kamuflase
b. mimikri
c. adaptasi sementara
d. adaptasi selamanya/abadi
43
9. Beberapa jenis jahe-jahean, bakung-bankungan, dan rumput-rumputan
melakukan estivasi pada musim kemarau, hal ini contoh dari adaptasi …
a. tingkah laku
b. morfologi
c. fisiologi
d. bentuk tubuh
44
GLOSARIUM
45
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Allen. (1983). The Study of Biology. Addison Wesley: New York.
Camphell N.A., J.B. Reece, 2002. Biology. International Edition. Sixth Edition.
San Fransisco, Boston New York: Pearson Education, Inc, publishing as
Benjamin Cummings.
Camphell N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchel M.R. Taylor. 2003. Biology. Concepst
& Connections. Fourth Edition. San Fransisco. California, Boston New
York: Pearson Education, Inc, publishing as Benjamin Cummings.
Joko wilarso, (2000). Biologi (untuk SMP kls 3). Surakarta: PT Pabelan
46