Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Definisi Work Sampling

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TUGAS KELOMPOK
WORK SAMPLING

Kelas :G
Nama Anggota :
1. Amirul Mu’minin 041511233260
2. Davin Gideon 041511233325
3. Vannisa Putriani 041511233281
4. RR. Dewi Sekar Citrawati 041511233288
5. Irfan Handilistiawan 041511233290
6. Muthia Tsania Meraldyasti 041511233291

Universitas Airlangga Surabaya


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prodi Manajemen
2017
Definisi Work Sampling
Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar
pengamatan terhadap aktivitas kinerja dari mesin, proses atau pekerja/operator
(Sritomo Wignjosoebroto, 2003). Perbedaan antara metode jam henti dengan work
sampling adalah dari cara melakukan pengukurannya, dengan meotde jam henti
pengamat harus terus menerus berada di lokasi dimana pekerjaan berlangsung ,
sedangkan work sampling sebaliknya. Begitu juga objeknya, dengan metode jam
henti, objek yang dapat diamati hanya 1 operator, tetapi dengan metode work
sampling dapat mengamati beberapa operator, dsb. Perbedaan lainnya dapat dilihat
dari tabel berikut

Tabel Perbedaan Stopwatch (metode jam henti) dengan Work Sampling

Stopwatch Work Sampling

Pekerjaan bervariasi dan tidak


Pekerjaan rutin dan monoton
rutin

Dapat mengamati beberapa


Umumnya mengamati 1 orang
orang

Perhitungan berdasarkan
Berdasarkan proporsi
waktu

Siklus pekerjaan pendek &


Siklus tidak jelas
jelas

Pengamatan kontinu Pengamatan diskrit

Cara Kerja Work Sampling


Sebenarnya penggunaan metode sampel kerja dapat diilustrasikan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti sebagai berikut. Suatu hari ada pelanggan langganan
yang datang pada suatu toko fotokopi yang buka setiap hari dan kedatangan
pelanggan ini tidak memiliki jadwal ftetap(secara acak), kadang-kadang toko ini suka
meliburkan diri tanpa jadwal yang tetap dari waktu ke waktu. Katakanlah dari 30 kali
keadatangan pelanggan langganan ini, toko fotokopi tersebut tutup 6 kali, maka
pelanggan tersebut akan mengatakan kepada pemilik toko “Ternyata 80% dari
waktumu tidak kamu gunakan untuk membuka toko fotokopi ini”.

Ilustrasi diatas menunjukkan bagaimana kesimpulan tentang ada tidaknya


suatu kejadian dapat disimpulkan melalui kunjungan-kunjungan. Dari catatan yang
dilakukan setiap kali kunjungan, dapat dilihat berbagai kegiatan yang terjadi beserta
seberapa sering (frekeuensi) keigatan itu teramati. Semakin tinggi frekuensi, maka
semakin sering kejadian tersebut dilakukan dan dapat pula diduga bahwa total waktu
yang dibutuhkan semakin banyak. Demikian adalah kurang lebih apa yang terjadi
dengan sampling pekerjaan.

Macam-macam fungsi Work Sampling

Seperti cara kerja yang telah dikemukakan diatas. Sampling pekerjaan mempunyai
beberapa kegunaan lain di bidang produksi selain untuk menghitung waktu
penyelasaian. Kegunaan-kegunaan tersebut ialah:

1.Untuk mengetahui distribusi pemakain waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja
atau kelompok kerja

2.Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat di pabrik

3.Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tidak langsung

4.Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan

Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat


pemanfaatan mesin mesin atau alat-alat dapat diketahui secara mudah dengan
mempelajari frekuensi setiap kegiatan atau pemakaian dari catatan pengamatan
setiap melakukan kunjungan. Kegunaan-kegunaan sampling pekerjaan yang
dikemukakan ini tampak sebagai kelebihan cara dibandingkan dengan cara jam
henti (Sutalaksana, 2006).

Kemampuan sampling pekerjaan memperkirakan kelonggaran merupakan hal


penting yang patut dicatat. Tentang lamanya pengamatan, ternyata pada umumnya
cara sampling pekerjaan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada cara jam
henti. Cara sampling pekerjaan sering kali terlalu mahal. Memang dengan demikian
cara jam henti dapat memberikan hasil dengan kualitasnya dalam waktu yang jauh
lebih cepat dan tentunya lebih murah.

Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Sampling Pekerjaan

1. Menetapkan Tujuan Pengukuran

Untuk apa pengukuran dilakukan yang akan menentukan berapa tingkat ketelitian
dan tingkat keyakinan.

2. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Jika tujuan sampling untuk mendapatkan waktu baku, maka terlebih dahulu harus
mempelajari Kondisi Kerja dan Cara Kerja untuk mengetahui sistem kerjanya, dan
jika ditemukan sistem kerja yang belum baik, maka harus dilakukan perbaikan
terlebih dahulu.

3. Memilih Operator

Memiliki kemampuan normal & dapat bekerja sama, dan wajar.

4. Melatih Operator

Melatih operator, agar operator dapat terbiasa dengan sistem kerja yang dilakukan
melalui kurva belajar (Learning Curve)
5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen-Elemen Pekerjaan

Elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin tapi masih mudah
untuk diukur waktunya dengan teliti.

6. Menyiapkan Alat-Alat Pengukuran

Stopwatch, papan dan lembar pengamatan, kalkulator, alat tulis.

7. Melakukan Pengukuran

Metode pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop watch)

Karakteristik sistem kerja yang sesuai:

● Jenis aktifitas pekerjaan bersifat homogeny


● Aktifitas dilakukan secara berulang-ulang dan sejenis
● Terdapat output yang riil, berupa produk yang dinyatakan secara kuantitatif

Melakukan Sampling

Cara melaukan sampling pengamatan dan pekerjaan tidak berbeda dengan yang
dilakukan memakai metode jam henti yang terdiri dari tiga langkah:

– melakukan sampling pendahuluan,

– menguji keseragaman data, dan

– menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan.


Ketiga langkah ini dilakukan secara berulang sampai jumlah data/kunjungan yang
dibutuhkan mencukupi tingkat ketelitian & keyakinan yang diperlukan. Berikut adalah
contoh dari ketiga langkah untuk melakukan samping :

1. Sampling Pendahuluan
Disini dilakukan sejumlah kunjungan yang banyaknya ditentukan oleh pengukur,
biasanya tidak kurang dari 30. Untuk lebih jelasnya kita ikuti contoh sampling
pekerjaan untuk menghitung waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan. Semua
keigiatan yang dilakukan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan disebut sebagai
kegiatan produktif, lainnya non-produktif. Selanjutnya, dilakukan pengamatan-
pengamatan sesaat pada waktu-waktu yang acak sebanyak 196 kali dan hasilnya
sebagai berikut :

Frekuensi termati pada hari ke

Kegiatan Jumlah

1 2 3 4

Produktif 45 42 35 40 162

Non
4 7 14 9 34
produktif

Jumlah 49 49 49 49 196

%
92 86 71 82
produktif

1. Pengujian keseregaman data


Untuk in kita perlu menentukan batas-batas kontrolnya terlebih dahulu yaitu Batas
Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) sebagai berikut.

BKA = p rata-rata + 3 {p rata-rata (1-p rata-rata)/n rata-rata}^1/2

BKB = p rata-rata – 3 {p rata-rata (1-p rata-rata)/n rata-rata}^1/2

dimana, p rata-rata = Jumlah pi/k

dengan pi adalah persentase produktif di hari ke-i dan k adalah jumlah hari
pengamatan.

n rata-rata = Jumlah ni/k

dengan ni adalah jumlah pengamatan yang dilakukan pada hari ke-i

Selanjutnya untuk conoh di atas didapat :

p rata-rata = (92+86+71+82)%/4 = 82,75% = 0,8275

n rata-rata = (49+49+49+49)/4 = 49

sehingga :

BKA = 0,8275 + 3 {0,8275(1-0,8275)/49}^1/2 = 0,9894

BKB = 0,8275 – 3 {0,8275(1-0,8275)/49}^1/2 =0,6656

Ternyata semua harga pi berada dalam batas-batas ini, sehingga semua data dapat
digunaka untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan. Jika terdapat
harga/nila pi di luar batas, maka pengamatan dari hari yang bersangkutan “dibuang”.

1. Menghitung jumlah pengamatan yang diperlukan


Jumlah pengamatan yang diperlukan untuk tingkat ketelitian 5% dan tingkat
keyakinan 95% diketahui melaui rumus :
N’ = 1600(1 – p rata-rata)/p rata-rata

Sehingga :

N’ = 1600(1-0,8275)/0,8275 = 334

Jadi masih dibutuhkan (334-196) = 138 kunjungan lagi. Maka sampling kedua pun
dilakukan. Terus menerus lakukan pengamatan sehingga jumlah kunjungan yang
dilakukan lebih banyak atau sama dengan yang seharusnya dilakukan.

Cara Menentukan Waktu Pengamatan Secara Acak

Berulang kali telah kita sebutkan bahwa kunjungan-kunjungan dilakukan dalam


waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Untuk ini satu hari kerja dibagi kedalam
satuan-satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Biasanya panjang
satu-satuan waktu tidak terlampau panjang, berdasarkan satuan-satuan waktu inilah
saat-saat kunjungan ditentukan.

Misalnya satu-satuan panjangnya 5 menit. Jadi satu hari kerja (7 jam) mempunyai
84 satuan waktu. Ini berarti jumlah kunjungan perhari tidak lebih dari 84 kali. Jika
dalam satu hari dilakukan 36 kali kunjungan maka dengan tabel bilangan acak
ditentukan saat –saat kunjugan tersebut.

Caranya adalah angka-angka pada tabel itu kita sampai 36 kali. Syaratanya adalah
pasangan dua angka itu besarnya tidak boleh leibh dari 84 dan tidak boleh terjadi
pengulangan. Jadi didapat :

39 65 75 45 19 54 …dst… (36 pasang)

Dengan demikian jika jam kerja mulai pukul 08.00 – 16.00 dan istirahat antara 12.00
– 13.00, maka pengamatan dapat dilakukan (untuk pasangan 39) = 08.00 +
5menit*39 = 08.00 + 195 menit = 08.00 + 3jam15menit = pukul 11.15 dan (untuk
pasangan 65) = 08.00 + 5menit*65 = 08.00 + 325 menit = 08.00 + 5jam25menit +
1jam (karena pukul 12.00 adalah waktu istirahat dan 12.00-08.00 = 240 menit =
4jam maka jika penambahannya melebihi 240 menit/4jam harus ditambahkan 1 jam
karena lamanya istirahat adalah 1 jam) = pukul 14.25, dan seterusnya lalu urutkan
dari yang pukul terkecil ke yang terbesar, maka didapatkanlah daftar saat kunjungan
mulai kunjungan pertama sampai ke tiga puluh enam.

Menghitung Waktu Baku

Misalkan contoh diatas, akhirnya didapat bahwa jumlah pengamatan yangdiperlukan


425 kali,dan jumlah pengamatan yang dilakukan adalah 432 kali selama 12 hari atau
5040 menit. Dari 432 pengamatan ini frekuensi kegiatan produktif yang teramati
adalah 320 dan jumlah barang yang dihasilkan selama dilakukan sampling kerja
adalah 350 buah. Maka :

a. -Jumlah pengamatan : 432

-Jumlah produktif : 320

-Persentase produktif : (320/432)*100% = 74,1%

b. –Jumlah menit pengamatan : 5040 menit

-Jumlah menit produktif : 74,1% * 5040 menit = 3733 menit

c. –Jumlah barang yang dihasilkan selama pengamatan : 350 buah

-Waktu diperlukan/buah : 3733/350 = 10,67 menit

d. –Faktor penyesuaian : 0,95

-Waktu normal : (10,67 * 0,95) = 10,13

e. –Kelonggaran : 23% = 0,23

-Waktu baku : 10,13 + 0,23(10,13) = 12,4599


Waktu baku diatas didapat dengan asumsi bahwa pekerjaan sepenuhnya ditangani
oleh operator/manusia atau disebut manually controlled. Berikut contoh waktu jika
pekerjaan diatas sebagian dikerjakan oleh mesin (machine controlled) dengan
asumsi dari data diatas bahwa dari 320 produktif 40 diantaranya adalah machine
controlled, maka perhitungannya menjadi :

a. -Jumlah pengamatan : 432

-Jumlah produktif : 320 atau 74,1%

-Jumlah produktif man.cont. : 280 atau 87,5% (dari produktif)

-Jumlah produktif mach.cont. : 40 atau 12,5% (dari produkif)

b. –Jumlah menit pengamatan : 5040 menit

-Jumlah menit produktif : 74,1% * 5040 menit = 3733 menit

c. –Jumlah barang yang dihasilkan selama pengamatan : 350 buah

-Waktu diperlukan/buah : 3733/350 = 10,67 menit

-Waktu man.cont./buah : 0,875 * 10,67 = 9,34 menit

-Waktu mach.cont./buah : 0,125 * 10,67 = 1,33 menit

d. –Faktor penyesuaian : 0,95

-Waktu normal : (9,34 * 0,95) + 1,33 = 10,203 menit

e. –Kelonggaran : 23% = 0,23

-Waktu baku : 10,203 + 0,23(10,203) = 12,5497 menit


Terlihat faktor penysuaian hanya dikalikan dengan waktu man.cont. dan tidak
dikalikan dengan mach.cont. karena pada mesin tidak perlu disesuaikan sebab
kegiatan-kegiatan ini dapat dianggap sebagai kerja normal.

Sampling Pekerjaan Untuk Menghitung Kelonggaran

Jika sampling pekerjaan dilaksanakan untuk keperluan ini, maka pemisahan


kegiatannya dapat dibentuk seperti :

Kegiatan 1 : kegiatan untuk keperluan pribadi

Kegiatan 2 : kegiatan untuk menghilangkan kelelahan

Kegiatan 3 : hambatan-hambatan yang tak terhindarkan

Kegiatan 4 : lain – lain

Selanjutnya langkah-langkahnya mengikuti langkah-langkah sampling pekerjaan.


Kegiatan 1,2, dan 3 dapat digabungkan menjadi satu, yaitu “kegiatan kelonggaran”
sehingga menjadi :

Kegiatan 1 : kegiatan kelonggaran

Kegiatan 2 : lain-lain

Cara demikian lebih sederhana(variabelnya sedikit), tetapi tentunya tidak dapat


diketahui secara terperinci.

Sebaliknya pengurangan yang terperinci dapat juga dilakukan menjadi seperti ini :

Kegiatan 1 : barcakap-cakap sekedarnya

Kegiatan 2 : minum sekedarnya

Kegiatan 3 : ke kamar kecil


Kegiatan 4 : berhenti waktu istirahat dan seterusnya

Dengan demikian kelonggaran untuk setiap macam kegiatan yang bersangkutan


dapat diketahui. Namun cara ini menuntut jumlah pengamatan yang lebih banyak
karena persentase setiap kegiatan yang terperinci ini (relatif terhadap seluruhnya)
kecil atau sangat kecil

Anda mungkin juga menyukai