Pengindraan
Pengindraan
Pengindraan
PENGINDRAAN
A. Latar Belakang
dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi mencoba
menerangkan faktor-faktor fisik dan kimia yang bertanggung jawab akan asal,
perkembangan dan gerak maju kehidupan. Tiap-tiap jenis kehidupan, mulai dari
mahluk sederhana seperti virus yang bersel satu sampai manusia yang
tersendiri. Oleh karena luasnya bidang fisiologi maka di bagi menjadi bagian-
bagian yang lebih khusus antara lain fisiologi virus, fisiologi bakteri, fisiologi
tumbuhan, fisiologi ikan dan sebagainya. Fisiologi menjadi salah satu ilmu yang
Salah satu cabang ilmu fisiologi, yaitu tentang pengindraan atau yang
dikenal dengan sistem indra. Sistem indra memerlukan bantuan sistem saraf yang
menghubungkan badan indra dengan sistem saraf pusat. Organ indra ialah sel-sel
tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan
sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat
susunan saraf. Ikan dapat merangsang segala sesuatu yang ada di lingkungannya
Organ sensor pada ikan komet sama seperti vertebrata lainnya, termasuk
manusia. Ikan komet memiliki organ untuk mengecap dan membau. Walaupun
ikan komet tidak memiliki telinga bagian dalam, tetapi dapat pula mendengar.
Sistem linea lateralis pada ikan komet berperan sebagai detektor dinamika
tekanan, khususnya pada frekuensi yang sangat rendah dimana pada manusia
memahami dan mengetahui tentang organ-organ apa saja yang bekerja pada ikan
organ apa saja yang bekerja pada ikan komet (Carassius auratu auratus) serta
seberapa lama daya respon menggunakan alat pengindraannya bila diberi suatu
perlakuan.
sistem pengindraan pada ikan komet (Carassius auratus auratus) dan daya
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambar
B. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Ostariophysoidei
Family : Cyprinidae
Genus : Carassius
C. Morfologi
Ikan komet (Carassius auratus auratus) merupakan salah satu jenis ikan
mas hias, ciri yang membedakan dengan ikan mas hias lainnya adalah caudal fin
atau sirip ekornya lebih panjang dan percabangan di sirip ekornya sangat terlihat
jelas, tidak seperti ikan mas biasa yang percabangan di sirip ekornya tidak begitu
terlihat jelas. Selain itu, ikan komet mempunyai warna orange yang mencolok
sehingga sangat menarik untuk menjadi ikan hias di dalam ruangan ataupun di
luar ruangan. Ikan komet memiliki badan yang memanjang dan ramping sehingga
di dalam akuarium ataupun di kolam, ikan ini selalu aktif berenang ke segala
penjuru. Panjang tubuh ikan komet bisa mencapai sekitar 35 cm dari ujung kepala
D. Siklus Hidup
Ikan komet termasuk jenis ikan mas hias, siklus hidupnya sama seperti
jenis ikan mas lainnya. Siklus hidupnya dimulai dari perkembangan di dalam gonad
(ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan
tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, sering memijah
pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang
tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir
fajar. Menjelang memijah, induk-induk aktif mencari tempat yang rimbun, seperti
tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang
perangsangan ketika terjadi pemijahan pada ikan mas di alam untuk proses
berwarna bening, berdiameter 1,5 - 1,8 mm, dan berbobot 0,17 - 0,20 mg. Ukuran
telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan
tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa. Antara 2 – 3 hari
kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva mempunyai
kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi
larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2 – 4 hari. Larvanya
alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina dan daphnia.
Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60 – 70 % dari bobot
E. Kebiasaan Makan
Larva ikan komet biasanya diberi pakan Tubifex Sp. Namun masih banyak
kendala yang harus dihadapi para petani ikan karena ketersediaan Tubifex Sp
yang tidak kontiniu. Untuk itu guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal
terhadap pertumbuhan dan kelulus hidupan serta warna ikan mas komet, maka
perlu diketahui pakan lain yang terbaik untuk pemeliharaan ikan mas komet. Untuk
memperbaiki bobot rata-rata ikan komet yang lebih tinggi yaitu dengan
memberikan Tubifex sp. yang lebih tinggi pula. Tubifex sp. merupakan pakan hidup
memangsanya. Sifat pakan alami yang bergerak tetapi tidak begitu aktif akan
pakan alami yang pergerakanya sangat aktif sehingga ikan lebih sulit untuk
D. Organ Sensorik
lainnya, termasuk manusia. Ikan memiliki organ untuk mengecap dan pembau
sebagaimana yang manusia miliki. Walaupun ikan tidak memiliki telinga bagian
dalam (cochlea = rumah siput), sebagaimana yang manusia punyai, tetapi ia dapat
mendengar. Ikan memiliki linea lateral yang berperan sebagai dektor dinamika
tekanan, khususnya pada frekuensi yang sangat rendah, dimana pada manusia
tidak ditemukan. Manusia dan ikan mempunyai organ-organ yang serupa untuk
mendeteksi pergerakan air pada masing-masing semicircular sebagai organ
pengaturnya. Ikan dapat merangsang segala sesuatu yang ada di alam dengan
berbagai organ sensor yang dimilikinya, sebagai contoh ikan dapat merangsang
berikut: 1) Eksoreseptor yaitu reseptor raba dan penglihatan, menerima impuls dari
otot harus ditekuk untuk mendapatkan posisi yang tepat dalam ruangan, 3)
Enteroseptor ialah yang menerima stimulus oleh faktor- faktor di dalam lingkungan
dalam tubuh, jadi mempengaruhi kerjanya otot polos dan kelenjar. Eksteroseptor
dan proprioseptor adalah somatik dan enteroseptor adalah organ indra visceral.
Berbagai sumber stimulus yang dimiliki oleh ikan adalah sesuatu seperti halnya
yang dimiliki oleh manusia. Namun yang membedakan antara ikan dan manusia
2010).
perubahan posisi tubuh dan ruang, 3) Khemoresptor ialah yang peka terhadap
peka terhadap rangsangan getaran suara dari medium yang mempunyai frekuensi
terhadap rangsangan panas atau dingin. Berbagai rangsangan yang ada di alam
nantinya akan menjadi sesuatu yang dibawa ke saraf pusat yaitu otak dan
Makassar.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini beserta fungsinya
C. Prosedur Kerja
2. Mengisi aquarium dengan air tawar hingga setengah dari tinggi aquarium.
4. Mengukur volume air dengan rumus panjang x lebar x tinggi (setengah dari
tinggi aquarium).
5. Memasukkan 3 ekor ikan ke dalam aquarium dan setiap orang memilih satu
Uji Penglihatan
ruangan.
Uji Penciuman
pakan
B. Pembahasan
Suhu awal air menunjukan 25oC. Volume air yang diperoleh dengan rumus
panjang sisi aquarium dikalikan lebar aquarium dan tinggi air yang merupakan
mistar yang menunjukan 50 cm, sedangkan lebar aquarium diperoleh 35 cm, dan
tinggi air diperoleh 17 cm sehingga volume air yang didapatkan yaitu 29.750 cm3.
Organ Pendengaran
Walaupun ikan tidak memiliki telinga bagian dalam (Cochlea= rumah siput)
Pada bagian dorsal telinga dalam ikan terdiri tiga saluran semi sirkular (bidang
(ruang perasa kelembaban cairan). Bagian dorsal ini dilengkapi oleh utrikulus dan
dan detektor gravitasi. Bagian ventral terdiri dari sacculus dan lagena yang juga
dalam cairan dan dikelilingi oleh seikat cilia yang berasal dari sel rambut sensori.
Lapisan sel rambut ini mengandung suatu epitellium sensori (macula) dalam tiap
ruang. Pelenturan pada cilia menyebabkan membran sel rambut yang peka
berubah bentuk, dan dengan cara demikian merangsang transmisi neural ke pusat
Secara garis besar struktur mata pada ikan adalah sama dengan pada
organisme vertebrata lainnya, terdiri dari ruang depan, iris, lensa, ruang vitreous
yang berisikan cairan kental yang dinamakan vitreous humor dan dibatasi oleh
retina. Mata peka terhadap cahaya, dan komponen fungsionil utamanya ialah
cawan optic. Dinding sebelah dalam yang membatasi rongga cawan, tumbuh
menjadi retina, sedangkan yang sebelah luarnya tetap tipis merupakan lapisan
pigmen dari retina. Lapisan ektoderm di depan kapsula optik akan membentuk
plakoda yang mengalami invaginasi dan membentuk lensa. Retina ikan pada
dasarnya tidak berbeda dari retina vertebrata lainnya, berupa selaput saraf yang
terletak di bagian belakang dari rongga mata. Unsur-unsur saraf dari retina terdiri
atas batang dan kerucut yang peka terhadap cahaya yang panjang gelombangnya
bermacam-macam. Retina dan rongga bola mata berada di sebelah dalam lapisan
choroid yang berpigmen dan terbuka pada lubang pupil. Berkas cahaya masuk ke
dalam mata melaui pupil. Bagian dari lapisan choroid disekeliling pupil dinamakan
Organ Penciuman
Organ penghidu pada ikan terletak pada kantung di bagian atas moncong
dan biasanya tepat di depan mata. Kantung nasal ini tidak dapat berhubungan
langsung dengan faring karena kantung ini hanya sebagai external nares
kantung nasal, organ ini harus dialiri air. Respirasi dapat memudahkan pengaliran
ini pada ikan-ikan yang mempunyai internal nares, tetapi pada sebagian besar ikan
air dalam kantung nasal dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu maju ikan,
gerakan cilia pada kantung atau penglihatannya dan dengan cara pemompaan
yang aktif oleh kantung nasal dan tambahannya. Ikan-ikan yang sirkulasi air pada
jelabir atau pembatas di belakang anterior menjadi lebih banyak. Struktural yang
demikian ini tampak jelas pada ikan air tawar misalnya trout dan minnow. Pada
ikan sidat, beberapa catfish dan ikan-ikan yang mempunyai kantung nasal yang
panjang, cilia sangat berperan dalam menggerakkan air dan demikian pula dengan
Organ Peraba
tekanan, khususnya pada frekuensi yang sangat rendah dimana pada manusia
tidak ditemukan. Linea lateral juga berperan dalam keseimbangan seperti halnya
pada indra pendengaran. Linea lateralis pada ikan sangat berperan terutama pada
kehidupan ikan yang memperlihatkan pola kehidupan ikan yang berbeda. Bantuan
gerak air di sekitar ikan dapat terdeteksi. Reseptor tersebut dinamakan neuromas
dan setiap neuromas terdiri dari banyak sel rambut dengan bantuan cupula yang
menonjol seperti halnya sel rambut dengan satu cupula yang melekat. Secara
umum ikan lebih aktif mempunyai suatu presentase neuromas kanal lebih besar
dibandingkan dengan neuromas bebas. Reseptor bagian dasar kanal tetap dapat
berfungsi mendeteksi perpindahan air lokal yang lemah selama ikan berenang
(Sitepu, 2012).
Pengetukan pada salah satu sisi aquarium dilakukan untuk menguji indra
pendengaran pada ikan. Pada ikan I membutuhkan waktu respon 33 detik, ikan II
dengan waktu 39 detik dan ikan III dengan waktu 45 detik. Pada sampel yang diuji
yaitu ikan komet dapat merespon dengan baik ketukan disalah satu sisi aquarium.
Hal tersebut dikarenakan sistem transmisi bunyi dalam air mempunyai suatu
pengaruh penting terhadap evolusi pendengaran pada ikan. Bunyi terdiri dari
vibrasi atau getaran yang mempunyai suatu komponen pemindah partikel dan
suatu komponen tekanan suara yang berlangsung lama melalui medan jauh yang
lebih luas. Di dalam medan dekat getaran dideteksi oleh ikan melalui telinga dalam
yang didalamnya terdapat alat keseimbangan dan alat-alat yang dapat menerima
memberikan sedikit makanan (pakan) pada permukaan air. Pada ketiga ikan
sampel tersebut, ikan I membutuhkan waktu 6 detik , ikan II dengan waktu 25 detik
dan ikan III dengan waktu 11 detik. Ikan sampel dapat merespon dengan baik
pakan yang diberikan menandakan bahwa organ penciuman pada ikan sampel
makanan merupakan fungsi organ penciuman yang utama pada ikan-ikan yang
mencari makan dalam keadaan gelap maupun terang atau mencari makanan
diantara material dasar dan tumbuhan. Agar impuls bau-bauan dapat diterima oleh
epithelium olfaktori dalam kantung nasal, organ penghidu harus dialiri. Sirkulasi air
dalam kantung nasal dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu gerakan maju ikan,
gerakan cilia pada kantung dan pemompaan yang aktif oleh kontraksi kantung
nasal.
Penurunan suhu pada air dilakukan untuk menguji indra peraba pada ikan
sampel dengan cara menambahkan sedikit es batu pada akuarium. Pada ketiga
ikan sampel tersebut dengan suhu awal yaitu 25oC, ikan I mampu merespon pada
suhu 200C, ikan II mampu merespon pada suhu 19oC dan ikan III mampu
merespon pada suhu 21oC. hal tersebut menunjukkan bahwa organ gurat sisi pada
ikan normal. Menurut Burhanuddin (2010) sistem garis sisi merupaka organ
neuromas bebas. Reseptor bagian dasar kanal tetap dapat berfungsi untuk
mendeteksi perpindahan, air lokal yang lemah selama ikan berenang cepat pada
lampu yang ada dalam ruangan kemudian menyalakan senter untuk melihat
respon ikan dalam mencari cahaya. Pada ketiga ikan sampel tersebut, ikan I
membutuhkan waktu respon 1 menit 21 detik, ikan II dengan waktu 55 detik dan
ikan III dengan waktu 18 detik. Ketiga ikan dapat merespon perlakuan yang
diberikan karena ikan memiliki retina yang merupakan bagian terpenting dari mata,
menutupi lebih separuh bagian dalam bola mata, terdiri atas jaringan urat saraf
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pengindraan dapat disimpulkan bahwa Ikan
ada di lingkungan misalnya pengetukan pada salah satu sisi aquarium, pemberian
dengan es batu.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Husnan, M., Rusliadi, Iskandar Putra. 2011. Maintenance Gold Fish (Carassius
Auratus) with Different Feed on Recirculation Systems. Universitas Riau.
Riau.
Kautsar, M. 2013. Penggunaan Larutan Teh sebagai Penurun Daya Rekat Telur
Ikan Komet. Universitas Padjajaran. Jatinogor.
Uthami, C. 2004. Pengaruh Subtitusi Telur ayam pada Pakan terhadap Laju
Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.