Tugas Besar Komputasi Proses Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Tugas Besar Komputasi Proses Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Tugas Besar Komputasi Proses Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Oleh :
Anansya Putri Intan NIM: 21030114130137
Richard Hartono NIM: 21030114120024
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga Tugas Besar Praktikum Komputasi Proses materi Reaktor Alir Pipa
Adiabatis ini dapat terselesaikan. Penyusunan tugas besar ini terselesaikan tak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Ucapan terima kasih diberikan kepada:
1. Dr. Ir. Setia Budi Sasongko,DEA dan Luqman Buchori,MT sebagai
dosen pengampu Mata Kuliah Model dan Komputasi Proses.
2. Seluruh Asisten Laboratorium Komputasi Proses 2015, terutama kepada
Tita Della Arimbi selaku asisten pembimbing Tugas Besar.
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Besar
ini.
Tidak ada kesempurnaan di dalam dunia ini, begitu pula dengan tugas besar ini.
Oleh karena itu kritik dan saran yag membangun dari pembaca sehingga dapat
memperbaiki tugas besar ini menjadi lebih baik. Akhir kata semoga tugas besar
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
INTISARI ...........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Dasar Teori ............................................................................................... 3
2.2 Studi Kasus ............................................................................................... 5
2.2.1 Deskripsi Proses .............................................................................. 5
2.2.2 Kondisi Operasi ............................................................................... 6
2.2.3 Tinjauan Termodinamika ................................................................. 7
2.2.4 Tinjauan Kinetika ............................................................................ 8
2.2.5 Kasus yang Akan Dirancang ........................................................... 9
BAB III METODE PERCOBAAN .................................................................... 14
3.1 Permodelan ............................................................................................... 14
3.2 Algoritma Penyelesaian ........................................................................... 15
3.2.1 Neraca Massa ................................................................................... 15
3.2.2 Neraca Panas .................................................................................... 17
3.2.3 Hubungan Temperatur Terhadap Konversi ..................................... 19
3.2.4 Data Pendukung ............................................................................... 19
3.3 Logika Penyelesaian ................................................................................ 20
3.4 Bahasa Pemograman ............................................................................... 21
3.4.1 Hubungan dXa Terhadap dT ............................................................. 21
3.4.2 Hubungan dXa Terhadap dV .............................................................. 24
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
INTISARI
Reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi kimia. Seorang sarjana teknik
kimia, selain dapat membuat dan mengaplikasikan suatu reaksi kimia, diharapkan
juga dapat merancang dan mengoperasikan alat-alat yang digunakan pada
proses kimia, terutama reaktor kimia, dan sebagainya. Pada tugas kali ini, akan
dirancang sebuah reaktor untuk pembuatan gas H2 menggunakan reaksi steam
reforming yang berasal dari gas alam. Agar memudahkan perhitungan, maka
digunakan aplikasi Scilab 5.5.2. Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah untuk
mengetahui hubungan suhu reaksi terhadap konversi dan hubungan cvolume
optimum terhadap konversi.
Reaksi yang digunakan adalah reaksi pembuatan gas hidrogen dari gas
metana dengan suhu operasi sebesar 600oC dan tekanan sebesar 24 atm. Reaksi
utama steam reforming sangat endotermis sehingga membutuhkan panas agar
reaksi terjadi. Maka terbentuklah reaksi samping dari gas CO dan gas H2O
menghasilkan gas CO2 dan H2.
Reaktor yang digunakan adalah reaktor alir pipa adiabatis dengan reaksi
eksotermis, reversible, bimolekuler, dan parallel. Umpan masuk dengan laju 7
ml/s dan keluar dengan konversi yang diharapkan yaitu 0.8.
Setelah dilakukan perancangan dan dihitung menggunakan program scilab
didapatkan profil hubungan volume vs. konversi dan suhu vs. konversi. Volume
reaktor yang dibutuhkan yaitu sebesar 7 liter untuk mendapatkan konversi 0.8.
Sedangkan suhu yang dibutuhkan untuk mencapai konversi 0.8 adalah 1766045.5
K.
Sebagai saran dalam perancangan reaktor dengan program scilab ini yaitu
perlu ketelitian di dalam input data atau pun persamaan ke dalam program agar
terhindur dari kesalahan. Selain itu dibutuhkan pemahaman mengenai reaktor
agar dapat membuat persamaan neraca massa dan neraca panas secara tepat
saat akan diaplikasikan dengan scilab.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi kimia, perancangan atas alat ini
sangat spesifik bergantung pada jenis reaksi yang terjadi (Widyatmoko, 2005).
Seorang sarjana teknik kimia, selain dapat membuat dan mengaplikasikan suatu
reaksi kimia, diharapkan juga dapat merancang dan mengoperasikan alat-alat yang
digunakan pada proses kimia, terutama reaktor kimia, dan sebagainya. Dalam
merancang reaktor, diperlukan pengkajian dan pemahaman lebih detail dalam
merancang reaktor, pemilihan reaktor yang sesuai, menentukan kondisi operasi
reaktor tersebut, serta memilih alat bantu yang digunakan.
Perancangan reaktor bergantung dari banyak variabel yang dapat dipelajari
di teknik kimia, seperti variabel konsentrasi, suhu, dll. Reaktor yang dirancang
harus ideal dan sesuai dengan kondisi operasi reaksi yang akan dilakukan.
Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi kinerja reaktor,
sehingga didapatkan hasil produk dibandingkan masukan (input) yang besar
dengan biaya yang minimum, baik itu biaya modal maupun operasi. Tentu saja
faktor keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan. Biaya operasi biasanya
termasuk besarnya energi yang akan diberikan atau diambil, harga bahan baku,
upah operator, dll. Perubahan energi dalam suatu reaktor kimia bisa karena adanya
suatu pemanasan atau pendinginan, penambahan atau pengurangan tekanan, gaya
gesekan (pengaduk dan cairan), dll.
Berdasarkan banyak pertimbangan diatas, maka diperlukan perhitungan
secara analisis dan matematis yang sangat teliti sehingga didapat reaktor yang
sesuai dengan kondisi operasi reaksi yang digunakan. Perhitungan dapat
dilakukan dengan hand calculation (perhitungan manual), namun dengan
perhitungan manual sering kali terdapat kesalahan-kesalahan minor namun fatal.
Maka dari itu, mulailah bermunculan aplikasi-aplikasi atau program-program
yang membantu para sarjana teknik kimia untuk memudahkan perhitungan untuk
perancangan reaktor. Diantaranya Scilab, Hysys, DWSIM, Matlab, dll.
Pada tugas kali ini, akan dirancang sebuah reaktor untuk pembuatan gas H2
menggunakan reaksi steam reforming yang berasal dari gas alam. Agar
1.3 Tujuan
1. Untuk menyusun program komputasi dalam merancang reaktor pembuatan
gas hidrogen dengan proses steam reforming menggunakan program
Scilab 5.5.2.
2. Untuk mengetahui hubungan suhu reaksi terhadap konversi dengan
permodelan matematis.
3. Untuk mengetahui hubungan volume optimum reaktor alir pipa terhadap
konversi produk.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu menyusun program komputasi dalam merancang
reaktor pembuatan gas hidrogen dengan proses steam reforming
menggunakan program Scilab 5.5.2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Kondisi Operasi
a. Adiabatis
Reaktor adiabatis adalah reaktor dimana tidak ada perpindahan
panas antara reaktor dengan sekelilingnya. Ditinjau dari segi
operasionalnya, reaktor adiabatis yang paling sederhana, cukup dengan
menyekat reaktor, sehingga tidak ada panas yang hilang ke sekelilingnya.
b. Non Adiabatis
Reaktor non adiabatis adalah reaktor dimana terdapat perpindahan
panas disekelilingnya.
(Ria, 2015)
Panas untuk reaksi disuplai oleh pembakaran fuel gas pada seksi radiant
dimana reaksi terjadi. Flue gas hasil pembakaran keluar pada suhu 960oC
kemudian masuk ke WHE untuk dimanfaatkan panasnya untuk proses
preheater bahan baku dan untuk pembuatan steam dan keluar melalui stack
pada suhu 210oC.
a. Reaksi cracking CH4
b. Reaksi bondard
c. Reaksi water gas shift
Karbon yang terbentuk dapat melapisi permukaan katalis (blocking)
sehingga keaktifannya berkurang, selain itu juga mengganggu perpindahan
panas pada tube yang dapat menyebabkan over heating. Jika steam berlebih
maka akan terjadi akan menyebabkan efisiensi panas yang kurang baik
(pemborosan energi).
BAB III
METODE PENYELESAIAN
3.1 Permodelan
Reaksi pembuatan gas hidrogen menggunakan proses steam reforming
dari gas alam (metana).
k1
Reaksi utama: CH4(g) + H2O(g) CO(g) + 3H2(g)
k2
k1
A + B C + 3D
k2
Selektivitas 0,8
k3
Reaksi samping: CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g)
k4
k3
C + B E + D
k4
Selektivitas 0,2
Q= Ua (Ta-T)
k1
A + B C + 3D
k2
Selektivitas 0,8
k3
Reaksi samping: CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g)
k4
k3
C + B E + D
k4
Selektivitas 0,2
FA0 - FA + rA . V = 0
: V
lim
V0
- + rA = 0
=
. =
= 0 1
= 0
0 .
=
0 .
=
0
= .... (1)
Laju reaksi
= 1 2 3
Stokiometri:
=
= 0 (1 )
0
= 0 1
0
Karena reaksi terjadi pada fase gas:
0 ( - ) 0
=
(1+ ) 0 T
Diasumsikan tidak ada perubahan tekanan sehingga P = Po
Nilai dicari dengan cara:
0
=
0
Nilai dicari dengan cara:
=
Nilai dicari dengan cara
= yA0 .
yA0= fraksi gas A
= 1+3-1+1 = 2
yA0 = 0,5
= 0, 5 2
=1
Maka persamaan stokiometri pada masing-masing komponen:
0 (1- ) 0
=
(1+ ) T
0 ( 0 - )
0 0
=
(1+ ) T
0 ( 0 - )
0 0
=
(1+ ) T
0 ( 0 -3 )
0 0
=
(1+ ) T
Kombinasi:
0
=
0
=
[1 2 3 ]
0 . 0 . = 0
=1 =1
=
0 . 0 = 0 . 0 + 0 . 0 + 0 . 0 + 0 . 0
=1
=
=1 . = . + . + . + .
Stokiometri:
FA = FA0 ( + XA)
FB = FA0 ( XA)
FC = FA0 ( + XA)
FD = FA0 ( + XA)
Kombinasi
= =
0 . 0 . = 0
=1 =1
Dibagi FA0
FA0 ( + ) - FA0 ( ( ) +
) =0
FA0 ( + ) - ( ) + ( ) =0
( + ) - () =0
diamAil dari neraca massa =
0
Cp
CO2 0.717555
H2 0.382468
H2O 0.639905
CH4 1.314276
CO 0.408019
= 43 (carbon steel)
3
D = 7.625 in = 19.3675 cm
4
= = 20.653 1
= 860 3
START
T
Input data
(FA0, T0, k1, k2, k3, k4, XB)
Hitung dT/dXA
Hitung dV/dXA
dataa=readxls('D:/1/database.xls');
//memilih senyawa Methane (A):
sheet=dataa(1);
senyawa=sheet(:,2);
nosenyawa=x_choose(senyawa,judul,'cancel');
senyawa=sheet(nosenyawa,2);
C1A=sheet(nosenyawa,6);
C2A=sheet(nosenyawa,7);
C3A=sheet(nosenyawa,8);
C4A=sheet(nosenyawa,9);
C5A=sheet(nosenyawa,10);
nosenyawa=x_choose(senyawa,judul,'cancel');
senyawa=sheet(nosenyawa,2);
C1B=sheet(nosenyawa,6);
C2B=sheet(nosenyawa,7);
C3B=sheet(nosenyawa,8);
C4B=sheet(nosenyawa,9);
C5B=sheet(nosenyawa,10);
nosenyawa=x_choose(senyawa,judul,'cancel');
senyawa=sheet(nosenyawa,2);
C1C=sheet(nosenyawa,6);
C2C=sheet(nosenyawa,7);
C3C=sheet(nosenyawa,8);
C4C=sheet(nosenyawa,9);
C5C=sheet(nosenyawa,10);
senyawa=sheet(:,2);
nosenyawa=x_choose(senyawa,judul,'cancel');
senyawa=sheet(nosenyawa,2);
C1D=sheet(nosenyawa,6);
C2D=sheet(nosenyawa,7);
C3D=sheet(nosenyawa,8);
C4D=sheet(nosenyawa,9);
C5D=sheet(nosenyawa,10);
function dT=suhureaktor(XA, T)
dT=((Ua/FA0*Ta)-
(XA.*deltaH)+(XA.*deltaCp*Tr)+(tetaiCpi*T0))./(Ua/FA0+XA.*deltaCp
+tetaiCpi)
endfunction
T0=873
XA0=0
XA=XA0:0.05:0.95
T=ode(T0,XA0,XA,suhureaktor)
XA=XA'
T=T'
disp('Tabel Hubungan Konversi (XA) Terhadap Suhu (T)')
disp(' XA T(K)')
disp([XA T])
clf
scf(1)
plot2d(XA,T,[2 -4 5])
xtitle('Hubungan Konversi (XA) Terhadap Suhu (T)','Konversi
(XA)','Suhu(K)')
xgrid(1)
E=1 // epsilon
nosenyawa=x_choose(senyawa,judul,'cancel');
senyawa=sheet(nosenyawa,2);
C1A=sheet(nosenyawa,6);
C2A=sheet(nosenyawa,7);
C3A=sheet(nosenyawa,8);
C4A=sheet(nosenyawa,9);
C5A=sheet(nosenyawa,10);
nosenyawa=x_choose(senyawa,judul,'cancel');
senyawa=sheet(nosenyawa,2);
C1B=sheet(nosenyawa,6);
C2B=sheet(nosenyawa,7);
C3B=sheet(nosenyawa,8);
C4B=sheet(nosenyawa,9);
C5B=sheet(nosenyawa,10);
dsheet=dataa(1);
senyawa=sheet(:,2);
nosenyawa=x_choose(senyawa,judul,'cancel');
senyawa=sheet(nosenyawa,2);
C1C=sheet(nosenyawa,6);
C2C=sheet(nosenyawa,7);
C3C=sheet(nosenyawa,8);
C4C=sheet(nosenyawa,9);
C5C=sheet(nosenyawa,10);
nosenyawa=x_choose(senyawa,judul,'cancel');
senyawa=sheet(nosenyawa,2);
C1D=sheet(nosenyawa,6);
C2D=sheet(nosenyawa,7);
C3D=sheet(nosenyawa,8);
C4D=sheet(nosenyawa,9);
C5D=sheet(nosenyawa,10);
Ta=1000;
Tr=298.15;
deltaH=206.17;
//E=epsilon
E=1
tetaiCpi=2*CpA+3*FB0/FA0*CpB
function dV=Volume(XA, V)
FA0=5;
k1=4.225*10^16;
k2=4.2254*10^16;
V0=7;
CA0=FA0/V0;
CA=(CA0.*(1-XA))./(1+(E*XA));
ra=(k1*CA)+(k2*CA);
dV=(FA0.*XA)./(ra);
endfunction
V0=7
XA0=0
XA=0:0.05:0.95
V=ode(V0,XA0,XA,Volume)
XA=XA'
V=V'
disp('Tabel Hubungan Konversi (XA) Terhadap Volume (liter)')
disp(' XA V(liter)')
disp([XA V])
scf(2)
plot2d(XA,V,2)
xtitle('Hubungan Konversi (XA) Terhadap Volume (V)','Konversi
(XA)','Volume (liter)')
xgrid(1)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Simulasi
4.1.1 Hubungan Konversi (XA) Terhadap Suhu (T)
Tabel 4.1 Hubungan Konversi (XA) Terhadap Suhu (T)
XA T(K)
0. 873.
0.05 917.00749
0.1 961.75408
0.15 1007.2785
0.2 1053.6221
0.25 1100.8302
0.3 1148.9515
0.35 1198.0393
0.4 1248.1515
0.45 1299.3513
0.5 1351.7081
0.55 1405.2981
0.6 1460.2053
0.65 1516.5227
0.7 1574.3532
0.75 1633.8117
0.8 1695.0265
0.85 1758.1418
0.9 1823.3204
0.95 1890.7467
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Metode pemodelan matematis dapat dihitung dengan memasukkan kondisi
X= 0.8, FA0=FB0=5 mol/s dan v0= 7 m3/s, sehingga didapat suhu keluar
sebesar 1766045.5 K dan volume reaktor alir pipa yang dibutuhkan adalah
sebesar 7 Liter
2. Reaksi pembuatan gas hidrogen dengan steam reforming berlangsung
secara eksotermis sehingga suhu reaksi semakin naik seiring dengan
peningkatan konversi reaktan menjadi produk.
3. Pada sistem aliran kontinyu volume akan tetap (tidak ada perubahan
volume), maka dari itu semakin tinggi konversi, volume reaktor yang
dibutuhkan adalah tetap yaitu 7 liter.
5.2 Saran
1. Perlu ketelitian saat menginput data, terutama terkait tanda titik dan koma.
2. Dibutuhkan pemahaman mengenai reaktor agar dapat membuat persamaan
neraca massa dan neraca panas secara tepat saat akan diaplikasikan dengan
scilab.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Oleh:
Endang Dwi Siswani Widyatmiko **)