Pengertian Dan Ruang Lingkup Akuakultur
Pengertian Dan Ruang Lingkup Akuakultur
Pengertian Dan Ruang Lingkup Akuakultur
Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme ) akuatik dilingkungan terkontrol
dalam rangka mendapat keuntungan (profit)
a. Pembenihan ikan
Pemmilihan induk
Pemijahan induk
Penetasan telur
Pemeliharaan larva
Pendederan
b. Pembesaran
Efesiensi pakan
Konversi pakan
c. Nutrisi pakan
Formula pakan
Nilai gizi
d. Kualitas air
e.
1. Prasarana produksi
Pemilihan lokasi
1. Sarana produksi
Pengadaan induk
Benih
Pakan
Pupuk
Obat-obatan
Pestisida
Tenaga kerja
Persiapan akuakultur
Penebaran (stocking)
Pemberian pakan
Pengelolaan lingkungan
Kesehatan ikan
Pemantauan ikan
Pemanenan
Subsistem pendukung
Produksi-produksi
Tujuan Akuakultur
1. Produksi makanan
Komoditas Akuakultur
Komoditas adalah barang atau produk yang bisa diperdangankan , jadi komoditas akuakultur adalah
spesies atau jenis ikan (dalam arti luas) yang diproduksi dalam kegiatan akuakultur dan menjadi barang
/produk yang bisa diperdagangkan.
Golongan ikan adalah spesies akuakultur yang memiliki sirip sebagai organ penggeraknya.
Golongan udang adalah spesies akuakultur yang memiliki karapas yaitu kulit yang mengandung kitin
sehingga bisa mengeras.
Golongan moluska adalah spesies akuakultur yang memiliki cangkang yang keras.
Golongan alga adalah spesies akuakultur dari bersel tunggal, terdiri dari mikrialga dan makroalga.
Contoh mikroalga/fitoplanton adalah Chlorella sp. Umumnya berupa makanan alami bagi komoditas
akuakultur lainnya, terutama untuk larva dan benih, kecuali yang telah menjadi makanan kesehatan
manusia.
Contoh makroalga adalah rumput laut seperti Euchema cottonii dan Glacilaria sp.
Komodits akuakultur yang sekaran sedang giat diusahakan adalah koral. Biota ini selain untuk tujuan
perdagangan, juga untuk konservasi terumbu karang.
Berdasarkan jenis pakannya, komoditas akuakultur secara alamiah dikelompokan menjadi 3 golongan :
1. Herbivora
Golongan herbivora adalah spesies akuakultur dengan makanan utamanya berupa tanaman ( nabati )
contoh gurami sebagai pemakan daun (makrovita ), kowan ( Ctenopharyngodon idella ), dan tawes
( Puntius javanicus ) sebagai pemakan rumput, ikan mola ( Hypophthalmichthys molitrix ) dan tambakan
sebagai pemakan fitoplanton (mikrofita ), bandeng sebagai pemakan klekap, serta sepat
( Trichogaster sp ) sbagai penakan fitoplanton atau perifiton. Klekap adalah koloni makanan alami yang
terdiri dari lumut, perifiton, dan benthos yang tumbuh didasar tambak. Spesies herbivora pemakan
fitoplanton disebut pula sebagai herbivor microfiltering ( fitofagus )
2. Karnivora
Golongan karnivora adalah spesies akuakultur pemakan daging (hewani) sehingga hewan ini disebut ikan
prdator. Contohnya adalah kerapu, kakap putih, betutu, belut, udang, dan lobster. Dalam akuakultur,
ikan predator ini diberi pakan berupa rucah segar atau memangsa ikan lainnya dan ikan berukuran lebih
kecil. Umumnya spesies predator relatif sulit menerima pakan buatan, antara lain berupa pelet. Kerapu
dan kakap putih sudah bisa menerima pakan pelet melalui serangkaian pembelajaran makanan
(weaning) .
3. Omnivora
Golongan omnivora adalah spesies akuakultur yang bisa makan segala jenis makanan. Makanan yang
dikonsumsi spesies ini bisa sebagian besar dari kelompok nabati sehingga disebut ikan omnivora yang
cenderung herbivora, contohnya ikan mas, nila, mujair, koki dan koi. Spesies golongan ini juga
mengonsumsi makanan yang sebagian besar dari kelopok hewani sehingga disebut ikan omnivora yang
mengarah ke karnivora, contohnya ikan lele, patin, sidat, udang windu, udang galah, udang vanamei,
dan udang biru.
Komoditas ikan laut : kerapu macan, kerapu bebek, napolion, karang mutiara, dan rumput laut.
Komoditas ikan tawar : ikan mas, lele, gurami, nila, mujair, dan patin.
Pemilihan spesies untuk akuakultur didasarkan kepada pertimbangan karakteristik biologi, dan pasar
serta sosial ekonomi.
1. Pertimbangan biologi
Meliputi reproduksi, fisiologi, tingkah laku, morfologi, ekologi dan distibusi biota yang akan
dikembangkan sebagai komoditas akuakultur. Beberapa pertimbangan biologi tersebut adalah :
c. Fekunditas
e. Tingkat trofik
i. Konversi pakan
Pertimbangan konomi dan pasar lebih penting daripada pertimbangan biologi dalam memilih spesies
untuk dikulturkan. Pertimbangan ekonomi dan pasar dalam memilih spesies mencakup beberapa hal,
antara lain :
a. Permintaan pasar
A. Domestika spesies adalah menjadikan spesies liar ( wild species ) menjadi spesies akuakultur. Ada tiga
tahapan domestikasi spesies liar, yaitu :
1.mempertahankan agar bisa tetap hidup (survive ) dalam lingkungan akuakultur (wadah terbatas,
lingkungan artifisial dan terkontrol)
B. Introduksi spesies adalah mendatangkan spesies akuakultur dari kawasan lain untuk meningkatkan
jumlah jenis komoditas dan perbaikan genetis. Tujuan introduksi spesies baru adalah untuk
meningkatkan produksi akuakultur, mendatangkan biota ikan hias dan biota sebagai filter biologis.
Beberapa pertimbangan untuk mengintroduksi spesies baru adalah :
1 spesies yang diintroduksi hendaknya sesuai dengan kebutuhan, tujuan introduksi juga harus jelas
2 tidak menyaingi spesies native yang bernilai sehingga menyebabkan menurunnya bahkan punahnya
populasi spesies native tersebut
3 tidak terjadi kawin silang dengan spesies native sehingga menghasilkan hibrid yang tidak dikehendaki
4 spesies yang diintroduksi tidak ditunggangi oleh hama, parasit, atau penyakit yang mungkin bisa
menyerang spesies native dan
5 spesies yang diintroduksikan dapat hidup dan berkembangbiak dalam keseimbangan dengan
lingkungan barunya.
Berdasarkan kadar garamnya ( salinitas ), perairan dipermukaan bumi dibagi menjadi tiga golongan yaitu
:
Perairan air tawar terdapat didaratan mulai dari pegunungan, perbukitan, hingga daratan rendah dekat
pantai, berupa :
Danau
Situ
Waduk
Sungai
Saluran irigasi
Mata air
Sumur dan
Air hujan
2. Perairan payau
perairan payau berlokasi dimuara sungai dan pantai tempat terjadinya transisi dari kondisi air tawar ke
kondisi air asin (laut), antara lain :
3. Perairan laut
Perairan air laut adalah perairan yang berada dilaut dan memiliki kadar garam berkisar antara 30-35 ppt.
Berupa :
Ada 13 sistem akuakultur yang sudah diusahakan untuk memproduksi ikan adalah :
3. tambak
4. jaring apung
5. jaring tancap
6. keramba
7. kombongan
8. penculture
9. enclusure
11. rakit
Sebagai contoh, sistem tambak dipilih untuk kawasan yang memiliki sumberdaya air payau seperti dekat
muara sungai, pantai, rawa payau, atau paluh. Contoh lainnya adalah kolam air deras dipilih untuk
kawasan yang memilki sumberdaya air berupa sungai jeram (sungai didaerah perbukitan atau
penggunungan).
Sistem akuakultur berbasiskan daratan ( land- based aquakultur ), terdiri dari kolam air tenang, kolam air
deras, tambak, bak, akuarium, dan tangki.
Dan sistem akuakultur berbasiskan air ( water- based aquakultur ). Terdiri dari jaring apung, jaring
tancap, keramba, kombongan, long line, rakit, pen culture, dan enclosure.
Sistem budidaya beserta komponen dan lokasi yang sesuai dengan sumberdaya airnya
Sungai
Situ
Saluran pembuangan
Saluran pembuangan
Pematang
Rangka
Danau
Jaring
Waduk
Pelampung
Jaring apung Teluk
Jangkar + tambang
Selat
Jalan inspeksi
Laguna
Rumah jaga
Danau
Tonggak Waduk
Jaring Sungai
Jaring tancap
Rumah jaga Muara Sungai
Selat
Dinding Sungai
Keramba
Dasar Danau
Atap Waduk
Dinding
Dasar Sungai
Kombongan
Atap Saluran irigasi
Pintu
Dinding/pematang
Dasar sawah
Saluran pembuangan
Selat
Pintu Selat
Jangkar/pemberat Selat
Jangkar/pemberat Selat
Dinding Sumur
Bak/akuarium/tangki
Dasar Mata air
Atap
Lubang masuk/keluar
Akuarium
Tandon/pengendapan
Pompa
Saluran/selang air
ranching
Berikut ini adalah uraian sitem budidaya yang pernah dan bisa diamplikasikan di Indonesia.
Kolam air tenang adalah wadah pemeliharaan ikan yang didalamnya terdapat air besifat mengenang
(stagnant). Kolam air tenang menggunakan perairan tawar sebagai sumber airnya, yaitu sungai, saluran
irigasi, mata air, hujan, sumur, waduk, danau, dan situ. Didalam kolam air tenang terjadi proses ekologi
seperti proses produksi biomassa nabati melalui aktifitas fotosintetis oleh fitoplanton atau tumbuhan air
(makrofit), proses konsumsi oloeh organisme hewani (antara lain ikan), dan proses dekomposisi bahan
organik di dasar kolam menjadi hara oleh bakteri pengurai.
Komponen kolam air tenang meliputi pematang kolam, fdasar kolam, pintu air masuk, (inlet), pintu air
keluar (outlet), salurn pemasukan air, dan saluran pembuangan air. Pematang kolam dan dasar kolam
berfungsi, menahan massa air selama mungkin didalam kolam sehingga ikan pemeliharaan dapat hidup,
tumbuh, dan berkembangbiak,. Pematang dan dasar kolam terbuat dari beton atau dari tanah asal
tempat kolam tersebut dibangun. Pembuatan kolam dilakukan dengan menggali permukaan tanah dan
tanah bekas galian tersebut digunakan untuk membangun pematang. Pematang dibuat miring dan
kemiringannya tegantung pada jenis tanah. Pada tanah yang memiliki tekstur halus, seperti tanah liat,
dibuat pematng dengan kemiringan yng lebih curam. Sebaliknya untuk tanah dengan tekstur kasar
seperti tanah berpasir pematng dibuat lebih landai.
Pintu air kolam berfungsi untuk memasukan air atau mengeluarkan air dari kolam. Air yang dimaksud
adalah air segar dan kaya oksigen. Sedangkan air yang dikeluarkan adalah air kotor didasar kolam yang
banyak mengandung amonia, CO2, dan limbah metabolisme (metabolit) lainya. Inlet kolam bisa terbuat
dari pralon atau berbentuk saluran, sedangkan oulet kolam bisa terbuat dari pralon atau beton. Oulet
kolam yang terbuat dari pralon disebut tempurung lutut atau pipa goyang. Pipa tersebut bisa digoyang
miring-tegak sehingga menentukan tinggi air didalm kolam. Oulet yang terbuat dari beton salah satunya
disebut monik. Saluran pemasukan air berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air keperkolaman,
sedangkan saluran pembuangan berfungsi menyalurkan air dari perkolaman ke luar.
Saluran pemasukan dan pembuangan dikelompokan menjadi saluran utama (primer), saluran sukunder,
dan saluran tersier. Saluran pemasukan primer berfungsi menyalurkan air dari sumber air (sungai,
danau, dan sebagainya) ke saluran pemasukan sekunder. Saluran pemasukan sekunder berfungsi
menyalurkan air ke saluran pemasukan tersier dan saluran pemasukan tersier menyalurkan air ke kolam-
kolam.
Kolam air deras (raseway) adalah kolam yang didesain untuk memungkinkan terjadinya aliran air
(flowthrough) dalam pemeliharaan ikan dengan padat penebaran yang tinggi. Debit air dikolam air deras
dapat ditentukan dengan patokan setiap 10 menit seluruh air kolam sudah berganti semua. Bila ukuran
kolam air deras (volume air) adalah 30 m maka dengan patokan tersebut debit air yang dibutuhkan
kolam tersebut adalah 30 m / 10 menit atau 501 / detik. Bila dibandingkan dengan kolam air tenang
yang berdebit air hanya 0,5-51/ detik maka debit kolam air deras bisa 10-100 kali kolam air tenang.
Komponen kolam air deras sama dengan kolam air tenang, yakni meliputi pematang/dinding kolam,
dasar kolam, pintu air masuk, pintu air keluar, saluran pembuangan, dan saluran pemasukan. Fungsi
setiap komponen tersebut sama dengan kolam air tenang. Demikian pula dengan sistem distribusi dan
drainase airnya. Desain kolam air deras umumnya memanjang seperti saluran, dengan panjang 5-10 m,
lebar 2-4 m dan kedalaman 1-2 m. Dinding dan dasar kolam air deras biasanya terbuat dari beton, kolam
air deras juga bisa terbuat dari tanah, tetapi dinding /pematang dan dasr kolam harus dilapisi plastik
untuk mencegah tegerusnya dinding kolam oleh aliran air.
3.Tambak
4. Jaring apung
5. Jaring tancap
7. Sawah
9. Sekat (enclosure)