Teori Akuntansi Keuangan (Scott)
Teori Akuntansi Keuangan (Scott)
Teori Akuntansi Keuangan (Scott)
Scot, William R
Terdapat empat komponen dasar yang akan dibahas pada buku ini.
1.12.1 Kondisi Ideal
Menurut Scott (2006) yang dimaksud kondisi ideal adalah suatu perekonomian yang dicirikan
oleh pasar sempurna dan lengkap, atau tidak adanya asimetri informasi dan halangan-halangan
lainnya bagi operasi pasar yang wajar dan efisien. Kondisi tersebut juga disebut first-best.
Selain itu, penilaian aset dan kewajiban berdasar nilai tunai/sekarang harapan arus kas yang akan
datang. Arbitrasi memastikan bahwa nilai-nilai tunai dan nilai-nilai pasar sama. Laporan
keuangan sangat relevan dan reliabel, serta investor-investor dan manajer-manajer tidak ruangan
untuk tidak sepakat atas pilihan kebijakan akuntansi, dan tidak ada dorongan-dorongan untuk
meminta regulasi. Akuntansi berbasis nilai tunai atau nilai pasar adalah contoh-contoh yang lebih
umum konsep akuntansi nilai wajar (fair value), yang didefinisi sebagai jumlah dalam mana
pihak-pihak akan mau membeli dan menjual harta dan kewajiban secara bebas tanpa campur
tangan pihak ketiga (arms-length transaction).
Dalam praktik, kondisi ideal tidak ada/tidak berlaku. Namun begitu, kondisi ideal memberi
sebuah patok-duga dalam mana kondisi yang lebih realistis, kondisi akuntansi second-best,
dapat diperbandingkan. Studi akuntansi dalam kondisi ideal adalah berguna, karena dapat
membantu untuk melihat apakah masalah-masalah real dan seperti apakah tantangan-tantangan
akuntansi nilai wajar bila kondisi-kondisi ideal yang diperlukan tidak terpenuhi.
Securities Commissons
Jika sebuah badan penyusun standar menginginkan tujuan mereka tercapai, laporan keuangan
harus mematuhi GAAP. Securities Commissons adalah salah satu hal yang penting dalam
melaksanakan standar akuntansi.
Securities and Exchange Commission (SEC) merupakan sebuah badan independen dari
pemerintah Amerika yang memiliki tanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan peraturan-
peraturan dibidang perdagangan efek dan mengatur pasar perdagangan pada bursa efek.
Tujuan utama dibentuknya SEC adalah untuk mengatur bursa efek dan mencegah
penyalahgunaan oleh perseroansehubungan dengan penawaran saham dan penjualan efek serta
pelaporan keuangan perseroan
ORGANISASI CHAPTER 2
Complete relevance
and reliability
Mixed
Historical cost measurement
Current accounting model
value-based
accounting Low Relevance Medium
High Reliability relevance and
reliability
2.1. OVERVIEW
Model nilai sekarang (present value model) menyediakan informasi yang relevan
sepenuhnya kepada pengguna laporan keuangan. Dalam konteks ini informasi yang relevan
didefinisikan sebagai informasi mengenai prospek ekonomi perusahaan di masa depan, terutama
terkait dengan dividen, arus kas, dan profitabilitas.
Dengan kondisi dimana laporan keuangan tersebut relevan maka informasi juga bisa
diandalkan (reliable), kita dapat menemukan informasi yang dapat diandalkan sebagai informasi
laporan keuangan dan hasil operasional yang tepat dan bebas dari bias. Kita juga dapat
mengeksplorasi kondisi dimana nilai pasar aset dan kewajiban dapat digunakan sebagai ukuran
tidak langsung dari nilai sekarang (present value). Hal ini hanya terjadi di bawah kondisi yang
ideal. Jika kondisi tidak ideal, permasaIahan fundamental akan timbul untuk penilaian
aset dan pengukuran pendapatan.
Catatan:
1. Net book value (NBV) untuk aset modal tiap akhir tahun sama dengan present value
(PV).
2. Pertambahan diskon (Accretion of discount) juga disebut sebagai ex ante or expected
net income. Ketika kondisi dalam kepastian, expected net income sama dengan ex post
atau realized net income.
3. Laporan keuangan yang relevan memberikan informasi mengenai prospek ekonomis
perusahan di masa depan. Future dividends = payoff to investors.
Dividend irrelevancy: dalam kondisi ideal, waktu penentuan dividen tidak akan
mempengaruhi present value (PV). Arus kas (cash flows) juga sepenuhnya relevan.
Oleh karena itu laporan keuangan dalam contoh adalah relevan.
4. Net income tidak berperan pada penilaian perusahaan dalam kondisi yang ideal. Hal
tersebut dikarenakan arus kas masa depan (future cash flows) telah diketahui,
pendapatan bersih (net income accretion of discount) dapat diprediksi, neraca berisi
informasi yang relevan.
5. Informasi yang dimuat dalam laporan keuangan reliable, dilihat dari aliran kas dan
tingkat suku bunga diketahui dengan pasti dan semua kesalahan perhitungan segera
dapat di temukan.
6. Dalam kondisi ideal, present value (PV) dari aset atau kewajiban sama dengan harga
pasar.
Arbitrase: membuat keuntungan dalam sebuah pasar dan menjual di pasar lain dengan
barang dan jasa yang sama.
Contoh: tingkat suku bunga = 10%
Pemilik tidak akan menjual aset dengan harga kurang dari $260.33
Tidak ada yang mau membeli lebih dari harga $260.33
Jadi, present value aset pada waktu ke 0 = $260.33
7. Nilai pasar perusahaan = jumlah aset finansial dan present value yang diterima dari
aset + aset tak berwujud present value kewajiban
Total nilai pasar pada contoh = $260.33
2.2.1. RINGKASAN (SUMMARY)
Di bawah kondisi yang ideal dari arus kas masa depan yang diketahui dengan pasti dan
tingkat bunga tetap yang bebas resiko dalam ekonomi, memungkinkan untuk menyiapkan
laporan keuangan yang relevan dan andal. Proses arbritase memastikan bahwa nilai pasar dari
sebuah aset setara dengan nilai sekarang dari arus kas masa depannya. Nilai pasar perusahaan
kemudian adalah nilai aset keuangannya ditambah nilai aset modalnya (dikurangi kewajiban).
Relevance vs Reliability
Relevance dan reliability merupakan karakteristik penting dalam informasi akuntansi.
Seperti yang telah disimpulkan pada pembahasan sebelumnya bahwa, tidak mungkin menyusun
laporan keuangan yang sempurna relevan dan reliabel, sehingga harus ada trade off antara
keduanya. HCA relatif lebih reliable/dapat diandalkan karena biaya atas aset atau kewajiban pada
sebuah perusahaan biasanya merupakan sebuah angka objektif, lebih terhindar dari kesalahan
estimasi dan bias daripada perhitungan present value. Namun, biaya historis mungkin kurang
relevan. Biaya historis, nilai pasar, dan present value mungkin sama pada tanggal akuisisi, tetapi
nilai pasar dan present value akan berubah selama kondisi pasar berubah. Akibatnya , relevansi
current value accounting umumnya melebihi dari HCA. Akan tetapi, penggunaan akuntansi nilai
sekarang dalam kondisi yang tidak ideal akan menimbulkan masalah reliabilitas.
Revenue Recognition
Perbedaan yang penting antara current value accounting seperti RRA dan HCA adalah
perubahan waktu pengakuan dalam nilai aset. Berdasarkan current value accounting, current
valuation atas aset dan kewajiban akan meningkatkan (atau mengurangi) nilai aset dan kewajiban
yang diakui (diukur) pada saat mereka terjadi, dengan mendiskontokan arus kas masa depan (inti
dari nilai) dan mengkapitalisasi nilai tersebut dalam neraca. Pendapatan kemudian pada dasarnya
adalah perubahan bersih dalam nilai sekarang untuk periode yang bersangkutan.
Di bawah perspektif HCA, inventori dinilai berdasarkan kos/nilai perolehan dan accounts
receivable dinilai berdasarkan harga jual, sehingga pendapatan diakui ketika inventori terjual
(penjualan terealisasi). Peningkatan nilai yang belum terealisasi tidak diakui di neraca dan net
income.
Recognition Lag
Current value accounting memiliki sedikit lag pengakuan, karena ketika perubahan nilai
ekonomi terjadi, maka pada saat itulah pendapatan diakui. HCA memiliki lag pengakuan yang
lebih besar, karena pendapatan tidak diakui sampai kenaikan nilai persediaan telah divalidasi,
biasanya melalui realisasi penjualan.
2.5.2. CONCLUSION
HCA rendah relevansi tapi cukup reliable, akuntan menunggu sampai bukti obyektif tersedia
sebelum mengakui pendapatan
biaya historis lebih terlambat (lags) dalam mengakui perubahan nilai aset dan kewajiban
biaya historis adalah proses matching kos dan revenue.
1. OVERVIEW
Figur 3.1 Organization Chapter 3
The information
system
Decision Useful Single person Rational, risk Optional investment Decision Usefulness
Approach decision theory averse investor decision Applied : MD & A
Information
defined
Pada bab 2 disimpulkan bahwa dalam penerapannya, metode present value mengalami
berbagai kendala dan diragukan untuk menyajikan suatu laporan keuangan yang lengkap.
Ketidakmampuan untuk menilai keseluruhan perusahaan pada basis present value atau market
value dapat diartikan bahwa secara teori konsep tentang net income dalam keadaan yang
kompleks dimana akuntan bekerja sulit dicapai.
Akan tetapi, seluruh akuntan setuju bahwa laporan keuangan harus berguna. Hal ini
membawa kepada sebuah konsep akuntansi, yaitu decision usefulness, yang merupakan konsep
tenang kemampuan informasi akuntansi keuangan untuk membantu pengguna dalam pembuatan
keputusan yang tepat. Untuk memahami konsep ini, diperlukan adanya teori-teori lain selain
present value model terkait ekonomi dan keuangan. Hal ini dikarenakan kita tidak dapat
membuat laporan keuangan lebih berguna sampai kita mengetahui arti dari kebermanfaatan itu
sendiri. Selain itu diperlukan juga definisi informasi yang tepat. Decision theories dan capital
market theories dapat membantu dalam memahami konsep arti kebermanfaatan informasi
laporan keuangan. Tujuan dari pembahasan kali ini adalah untuk memperkenalkan salah satu
teori, yaitu teori pembuatan keputusan rasional dan relevansinya dalam akuntansi.
State
Act
High Low
a2
Performance high or low (1,00) $225 (15)
(H|GN) = = = 0,77.
b. Sistem Informasi
Supaya lebih bermanfaat, informasi dalam laporan keuangan harus membantu untuk
memprediksi pengembalian investasi di masa depan. Pada kondisi non ideal, laporan
keuangan tidak menunjukkan nilai masa depan yang diharapkan secara langsung. Namun,
laporan keuangan akan tetap berguna untuk investor secara luas yang memungkinkan suatu
prediksi baik kabar baik ataupun buruk yang terdapat didalamnya akan bertahan sampai masa
depan.
Laporan keuangan masih dapat berguna walaupun tidak melaporkan secara langsung arus kas
masa depan. Hal ini menjadi keterbatasan kondisi ideal. Hubungan antara current financial
statement dan future performance merupakan kondisi probabilitas:
Tabel 3.2 Sistem Informasi Untuk Teori Keputusan Contoh 3.1
GN BN
Secara bersama, probabilitas ini disebut sistem informasi sebagaimana dalam tabel 3.2.
Probabilitas 0,8 dan 0,9 disebut main diagonal probabilities.
Sebuah sistem informasi secara spesifik menunjukkan kondisi state of nature dan probabilitas
objektif dari kemungkinan berdasarkan laporan keuangan. Konsep dari sistem informasi
merupakan konsep yang sangat kuat (karena dapat menangkap isi informasi dari laporan
keuangan dengan demikian menentukan nilainya untuk pembuatan keputusan oleh investor)
dan sangat berguna (karena banyak masalah akuntansi praktis dapat dibingkai dalam kerangka
dampaknya terhadap sistem informasi dalam teori akuntansi keuangan).
c. Information defined
Teori keputusan dan konsep penerangan memberikan cara untuk mendefinisikan informasi,
yaitu bahwa informasi adalah bukti yang memiliki potensi mempengaruhi keputusan
seseorang. Dari definisi tersebut terdapat hal- hal yang bisa kita simpulkan, yaitu:
Dimana x adalah jumlah pendapatan. Perhatikan bahwa fungsi utilitas dari penghindaran
risiko individual adalah cekung.
Bill akan cenderung lebih memilih titik D, dimana nilai terdapat nilai utilitas/kepuasan lebih
tinggi (sehingga risiko lebih rendah) dan tetap memperoleh pendapatan.
Berbeda dengan asumsi penghindaran risiko, terkadang digunakan juga asumsi bahwa
terdapat investor yang tidak terlalu memperdulikan risiko (risk-neutral). Jadi investor
tersebut hanya mempedulikan pendapatan yang mungkin diperoleh tanpa mempedulikan
perhitungan risiko. Gambar 3.4 akan menunjukkan fungsi utilitas dari pembuat keputusan
risk-neutral dimana persamaannya adalah U(x) = bx.
Netralitas terhadap risiko mungkin merupakan asumsi yang beralasan apabila pendapatn
yang diperoleh kecil, namun normalnya asumsi penghindaran risiko lebih realistis untuk
digunakan. Konsep penghindaran risiko penting bagi akuntan, karena berarti investor
membutuhkan informasi mengenai risiko dan juga nilai yang akan diperoleh di masa depan.
a = aksi investasi
fi = fungsi tingkat pengembalian yang diharapkan
xa = aksi investasi
σa2 = varians dari investasi
Dimana 2xa merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan dan σa2 adalah varians.
Contoh kasus dengan dua pilihan investasi untuk menjelaskan diversifikasi portofolio:
Toni Rastafara investor penghindar risiko memiliki $200 untuk diinvestasikan pada saham
PT. A, harga saham sekarang $20, probabilitas naik menjadi $22 adalah 0,74 probabilitas
turun menjadi $17 adalah 0,26. Diasumsikan juga PT. A membayar dividen $1 pertahun.
Exhibit 3.1
Untuk mencapai Aspirasi Pendanaan sampai 5 tahun yang dimulai dari tahun 2010, di tahun
2012 Perusahaan ini menargetkan 4 aktivitas yang akan menjadi kunci kesuksesan, yaitu :
a. Menguatkan Pusat Retail
b. Mengarahkan semua unit bisnis untuk menguatkan Pusat
c. Membangun Organisasi yang mempunyai kinerja tinggi
d. Menyiapkan Platform untuk tumbuh kembang nya Perusahaan
Financial Aspiration
CTR retail sales annual growth
Realisasinya 0.8% masih dibawah target minimal 3%, hal ini disebabkan oleh
Ketidakpastiaan Ekonomi dan Pilihan Konsumen yang teliti yang berimbas pada
penurunan daya jual
Consolidated EPS annual growth
Realisasinya 6,9% masih dibawah target minimal 8%. Namun apabila dilihat melalui
kinerja CAGR, maka Realisasinya sampai tahun 2012 sebesar 14.3% sudah mencapai
target
Retail ROIC
Realisasinya 6,7%, masih dibawah target minimal 10%
Financial Services return on receivables
Realisasinya 6,8%, telah melampaui target
Total return to shareholders
Realisasinya 6,8%, masih dibawah target minimal 10%
Itu tadi adalah Fiancial Aspiration dalam tahun 2012 yang mencerminkan ekspektasi
perusahaan dalam satu tahun yang akan digunakan untuk keputusan pendanaan
Resiko Utama
Kunci dari keberhasilan ERM adalah review yang teratur, identifikasi, dan bantuan dalam
mengelola resiko utama. Resiko Utama ini didefinisikan sebagai 1 kesatuan atau gabungan
antara resiko-resiko yang saling berhubungan.
Pernyataan Framework:
Oleh karena itu, investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor
lainnya membutuhkan informasi untuk membantu mereka menilai prospek arus kas
entitas di masa depan... Informasi mengenai laporan kinerja keuangan entitas (termasuk
saat ini)... biasanya berguna dalam memprediksi pengembalian di masa depan atas
sumber daya ekonomi entitas.
Jadi laporan keuangan selain melaporkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan saat
ini, juga berguna untuk investor yang berorientasi pada masa depan.
Framework menyatakan:
Informasi mengenai pelaporan sumber daya ekonomik dan klaim entitas dan
perubahannya selama suatu periode memberikan basis yang lebih baik dalam menilai
kinerja masa lalu dan masa depan dibandingkan informasi yang hanya berisi tentang kas
yang diterima dan pembayaran dalam periode tersebut.
Dengan kata lain, laporan keuangan membuat prediksi yang lebih baik atas aliran kas di
masa depan dibanding dengan saat ini.
Bagaimana informasi laporan keuangan disajikan agar berguna secara maksimal bagi
investor dalam memprediksi pengembalian di masa depan? Jawabannya ada pada konsep
relevan dan reliabilitas, dimana Framework menyebutkan sebagai karakteristik
fundamental atas kegunaan laporan keuangan.
Definisi Framework:
Definisi framework:
Informasi harus relevan dan terpercaya dan direpresentasikan secara tepat agar berguna.
Pertama, mengidentifikasi fenomena ekonomik yang dapat berguna bagi pengguna
informasi keuangan entitas. Kedua, mengidentifikasi jenis informasi mengenai fenomena
yang paling relevan apabila tersedia dan dapat mewakili secara tepat. Ketiga, menentukan
apakah informasi tersedia dan dapat merepresentasikan secara tepat. Jika begitu, proses
memuaskan karakteristik kualitatif fundamental berakhir pada titik tersebut. Jika tidak,
proses berulang pada jenis informasi relevan selanjutnya.
Earnings response
coefficient, earnings
persistence
5.1 OVERVIEW
Jika Teori Pasar Efisien dan Teori Keputusan mendasari deskripsi wajar atas realitas rata-rata,
kita mestinya dapat mengamati bahwa nilai sahamdi pasar akan merespon adanya informasi baru dengan
cara yang dapat diprediksi.
Hal ini mengarahkan padadilakukannyapenelitian-penelitian empiris mengenai hal tersebut.
Meskipun terdapatkesulitan dalam merancang eksperimen untuk menguji implikasi dari kebermanfaatan
keputusan (decision usefulness) atas informasi akuntansi, penelitian tersebut telah menemukan bahwa
harga saham di pasar sekuritasmemang merespons terhadap informasi akuntansi. Ketika harga
sahambereaksi dengan informasi dengan cara tersebut, kita dapat mengatakan bahwa informasi akuntansi
memiliki relevansi nilai (value relevance). Bukti signifikan pertama atas reaksi pasar sekuritasterhadap
pengumuman pendapatan perusahaan diberikan oleh Ball dan Brown pada tahun 1968. Sejak itu,
sejumlah besar penelitian empiris telah dilakukan untuk mendokumentasikan aspek tambahan dari nilai
relevansi.
Atas dasar penelitian tersebut, tampak bahwa informasi akuntansi memang berguna bagi investor
dalam membantu mereka memperkirakan nilai dan risiko dari pengembalian sekuritas yang diharapkan.
Pada Contoh 3.1 di bab sebelumnya (penggunaan terorema Bayes), kita dapat melihat bahwa jika
informasi akuntansi tidak memiliki kandungan informasi, maka tidak akan ada revisi keyakinan yang
dilakukan oleh investorsaat informasi baru diterima, dan tidak akan ada pemicu keputusan beli/jual. Tanpa
adanya keputusanbeli/jual tersebut, tidak akan ada volume perdagangan atau perubahan harga yang
terjadi.
Intinya, suatu informasi dianggap berguna jika informasi tersebut dapat mengarahkan investor
untuk mengubah keyakinan dan tindakan mereka, dan tingkat kebermanfaatan informasi bagi investor
dapat diukur dari tingkat perubahan volume atau harga setelah dirilisnyasuatu informasi.
Pendekatan relevansi nilai mengambil sudut pandang bahwa investor ingin membuat prediksi
mereka sendiri dalam menentukan tingkat pengembalian saham di masa depan (bukan dari laporan
keuangan, sebagaimana dalam kondisi ideal) dan mampu "melahap" semua informasi yang berguna dalam
hal ini. Relevansi nilai juga menyiratkan bahwa penelitian empiris dapat membantu akuntan untuk lebih
meningkatkan kebermanfaatan dengan membiarkan respon pasar membimbing mereka mengenai
informasi apa yang dianggap penting dan tidak penting bagi investor.
Namun demikian,kita harus berhati-hatiketika menyamakan kebermanfaatan informasi dengan
tingkat perubahan harga saham. Meskipun investor dan akuntan dapat mengambil manfaat dari informasi
yang berguna, tidak berarti bahwa masyarakat akan mendapatkan manfaat yang sama. Informasi adalah
komoditas yang sangat kompleks, dan nilai suatu informasi secara privat dan sosial tidaklah sama. Salah
satu alasannya adalah biaya. Pengguna laporan keuangan umumnya tidak membayar langsung untuk
mendapatkan informasi tersebut. Akibatnya, mereka dapat menemukan bahwasuatu informasi dapat
berguna bagi mereka, namun menimbulkan biaya yang lebih bagi masyarakat (misalnya, dalam bentuk
harga produk yang lebih tinggi untuk membantu perusahaan-perusahaan membayar biaya dalam
menghasilkan dan melaporkan informasi). Selanjutnya, informasi mempengaruhi orang secara berbeda-
beda, dan dibutuhkan analisis biaya-manfaat yang kompleks untuk dapay menyeimbangkan berbagai
kepentingan dari berbagai konstituen yang berbeda.
Pertimbangan sosial ini tidak membatalkan nilai relevansi. Akuntan masih dapat berusaha untuk
meningkatkan posisi kompetitif mereka di pasar informasi dengan memberikan informasi yang lebih
berguna. Dan masih benar bahwa pasar sekuritas akan bekerja lebih baik dalam mengalokasikan sumber
dayanya apabila harga sekuritas memberikan indikator yang baik mengenai peluang investasi dan kinerja
di masa mendatang. Namun demikian, akuntan tidak dapat begitu sajamengklaim bahwa kebijakan
akuntansi yang terbaik adalah yang dapan menghasilkan respon pasar yang terbesar.
Beaver (1968), dalam penelitiannya yang terkenal, meneliti reaksi volume perdagangan. Ia
menemukan adanya peningkatan yang dramatis dalam volume perdanganan pada minggu rilisnya
pengumuman laba. Rincian lebih lanjut mengenai temuan Beaver dibahas dalam Pertanyaan 9 bab ini.
Dalam bab ini kita hanya akan berkonsentrasi pada reaksi harga pasar. Reaksi harga pasar dapat
menjadialat uji kebermanfaatan keputusan yang lebih baik dari reaksi atas volume perdagangan.
Misalnya, model Kim dan Verrecchia (1997) menunjukkan bahwa volume perdaganganlebih noisydari
perubahan harga sebagai ukuran kebermanfaatan keputusan informasi laporan keuangan.
Jika teori keputusan dan teori pasar efisien memiliki relevansi dengan akuntan, prediksi mereka
harus terlahir secara empiris. Seorang peneliti empiris bisa menguji prediksi ini dengan mendapatkan
sampel perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan dan menyelidiki apakah volume dan harga
memang bereaksi terhadap berita baik atau buruk sebagaimanadisebutkan dalam teori.
5.2.2 Finding the Market Response
1. Teori pasar efisien menyiratkan bahwa pasar akan bereaksi dengan cepat terhadap informasi baru.
Akibatnya, penting untuk mengetahui kapan laporan laba bersih tahun berjalan diumumkan
kepada publik. Jika peneliti mencari effek volume dan harga bahkan beberapa hari saja terlambat,
tidak ada efek yang dapat diamati meskipun efek tersebut mungkin sebenarnya terjadi.
Para peneliti telah memecahkan masalah ini dengan menggunakan tanggal laba bersih perusahaan
dilaporkan di media keuangan seperti The Wall Street Journal. Baru-baru ini, banyak perusahaan
mengumumkan informasi laba pada konferensi pers atau dalam panggilan konferensi. Jika pasar
akan bereaksi, hal tersebut harus terjadi pada beberapa hari sekitar tanggal pengumuman.
2. Kabar baik atau kabar buruk dalam laporan laba bersih biasanya dievaluasi relatif terhadap apa
yang diharapkan investor. Jika suatu perusahaan melaporkan laba bersih sebesar, katakanlah, $ 2
juta, dan angka ini merupakan angka yang diharapkan investor (dari laporan triwulanan, pidato
oleh pejabat perusahaan, prediksi analis, informasi di MD&A dan, tentu saja, dalam harga saham
itu sendiri), akan hampir tidak banyak konten informasi dalam laba bersih yang dilaporkan.
Keyakinan sebelumnya investor akan telah direvisi untuk mencerminkan informasi sebelumnya.
Namun akan berbeda jika investor mengharapkan laba $ 2 juta dan laba bersih yang dilaporkan
ternyata adalah $ 3 juta. Kabar baik ini akan memicu revisi keyakinan yang cepat mengenai
kinerja masa depan perusahaan. Ini berarti bahwa peneliti harus mendapatkan proxy atas laba
bersih yang diharapkan oleh investor akan terjadi. Proxy ini biasanya didasarkan pada pendapatan
sebelumnya atau prediksi laba dari analis.
3. Ada banyak peristiwa yang terjadi yang akan mempengaruhi volume dan harga saham
perusahaan. Ini berarti bahwa respon pasar terhadap laba bersih yang dilaporkan dapat sulit untuk
diketahui. Misalnya, sebuah perusahaan merilis laba bersihnya tahun ini, yang berisi berita baik,
pada hari yang sama di mana pemerintah mengumumkan adanya peningkatan substansial dalam
defisit. Pengumuman publik seperti ini mungkin akan mempengaruhi harga dari semua atau
sebagian besar surat berharga yang ada di pasar, yang pada gilirannya mungkin akan menghapus
efek dariperilisan informasi laba perusahaan. Dengan demikian, perlu untuk memisahkan dampak
dari faktor pasar (market-wide) dan dan faktor spesifik perusahaan (specific-firm) terhadap
tingkat pengembalian saham.
Gambar 5.2
Seperti dijelaskan dalam bab sebelumnya, peneliti akan memperoleh data terakhir pada R jt dan RMt
dan menggunakan analisis regresi untuk memperkirakan koefisien model. Misalkan dalam hal ini
dihasilkan nilai αj = 0,0001 dan βj = 0.80, seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Sekarang, dengan perkiraan dari model pasar untuk perusahaan j ini, peneliti dapat
mengkonsultasikannyake media keuangan untuk menemukan hari diumumkannya laba perusahaan
periode ini. Sebut saja "hari 0". Misalkan untuk hari 0 pengembalian indeks industri Dow Jones adalah
0,001. Maka model pasar yang diperkirakan untuk perusahaan j digunakan untuk memprediksi laba atas
saham perusahaan j untuk hari ini. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.2, hasil yang diharapkan adalah
0,0009. Sekarang asumsikan bahwa pengembalian aktual atas saham perusahaan j untuk hari 0 adalah
0,0015. Maka perbedaan antara pengembalian aktual dan yang diharapkan adalah 0,0006 (yaitu, Є jt =
0,0006 untuk hari ini). Angka 0,0006 ini adalah perkiraan yang abnormal, atau perusahaan-spesifik, atas
pengembalian saham perusahaan j untuk hari itu. Pengembalian abnormal ini juga diartikan sebagai
tingkat pengembalian saham perusahaan j untuk hari 0 setelah dihapusnya pengaruh faktor pasar.
Perhatikan bahwa penafsiran ini konsisten dengan Contoh 3.2, di mana kita membedakan antara faktor
pasar dan faktor spesifik perusahaan. Prosedur ini memberikan suatu cara operasional untuk membuat
pemisahan ini.
Bagian atas dari Gambar 5.3 menunjukkan rata-rata kumulatif abnormal return untuk pengumuma
laba GN perusahaan dalam sampel; bagian bawah menunjukkan hal yang sama untuk pengumuman BN
perusahaan. Seperti dapat dilihat, perusahaan GN secara keseluruhan mengungguli total sampel (total
sampel mewakili aspek pasar yang luas), dan perusahaan BN sangat underperformed, selama periode
11bulan menjelang bulan dirilisnya laba perusahaan.
Koefisien respon laba mengukur sejauh mana respons abnormal return saham
perusahaan terhadap komponen laba tak terduga perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut.
Artinya, untuk menghitung ERC, bagi abnormal return saham (untuk jangka waktu seputar tanggal
rilis laba) dengan pendapatan tak terduga untuk periode tersebut. Ini akan mengukur abnormal return per
dolar dari pendapatan abnormal, yang memungkinkan perbandingan ERC di berbagai perusahaan dan dari
waktu ke waktu.
Beta Semakin berisiko urutan pengembalian yang diharapkan di masa depan atas suatu perusahaan,
semakin rendah nilainya bagi investor yang menghindari risiko, hal-hal lain yang sama. Untuk investor
yang terdiversifikasi, ukuran risiko yang relevan atas saham adalah beta. Karena investor mengacu ke
laba saat ini sebagai indikator kinerja masa depan dan return saham, semakin berisiko pengembalian
tersebut di masa depan, semakin rendah reaksi investor terhadap besaran laba tak terduga, yang akan
mengarah ke biaya modal yang lebih tinggi.
Sebagai gambaran, asumsikan investor yang rasional dan menghindari risiko,yang utilitasnya
naikseiring dengan kenaikan ekspektasi nilai dan turun seiring dengan risiko pengembalian/portofolionya.
Anggap bahwa investor tersebut, setelah menyadari bahwa perusahaan baru saja merilis informasi laba
GN, merevisi tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham perusahaan secara positif dan
memutuskan untuk membeli lebih banyak saham. Namun demikian, jika saham ini memiliki beta yang
tinggi, hal tersebut akan meningkatkan risiko portofolio. Karena investor melakukan tradeoff antara risiko
dan return, beta yang tinggi bertindak sebagai rem pada permintaan investor untuk saham GN. Karena
semua investor yang rasional dan menghindari risiko akan berpikir dengan cara ini, permintaan untuk
saham perusahaan GN ini akan semakin rendah beta semakin tinggi, hal-hal lain yang sama. Tentu saja,
permintaan yang lebih rendah menunjukkan peningkatan yang lebih rendah dalam harga pasar dan return
saham dalam merespons GN, karenanya ERC menjadi lebih rendah.
Bukti empiris dari ERC yang lebih rendah untuk beta yang lebih tinggiditemukan oleh Collins dan
Kothari (1989) dan Easton dan Zmijewski (1989).
Struktur Saham Untuk perusahaan yang dengan leverage yang tinggi, peningkatan, katakanlah,
pada laba (sebelum bunga) menambah kekuatan dan keamanan atas obligasi dan hutang lainnya, sehingga
banyak kabar baik mengenai laba lebih ditujukan ke debtholders daripada pemegang saham. Oleh karena
itu, ERC untuk sebuah perusahaan yang memiliki leverageyan tingi harus lebih rendah dari perusahaan
yang memiliki sedikit atau tidak ada utang, hal-hal lain sama.
Bukti empiris mengenai ERC yang lebih rendah bagi perusahaan dengan leverage yang tinggi
dilaporkan oleh Dhaliwal, Lee, dan Fargher (1991).
Kualitas Laba Kita menentukan kualitas (yaitu, keinformatifan) atas laba dari besarnya
probabilitas diagonal utama pada sistem informasi yang terkait. Semakin tinggi probabilitas ini, semakin
tinggi ERC yang kita harapkan, karena investor akan lebih mampu untuk menyimpulkan kinerja
perusahaan di masa depan dari kinerja saat ini.
Sebagai masalah praktis, pengukuran kualitas laba tidak sejelas di atas, karena probabilitas sistem
informasi tidak secara langsung diamati dan pendekatan pengambilan sampel menemui masalah sampling
error. Pendekatan tidak langsung, dibahas dalam Bagian 3.3.2, adalah untuk menyimpulkan kualitas laba
dengan besarnya revisiperkiraan laba analis setelah pengumuman laba. Namun demikian, hal ini hanya
menimbulkan pertanyaan mengapa analis merevisi perkiraan mereka lebih pada beberapa perusahaan
tertentu daripada yang lain.
Untungnya, beberapa langkah pengukuran lain dari kualitas laba tersedia. Di sini kita
mempertimbangkan dua langkah. Yang pertama adalah persistensi laba. Kita berharap bahwa ERC akan
semakin tinggi seiring dengan kabar baik atau buruk pada usaha tahun berjalan diperkirakan akan
bertahan di masa depan, karena penghasilan saat ini dianggap memberikan indikasi yang lebih baik
mengenai kinerja perusahaan di masa depan. Jadi, jika GN saat ini adalah karena efisiensi operasi,
keberhasilan pengenalan produk baru, atau pemangkasan biaya oleh manajemen, ERC harus lebih tinggi
daripada jika GN adalah karena, katakanlah, keuntungan yang tak terduga dari penjualan pabrik dan
peralatan. Dalam kasus kedua, nilai pasar perusahaan meningkatkan dolar ke dolar dengan jumlah
keuntungan, karena hanya ada sedikit alasan untuk mengharapkan keuntungan yang tidak biasa terjadi.
Dengan meningkatknya operasi, peningkatan pendapatan atau penghematan biaya akan bertahan dan
bermanfaat dalam pelaporan pendapatan di masa depan juga, sehingga ERC harus lebih tinggi.
Bukti bahwa ERC lebih tinggi seiringpersistensi perubahan pendapatan tak terduga disampaikan
oleh Kormendi dan Lipe (1987), yang mengukur persistensi dari sejauh mana perubahan laba dalam dua
tahun terakhir terus berlanjut hingga tahun ini semakin besar pengaruh perubahan laba dua tahun
terakhir dengan perubahan laba tahun berjalan, semakin besar persistensi penghasilan sebelumnya.
Li (2011) mengusulkan pendekatan yang terkait untuk mengukur persistensi. Dia berargumen
bahwa keputusan mengenai investasi modal dan tenaga kerja perusahaan mencerminkan informasi
internal manajemen tentang prospek laba jangka panjang perusahaan. Artinya, seorang manajer yang
rasional hanya akan menginvestasikan modal dan tenaga kerja pada proyek yang diharapkan akan bernilai
positif. Jika demikian, kekuatan hubungan antara perubahan belanja modal dan perubahan laba
merupakan ukuran kualitas laba. Karena laba jangka panjang dan persistensi laba adalah konsep yang
mirip, pendekatan Li memungkinkan adanya alternatif perkiraan persistensi laba.
Berdasarkan sampel perusahaan selama periode 1952-2004, Li mendokumentasikan hubungan
positif antara perubahan belanja modal dan perubahan laba, dan bahwa hubungan ini berkorelasi dengan
persistensi laba, konsisten dengan argumennya. Hasil ini dicapaidengan pengendalianatas ukuran lain
kualitas laba.
Persistensi adalah sebuah konsep yang menantang dan bermanfaat. Salah satu alasannya,
dikemukakan oleh Ramakrishnan dan Thomas (RT, 1991), adalah bahwa komponen yang berbeda dari
laba bersih mungkin memiliki persistensi yang berbeda. Misalnya, asumsikan bahwa di tahun yang sama
di mana sebuah perusahaan berhasil memperkenalkan suatu produk baru,perusahaan tersebut juga
melaporkan keuntungan dari penjualan pabrik dan peralatan. Dalam hal ini, persistensi laba merupakan
rata-rata tertimbang dari persistensi berbeda dari komponen pendapatan. RT membedakan tiga jenis
peristiwa laba:
Permanen, diharapkan bertahan tanpa batas waktu
Transitoris, mempengaruhi laba pada tahun berjalan tapi tidak tahun depan
Harga tidak relevan, persistensi nol
ERCs per dolar dari pendapatan tak terduga untuk ini adalah (1 + R f)/Rf (di mana Rf adalah tingkat bunga
bebas risiko), 1, dan 0, masing-masing.
Sebagai akibatnya, terdapat tiga ERC, masing-masing mungkin ada di laporan laba rugi yang sama.
RT menyarankan bahwa alih-alih mencoba untuk memperkirakan ERC rata-rata, investor harus berusaha
untuk mengidentifikasi tiga jenis ERC tersebut secara terpisah dan menetapkan ERC yang berbeda untuk
masing-masing. Dengan demikian, mereka dapat mengidentifikasi kekuatan laba permanen, atau
persisten.
Untuk memahami ERC untuk laba permanen, perhatikan bahwa hal itu dapat ditulis sebagai 1 +
1/Rf. Jadi, di bawah kondisi ideal, respon pasar atasi $1 dari pendapatan permanen terdiri dari angsuran
tahun berjalan sebesar $1 ditambah nilai sekarang dari lamanya angsuran masa depan 1/R f. Menulis ERC
dengan cara ini juga menunjukkan bahwa ketika laba tetap bertahan melampaui tahun berjalan, besarnya
ERC berbanding terbalik dengan tingkat bunga.
Peluang Pertumbuhan GN atau BN untuk laba saat ini dapat mengisyaratkan prospek pertumbuhan
masa depan perusahaan, dan karenanya ERC yang lebih tinggi. Seseorang dapat berpikir bahwa karena
laporan keuangan masih mengandung komponen biaya historis yang cukup besar, laba bersih tidak bisa
benar-benar menginformasikan pertumbuhan masa depan perusahaan. Namun, hal tersebut belum tentu
terjadi. Misalkan laba bersih saat ini mengungkapkan profitabilitas tinggi yang tidak terduga untuk
beberapa proyek investasi baru perusahaan. Hal ini dapatmemberikan indikasi ke pasar bahwa perusahaan
akan menikmati pertumbuhan yang kuat di masa depan.
Kesamaan Harapan Investor Investor yang berbeda akan memiliki harapan yang berbeda
mengenai laba perusahaan periode berikutnya, tergantung dari informasi awal yang mereka miliki dan
sejauh mana kemampuan mereka untuk mengevaluasi informasi tersebut. Namun, perbedaan ini akan
berkurang sepanjang mereka mendapatkan informasi tersebut dari sumber yang umum, seperti perkiraan
konsensus analis (misalnya, rata-rata semua perkiraan), ketika membentuk harapan mereka.
Keinformatifan Harga DiBagian 4.4, kita menggambarkan bagaimana harga saham secara
parsial menginformasikan tentang nilai masa depan perusahaan. Konsekwensinya adalah bahwa harga
menyebabkan laba, karena harga pasar merupakan agregat dari semua informasi perusahaan yang
diketahui publik, banyak di antaranya yang oleh sistem akuntansi terdapat lag. Efek ini muncul dengan
jelas dalam penelitian Ball dan Brown (lihat Gambar 5.3), di mana return saham atas GN atau BN
diantisipasi bahkan sejak 12 bulan sebelum laba dirilis. Akibatnya, semakin informatif laba tersebut,
semakin sedikit kandungan informasi dari laba akuntansi saat ini, hal-hal lain sama, sehingga semakin
rendah ERC.
5.4.4 Summary
Relevansi nilai dari laba bersih yang dilaporkan dapat diukur dengan tingkat perubahan harga
saham atau, lebih khusus, dengan besarnya abnormal return pasar, pada sekitar waktu di mana pasar
mengetahui informasi laba bersih saat ini. Hal ini karena investor yang rasional akan merevisi harapan
mereka mengenai kinerja perusahaan masa depan dan return saham atas dasar informasi laba saat ini.
Keyakinan yang direvisi dapat memicu keputusan membeli/menjual, karena investor bergerak dengan
membandingkan antara risiko-return dalam portofolio mereka ke tingkat yang diinginkan. Jika tidak ada
konten informasi pada laba bersih, maka tidak akan ada revisi keyakinan, dan tidak ada keputusan
jual/beli yang dihasilkan, sehingga dianggap tidak ada keterkaitan dengan perubahan harga.
Untuk jumlah tertentu laba bersih tak terduga, teori memprediksi bahwa tingkat perubahan harga
saham atau abnormal return tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, struktur modal,
risiko, prospek pertumbuhan, persistensi, kesamaan harapan investor, dan kualitas laba.
Setelah penelitian rintisan yang dilakukan Ball dan Brown, penelitian empiris telah menunjukkan
respon pasar diferensial tergantung pada sebagian besar faktor-faktor ini. Hasil empiris benar-benar
sangat luar biasa. Pertama, mereka dapat mengatasi masalah substansial desain statistik dan
eksperimental. Kedua, mereka menunjukkan bahwa pasar, rata-rata, sangat canggih dalam
kemampuannya untuk mengevaluasi informasi akuntansi. Hal ini mendukung teori efisiensi pasar dan
teori keputusan yang mendasarinya. Akhirnya, mereka juga mendukung pendekatan kebermanfaatan
keputusan (decision usefulness approach) dalam pelaporan keuangan. Seiring akuntan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik dari respon investor terhadap informasi laporan keuangan, kemampuan
mereka untuk menyediakan informasi yang berguna untuk investor juga akan lebih meningkat.
Measurem
ent
Concept of Are securities Other reasons Estimating approach
market efficient? faces a
measurement Behavioural finance for firm value reliability
approach versus investor measurement constraint
rationality
approach
Auditor Conservatism
liability Impairment
test
6.11. CONCLUSION
Dengan asumsi keandalan yang wajar, akuntansi nilai sekarang dapat meningkatkan
keputusan kegunaan relatif terhadap perspektif informasi
Peningkatan penggunaan akuntansi nilai sekarang dalam pelaporan keuangan
Alasan:
1. Pasar tidak sepenuhnya efisien
2. kekuatan penjelas rendah dari laba bersih untuk pengembalian saham
3. Teori Surplus bersih Ohlson
4. kewajiban auditor
Keputusan kegunaan bagi investor dapat lebih ditingkatkan dengan akuntansi konservatif
CHAPTER 8
THE EFFICIENT CONTRACTING APPROACH TO
DECISION USEFULNESS
Organisasi Chapter 8
8.1 OVERVIEW
Teori kontrak efisien mengambil sudut pandang yang mana perusahaan mengatur dirinya
dengan cara yang paling efisien, begitu pula untuk memaksimalkan kemungkinan bertahan
hidup. Beberapa perusahaan lebih terdesentralisasi dari pada perusahaan lainnya, beberapa
perusahaan mengadakan kegiatan didalam sedangkan perusahaan lainnya mengontrakkan
beberapa kegiatanya, beberapa perusahaan membiayai dengan hutang lebih dari yang lain, dan
sebagainya. Bentuk paling efisien atas tata kelola perusahaan untuk perusahaan tertentu
tergantung faktor-faktor seperti lingkungan hukum dan institusional, teknologinya, dan tingkat
kompetisi dalam industri.
Kontrak efisien adalah sebuah komponen yang signifikan dari tata kelola perusahaan.
Untuk menguatkan tata kelola perusahaan, kontrak-kontrak ini harus efisien. Mereka harus
secara optimal seimbang antara biaya dan manfaat. Akhirnya, tujuan dari teori ini adalah untuk
memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi manajerial pada situasi yang berbeda
dan di perusahaan yang berbeda, dan bagaimana akuntansi keuangan dapat berkontribusi
terhadap kontrak efisien.
Teori tersebut mengasumsikan bahwa manajer, seperti investor, rasional.
Teori efisiensi kontrak membantu akuntan mengetahui mengapa melaporkan ke
pengurus adalah penting, dan untuk mengapresiasi batasan perhatian legitimasi manajemen
tentang pemilihan kebijakan akuntansi.
8.4.2 Konservatisme
Asimetri hasil juga membuat sebuah permintaan untuk konservatism bersyarat, yaitu
impairment test. Perimintaan Pemberi pinjaman informasi tentang unrealized loss adalah lebih
baik daripada permintaan merekan terkait dengan unrealized gain, mengingat unrealized gain
dipercaya tidak lebih bermanfaat daripada unrealized losses dalam rangka memprediksi kesulitan
keuangan.
Namun, pemikiran kontrak efisien untuk kondisi konservatism bersyarat melebihi diluar
kewajiban hukum. Dia menyediakan early warning system atas kesulitan keuangan mendatang.
Juga, konservatism bersyarat, dengan membuat sebuah sistematik understatement atas nilai
bersih aset, menyediakan pemberi pinjaman dengan batas bawah aset bersih untuk membantu
mereka mengevaluasi keamanan pinjaman.
Setiap pihak memiliki informasi yang lengkap tentang pihak yang lain. Jadi, investor tahu
strategi dan hasil yang tersedia bagi manajer dan sebaliknya. Namun, mereka harus memilih
strategi mereka tanpa mengetahui strategi pihak lain yang dipilih. Oleh karena itu, RD akan
menjadi strategi yang dipilih. Ini adalah pasangan dimana tiap pemain terdiri dari strategi
mereka, meskipun kedua belah pihak akan lebih baik jika pasangan BH yang akan dipilih.
Titik mendasar adalah bahwa model ini memungkinkan individu untuk lebih memahami
proses pilihan kebijakan akuntansi. Setiap pihak memiliki kepentingan mereka sendiri untuk
dipertaruhkan, yang mungkin bertentangan. Pemahaman yang lebih baik dalam situasi konflik ini
oleh pembuat standar akuntansi akan menghasilkan pilihan kebijakan akuntansi yang lebih
realistis.
Dalam buku ini digunakan contoh investor dan manajer yang menunjukkan teori
permainan non-kooperatif dalam situasi konflik. Contoh serupa dari model ini misalnya pada
industri mobil bekas. Pembeli menginginkan semua informasi yang relevan dan dapat diandalkan
tentang mobil untuk membantu dia dalam menilai nilai mobil yang diharapkan dan risiko
pembelian mobil tersebut. Penjual mungkin tidak ingin mengungkapkan semua informasi negatif
tentang mobilnya. Mobil itu dapat menjadi sulit untuk terjual, penjual mungkin harus
menghabiskan dananya untuk memperbaiki mobil, atau pembeli dapat membeli di tempat lain.
Kedua belah pihak menyadari strategi pihak yang lain dan reaksi yang mungkin terjadi. Ini
adalah permainan non-kooperatif karena tidak ada kesepakatan yang mengikat antara penjual dan
pembeli.
Penjual memiliki dua strategi. Dia bisa berbohong tentang kualitas mobilnya digunakan,
sehingga terdengar lebih baik daripada yang sebenarnya. Atau, ia bisa jujur tentang kualitas
kendaraan dan risiko kehilangan penjualan. Pembeli dapat memilih untuk membeli atau menolak
untuk membeli mobil.
HONEST LIE
BUY 70,40 30,70
REFUSE 35,10 35,30
Pasangan strategi yang dipilih tidak akan Menolak (refuse) / Jujur (honestly) atau Beli
(buy) / Berbohong (Lie). Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa masing-masing pihak memiliki
informasi yang lengkap tentang yang lain dan tahu strategi dan hasilnya. Sebagai contoh, jika
penjual memilih untuk Berbohong, pembeli tidak akan memilih untuk Membeli karena dia akan
menerima sebuah utilitas yang lebih tinggi dengan Menolak. Berbohong / Menolak adalah
pasangan strategi yang dipilih karena pengaruh strategi pemain lain, setiap pemain adalah
pemeran dengan nya atau keputusannya meskipun membeli / Jujur akan memberikan setiap
pemain utilitas yang lebih tinggi. Hal ini disebut sebagai Nash Equilibrium.
Teori Permainan membantu kita untuk memahami proses memilih kebijakan akuntansi.
Hal ini membantu kita untuk memahami mengapa dalam situasi tertentu perusahaan akan
memilih untuk mendistorsi laporan keuangan jika hal ini membantu mereka untuk
melakukannya. Teori ini juga membantu dalam menunjukkan bagaimana sulitnya untuk mencoba
dan menerapkan kebijakan dan prosedur baru yang menghasilkan keuntungan yang rendah
kepada manajemen. Teori permainan juga dapat digunakan untuk menunjukkan dewan standar
akuntansi tentang bahaya jika tidak mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang
dipengaruhi oleh pilihan-pilihan kebijakan yang ditemukan menjadi sulit untuk diterapkan.
Externalities
and free-riding
Adverse
selection Private
Concept of Market How much
incentives for
Informaon failures-a role information
information
Production for regulation to regulate?
production
Moral
hazard
Lack of
unaminity
A. Overview
Penyusunan standarmerupakan suatu bentuk dari peraturan yang pada akhirnya juga
merupakan pertanggungjawaban dari pemerintah. Pemerintah biasanya menyerahkan tanggung
jawab terkait peraturan satandar akuntansi kepada badan tertentu, seperti komisi surat berharga.
Pada gilirannya, badan tersebut mungkin menyerahkannya lagi kepada badan semi independen
seperti IASB, AcSB, dan FASB. Tanpa membeda-bedakan badan-badan terebut, kita biasa
menyebutnya dengan istilah regulator.
Ingat bahwa kita melihat regulator sebagai mediator antara benturan kepentingan antara
para investor dan manajer. Masalah mendasar yang terjadi adalah bagaimana melakukan mediasi
ini, atau bagaimana menggabungkan pelaporan keuangan dan kontrak efisien dari informasi
akuntansi, atau bisa juga bagaimana menentukan secara tepat jumlah suatu informasi.
Bagi banyak produk, kekuatan pasar cukup untuk mendorong produksi hingga
mendekati keadaan terbaik dengan adanya sedikit regulasi. Namun, sementara terdapat banyak
insentif berbasis pasar bagi perusahaan guna menghasilkan informasi, hasil informasi terbaik
mustahil dicapai hanya dengan kekuatan pasar saja. Alasan utama adalah adanya asimetri
informasi. Oleh karena informasi akuntasi keuangan memiliki sifat sebagai barang publik,
pemasok informasi tidak selalu mendapatkan bayaran atas informasi yang mereka hasilkan.
Sebagai konsekuensi, mereka akan menghasilkan informasi dibawah kualitas terbaik. Akibatnya,
asimetri informasi, yang mengarah pada adverse selection dan moral hazard, lebih besar dari
yang diinginkan. Kegagalan pasar ini mendukung argumen untuk regulasi pengungkapan
keuangan. Namun, karena sulitnya pengukuran manfaat yang kompleks dan kos untuk
menghasilkan informasi, pembuat standar tidak mampu memperoleh informasi terbaik pula. Oleh
karena suatu peraturan juga memiliki kos, pertanyaan kemudian menjadi salah satu tingkat dari
penyusunan standar. Intinya, luasanya penyusunan standar merupakan suatu tantangan bagi
akuntan. Banyaknya aspek informasi yang diatur dan luasnya regulasi meningkat seiring semakin
tersiarnya standar akuntansi.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak dari industri membuat aturan dalam pola
kerjanya. Penerbangan, pengangkutan, jasa keuangan, dan telekomunikasi merupakan contoh
dari industrialisasi yang telah diatur secara formal. Kemudian pertanyaan selanjutnya, yaitu
apakah aturan yang akan dibuat ini menimbulkan kekacauan. Namun, pembahasan mengenai pro
dan kontra dari penyusunan standar membantu kita dalam melihat trade-offs yang terlibat dan
memahami peran penting informasi dalam masyarakat.
H. Decentralized Regulation
Dalam bagian 12.5 kita berksesimpulan bahwa pasar gagal dalam menghasilkan
informasi yang dianggap penting sehingga diperlukan beberapa peraturan atau regulasi.Kita
menyebutnya sebagai pendekatan yang fleksibel Regulasi desentralisasi disebut juga dengan
pendekatan manajemen yaitu keputusan didesentralisasikan pada keputusan intern
manajemen.Desentralisasi dapat meningkatkan relevansi pelaporan karena telah disesuaikan
dengan keadaan/situasi perusahaan.
Pelaporan segmen merupakan salah satu contoh regulasi desentralisasi.Informasi
tentang segmen perusahaan sangat berguna bagi investor dalam evaluasi kinerja perusahaan,
informasi yang relevan seperti membedakan risiko, tingkat pengembalian, dan kesempatan untuk
berkembang.Selanjutnya, perusahaan bervariasi dalam tingkat dan basis segmentasi, sehingga
informasi segmen harus lebih memungkinkan investor untuk menghargai perusahaan individu.
IFRS 8 (2006) mengatur tentang pelaporan segmen dimana mengharuskan perusahaan
melaporkan informasi segmen atas dasar yang samayang mengatur segmen yang secara internal
untuk pengambilan keputusan manajemen dan evaluasi kinerja.Standar yang serupa adalah ASC
280-10 berlaku di United States.
Ada dua persyaratan, yaitu:
1. Berbagai basis/dasar segmentasi yang mungkin dilakukan, melaporkan pada basis yang
konsisten dengan model bisnis perusahaan dan organisasi internal, akan sangat berguna bagi
investor, karena manajemen tahu cara terbaik bagaimana mengatur bisnis perusahaan,
menghasilkan produk dan layanan, dan mengatur risiko, pengembalian, dan perkembangan
yang dihadapi.
2. Oportunisme cost dalam pelaporan segmen akan tinggi, karena berdasarkan standar yang
baru saja dijelaskan, perusahaan perlu untuk mengubah organisasi internal jika keinginan
untuk mengubah format pelaporan segmen.
I. How Much Information is Enough?
Meskipun pasar gagal dalam menghasilkan informasi, kita tidak harus berasumsi bahwa
peningkatan regulasi benar-benar dibutuhkan. Hal itu dikarenakan regulasi disertai dengan cost
yang sangat besar.
1. Direct cost
Digunakan untuk menyusun dan mengelola regulasi, serta compliance cost (biaya
kepatuhan) yang diterapkan pada perusahaan.
2. Indirect cost
a. Untuk menerapkan standar akuntansi dan pelaporan yang sama akan mengurangi
kesempatan manajer untuk melakukan signal. Standar audit yang seragam untuk semua
perusahaan dan perkiraan yang ketat merupakan contoh standar yang mungkin dilakukan
untuk mengurangi signal.
b. Pembuat regulasi tidak dapat menghitung jumlah optimal informasi yang dibutuhkan
secara sosial. Informasi dianggap sebagai komoditi yang sangat kompleks karena
regulasi pembentukan informasi sangat kompleks karena ada konflik antara kegunaan
keputusan dan kebutuhan informasi kontraktual, dan karena investor yang berbeda
memiliki kebutuhan keputusan yang berbeda.
Berdasarkan pertimbangan cost-benefit yang sangat kompleks, kita tidak tahu seberapa
banyak regulasi bisa mencukupi. Saat ini aman dikatakan bahwa deregulation tidak benar-benar
dibutuhkan secara sosial. Dampak yang tidak terkontrol dari asimetri informasi, eksternality, dan
moral hazard akan cukup serius yang mungkin menyebabkan pasar berhenti berfungsi
sebagaimana mestinya. Tidak juga terhadap regulasi lengkap yang diinginkan, karena cost untuk
menghilangkan kebijakan akuntansi dan pilihan pengungkapan akan sangat besar sehingga
meninggalkan pertanyaan yang cukup untuk memperdebatkan sejauh mana regulasi dibutuhkan.
A. Overview
Tujuan pertama dalam bab ini adalah untuk mereviu dua teori mengenai regulasi. Teori
yang pertama yaitu public interest theory. Teori ini memandang bahwa regulasi seharusnya dapat
memaksimalkan kesejahteraan sosial. Teori yang kedua yaitu interest group theory. Teori ini
menyatakan bahwa individu-individu dalam koalisi atau konstituen akan melindungi dan
mempromosikan kepentingan (interest) mereka dengan cara melobi pemerintah. Koalisi-koalisi
tersebut dipandang memiliki konflik antara satu sama lain untuk mencapai keuntungan dari
regulasi yang ada.
Tujuan yang kedua yaitu untuk mempertimbangkan kriteria yang perlu
dipertimbangkan oleh penyusun standar (standard setters) agar standar yang mereka buat dapat
diterima. Secara khusus, standar tersebut harus dapat diterima oleh berbagai konstituen yang
beragam tersebut.
Interst group theory kemudian diperluas oleh Bertomeu dan Magee (2011). BM
mempertimbangkan bagaimana seberapa jauh suatu regulasi dapat berbeda-beda dalam siklus
bisnis. Selain itu, kualitas pelaporan seperti apa yang ditetapkan oleh penyusun standar?
Model ini kemudian menyatakan bahwa penyusunan standar merupakan sebuah proses yang
dinamis, dipengaruhi oleh tuntutan dari manajer, bankir, dan pemerintah. Tuntutan-tuntutan
tersebut dapat berubah seiring waktu, tergantung pada kondisi (state) ekonomi.
5. Summary
Penyusun standar akuntansi dapat dipandu oleh kebermanfaatan keputusan dan
pengurangan asimetri informasi. Kriteria tersebut diperlukan, tetapi tidak cukup untuk
memastikan keberhasilan penyusunan standar. Diperlukan juga untuk mempertimbangkan
kepentingan sah manajemen dan konstituen yang lain, dan untuk memberi perhatian secara
hati-hati ke dalam proses hukum.