Laporan Praktikum Elektronika Dasar I
Laporan Praktikum Elektronika Dasar I
Laporan Praktikum Elektronika Dasar I
ELEKTRONIKA DASAR I
Ukur resistansi pada terminal a-b dengan multimeter, maka didapatkan Rth
f. Pengukuran I dan V pada rangkaian pengganti Thevenin.
Buat rangkaian pengganti Thevenin dengan rangkaian seperti dibawah ini:
Atur tegangan DC Power Supply sedemikian rupa sehingga nilainya sama
dengan Vth yang telah didapat pada percobaan sebelumnya.
Ukur arus (I) dan tegangan (V) pada RL yang bervariasi seperti yang ada
pada jurnal (perhatikan mode amperemete DC).
Catat nilai I dan V dalam tabel kerja 1.1 yang tersedia.
Teorema Norton
Nilai RN=Rth.
Catat nilai RN pada tabel kerja 1.2!
d. Pengukuran I dan V pada rangkaian pengganti Norton
Berikan tegangan V sedemikian rupa sehingga akan didapatkan arus sebesar
IN (arus Norton) seperti gambar dibawah ini:
VII.Pembahasan
Pada praktikum kami yang pertama yaitu percobaan rangkaian Thevenin dan
Norton. Pada percobaan Thevenin dan Norton kami hanya melakukan percobaan
Thevenin saja sedangkan rangkaian Norton tidak dilakukan karena tidak
tersedianya waktu dan alat praktikum sehingga nantinya kami menggunakan
literatur dan sumber rferensi lain untuk rangkaian Norton.
Pada praktikum thevenin kami menyiapkan alat dan bahan yaitu tiga buah
resistor yang bernilai R1 3300 ohm, R2 3300 ohm, dan R3 1500 ohm. Kemudian
papan bread board, power suplay, kabel dan jepit buaya.
Pada percobaan thevenin langkah pertama kami mencari nilai tegangan
rangkaian thevenin yang mana kami memakai sumber tegangan asli yaitu sebesar
5 volt. Setelah R1, R2, R3 dirangkai kami menghitung tegangan theveninnya
menggunakan multimeter dan diperoleh nilai tegangan (Vth) rangkaian thevenin
yaitu 2V. Nilai tegangan thevenin yang didapatkan terpaut jauh dari sumber
tegngan yang berselisih 3V. Hal ini mungkin dikarenakan kami kurang teliti
menghitung Vth atau juga mungkin karena kesalahan dalam membuat rangkaian.
Kemudian pada langkah kedua kami mencari nilai hambatan thevenin dengan
mematikan power uplay atau sumber tegangan yang terpakai tadi. Setekah diukur
menggunakan multimeter kami mendapatkan hasil hambatannya adalah sebesar
3000 ohm. Dan selanjutnya kami menghitung arus dan tegngan nya dan
didapatkan hasil yaitu I = 0,22 A dan tegangan V= 0,24 Volt.
Percoban kedua yaitu percobaan rangkaian norton. Namun kami mencari
refrensi dan literatur dari percoban teorema nprton ini. Tidak dilakukan
praktikum.
Setelah dilakukan percobaan ini dapat diketahui bahwa hubungan antara hambatan
beban terhadap arus linear adala berbanding terbalik. Semakin besar hambatannya
maka semakin kecil arusnya.
VIII. Kesimpulan
1. Teorema Thevenin dan Norton adalah rangkaian yang bekerja dengan sumber
tegangan tetap, berapapun arus yang diberikan kepadnya. Cara kerja rangkaian setara
norton yaitu dapat bekerja saat hambatan beban dihubungkan singkat.
2. Pada teorema rangkaian Thevenin digunakan untuk menghitung arus beban,
kemudian pada teori rangkaian Norton kita menghitung tegangan beban.
3. Untuk mengatur Vth, Rth, IN, RN, Arus dan tegangan pada rangkaian Thevenin dan
Norton dapat digunakan persamaan:
𝑉𝑡ℎ 𝑅𝑁 𝑅𝐿
IL= 𝑅𝑡ℎ+𝑅𝐿 dan VL= 𝐼𝑁 𝑅𝑁=𝑅𝐿
Contoh penggunaan filter ini adalah pada aplikasi audio, yaitu pada peredam
frekuensi tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter) sebelum masuk speaker bass
atau subwoofer (frekuensi rendah). Contoh aplikasi low-pass filter pada sinyal
digital adalah memperhalus gambar dengan Gaussian blor (Toifur, 2005). High-
pass filter memiliki banyak aplikasi. Diantaranya digunakan sebagai bagian dari
crossover audio untuk mengarahkan frekuensi tinggi ke tweeter sementara
pelemahan sinyal bass yang dapat menggangu, atau kerusakan, pembicara
(Sutanto, 1994: 247).
Terlihat bahwa jika AC Inverter dijalankan dengan seting suhu hangat yaitu
pada suhu 31, 30, 29, 28, dan 27 unit inverter AC Inverter akan bekerja dan
menghasilkan harmonik arus THDI yang cukup besar ( 95% sampai dengan 24%).
Setelah dipasang filter single tune, pada karakteristik suhu versus Harmonik arus
AC Inverter 2 HP, Terlihat bahwaharmonik arus THDI jauh turun padakisaran
17%. Sedangkan pada gambar 3.11 Karakteritik suhu versus harmonik tegangan
terlihat samabesaran harmonik tegangan THDV baik AC Inverter 2 HP dipasang
filter single tune maupun tidak dipasang filter single tune (Djodi, 2009 :27).
6. Pastikan jumper serta kabel telah dalam posisi yang baik. Pastikan dengan
benar tidak terjadi shorting.
7. Atur input pada signal generator sebesar 500m Vpp dengan menggunakan
sinyal masukan sinusoidal dengan frekuensi rendah.
8. Matikan signal generator kemudian hubungkanlah ke rangkaian di posisi
input.
9. Hidangkan rangkaian ke osiloskop menggunakan dual channel, channel 1
osiloskop dihubungkan ke input rangkaian dan channel 2 osiloskop
dihubungkan ke output rangkaian.
10. Nyalakan osiloskop lalu tunggu kurang lebih 2 menit.kemudian signal
generator dapat dihubungkan.
11. Ukur tegangan output menggunakan multimeter.
12. Ubah frekuensi pada sinyal generator dengan menaikkan frekuensi pada signal
generator.
13. Pada setiap perubahan frekuensi sinyal,tampilan pada osiloskop difoto serta
tegangan output dicatat.
14. Catat hasil percobaan pada table kerja 2.1!
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakikan percobaan filter pasif, dimana kami
melakukan dua kali percobaan yaitu percobaan low pass dan high pass filter.
Pada percobaan pertama yaitu percobaan low pass filter. Mula-mula kami
menyiapkan alat-alat yang di butuhkan dan membuat rangkaian. Kemudian kami
memulai dengan memasang alat-alat praktium, resistor yang digunakan adalah
sebesar 100 ohm dengan tegangan input sebesar 5 volt. Kemudian kami mencari
tegangan output dengan menggunakan frekuensi yang berbeda-beda.
Pada pengulangan pertama kami menggunakan frekuensi sebesar 9,57 Hz
emudian setelah dihitung didapatkan tegangan outputnya sebesar 2,5 volt. Pada
pengulangan yang kedua kami menggunakan frekuensi sebesar 100,3 Hz dan
didapatkan tegangan outputnya sebesar 2,5 volt. Kemudian pada pengulangan
ketiga kami menggunakan frekuensi sebesar 1043 Hz dan didapatkan tegangan
outputnya yaitu 1,43 volt. Pengulangan keempat kami menggunakan frekkuensi
9500 Hz dan didapatkann tegangan outputnya sebesar 1,43 volt. Pengulangan
keempat dan kelima berturut-turut yaitu frekuensi 10.8700 Hz tegangan outputnya
0,18 volt. Dan frekuensi 1.700.00 Hz tegangan outputnya adalah 0 volt.
Pada percobaan low pass filter ini didapat diketahui bahwa semakin tinggi
frekuensi yang digunakan maka semakin rendah tegangan outputnya. Hal ini juga
sama seperti nilai G(w) yang dihitung bahwa semakin kecil pula.
Pada percobaan kedua yaitu high pass filter , alat yang digunakan sama
dengan percobaan low pass filter yang membedakan adalah rangkaiannya. Kami
menggunakan nilai resistor sebesar 120 ohm. Dengan tegangan input sebesar 5
volt. Pada percobaan pengulangan pertama kami memakai frekuensi sebesar 9,07
Hz dan mendapatkan tegangan outputnya sebesar 0 volt. Percobaan kedua
memakai frekuensi 100,3 Hz dan mendapatkan tegangan outputnya juga 0 volt.
Pengulangan ketiga dengan frekuensi 1043 Hz tegangan outputnya adalah 0,71
volt. Percobaan keempat dengan frekuensi 9500 Hz maka tegangan outputnya
adalah 0,35 volt. Percobaan kelima dan keenam digunakan frekuensi sebesar
108700 Hz dan 1.700.000 Hz didapat tegangan outputnya sebesar 1,42 volt dan
1,5 volt.
Dari percobaan high pass filter dapat diketahui bahwa se,akin tinggi frekuensi
maka semakin tinggi pula teganga outputnya.
VIII. Kesimpulan
1. Low pass filter digunakan untuk meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan
meredam sinyal berfrekuensi tinggi. High pass filter adalah jenis filter yang
melewatkan frekuensi tinggi, tetapi mengurangi amplitudo frekuensi yang
lebih rendah daripada frekuensi cutoff.
2. Cara kerja Low Pass Filter adalah dengan meloloskan frekuensi yang rendah
sedangkan cara kerja High Pass Filter yaitu meloloskan frekuensi yang tinggi.
3. Untuk mengukur R,C,Vin,Vpp,Frekuensi,Vout dan G(w) menggunakan
rumus:
i. Ulangi langkah 4 sampai 9 untuk rangkaian RC, dan mengganti parameter tegangan
VL dengan VC.
j. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini!
VII.Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan rangkaian seri RLC dan
Resonansi. Percobaan rangkaian seri RLC dan Resonansi ini dilakukan tiga kali
percobaan yaitu rangkaian seri RL, seri RC, dan rangkaian seri RLC. Tetapi kami
hanya melakukan dua kali percobaan yaiturangkaian seri RL dan rangkaian seri RC,
sedangkan rangkaian seri RLC dilakukan oleh kelompok shift 2, karena keterbatasan
waktu yang ada.
Pada rangkaian seri RL kami mendapatkan frekuensi yaitu dari 10 kHz – 100
kHz. Dimana kami akan mencari nilai dari VR dan VL. Pada rangkaian pertama yaitu
frekuensi 10 kHz kami mendapatkan tegangan VR 2,9V dan tegangan VLnya yaitu
0,070V. Kemudian ada frekuensi 30 kHz kami mendapatkan tegangan VR sebesar 2,19
volt dan VL sebesar 0141 volt.
Selanjutnya pada frekuensi 50 kHz kami mendapatkan tegangan VR sebesar
2,12 volt dan VL nya 0,282 volt. Lalu pada frekuensi 70 kHz kami mendapatkan
tegangan sebesar VR nya 2,12 volt dan VL nya sebesar 0,353 volt. Terakhir kami
melakukan pada frekuensi pada 100 kHz didapat tegangan VR sebesar 0,12 volt dan
VL sebesar 0,494 volt. Dari lima langkah percobaan tersebut terdapat diketahui
semakin besar frekuensi, maka semakin besar pula tegangan induktornya tetapi
tegangan resistornya semakin kecil.
Pada percobaan seri rangkaian RLC, kami tidak melakukan percobaan karena
terbatasnya waktu sehingga kami mendapat data percobaan dari kelompok shift 2 yaitu
pada frekuensi 10 kHz dengan tegangan VR yaitu 2,33 volt dan tegangan VL yaitu
0,035 volt dan VC nya sebesar 0,87 volt. Pada frekuensi 30 kHz didapat nilai tegangan
VC adalah 2,26 volt, VL nya adalah 0,07 volt dan VR nya adalah 2,26 volt. Pada
frekuensi 50,534 kHz didapat nilai VR sebesar 2,12 volt dan nilai VL nya yaitu 0,106
volt dan VC nya adalah 0,566 volt. Pada frekuensi 70 kHz nilai VR nya adalah 2,12
volt, nilai VL nya yaitu 1,54 volt dan nilai VC nya adalah 0,636 volt. Pada frekuenso
100 kHz didapat VR, VL dan VC nya yaitu 2,12 volt, 0,141 volt dan 0,672 volt. Pada
percobaan ini didapat diketahui bahwa nilai frekuensi semakin besar maka nilai
tegangan resistor semakin kecil dan tegangan kapasitornya stabil.
VIII. Kesimpulan
a. Rangkaian seri RL merupakan rangkaian yang terdri dari komponen resistor dan
komponen induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik
sinusoida.
Rangkaian seri RC merupakan rangkaian yang terdiri dari komponen resistor dan
komponen kapasitor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik.
Rangkaian seri RLC adalah rangkaian listrik AC yang didalamnya mengandung
resistor, kapasitor, dan induktor yang dihubungkan satu sama lain secara seri dengan
maksud tegangan rms V dan arus yang mengalir.
b. Sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah induktor yang dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik sinusoida adalah terjadinya pembagian
tegangan secara vektoris.
Sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah kapasitor yang dihubungkan
denga sumber tegangan bolak-balik sinusoida adalah terjadinya pembagian tegangan
secara vektoris.
Sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah induktor yang dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik sinusoida adalah terjadinya pembagian
tegangan di VR, VL, dan VC secara vektoris.
c. Untuk mengukur nilai VR, VL, dan VC adalah dengan persamaan:
VR= IR VL= I XL
VC= I XC I= V/z
d. Resistansi total pada rangkaian seri RLC dapat menggunakan persamaan
Z= √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)2
Bentuk gelombang yang terjadi pada output dapat dilihat pada gambar 6.5
terbentuknya tegangan pada arah gelombang penuh dengan menggunakan rangkaian
jembatan (zuhal, 2004 : 113)
Gambar 7.48 melakukan suatu rangkaian listrik bolak balik yang dihubungkan dengan
suatu hambatan tegangan pada hambatan berupa kurva sinusoidal
Apa yang terjadi ketika sebuah dioda ditambahkan pada rangkaian gambar diatas?
Ketika tegangan sumber positif, arus dapat melewati sumber dioda. Ketika tegangan
sumber negatif, arus dihambat sehingga tidak ada arus yang mengalir (t=0). Karena itu
arus dan tegangan hambatan hanya mempunyai nilai positif saja (gambar 7.48) rangkaian
pada gambar 7.28 kiri dinmakan rangkaian penyearah setengah gelombang (Yohanes,
2009: 223).
Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripplenya kecil, namun ada
masalah stabilitas jika tegangan pln naik atau turuun, seperti rangkaian penyearah diatas,
jika arus semakin besar ternyata tegangan DC keluarannya juga ikut turun. Untuk
beberapa apikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan
komponen aktif yang daapat mengulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil ( Imam,
2013 :184).
Penyearah (rectifier), dapat digunakan baik sebagai satu daya arus searah dalam
teknik konventer AC ke DC dikenal beberapa bentuk topologi rangkaian penyearah yang
dapat digunakan sebagai pengendali motor arus seahar yaitu penyearah tegangan
setengah gelombang, penyearah gelombang penuh sistem brigde dan sistem centre tap
transformator dengan sistem tegangan satu fasa ( Yakob, 2012 : 42).
V. Prosedur Percobaan
penyearah setengah gelombang
a. Persiapkan semua peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan saat melaksanakan
percobaan.
b. Periksa semua bahan dan peralatan, pastikan semua dalam kondisi baik.
c. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini :
d. Pada sisi primer transformator, berikan tegangan supply sebesar 220V AC.
e. Lakukan pengukuran tegangan pada sisi sekunder transformator dengan
menggunakan multimeter, kemudian catat hasil pada tabel
f. Ukur tegangan pada hambatan R1 (VR1)
g. Hitung tegangan pada dioda dengan menghubungkan anoda dan katoda ke
multimeter.
h. Amati dan gambarkan bentuk gelombang keluaran pada hambatan R1 dengan
menggunakan osiloskop.
i. Catat hasil pengamatan pada tabel kerja.
d. Pada sisi primer transformator, berikan tegangan supply sebesar 220V AC.
e. Ukur tegangan pada sisi sekunder transformator dengan menggunakan multimeter,
kemudian catat hasil pada tabel
f. Ukur tegangan pada hambatan R1 (VR1)
g. Hitung tegangan pada dioda (D1 dan D2) dengan menghubungkan anoda dan katoda
dengan multimeter.
h. Amati dan gambarkan bentuk gelombang keluaran pada hambatan R1 dengan
menggunakan osiloskop
d. Pada sisi primer transformator, berikan tegangan supply sebesar 220V AC.
e. Ukur tegangan pada sisi sekunder transformator dengan menggunakan multimeter,
kemudian catat hasil pada tabel
f. Ukur tegangan pada hambatan R1 (VR1)
g. Hitung tegangan pada dioda (D1, D2, D3 dan D4) dengan menghubungkan anoda dan
katoda dengan multimeter.
h. Amati dan gambarkan bentuk gelombang keluaran pada hambatan R1 dengan
menggunakan osiloskop
VIII. Kesimpulan
1. Pada penyearah setengah gelombang menghasilkan bentuk keluaran gelombang
seperti gambar dibawah ini
Untuk penyearas gelombang penuh menghasilkan bentuk gelombang seperti dibawah
ini
Untuk penyearah gelombang sistem jembatan menghasilkan bentuk gelombang
seperti di bawah ini
2. Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah gelombang pertama melewati
dioa yang positif menyebabkan dioda dalam keadaan forward bias sehingga arus dari
setengah gelombang pertama ini bisa melewati dioda. Pada penyearah gelombang
penuh sau dioda bekerja pada fase siklus positif dan satu dioda bekerja pada siklus
negatif yang telah dibalik.
V. Prosedur Kerja
15. Persiapkan semua peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan saat melaksanakan
percobaan.
16. Periksa semua bahan dan peralatan, pastikan semua dalam kondisi baik.
17. Rangkaikan seperti pada gambar dibawah ini
VII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu percobaan teorema dioda zener. Dioda zener merupakan
dioda yang memungkinkan arus listrik mengalir seperti umumnya suatu dioda biasa
namun juga dalam arah berkebalikan saat tegangan diatas suatu nilai tertentu. Suatu nilai
disebut voltase breakdown.
Pada percobaan kali ini kami menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam
berjalannya praktikum nanti. Setelah itu kami memulai percobaan.
Percobaan pertama yaitu melakukan percobaan karakteristik dioda zener dengan Vin
sebesar 0 volt dan Iz sebesar 0 mA. Lalu pengukuran kedua dengan Vin 2 volt di dapat
tegangan zenernya (Vz) 1,6 volt dan arus zenernya 0,1 A.
Pada pengukuran ketiga digunakan Vin sebesar 4volt dan tegangan zener 3,3volt lalu
arus zener atau Iz adalah 1,7 mA. Selanjutnya pada percobaan kelima dengan Vin 8volt
dan tegangan zenernya adalah 3,3volt lalu arus yang didapat sebesar 4,8 mA.
Kemudian pengukuran selanjutnya dipakai Vin berturut-turut yaitu 0Volt, 12volt, dan
14 volt, dan dipakai tegangan zener (Vz) secara berturut turut adalah 8,8volt, 10,4 volt,
dan 12volt. Lalu didapat arus zener secara berturut-turut adalah 6,4 mA, 8 mA, dan 9,3
mA.
Selanjutnya pada tegangan knee diperoleh 3,3 volt. Pada percobaan zener regulator
beban penuh diperoleh IT nya sebesar 9,2 mA, Iz nya sebesar 9,1 mA dan IL nya sebesar
0,1 mA serta FL nya didapatkan 2volt. Kemudian pada zener regulator tanpa beban
didapatkan Ir nya sebesar 9,8 mA, Iz nya diperoleh sebesar 9,7 mA dan Vo nya adalah
12volt.
VIII. Kesimpulan
1. Dioda zener adalah dioda yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik
mengalir kearah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan memlampaui batas
tegangan (breakdown voltage) atau tegangan zener
2. Fungsi utama dioda zener adalah untuk menstabilkan tegangan atau disebut juga
dengan regulator tegangan, sedangkan dioda berfungsi sebagai penyearah tegangan
atau arus.
3. Untuk menghitung arus source Ir arus zener dan arus beban Iz dan tegangan output
beban penuh Vo(FL). Dengan perhitungan tegangan zener dan resistansi zener, dan
membandingkan kedua hasil nya yaitu
IT = Vin – Vout
Ir = It – Iz
Vout = Vz + Iz.Rz
Hasil penelitian john bardeb dan walter bratt di laboratorium bell yang sedang
melakukan penelitian crystal surfaces.Penelitian pada tahun 14 tersebut menhasilkan
material transistor yang berfungsi sebagai penguat arus atau saklar elektronik. Transistor
ini lah yang menjadikan cikal bakal dihasilkannya chip yang mampu membuat komputer
kita seukuran jam tangan ( Widodo,2005:2).
Saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua keadaan yaitu
keadaan on dan keadaan off .keadaan off merupakan suatu keadaan dimana tidak ada
arus yang mengalir (Ahmad,2009:27-28).
The paper has considered a way of electronic switch voltage drop minimization on an
electronic open state switch constructed on MOSFET. It has explained the advantages of
the field-effect transistor usage. It has defined that the complexity of a modern switch
development in the systems with the low voltage supply and the consumption current
consists in two undesirable phenomena: closed switch leakage and the voltage drop on an
open state one. The paper has presented the comparison of well-known classical
architecture of electronic switches and the offered architecture also. The paper shows the
conclusion concerning the transistor’s gate output current influence on its conduction. It
has also received the results of simulation. The simulation results show that the offered
architecture at the equal area has the advantages over classical switches and possesses
the low open state resistance and low leakage current in closed state. All these facts
allow using an offered electronic switch in the high-speed systems with the low supply
voltage and the strict requirements to the consumption current (Seyi,2008:52).
VII.Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu transistor sebagai saklar elektronik dimana praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik transistor sebagai saklar dan juga untuk
mengetahui perbedaan kaki-kaki pada transistor. Pada praktikum ini kami menggunakan
alat dan bahan pada panduan praktikum dan kami mencoba melakukan praktikum sesuai
dengan prosedur percobaan.
Pada percobaan kali ini kami mencari nilai VR1, VR2, IC dan IB serta mengamati
lampu yang ada pada breadboard lampu menyala dari Vberapa dan sebagainya.
Pada percobaan pertama kami menggunakan tegangan input sebesar 0volt. Dan tidak
ada lampu yang menyala, hal ini disebabkan karena tidak ada arus yang mengalir.
Kemudian tegangan inputnya kami tambahkan menjadi 1volt tetapi lampu masih sama
yaitu tidak menyala. Hal ini disebabkan tegangan yang keluar masih sangat kecil. Pada
saat tegangan input dinaikan lagi menjadi 2volt, lampu mulai kelihatan bercahaya atau
nyalanya angat redup. Semakin tegangan input dinaikan menjadi 3volt maka perubahan
terjadi dengan LED lampu yang tadinya tidak amat tampak sekarang mulai kelihatan
redup, pada 3volt. Begitupun seterus nya sampai 9volt, lampu akan menyala semakin
terang dan lebih terang lagi.
Ketika tegangan inut dinaikan secara terus-meerus lampu yang terdapat pada
rangkaian menyala semakin terang. Maka nilai tegangan pada hambatan dua semakin
naik ketika tegangan input dinaikan. Arus pada basis dan arus ada kolektor nilainya nol
(0) untuk semua tegangan input yang diberikan.
VIII. Kesimpulan
3. Sebuah transistor yang idealnya sebagai saklar harus mempunyai karakteristik pada
keadaan off ia tidak dapat dialiri arus sama sekali dan pada keadaan on ia tidak
mempunyai tegngan drop.
4. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal atau kaki yaitu basis (B) ,Emitor(E),
dan kolektor (C).tegangan yang disatu terminal misalnya emitor dapat dipkai untuk
mengtur arus dan tegngan yang lebih besar daripada arus input basis yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output kolektor.