Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Isi Makalah Islamic Building

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kenabian atau nubuwwah adalah suatu isu yang jarang diperbincangkan


oleh masyarakat umum. Namun, teori kenabian dalam agama islam telah
menjadi perdebatan sengit yang belum terhenti hingga saat ini. Sayangnya
perhatian umat islam terhadap tema ini tidak terlalu besar. Meski kenabian
menjadi tema penting dalam kajian islam, tetapi itu tidak berarti terjadi pula
pada agama lain. Menurut penelitian Ulil Abshar Abdalla (Mantan
Koordinator Jaringan Islam Liberal), tema kenabian hanya menjadi tema
serius pada agama Islam dan Yahudi. Agama-agama timur, seperti Hindu,
Budha, Tao, dan lainnya, tidak menaruh perhatian serius pada kenabian.

Risalah yang berarti tugas kerasulan untuk menyampaikan ajaran Allah


SWT berupa wahyu kepada manusia. Risalah ini tak cukup dalam kitabullah
(Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul. Kitabullah dan Sunnah Rasulullah merupakan
sumber pokok ajaran Islam yang pelaksanaannya dicontohkan oleh Rasulullah
dan agama merupakan fitrah bagi manusia.

1
2. Rumusan Masalah

Berdasarkam dari latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Nubuwwah?

2. Apa yang dimaksud dengan Risallah?

3. Siapa sajakah Nabi itu?

4. Apa yang di sebut dengan Ulul Azmi?

5. Siapa sajakah Rasul itu?

6. Apa perbedaan Nabi dan Rasul?

7. Apa saja kriteria Nabi dan Rasul?

8. Apa saja sifat-sifat Rasul?

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Nubuwwah

Kata Nubuwwah berasal dari kata “Naba-a” yang berarti kabar (berita
dan cerita) kata “Nubuwwah” sendiri merupakan mashdar dari “Naba-a”.
Dalam Al-Qur’an kata Nubuwwah disebutkan sebanyak 5 kali, menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia1. nubuwwah adalah wahyu yang diturunkan
kepada Nabi untuk disampaikan kepada manusia. Jadi, Nubuwwah adalah
orang yang menjadi pilihan Allah untuk menerima wahyu-Nya dan Kenabian

1 Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: 2005), Hal.618

3
adalah sifat Nabi, yang berkenaan dengan Nabi. Pengertian ini sesuai dengan
Kamus Dewan yang menyebutkan Nubuwwah adalah hal yang berhubungan
dengan Nabi2.

Konsep Nabi dan Rasul adalah salah satu daripada prinsip utama dalam
Islam, konsep ini berkaitan dengan konsep keadilan Tuhan karena Tuhan
yang Maha Adil yang menciptakan sekalian makhluk terutama manusia. Nabi
bertugas dan bertanggung jawab menyampaikan wahyu Tuhan. Nabi dipilih
sendiri oleh Tuhan daripada kalangan manusia yang sempurna sifat-sifatnya.
Kehadiran Nabi dan Rasul sangat penting khususnya kepada masyarakat
manusia dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain. Oleh karena itu, Tuhan yang
bersifat dengan segala sifat yang sempurna pencipta sekalian makhluk dimuka
bumi termasuk manusia. Untuk itulah Tuhan mengutus Nabi dan Rasul untuk
membawa manusia kepada kebaikan, kejayaan dan kesempurnaan.

Nabi dan Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT yang bertugas
memberi petunjuk kepada manusia tentang keesaan Allah SWT dan membina
mereka agar melaksanakan ajaran-Nya. Ciri-ciri mereka dikemukakan dalam
Al-Qur’an sebagaimana firman Allah SWT artinya adalah :

“...ialah orang-orang yang menyampaikan Risalah-risalah Allah.


Mereka takut kepadaNya dan mereka tiada takut kepada seorang (pun) selain
kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (Q.S
AL-Ahzab : 39)

Dalam kajian Ilmu Sosiologis, an-Nubuwwah merupakan jembatan


transisi dari masa primitif menuju masa penggunaan akal. Rasulullah dan para
Nabi diutus Tuhan adalah untuk membawa manusia dari zaman gelap-gulita
menuju zaman yang terang benderang, masa tidak berpengetahuan kepada
masa berpengetahuan, masa ini maksudnya adalah masa manusia dalam
kebodohan yaitu masa-masa ini, bangsa arab tidak memiliki aturan hukum
yang menjadi pedoman bagi manusia seperti kitab suci yang diwahyukan

2 Md. Nor bin Hj. Ab. Ghani Kmus Dewan, (Kuala Lumpur: 2005), Hal. 108

4
kepada Nabi Muhammad SAW, masa penyimpangan akhlak dan keyakinan,
manusia tidak berbudi, permpuan tidak dihargai masa inilah disebut dengan
masa jahiliah3

Nubuwwah adalah perkataan yang mengandung arti berita tentang Allah


dan tentang urusan-urusan keagamaan, terutama tentang apa yang bakal
terjadi di kemudian hari. Adapun nubuwwah itu ada bermacam-macam seperti
halnya mimpi, penglihatan dan penyampaian. Biasanya para Nabi ketika
melihat perkara-perkara yang akan terjadi tidak membedakan waktu. Dalam
mimpi mereka melihat kejadian-kejadian yang lama akan terjadi. Kalau salah
satu subjek nubuwwah itu dikatakan sebagai pemberitaan tentang masa yang
akan datang maka yang dibawa Nabi Muhammad itu dalam Al-Qur’an lebih
jelas, lebih terang dan jauh dari kemungkinan penafsiran yang bukan-bukan.
Tidak ada ruang bagi orang-orang yang ragu atau ingkar kepada nubuwwah
Muhammad SAW.

Nubuwwah merupakan jembatan dari masa Jahiliyah kepada masa


berperadaban dalam pengetian bahwa akhir dari masa jahiliyah yaitu pada
masa Nabi Muhammad SAW sehingga setelah masa tersebut, lambat laun
manusia sudah meninggalkan kepercayaan terhadap penyembahan berhala,
kemudian berganti denagan masa peradaban, dimana dimasa ini manusia
sepenuhnya menggunakan rasio atau akal dalam segala aspek kehidupan.
Setelah masa jahiliyah ini, maka berakhirlah pula masa an-Nubuwwah. Oleh
karena itu,masa sekarang tentang kehadiran Nabi sebagai penuntun ataupun
penunjuk tidak lagi diperlukan lagi karena manusia pada masa ini sudah dapat
menggunakan akalnya dalam segala perkara sehingga manusia dapat
mengetahui mana yang baik dan harus dikerjakan dan mana yang buruk yang
harus ditinggalkan.

3Kafrawi Ridwan (dkk) Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtar Baru Van Hoeve,1994, cetakan pertama 2004,
Karya adaptasi Dewan Bahasa dan Pustaka, Malaysia, 2004), hal.295

5
2. Pengertian Risalah

Dalam kamus istilah fikih disebutkan bahwa risalah mengandung


beberapa makna, seperti : surat, keterangan, atau perintah yang di bawa oleh
4
Nabi Muhammad saw. Sebagai bukti kerasulannya. Risalah adalah
ajaran-ajaran Allah swt. Yang disampaikan melalui perantaran seorang atau
beberapa orangrasul untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya
dengan Allah swt. Sesama manusia, dan makhluk lingkungannya.5

‫ص ُح لَ ُك ْم َوأ َ ْعلَ ُم ِّمنَ ه‬


َ‫َّللاِّ َما ََل ت َ ْعلَ ُمون‬ َ ‫ت َربِّي َوأَ ْن‬ َ ‫أُبَ ِّلغُ ُك ْم ِّر‬
ِّ ‫س َاَل‬

“Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi


nasehat kepadamu dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu
ketahui”. (Q.S. al-A’raf [7/39]: 62)

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa risalah pada prinsipnya


merupakan pesan-pesan Tuhan yang dibawa oleh manusia pilihan Allah yang
bertugas menyampaikan dan mengajari umatnya atas rekomendasi langsung
dari Allah.

Alquran dalam mengungkapkan risalah sangat rasional, karena etika


Alquran didasarkan pada prinsip logis bahwa segala sesuatu yang
membahayakan keselamatan umat manusia adalah immoral. Risalah atau
wahyu merupakan pancaran, malaikat adalah kekuatan yang memancarkan
dan diterima oleh nabi dan yang turun kepada mereka merupakan pancaran
ang bersambung dan terperinci dan menjadi kekhususan bagi para
penerimanya.6

4 M. Abd. Mujieb, dkk. Kamus Istilah Fiqhi (Cet. 1; Jakarta; Pustaka Firdaus, 1994),h. 297
5 Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi, al-mu’jam al-mufahras li al-faz al-Quran al-Karim (t.tp.: Dar
alFikr,t.th.),h.319
6 Nurkholis Madjid (Ed.), Khazanah Intelektual Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1984),h. 140-141

6
Hal itu dapat kita jumpai, misalnya dalam risalah Musa pada Fir’aun,
ketika Allah menyuruh Musa dan saudaranya menemui Fir’aun dan
mengatakan kepadanya “sesungguhnya kami adalah Rasul Tuhan semesta
alam, lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami”. Ini dapat dipahami bahwa
Fir’aun secara tidak langsung harus beriman kepada Tuhan tetapi risalah yang
di sampaikan kepadanya adalah agar berhenti melakukan penyiksaan dan
pembunuhan terhadap orang-orang Israel. Inti dari risalah kepada Fir’aun
adalah hanya beriman kepada Tuhan semesta alam. Kendala yang
menghambat Fir’aun beriman kepada Tuhan adalah sifat sombong.

Fungsi misi Rasul Allah tidak dapat dipisahkan dengan tujuan risalah
dan rasul ibarat barang ang dibawa dan pembawanya. Nilai dan kedudukan
Rasul diantara bangsa-bangsa adalah sebagaimana pentignya akal pada diri
tiap manusia. Para Rasul membimbing akal untuk mengenal Allah dan
sifat-sifat-Nya ang wajib diketahui oleh manusia.7 Risalah yang dibawa oleh
para Rasul mensyariatkan ajaran moral yang utama. Para rasul mengajak
manusiaa untuk memalingkan hawa nafsu dari kelezatan dunia yang fana
untuk mencapai idea (cita-cita) yang tinggi. Dalam kaitan ini pula rasul
memberitahu kepada manusia tentang ghaib yang diizinkan Allah untuk
mereka ketahui. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Yusuf Al
Qardawi fungsi risalah sebenarnya sama dengan fungsi rasul sebagai
pembawa risalah. Ia mendasarkan pendapatnya pada ayat44 dan 64 surat Al
Nahl.

“Keterangan keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab dan kami turunkan


kepadamu AlQuran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada merreka dan supaya mereka memikirkan.” (Q.S.
al-Nahl [16]; 44)

7 Syekh Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, alihbahasa Firdaus A.N (Cet. X;Jakarta:Bulan Bintang, 1996),h.
97

7
Dan kami tidak menurunkan kepadamu al-kitab (al-Quran) ini,
melainkan agar kamu menjelaskan kepada mereka apa yang mereka
persilisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
(Q.S. al-Nahl [16]; 64)

Meskipun ayat ini kelihatan secara khusus menunjuk tugas dan fungsi
Nabi Muhammad saw. Sebagai penjelas atas risalah atau Al-Quran dari Allah,
para rasul dan nabi Allah sebelumnya juga mendapat tugas yang sama dalam
menyelesaikan perkara yang diperselisihkan manusia atau umatna pada
zamannya. Selain itu nabi juga mengajak manusia untuk bertauhid dan
menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Nama-nama Nabi

Dari Al-Quran dan Hadits disebutkan beberapa nama-nama Nabi dan


Rasul, diantaranya yaitu:

a) Adam AS.

b) Idris diutus untuk bani Qabil di Babul, Iraq dam Memphis dan bani Syits
di Abu Qubays hingga Mesir.

c) Nuh diutus untuk bani Rasib di wilayah Selatan Iraq.

d) Hud diutus untuk Ad yang tinggal di Al-Ahqaf, Yaman.

e) Shaleh diutus untuk kaum Tsamud di Semenanjung Arab.

f) Ibrahim diutus untuk bangsa Kaldea di Kaldaniyyun Ur, Iraq.

g) Luth diutus untuk negri Samud dan Amurah di Syam, Palestina.

h) Ismail diutus untuk penduduk Al-Amaliq, bani Jurhum dan Qabilah


Yaman, Mekkah.

i) Ishaq diutus untuk Kan’an di wilayah Al-Khalil, Palestina.

j) Yaqub diutus untuk kanan di Syam.

8
k) Yusuf diutus untuk Hyksos dan kan’an di Mesir.

l) Ayub diutus untuk bani Israel dan bangsa Amoria (Aramin) di Horan,
Syria.

m) Syu’aib diutus untuk kaum Rass, negri Madyan dan Aykah

n) Musa dan Harun diutus untuk bangsa Mesir Kuno dan Bani Israel di
Mesir.

o) Zulkifli diutus untuk bangsa Amoria di Damaskus.

p) Yunus diutus untuk bangsa Assyria di Niwana, Iraq.

q) Ilyas diutus untuk Funusia dan bani Israel di Ba’labak Syam.

r) Ilyasa diutus untuk bani Israel dan kaum Amoria di Panyas Syam.

s) Daud diutus untuk bani Israel di Palestina.

t) Sulaiman diutus untuk bani Israel di Palestina.

u) Zakaria diutus untuk bani Israil di Palestina.

v) Yahya diutus untuk bani Israil di Palestina.

w) Isa diutus untuk bani Israil di Palestina.

x) Muhammad seorang nabi dan rasul terakhir ang diutus di Jazirah Arab
untuk seluruh umat manusia dan jin.

4. Ulul Azmi

Nabi-nabi ang mendapat julukan Ulul Azmi atau nabi/rasul yang memiliki
ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan kenabiannya:

a. Nuh AS.

b. Ibrahim AS.

c. Musa AS.

9
d. Isa AS.

e. Muhammad SAW.

5. Rasul-rasul Allah

Dalam islam terdapat 4 orang rasul ang wajib kita ketahui, yaitu antara lain:

a. Musa AS. (Kitab Suci Taurat)

b. Daud AS. (Kitab Suci Zabur)

c. Isa AS. (Kitab Suci injil)

d. Muhammad SAW. (Kitab Suci Alquran)

6. Perbedaan Nabi dan Rasul

berikut ini adalah perbedaan nabi dan rasul:

a. Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian.

b. Rasul diutus kepada kaum kafir, sedangkan nabi diutus kepada aum yang
telah beriman.

c. Syariat para rasul berbeda antara asatu dengan yang lainnya atau dengan
kata lain bahwa para rasul diutus dengan membawa syariat baru.

d. Nabi yang pertama adalah Adam dan rasul pertama adalah Nuh.

e. Seluruh rasul yang diutus Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan


yang dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi ada diantara mereka yang
berhasil dibunuh oleh kaumnya.

7. Kriteria Nabi dan Rasul

10
Dikatakan bahwa nabi dan rasul memiliki beberapa kriteria yang harus
dipenuhi, diantaranya adalah:

a. Dipilih dan diangkat oleh Allah.

b. Mendapat mandat (wahyu) dari Allah.

c. Bersifat cerdas.

d. Dari umat bani Adam (manusia).

e. Nabi da rasul adalah seorang pria.

8. Sifat Rasul-Rasul Allah

Rasul sebagai utusan Allah Swt. Memiliki sifat-sifat yang melekat pada
dirinya. Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang Rasul. Sifat-sifat
tersebut adalah sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz.

a) Sifat Wajib.

Sifat wajib artinya sifat ang pasti ada pada rasul. Tidak bisa disebut
seorang rasul jika tidak memiliki sifat-sifat ini.

1. As-siddiq

Yaitu Rasul selalu benar. Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada
bapakna adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh
bapaknya adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat,
jauhilah. Peristiwa ini diabadikan pada Q.S. Maryam/19:41, berikut ini:

“ Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab


(Al-Quran), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat
membenarkan seorang Nabi.” (Q.S. Maryam :41)

2. Al-Amanah.

11
Al-Amanah yaitu rasul selalu dapat dipercaya. Disaat kaum Nabi Nuh
as. mendustakan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh as. lalu Allah Swt.
menegaskan bahwa Nuh as., adalah orang yang terpercaya (amanah).
Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S asy-Syu’ara/26 106-107 berikut ini
yang artinya;

“ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “mengapa


kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul
kepercayaan (ang diutus) kepadamu.” (Q.S asy-Syu’ara/26 106-107)

3. At-Tabligh.

At-Tabligh yaitu rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satupun


ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad Saw. dan tidak
disampaikan kepada umatnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa
Ali Bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam
alQuran Ali pun menegaskan bahwa.

“Demi zat yang membela biji dan melepas napas, tiada yang
disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Al-Quran.”
penjelasan ini terkait dengan Q.S al-Maidah: 67 berikut ini;

“wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.


Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau
tidak menyampaikan amanat-Nya dan Allah memelihara engkau dari
(gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang orang kafir.” (Q.S al-Maidah: 67)

4. Al-Fa anah

Al-Fanaah aitu rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi


persilisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok
memaksakan kehendak untuk meletakan alHajar al-Aswad (batu hitam)
diatas ka’bah lalu Rasulullah Saw. menengahi dengan cara semua
kelompok yang bersengketa agar memegang ujung dari kain itu.

12
Kemudian Nabi meletakan batu itu ditengahnya, dan mereka semua
mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh cerdas Rasulullah
Saw.

b) Sifat Mustahil

Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Berikut ini
sifat mustahil Rasul:

1. Al-Kiib

Yaitu mustahil rasul itu bohong atau dusta.

“kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidakk (pula) keliru dan


tidaklah yang diucapkan itu (al-Quran) menurut keinginannya tidak
lain (al-Quran) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)(Q.S
An-Naim:2-4)

2. Al-Khianah

Yaitu mustahil rasul bersifat khianat. Semua yang diamanatkan


kepadanya pasti dilaksanakan.

“ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak


ada Tuhan selain Dia dan berpalinglah dari orang-orang musryik.”

(Q.S. al-An’am: 106)

3. Al-Kiman

yaitu mustahil rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia


terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan kepada umatnya.

“Katakanlah (Muhammad), aku tidak mengatakan kepadamu bahwa


perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang
gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.
Aku hanya mengikuti apa ang diwahyukan kepadaku. Katakanlah,

13
apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah
kamu tidak memikirkan(nya).” (Q.S. al-An’am :50)

4. Al-Baladah

Yaitu mustahil rasul itu bodoh. Meskipun Rasululah Saw. Tidak bisa
membaca dan menulis (ummi) tetapi ia pandai.

c) Sifat Jaiz

Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah,
artinya rasul memiliki sifat-sifat sebagaiman manusia biasa seperti lapar,
haus, sakit, tidur, sedih, senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan
seorang rasul tetap meninggal sebagimana makhluk lainnya.

14
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Nubuwah adalah wahyu yang diturunkan Allah melalui malaikat jibril kepada
para Nabi. Risalah adalh wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Melalui
malaikat jibril kepada para Rasul. Ada 25 nabi yang wajib kita ketahui, ada 5
nabi yang termasuk Ulul Azmi, dan ada 4 Rasul yang wajib kita ketahui. Sifat
Rasul bisa kita tiru agar kita mempunyai sifat seperti beliau walaupun tidak
sesempurna beliau.

15
DAFTAR PUSTAKA

Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:


2005), Hal.618

Md. Nor bin Hj. Ab. Ghani Kmus Dewan, (Kuala Lumpur: 2005), Hal. 108

16
Kafrawi Ridwan (dkk) Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtar Baru Van
Hoeve,1994, cetakan pertama 2004, Karya adaptasi Dewan Bahasa dan Pustaka,
Malaysia, 2004), hal.295

M. Abd. Mujieb, dkk. Kamus Istilah Fiqhi (Cet. 1; Jakarta; Pustaka Firdaus,
1994),h. 297

Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi, al-mu’jam al-mufahras li al-faz al-Quran


al-Karim (t.tp.: Dar alFikr,t.th.),h.319

Nurkholis Madjid (Ed.), Khazanah Intelektual Islam (Jakarta: Bulan Bintang,


1984),h. 140-141

Syekh Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, alihbahasa Firdaus A.N (Cet.


X;Jakarta:Bulan Bintang, 1996),h. 97

17

Anda mungkin juga menyukai