Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pencemaran Emisi Boiler Menggunakan Batu Bara Pada Industri Kertas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Pencemaran Emisi Boiler Menggunakan Batu Bara Pada Industri Kertas

Oleh Novita Dewi Afsari/ 08151029

Industri pulp dan kertas adalah industri yang mengolah kayu sebagai
bahan dasar untuk memproduksi pulp,kertas, papan dan produk berbasis selulosa
lainnya yang merupakan salah satu sektor unggulan yang terus dipacu
pengembangannya karena memiliki ketersediaan bahan baku dan pasar domestik
yang cukup besar serta didukung dengan penerapan teknologi canggih. Menurut
Menteri Perindustrian, Indonesia merupakan produsen kertas yang menempati
peringkat ke-6 dan untuk industri pulp peringkat ke-9 di dunia. Pada tahun 2015,
kontribusi industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media
rekaman dalam pembentukan PDB mampu mencapai Rp. 87,7 triliun. Sehingga
dapat dikatakan bahwa industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri
yang memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia.

Selain menghasilkan produk yang dapat meningkatkan pertumbuhan


ekonomi, indsutri kertas juga menghasilkan polutan berupa limbah padat, cair,
maupun gas yang dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Pada saat
ini tercatat ada sekitar 66 pabrik kertas (APKI, 2014). Industri kertas
menggunakan teknologi melalui energy uap yang dapat disediakan sendiri melalui
ketel uap (boiler) dengan bahan bakar batu bara yang merupakan sumber emisi
yang dikeluarkan.

Pembakaran batubara dalam boiler merupakan system yang berfungsi


memutuskan ikatan-ikatan hidrokarbon dari batubara untuk menghasilkan heat
atau energy panad dengan melibatkan oksigen dari udara. Karena di dalam
batubara terdapat ikatan-ikatan kimia antara karbon, hydrogen, nitrogen dan sulfur
maka pada proses pembakaran juga akan timbul reaksi kimia antara oksigen
dengan ikatan-ikatan kimia tersebut.

2SO2 + 2H2O + O2 –> 2H2SO4

Timbulnya asam nitrat HNOx dan asam sulfat sebagai hasil pembakaran unsur
nitrogen (N) dan sulfur (S) yang terbawa oleh batubara dapat mengakibatkan

Page 1
pencemaran lingkungan sehingga jumlahnya harus dibatasi dan dimonitoring
melalui perangkat yang disebut dengan CEMS (continuous emission monitoring
system) berdasarkan prosentase nilai yang telah ditetapkan oleh kementrian
lingkungan hidup (Yudisaputro.2015 ( http://berbagienergi.com)).

Dalam pembakaran batubara pada boiler menghasilkan polutan berupa


emisi udara yang dikeluarkan lewat cerobong. Emisi udara yang dikeluarkan
tersebut pada umumnya mengandung bahan pencemar berupa partikulat (debu),
ataupun berupa gas seperti NO2, CO, CO2 dan SO2. Emisi lainnya dari hasil
pembakaran adalah trace element seperti logam berat (Be, Hg, Pb, Cd, Zn, As,
dan Se) berada dalam jumlah kecil.

Emisi udara yang dikeluarkan dari cerobong baik berupa partikulat


maupun gas merupakan emisi yang dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu
polutan dari hasil pembakaran tersebut harus diolah terlebih dahulu supaya
memenuhi Baku Mutu Emisi (BME) berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No. 07 tahun 2007 Lampiran IV tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak Bagi Ketel Uap sebelum dibuang ke lingkungan. Beberapa jenis
peralatan untuk pengendalian polutan emisi udara di industry pulp dan kertas
tersebut diantaranya electrostatic precipitator (ESP), ventury wet scrubber,
cyclone scrubber, impingement scrubber, fabric filter (FF) dan cyclone separator.
Selain itu untuk mengontrol merkuri pada emisi cerobong berbahan bakar
batubara dapat menggunakan teknologi co-benefit (setiawan,2017).

Page 2
(a) (b)
Gambar 1. (a). ventury wet scrubber , (b) electrostatic precipitator (ESP)
Sumber : google.com

Teknologi co-benefit adalah teknologi yang didesain untuk mengontrol


polutan selain merkuri, yaitu partikulat, NOx, dan SOx akan tetapi dalam hal ini
dapat juga digunakan sebagai alat pengendali merkuri. Konfigurasi alat
pengendali emisi dari teknologi ini yiatu Emisi partikulat dapat dikontrol
menggunakan alat pengendali ESP (electrostatic precipitator) yang merupakan
alat pengendali emisi yang paling banyak digunakan oleh industri, selain

Page 3
berfungsi sebagai pengendali partikulat, ESP juga dapat digunakan sebagai
pengendali emisi Hg fasa padat (Hgp) dan emisi Hg yang teradsorbsi pada
permukaan partikel. Scrubber mempunyai fungsi ganda yaitu dapat mereduksi
baik polutan berbentuk partikulat maupun polutan berbentuk gas. Pengendali
emisi dengan Wet Scrubber Gas Desulfurization (FGD) dapat berfungsi untuk
menangkap partikulat maupun menangkap gas SO2. Selain berfungsi sebagai
pengendali SO2, alat pengendali ini bisa digunakan untuk penghilangan kadar
emisi merkuri dengan cara melarutkan oksida merkuri (Hg2+) di dalam air
sebagai cairan penyerapnya. Penghilangan merkuri juga dapat dilakukan
menggunakan spray dryer. Jumlah penghilangan merkuri yang dapat dicapai
sangat bervariasi besarnya tergantung pada konfigurasi peralatan pengendalian
polusi.

Kombinasi SCR, ESP dan FGD pada pembangkit listrik berbahan bakar
batu bara banyak digunakan di Jepang. Sistem pengendalian emisi tersebut dapat
mencapai efisiensi penghilangan NOx sebesar 50 - 90%, partikulat lebih dari 99%,
SO2 sebesar 76,0 - 98,0%, dan penghilangkan merkuri dengan rata-rata 74,4%.
Oleh karena itu, teknologi co-benefit dapat mengendalikan polutan emisi udara
dan menghilangkan merkuri yang efektif sebagai pengendalian pencemaran udara
yang komprehensif (Setiawan,2017).

Gambar 2. Pengendalian Emisi dengan Sistem Kombinasi SCR, ESP, dan FGD di
coal power plant di Jepang
Sumber : Setiawan, 2017

Page 4
Dapat disimpulkan bahwa dalam pengendalian polutan emisi dari hasil
pembakaran batu bara di boiler, industri kertas memasang peralatan pengendali
emisi yaitu ventury wet scrubber dan juga industri kertas telah mengoperasikan
boiler yang dilengkapi dengan peralatan pengendali emisi secara optimal sehingga
kualitas emisi cerobong boiler untuk parameter non-merkuri telah memenuhi baku
mutu emisi. Teknologi co-benefit dapat dipertimbangkan sebagai desain peralatan
untuk mengendalikan polutan emisi udara dan menghilangkan merkuri yang
efektif sebagai pengendalian pencemaran udara yang komprehensif.

Page 5
DAFAR PUSTAKA

APKI, A. P. dan K. I. (2014) Indonesian Pulp & Paper Industry Directory


2014.pdf.

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. “Industri Pulp dan Kertas


Berpotensi Tumbuh Signifikan”.
http://www.kemenperin.go.id/artikel/16331/Industri-Pulp-dan-Kertas-
Berpotensi-Tumbuh-Signifikan-- diakses pada tanggal 24 februari 2018.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup (PERMENLH) No. 07 Thn 2007,


Lamp IV, Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap yang
menggunakan Bahan Bakar Batubara.

Setiawan, yusup. 2017. Valuasi Pengendalian Emisi Boiler Batu Bara Pada
Industri Kertas dan Estimasi Merkuri (Hg). Jurnal selulosa, vol 7, No 1 hal
39-48.

Yudisaputro, Hendra. 2015. Sistem Pembakaran Batubara di Dalam Boiler.


http://berbagienergi.com/2015/12/08/sistem-pembakaran-batubara-di-
dalam-boiler/ diakses pada tanggal 24 februari 2018.

Page 6

Anda mungkin juga menyukai